Jtptunimus GDL Janatung0a 6191 2 Babii
Jtptunimus GDL Janatung0a 6191 2 Babii
KONSEP DASAR
A. Pengertian
1. Sectio Caesaria
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
vagina atau suatu histerektomia untuk janin dari dalam rahim ( Mochtar,
Rustam.1998 ).
2. Pre Eklamsi
berat badan yang banyak ini disebabkan oleh retensi air dalam
1
jaringan dan kemudian baru edema nampak, edema ini tidak hilang
dengan istirahat.
adalah masa setelah proses pengeluaran janin yang dapat hidup di luar
organ interna berfungsi dalam ovulasi, sebagai tempat fertilisasi sel telur
a. Struktur Eksterna
2
1) Mons Pubis
hitam, kasar dan ikal pada masa pubertas, yakni sekitar satu sampai
dua tahun sebelum awitan haid. Fungsinya sebagai bantal pada saat
2) Labia Mayora
yang menutupi lemak dan jaringan ikat yang menyatu dengan mons
( muara vagina ).
3) Labia Minor
3
memungkinkan labia minora membengkak, bila ada stimulus
4) Klitoris
5) Prepusium Klitoris
menutupi klitoris.
6) Vestibulum
4
vestibulum yang tipis dan agak berlendir mudah teriritasi oleh
7) Fourchette
8) Perineum
tertukar,
b. Struktur Intenal
5
1) Ovarium
proprium.
normal.
6
menjelang persalinan. Hormone progesterone berfungsi untuk
3) Uterus
cekung yang tampak mirip buah pir terbalik. Pada wanita dewasa
memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan teraba padat.
fase sekresi.
7
Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi dengan
4) Dinding Uterus
5) Serviks
oleh jaringan ikat fibrosa serta sejumlah kecil serabut otot dan
jaringan elastis.
6) Vagina
8
7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior sekitar 9 cm. Ceruk
siklus menstruasi dan selama masa hamil. Sel-sel yang diambil dari
seks steroid.
2004).
2. Anatomi Fisiologi
a. Kulit
1) Lapisan Epidermis
9
dibentuk oleh lapisan germinal dalam epitel silindris dan mendatar
2) Lapisan Dermis
3) Lapisan subkutan
10
b. Fasia
fasia dan perut dalam fasia membentang dari bagian atas paha bagian
11
c. Otot perut
atas dan pubis di bagian bawah. Otot itu disilang oleh beberapa pita
abdominis.
Penyebab pre eklamsi sampai sekarang belum diketahui tetapi dewasa ini
banyak ditemukan sebab Pre eklamsi adalah iskemia placenta dan kelainan
yang menyertai penyakit ini adalah Spasmus, Arteriola, Retensi natrium dan air
12
Penyebab Pre Eklamsi sampai sekarang belum diketahui, telah terdapat
teori yang mencoba menerangkan sebab musabab penyakit tersebut, akan tetapi
tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat
dan uterus
2002) antara lain Nuliparitas, riwayat keluarga dengan Eklamsi dan pre
D. Patofisiologi
peningkatan curah jantung dan penurunan tekanan osmotik koloid pada pre
membuat perfusi ke unit janin utero plasenta. Vasospasme siklik lebih lanjut
13
Ada beberapa indikasi dilakukan tindakan operasi sectio caesaria
Pertama, kondisi yang dikarenakan pengaruh anastesi, luka akibat operasi dan
masa nifas, anastesi akan berpengaruh pada peristaltik usus, luka akibat operasi
dan masa nifas, anastesi akan berpengaruh pada peristaltik usus, otot
pernafasan dan kons pengaturan muntah. Sedangkan pada luka akibat operasi
akan menyebabkan perdarahan, nyeri serta proteksi tubuh kurang. Pada masa
nifas akan berpengaruh pada kontraksi uterus, lochea, dan laktasi. Kontraksi
uterus yang berlebihan akan menyebabkan nyeri hebat. Sedangkan pada lochea
Kondisi kedua adalah kondisi fisiologis yang terdiri dari tiga fase yaitu
taking in, taking hold, dan letting go. Pada fase taking in terjadi saat satu
sampai dua hari post partum, sedangkan ibu sangat tergantung pada orang lain.
Fase yang kedua terjadi pada 3 hari post partum, ibu mulai makan dan minum
sendiri, merawat diri dan bayinya. Untuk fase yang ketiga ibu dan
14
E. Manifestasi Klinik
a. Bila tekanan sistolik > 140 mmHg kenaikan 30 mmHg diatas tekanan
jarak 6 jam
b. Proteinuria sebesar 300 mg/dl dalam 25 jam atau > 1 gr/dl secara random
dengan memakai contoh urin siang hari yang dikumpulkan pada dua
kg dalam seminggu atau lebih. Tambahan ringan badan yang banyak ini
disebabkan oleh retensi air dalam jaringan dan kemudian baru edema
a. Tekanan Darah sistolik >160 mmHg dan diastolik > 110 mmHg pada dua
kali pemeriksaan yang setidaknya berjarak 6 jam dengan posisi ibu tirah
baring.
b. Proteinuria >5 gram dalam urin 24 jam atau lebih dari +3 pada
15
menggunakan contoh urin yang diperoleh cara bersih dan berjarak
setidaknya 4 jam
3. Eklamsia
c. Nyeri epigastrium
e. Mual, muntah.
Kelebihan :
Kekurangan :
16
1) Infeksi mudah menyebar secara intraabdominal karena tidak ada
spontan
Kelebihan :
4) Perdarahan kurang
Kekurangan :
17
G. Teknik Sectio caesaria
rongga perut dengan satu kasa panjang atau lebih. Peritoneum pada
segmen bawah uterus yang sudah tidak ditutup lagi oleh peritoneum serta
selebar 10 cm dengan ujung kanan dan kiri agak melengkung ke atas untuk
terbuka dan ketuban tampak, kemudian luka yang terakhir ini dilebarkan
terlebih dahulu. Sekarang ketuban dipecahkan dan air ketuban yang keluar
dalam uterus di belakang kepala janin dan dengan memegang kepala dari
18
melalui lubang insisi.Jika dialami kesulitan untuk melahirkan kepala janin
terus dilahirkan muka dan mulut terus dibersihkan. Tali pusat dipotong dan
diangkat sebelum luka uterus ditutp sama seklai. Jahitan otot uterus
dilakukan dalam dua lapisan yaitu lapisan pertama terdiri atas kahitan
simpul dengan cagut dan dimulai dari ujung yang satu ke ujung yang lain
dikemudian hari tidak besar, karena dalam masa nifas segmen bawah
19
Setelah dinding perut dan peritoneum pariatale terbuka pada gari
lengan dipasang beberapa kain kasa panjang antara dinding perut dan
dinding uterus untuk mencegah masuknya air ketuban dan darah ke rongga
kecil pada batang kantong ketuban untuk menghisap air ketuban sebanyak
tarikan pada kakinya.Setelah anak lahir korpus uteri dapat dilahirkan dari
dinding uterus ditutup dengan jahitan catgut yang kuat dalam dua lapisan,
b. Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas simfisis
20
c. Dalam rongga perut di sekitar rahim dilingkari dengan kasa
laparotomi
d. Dibuat insisi secara tajam dengan pisau pada segmen atasa rahim
Setelah janin lahir eluruhnya, tali pusat dijepit dan dipotong diantara
kedua penjepit.
21
4. Teknik seksio histerektomi
atau simpul.
pelvis
kronik bladder flap yang telah dibuat pada waktu seksio sesarea
kiri di bawah adneksa dari arah belakang. Dengan cara ini ureter akan
22
ligamentum latum sampai di daerah serviks, kandung kencing
tempat yang ama di sisi rahim dijepit dengan cunam kocher luurs.
dengan cara yang sama, dan iligasi secara transfiks dengan benang
catgut khronik.
dapat diangkat.
dijahitkan pada ujung kiri dan kanan puntung vagina, sehingga terjadi
23
adneksa yang telah dipotong dapat dijahitkan digantungkan pada
j. Setelah rongga perut dibersihkan dari sisa darah, luka perut ditutup
lama
a) Letak lintang
lain.
24
b) Letak bokong
2. Gawat Janin
Kontra indikasi
hidup kecil. Dalam hal ini tidak ada alasan untuk melakukan
operasi.
b) Janin lahir ibu mengalami infeksi yang luas dan fasilitas untuk
kurang memadai.
1. Adaptasi Fisiologi
25
a. Involusi
1) Involusi uterus
b. Lochea
26
Yaitu kotoran yang keluar dari liang senggama dan terdiri dari jaringan-
jaringan mati dan lendir berasal dari rahim dan liang senggama. Menurut
1) Lochea rubra
Berwarna merah, terdiri dari lendir dan darah, terdapat pada hari
kesatu dankedua.
2) Lochea sanguinolenta
Berwarna coklat, terdiri dari cairan bercampur darah dan pada hari ke-
3 - 6 post partum.
3) Lochea serosa
lendir, leucocyt dan jaringan yang telah mati, pada hari ke-7 - 10.
4) Lochea alba
Berwarna putih / jernih, berisi leucocyt, sel epitel, mukosa serviks dan
bakteri atau kuman yang telah mati, pada hari ke-1 – 2 minggu setelah
melahirkan.
2. Adaptasi psikososial
Ada 3 fase perilaku pada ibu post partum menurut Bobak, Lowdermik,
27
2) Beberapa hari setelah melahirkan akan menangguhkan keterlibatannya
ketidaknyamanan.
bayinya.
meningkat.
J. Penatalaksanaan
28
b. Pemberian tranfusi darah bila terjadi perdarahan partum yang hebat.
a. Periksa dan catat tanda – tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama
c. Mobilisasi
Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari tempat tidur
d. Pemulangan
( 2002 ).
1. Tujuan pengobatan
29
d. Persalinan harus dengan trauma yang sedikit jangan sampai
B. Dasar Pengobatan
a. Istirahat
d. Luminal 100 mg ( IM )
f.Induksi persalinan
yang teliti
e. BB ditimbang 2x sehari
i. Pemeriksaan darah
30
j. Makanan yang sedikit mengandung garam
dapat diberikan NH4cl + 4 gram sehari tapi jangan lebih dari 3 hari.
K. Komplikasi
1. Infeksi puerperal
peritonitis,sepsis.
2. Perdarahan
waktu Perdarahan banyak bisa timbul pada pembedahan jika cabang arteria
D. Komplikasi lain seperti luka kandung kemih, kurang kuatnya jaringan parut
pada dinding uterus sehingga bisa terjadi ruptur uteri pada kehamilan.
Tinjauan ulang catatan pre natal dan intra operatif dan adanya indikasi untuk
kelahiran caesarea.
2. Sirkulasi
31
3. Integritas ego
marah atau menarik diri klien/ pasangan dapat memiliki pertanyaan atau
4. Eliminasi
5. Makanan / Cairan
6. Neurosensori
7. Nyeri / Ketidaknyamanan
8. Pernafasan
9. Keamanan
parenteral bila digunakan, paten dan insisi bebas eritema, bengkak dan nyeri
tekan.
32
10. Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus aliran lochea sedang dan
Jumlah darah lengkap Hb/Ht, mengkaji perubahan dan pra operasi dan
kebutuhan individual.
M. Pathways Keperawatan
33
M. Pathways Keperawatan Hamil
Pre Eklamsi
( hipertensi, edema, Proteinuria )
Pembedahan Sectio Caesaria
Post Sectio Caesaria
Efek anastesi luka operasi sistem endokrin sistem reproduksi
penurunan kerja jaringan terputus progesteron dan esterogen
medula oblongata jaringan terbuka menurun uterus ovarium
penurunan saraf pernafasan prolaktin dan eksitosin meningkat kontraksi peningkatan
FSH & LH nyeri
penurunan reflek batuk proteksi tubuh produksi ASI meningkat menstruasi
Jalan nafas tidak efektif menurun imobilisasi isapan bayi lemah kuat persiapan
KB
pintu masuknya kuman peristaltik injeksi ASI perdarahan pelepasan
usus menurun desidua
Resti infeksi Kurangnya
perawatan perawatan volume cairan lochea
Konstipasi
Intoleran payudara tdk adekuat lochea stasis
aktivitas
efektif laktasi Inefektif
Resti infeksi
laktasi
Gambar 5 : pathways keperawatan
Sumber : Doengos , 2001
41
Carpenito ,2000
34
N. Diagnosa Keperawatan
pembedahan
nyeri
(Doenges,2001).
Itervensi :
35
a. Awasi frekuensi pernafasan
Intervensi
selanjutnya
Rasional : Nyeri dapat menyebabkan gelisah serta tekanan darah dan nadi
meningkat
36
d. Dorong penggunaan teknik relaksasi misal latihan nafas dalam
penyembuhan
KH :- Tidak ada tanda- tanda infeksi (rubor, tulor, dolor, tumor, dan
fungsiolaesa )
Intervensi
c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan pasien, teknik rawat luka
infeksius
37
d. Catat /pantau kadar Hb dan Ht
cairan
Intervensi :
menunjang intervensi
pengosongan
Rasional : Masa post operasi semakin lama durasi anestesi semakin besar
38
d. Periksa pembalut , banyaknya pendaraan
aktvitas
Intervensi :
b. Catat tipe anestesi yang di berikan pada saat intra partus pada waktu
klien sadar
39
Rasional : Dapat memberikan rasa tenang dan aman pada klien karena
koping emosional
peras.
Intervensi :
serat
mencegah konstipasi
40
KH : Ibu dapat membuat suatu keputusan berdasarkan informasi tentang
Intervensi :
tepat.
pertumbuhan optimal
Rasional : Menjaga agar ASI tetap bisa digunakan dan tetap higienis
bagi bayi.
41