Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

ERP Finance

Asset Accounting

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Pascasarjana PPAk 191522005 Dosen Pengampu Matakuliah ERP

05 Finance

Abstract Kompetensi
Pada bab ini akan mengenai master Mahasiswa memiliki kemampuan
record asset accounting, standar untuk mendeskripsikan master
transaction in asset accounting, dan record asset accounting, standar
prosedur closing pasa asset transaction in asset accounting dan
accounting. prosedur closing pada asset
accounting.
Asst Accounting

Definisi Asset Accounting

Di dalam asset accounting, kita mengenal istilah depresiasi. Pujawan (2004:193)


mendefinisikan depresiasi sebagai penurunan nilai suatu properti atau aset karena waktu dan
pemakaian.
Pujawan (2004:193) menyatakan bahwa depresiasi pada suatu properti atau aset biasanya
disebabkan karena satu atau lebih faktor-faktor berikut:
a. Kerusakan fisik akibat pemakaian dari alat atau properti tersebut
b. Kebutuhan produksi atau jasa yang lebih baru dan lebih besar
c. Penurunan kebutuhan produksi atau jasa
d. Properti atau aset tersebut menjadi usang karena adanya perkembangan teknologi
e. Penemuan fasilitas-fasilitas yang bisa menghasilkan produk yang lebih baik dengan ongkos
yang lebih rendah dan tingkat keselamatan yang lebih memadai

Master Records in Asset Accounting


a. Assets
Setiap aset merupakan milik company code dan business area. Semua posting yang
dibuat untuk aset (akuisisi, depresiasi, dan lain-lain) di-post ke dalam company code dan
business area yang berhubungan. Sebagai tambahan, kita dapat meng-assign aset ke
berbagai objek Management Accounting (cost center, internal order, activity type, dan lain-
lain) dan organizational unit untuk logistik (hanya untuk kegunaan seleksi dan pelaporan saja).

b. Asset Class
Asset class merupakan kriteria utama ketika mendefinisikan sebuah aset. Setiap aset
harus di-assign ke satu asset class. Di dalam asset class, kita dapat mendefinisikan
parameter kontrol yang pasti dan nilai default untuk depresiasi dan master data lainnya. Asset
class sama seperti account group, bahwa asset class juga menentukan tampilan layar dari
asset master record dan memiliki number range.

Aset yang tidak muncul di line item yang sama pada neraca saldo biasanya di-assign
ke asset class yang berbeda. Sebagai tambahan, paling tidak terdapat satu asset class
khusus untuk assets under construction dan satu juga untuk aset yang bernilai rendah,
biasanya:
a. 4000 untuk assets under construction
b. 5000 untuk aset yang bernilai rendah
Gambar 5.1 Asset Class

c. Asset Valuation
Biasanya, saldo dan transaksi aset perlu divaluasi secara berbeda untuk beberapa tujuan
tertentu. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan metode valuasi yang berbeda untuk:
a. Laporan keuangan berdasarkan kebutuhan wilayah
b. Laporan keuangan untuk tujuan pajak
c. Controlling
d. Pelaporan keuangan paralel untuk kelompok laporan keuangan
e. Replacement value

Gambar 5.2 Depresistion area


Untuk menyimpan lebih dari satu dasar valuasi, depreciation area disimpan di dalam sistem
SAP.

Transaction figure yang terpisah disimpan di setiap area:


a. Per aset dan depreciation area
b. Untuk komponen nilai individu, seperti saldo, depresiasi, nilai buku yang tersisa
Di dalam asset master record, data yang berbeda untuk valuation area disimpan. Data-data
tersebut mengontol kalkulasi dari depresiasi normal dan khusus untuk valuation area masing-
masing. Kita dapat menggunakan metode depresiasi yang berbeda untuk prosedur bisnis yang
umum dari metode depresiasi yang diwajibkan oleh bagian pajak.

d. Account Determination

Karena depreciation area di dalam akuntansi aset tidak muncul di general ledger, nilainya harus
di-post ke beberapa G/L account di dalam general ledger. G/L account kemudian digunakan di
dalam berbagai macam versi laporan keuangan.

G/L account berikut ini digunakan di berbagai macam versi laporan keuangan:
a. Akun neraca saldo, yang mencatat penyesuaian ke dalam nilai asset
b. Akun depresiasi untuk depresiasi dan apresiasi Penugasan dari G/L account ke
valuation area yang berbeda disimpan di satu account assignment key.

Account assignment key ini dimasukkan di dalam asset class dan muncul sebagai nilai standar
pada asset master record. Aset dari asset class yang sama memiliki account assignment key
yang sama, dengan kata lain, nilai mereka di-post ke dalam akun rekonsiliasi yang sama.

e. Group Assets and Subnumbers

Untuk tujuan pelaporan, komponen dari suatu aset dapat disimpan di dalam asset
subnumbers, dan aset dapat dikombinasikan ke dalam group asset. Aset utama di-assign ke
subnumber 0, memungkinkan asset subnumber untuk di-assign sebagaimana yang
diinginkan. Sebuah group asset memiliki master data-nya sendiri. Beberapa aset utama dapat
di-assign ke group asset. Depresiasi dihitung pada tingkat group asset. Hal ini penting di
beberapa industri, seperti telekomunikasi.

Gambar 5.3 Group asset and subnumbers

Standard Accounting Transactions in Asset Accounting


a. Transaction Type

Transaction type merupakan tambahan untuk asset posting key 70 (debit) dan 75 (kredit).
Transaction type harus dimasukkan ketika melakukan posting ke asset account. Transaction
type diperlukan untuk asset accounting karena transaction type menentukan tepat di mana
posting untuk aset terdaftar di asset history sheet.
Transaction type membedakan karakteristik dari berbagai asset posting, sebagai contoh:
a. Membeli atau menjual
b. Kredit memo
c. Akuisisi dari produksi internal
d. Posting penyesuaian
e. Masa pakai habis tanpa menghasilkan keuntung
f. Depresiasi dan apresiasi

b. Asset Transactions

Transaksi aset seperti akuisisi dan retirement dapat di-post dengan berbagai cara untuk
memenuhi kebutuhan bisnis dan organisasi dari perusahaan. Di dalam asset accounting, kita
dapat melakukan posting dengan cara-cara berikut:
a. Tanpa vendor atau purchase order, entri penyeimbang dibuat ke G/L clearing account

b. Ke vendor, namun tanpa referensi ke purchase order


c. Melalui Materials Management menggunakan fungsi purchase order, goods receipt, dan
invoice receipt
Ketika melakukan posting ke akun dari dua buku pembantu, yaitu ke aset dan ke vendor, akun
rekonsiliasi dari kedua buku pembantu di-update di general ledger.
Gambar 5.4 Document Entry Screen for Asset Acquisition

c. Assets Under Construction


Biaya untuk asset under construction dapat dikelola dengan dua cara, yaitu:

a. Di komponen aplikasi investment management, kita dapat membuat, melakukan posting,


dan mengelola investment order atau proyek investment management. Pesanan dan
proyek ini kemudian dicocokkan dengan asset under construction. Investment
management menyediakan fungsi yang luas untuk mendukung prosedur investasi.

b. Jika investment management tidak digunakan, asset under construction dapat di-post
secara langsung di dalam asset accounting. Ketika aset telah lengkap, maka:
a) Master data harus dibuat (jika belum ada) untuk asset
b) Nilai dari akun asset under construction harus dilunasi ke satu atau lebih aset
lengkap. Biayanya didistribusi ke satu atau lebih aset dengan bantuan settlement
rule (aturan pembayaran).
d. Asset Explorer

Asset explorer menawarkan tampilan keseluruhan dari akivitas untuk sebuah aset. Kita dapat
melihat transaksi yang telah di-post ke dalam aset dan juga depresiasi yang telah
direncanakan maupun yang telah di-post untuk setiap depreciation area, periode, maupun
untuk setiap tahun fiskal. Kita dapat melihat rincian dari transaksi akuntansi. Selain itu, kita
dapat dengan mudah berpindah untuk melihat aset lain tanpa meninggalkan layar.

