Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS WAHAM

KELOMPOK VI:

ROSDIYANA UMANAHU

SUSMA DJABU

STEVANY A. RUMIMPUNU

VERONICA DAROMES

YUNIFER M. LOLOWANG

TUMBOL B. T. BRYLIAN

THEO K. LAITI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS LANJUTAN

POLTEKKES KEMENKES MANADO

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

A. DEFINISI
Waham adalah suatu keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan,
tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan
ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol (Direja, 2011).
Waham curiga adalah keyakinan seseorang atau sekelompok orang yang
berusaha merugikan atau mencederai dirinya, diucapkan berulang-ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan (Keliat, 2009).
Gangguan isi pikir adalah ketidakmampuan individu memproses stimulus
internal dan eksternal secara akurat. Gangguannya adalah berupa waham yaitu
keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas.
Keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budayanya, serta tidak dapat diubah dengan alasan yang logis. Selain itu
keyakinan tersebut diucapkan berulang kali (Kusumawati & Hartono, 2010).

B. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala Waham menurut Kusumawati & Hartono, (2010) yaitu
a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berfikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk, dan
pengorganisasian bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial).
b. Fungsi persepsi Depersonalisasi dan halusinasi
c. Fungsi emosi
Afek tumpul kurang respons emosional, afek datar, afek tidak
sesuai, reaksi berlebihan, ambivalen.
d. Fungsi motorik.
Imfulsif gerakan tiba-tiba dan spontan, gerakan yang diulang-
ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi stimulus yang jelas, katatonia.
e. Fungsi sosial kesepian
Isolasi sosial, menarik diri, dan harga diri rendah.

Tanda dan gejala pada klien dengan waham menurut Direja, (2011)
yaitu:
a. Terbiasa menolak makan
b. Tidak ada perhatian pada perawatan diri
c. Ekspresi wajah sedih dan ketakutan
d. Gerakan tidak terkontrol
e. Mudah tersinggung
f. Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan
g. Menghindar dari orang lain
h. Mendominasi pembicaraan
i. Berbicara kasar
j. Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan

C. KLARIFIKASI
Klarifikasi menurut yosel, (2011) yaitu :
1. Waham Kebesaran 
Meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulang kali tetapi tidak dengan kenyataan. 
Contoh : “ Saya ini didepartemen kesehatan loh “ atau “ saya punya tambang
emas”. 
2. Waham Curiga 
Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok berusaha
merugikan/mencederai dirinya, di ucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai.
Contoh ‘’saya  tahu….. seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya
karena mereka iri dengan kesuksesan saya”. 
3. Waham Agama 
Memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, di ucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. 
Contoh : “ kalau saya mau masuk surge, saya harus menggunakan pikiran
putih setiap hari”. 
4. Waham Somatic 
Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/ terserang penyakit, di
ucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan.
Contoh :“saya sakit kanker”setelah pemeriksaan laboratorium tidak
ditemukan tanda-tanda kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia
terserang kanker. 
5. Waham Nihilistis 
Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/ meninggal, di ucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. 
Contoh : “ ini kana lam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”

D. RENTANG RESPON

Rentang respon 

 Adaptif Maladaptif

Pikiran logis
Gangguan proses pikir: Waham
Pikiran kadang menyimpang Halusinasi
Persepsi akurat
illusi Kerusakan emosi
Reaksi
Emosi konsisten dengan

pengalaman Perilaku tidak sesuai


emosional berlebihan dan
Perilaku sosial
Hubungan sosial e.Perilaku tidak

sesuai
f.Menarik diri
Rentang respons neurobiologis Waham. (Sumber : Keliat, 2009)

E. FAKTOR PREDOSPOSISI
1. Faktor perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir dengan
gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga pematangan fungsi
intelektual dan emosi tidak efektif.
2. Faktor sosial budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham
3. Faktor psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peran ganda/bertentangan, dapat menimbulkan
ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap kenyataan
4. Faktor biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak ataupun pembesaran
ventrikel di otak.
5. Faktor genetik

F. FAKTOR PRESIPITASI
1. Faktor sosial budaya 
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti
atau diasingkan dari kelompok. 
2. Faktor biokimia
Dopamine, norepineprine, dan zat halusinogen lainnya diduga dapat menjadi
penyebab waham pada seseorang.
3. Faktor psikologis
Kecemasan yang memandang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi
masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari
kenyataan yang menyenangkan

G. MEKANISME KOPING
Menurut Yosep, (2011) perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi klien dari
pengalaman yang berhubungan dengan respon neurobiologist yang maladaptif
meliputi :
1. Regresi : berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk
mengatasi ansietas. 
2. Proyeksi : sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi 
3. Menarik diri
4. Pada keluarga : mengingkari 

H. POHON MASALAH
MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI

a. Data Mayor
1.data subjektif
a) Mengatakan dirinya mempunyai kekuasaan dan diucapkan beberapa kali
b) Mengatakan sesuatu agama secara berlebihan
c) Merasa curiga
d) Merasa cemburu
e) Merasa diancam diguna-guna
f) Merasa sebagai orang hebat
g) Merasa memiliki kekuatan yang luar biasa
h) Mengatakan merasa berada diluar tubuhnya
i) Merasa sudah mati

2. Data Objektif
a. Marah-marah tanpa sebab
b. Banyak kata (logorhoe)
c. Menyendiri
d. Sirkumtansial
e. Inkoheren
b. Data Minor
1. Data Subjektif
a. Merasa orang lain menjauh
b. Merasa tidak ada yang mau mengerti
2. Data Objektif
a. Marah-marah karena alasan sepele
b. Menyendiri

DIAGNOSA KEPERAWATAN JIWA

1. Gangguan persepsi sensori


SLKI
 Manajemen Halusinasi
 Fungsi sensori  Minimalisasi Rangsangan
 Orientasi kognitif  Pengekangan Kimiawi
 Proses informasi DAFTAR PUSTAKA
 Status neurologis
 Status orientasi Keliat, Budi Anna. (2006). Kumpulan & proses
Keperawatan masalah jiwa.
SIKI
Jakarta : FIK, Universitas Indonesia

Asis.R,dkk. (2003) Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang: RSJD Dr.

Aminogundotomo.

Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP

Bandung, 2000

Kusumawati dan Hartono. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba

Medika

Stuwart dan Sundeen, (2005). Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai