05-Asset Accounting Erp Ke 13
05-Asset Accounting Erp Ke 13
ERP Finance
Asset Accounting
05 Finance
Abstract Kompetensi
Pada bab ini akan mengenai master Mahasiswa memiliki kemampuan
record asset accounting, standar untuk mendeskripsikan master
transaction in asset accounting, dan record asset accounting, standar
prosedur closing pasa asset transaction in asset accounting dan
accounting. prosedur closing pada asset
accounting.
Asst Accounting
b. Asset Class
Asset class merupakan kriteria utama ketika mendefinisikan sebuah aset. Setiap aset
harus di-assign ke satu asset class. Di dalam asset class, kita dapat mendefinisikan
parameter kontrol yang pasti dan nilai default untuk depresiasi dan master data lainnya. Asset
class sama seperti account group, bahwa asset class juga menentukan tampilan layar dari
asset master record dan memiliki number range.
Aset yang tidak muncul di line item yang sama pada neraca saldo biasanya di-assign
ke asset class yang berbeda. Sebagai tambahan, paling tidak terdapat satu asset class
khusus untuk assets under construction dan satu juga untuk aset yang bernilai rendah,
biasanya:
a. 4000 untuk assets under construction
b. 5000 untuk aset yang bernilai rendah
Gambar 5.1 Asset Class
c. Asset Valuation
Biasanya, saldo dan transaksi aset perlu divaluasi secara berbeda untuk beberapa tujuan
tertentu. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan metode valuasi yang berbeda untuk:
a. Laporan keuangan berdasarkan kebutuhan wilayah
b. Laporan keuangan untuk tujuan pajak
c. Controlling
d. Pelaporan keuangan paralel untuk kelompok laporan keuangan
e. Replacement value
d. Account Determination
Karena depreciation area di dalam akuntansi aset tidak muncul di general ledger, nilainya harus
di-post ke beberapa G/L account di dalam general ledger. G/L account kemudian digunakan di
dalam berbagai macam versi laporan keuangan.
G/L account berikut ini digunakan di berbagai macam versi laporan keuangan:
a. Akun neraca saldo, yang mencatat penyesuaian ke dalam nilai asset
b. Akun depresiasi untuk depresiasi dan apresiasi Penugasan dari G/L account ke
valuation area yang berbeda disimpan di satu account assignment key.
Account assignment key ini dimasukkan di dalam asset class dan muncul sebagai nilai standar
pada asset master record. Aset dari asset class yang sama memiliki account assignment key
yang sama, dengan kata lain, nilai mereka di-post ke dalam akun rekonsiliasi yang sama.
Untuk tujuan pelaporan, komponen dari suatu aset dapat disimpan di dalam asset
subnumbers, dan aset dapat dikombinasikan ke dalam group asset. Aset utama di-assign ke
subnumber 0, memungkinkan asset subnumber untuk di-assign sebagaimana yang
diinginkan. Sebuah group asset memiliki master data-nya sendiri. Beberapa aset utama dapat
di-assign ke group asset. Depresiasi dihitung pada tingkat group asset. Hal ini penting di
beberapa industri, seperti telekomunikasi.
Transaction type merupakan tambahan untuk asset posting key 70 (debit) dan 75 (kredit).
Transaction type harus dimasukkan ketika melakukan posting ke asset account. Transaction
type diperlukan untuk asset accounting karena transaction type menentukan tepat di mana
posting untuk aset terdaftar di asset history sheet.
Transaction type membedakan karakteristik dari berbagai asset posting, sebagai contoh:
a. Membeli atau menjual
b. Kredit memo
c. Akuisisi dari produksi internal
d. Posting penyesuaian
e. Masa pakai habis tanpa menghasilkan keuntung
f. Depresiasi dan apresiasi
b. Asset Transactions
Transaksi aset seperti akuisisi dan retirement dapat di-post dengan berbagai cara untuk
memenuhi kebutuhan bisnis dan organisasi dari perusahaan. Di dalam asset accounting, kita
dapat melakukan posting dengan cara-cara berikut:
a. Tanpa vendor atau purchase order, entri penyeimbang dibuat ke G/L clearing account
b. Jika investment management tidak digunakan, asset under construction dapat di-post
secara langsung di dalam asset accounting. Ketika aset telah lengkap, maka:
a) Master data harus dibuat (jika belum ada) untuk asset
b) Nilai dari akun asset under construction harus dilunasi ke satu atau lebih aset
lengkap. Biayanya didistribusi ke satu atau lebih aset dengan bantuan settlement
rule (aturan pembayaran).
d. Asset Explorer
Asset explorer menawarkan tampilan keseluruhan dari akivitas untuk sebuah aset. Kita dapat
melihat transaksi yang telah di-post ke dalam aset dan juga depresiasi yang telah
direncanakan maupun yang telah di-post untuk setiap depreciation area, periode, maupun
untuk setiap tahun fiskal. Kita dapat melihat rincian dari transaksi akuntansi. Selain itu, kita
dapat dengan mudah berpindah untuk melihat aset lain tanpa meninggalkan layar.
b. Inventory
Kita dapat membuat satu atau lebih daftar persediaan dengan sistem SAP untuk proses
persediaan. Daftar tersebut diberikan kepada para karyawan yang melakukan tugas
berkaitan dengan persediaan. Para karyawan ini mencatat semua selisih di daftar tersebut
dan meneruskannya ke departemen akuntansi. Para karyawan di bagian akuntansi
memasukkan koreksi yang diperlukan ke dalam sistem.
Semua depresiasi pada awalnya disimpan dalam format nilai terencana di dalam asset
accounting. Hanya setelah depreciation posting run selesai dijalankan, depresiasi akan di-
post di asset accounting dan di general ledger. Depresiasi di-post ke akun depresiasi yang
berhubungan di general ledger dan ke objek management accounting yang di-assign ke
master record.
Asset history sheet merupakan evaluasi yang paling penting dan paling lengkap untuk
proses penutupan. Seperti laporan keuangan, struktur dari asset history sheet disusun
berdasarkan persyaratan spesifik untuk setiap negara tertentu. Kita juga dapat membuat
banyak versi asset history sheet.
Setiap versi asset history sheet berisi berbagai pengelompokan history sheet, seperti
berikut:
a. Nilai buku pada awal tahun fiskal
Daftar Pustaka
___. 2006. Handbook AC010 Business Processes in Financial Accounting.