Gambar 5.5 Asset Explorer

Gambar 5.6 Asset Explorer

Closing Procedures in Asset Accounting


a. Asset Closing
Penutupan dapat secara kasar dibagi menjadi dua tipe, yaitu:
a. Persyaratan legal (diwajibkan oleh pemerintah)

‘20 ERP Finance


7 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
b. Tugas teknikal dan organisasi (langkap persiapan yang diperlukan secara teknikal
atau yang mendukung accounting organization)
Dengan fiscal year change program, tahun baru pun dibuka. Hal ini memungkinkan kita untuk
melakukan posting ke aset di tahun fiskal yang baru.
Year-End Closing Program mengecek apakah:
a. Depresiasi dan nilai aset di-post secara keseluruhan
b. Aset berisi error atau tidak sempurna
Jika program tersebut tidak menemukan error, program tersebut melakukan update tahun
fiskal yang baru ditutup untuk setiap depreciation area dan program tersebut memblok
posting di asset accounting untuk tahun fiskal yang telah ditutup.

Gambar 5.7 Asset closing operations

Langkah-langkah penutupan di dalam asset accounting adalah sebagai berikut:


a. Pada awal tahun fiskal yang baru, penyesuaian teknikaldilakukan,yangmembandingkan
transaction figure di asset accounting dengan figure yang berhubungan di G/L account.
b. Setelah itu, persediaan diambil dan posting penyesuaian dibuat, apabila ada koreksi yang
perlu dilakukan.
c. Depreciation posting run melakukan posting depresiasi ke general ledger. Karena hanya
satu depreciation area dapat melakukan posting asetnya ke general ledger di real time,
sebagai tambahan, depreciation area yang bersangkutan di-post ke general ledger
menggunakan periodic asset account posting program. Posting untuk depresiasi
tambahan ini diperlukan hanya di beberapa negara.
d. Sistem akan melakukan periodic posting ke dalam akun neraca saldo, kemudian
menjalankan - year-end closing program.

‘20 ERP Finance


8 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
e. Kita sekarang dapat membuat asset history sheet, yang menampilkan nilai buku awal
dan akhir dari aset dan transaksi yang terkait di dalamnya.

b. Inventory

Kita dapat membuat satu atau lebih daftar persediaan dengan sistem SAP untuk proses
persediaan. Daftar tersebut diberikan kepada para karyawan yang melakukan tugas
berkaitan dengan persediaan. Para karyawan ini mencatat semua selisih di daftar tersebut
dan meneruskannya ke departemen akuntansi. Para karyawan di bagian akuntansi
memasukkan koreksi yang diperlukan ke dalam sistem.

Gambar 5.8 Inventory

c. Depreciation Posting Run

Semua depresiasi pada awalnya disimpan dalam format nilai terencana di dalam asset
accounting. Hanya setelah depreciation posting run selesai dijalankan, depresiasi akan di-
post di asset accounting dan di general ledger. Depresiasi di-post ke akun depresiasi yang
berhubungan di general ledger dan ke objek management accounting yang di-assign ke
master record.

d. Asset History Sheet

Asset history sheet merupakan evaluasi yang paling penting dan paling lengkap untuk
proses penutupan. Seperti laporan keuangan, struktur dari asset history sheet disusun
berdasarkan persyaratan spesifik untuk setiap negara tertentu. Kita juga dapat membuat
banyak versi asset history sheet.
Setiap versi asset history sheet berisi berbagai pengelompokan history sheet, seperti
berikut:
a. Nilai buku pada awal tahun fiskal

‘20 ERP Finance


9 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
b. Akuisisi
c. Retirement
d. Posting penyesuaian
e. Depresiasi
f. Nilai buku pada akhir tahun fiskal

Gambar 5.9 Asset History Sheet

Daftar Pustaka
___. 2006. Handbook AC010 Business Processes in Financial Accounting.

‘20 ERP Finance


10 Dosen Pengampu
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai