Anda di halaman 1dari 8

TUGAS KONSEP DASAR KEPERAWATAN II DIABETES MELITUS

MODUL 2.1 MANAJEMEN MODIFIKASI GAYA HIDUP

AKTIFITAS 2.1.3

SOAL 8

NUR FADILLAH M

(PO714201171031)

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

DIV KEPERAWATAN

2020
ARTIKEL PENGATURAN DIET SEBAGAI BAGIAN

PENTING MANAJEMEN DIABETES MELLITUS

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun atau kronis yang ditandai oleh
hiperglikemia, yaitu kadar glukosa darah melebihi nilai normal. Penyakit yang biasa disebut
diabetes atau DM ini akan menimnulkan komplikasi yang berakibat fatal, seperti penyakit
jantung, penyakit ginjal, kebutaan, amputasi, dan mudah mengalami ateroklerosis jika dibiarkan
tidak terkendali.

Disamping pengobatan, pengaturan pola makan merupakan hal yang sangat penting. Karena
meskipun minum obat secara teratur, tetapi tidak mematuhi aturan makan (misalnya kelebihan
jumlah kalori yang dikonsumsi dari makanan yang mengandung kadar glukosa tinggi, seperti
gula meja, kue- kue manis, minuman manis, atau buah- buahan manis ( seperti lengkeng atau
anggur ) akan mengakibatkan kenaikan kadar gula darah yang dapat membahayakan diabtesi).

Sesuai dengan perkembangannya, komposisi diet untuk diabetes selalu mengalami perubahan.
Saat ini pedoman diet untuk diabetes mellitus di Indonesia memiliki presentase kerbohidrat lebih
tinggi, yaitu 60- 70 % dari total kebutuhan kalori.

Tujuan pengaturan makanan diet bagi diabetes adalah untuk mempertahankan kadar glukosa
darah agar mendekati normal. Caranya adalah dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan
insulin (endogenous atau exogenous), mempertahankan berat badan normal, dan memberikan
cukup zat gizi (untuk memlihara tingkat kesehatan optimal dan aktivitas normal). Pengaturan
makanan disesuaikan dengan kondisi fisiologis, seperti hamil, memiliki penyakit hati, penyakit
paru, kelainan ginjal, dan lain- lain. Perlu diperhatikan, pengaturan diet makanan sebaiknya
dapat menimbulkan selera diabetes untuk mengonsumsinya.

Natural Care Process (NCP) merupakan prosedur standar penatalaksanaan diet yang digunakan
untuk memecahkan permasalahan gizi dengan didahului tahapan pengkajian data yang akurat
untuk menghasilkan suatu pelayanan gizi yang berkualitas, aman dan tepat. (ADA, 2013).

Pengkajian data yang tepat meliputi data- data dasar seperti :


A – Antropometri yaitu data dimensi tubuh dari pasien misalnya berat badan, tinggi badan, dan
ketebalan lemak tubuh.

B – data – data hasil pemeriksaan laboratorium/ data Biokimia.

C – data hasil pemeriksaan physic/ Clinic.

D – data – data riwayat asupan makan dari pasien/ Dietary History.

Penentuan Kebutuhan Energi

Kebutuhan energy seseorang dalam sehari adalah hasil penjumlahan dari kebutuhan energy
basal, energy untuk metabolism makanan yang dimakan dan energy untuk aktivitas (Ireton-
jones, 2013). Hal- hal yang mempengaruhi kebutuhan energy antara lain adalah : usia, komposisi
tubuh, ukuran tubuh, suhu, dan jenis kelamin. Kebutuhan energy seseorang bisa ditentukan
dengan cara pengukuran langsung menggunakan alat pengukur energy seperti indirect
calorimety ataupun diperkirakan melalui rumus tertentu. Salah satu rumus yang digunakan untuk
kebutuhan energy adalah rumus kebutuhan energy untuk pasien DM berdasarkan consensus
perkeni (perkeni, 2011).

Tahapan perhitungan kebutuhan zat gizi sebagai berikut :

a. Menentukan kebutuhan energy basal (gunakan data antropometri pada awal kegiatan
assessment data : berat badan actual pasien ).
Kebutuhan energy basal laki- laki : 30 kcal/ Kg BB (actual)
Kebutuhan energy basal wanita : 25 kcal. Kg BB (actual)
Index Massa Tubuh (IMT) : BB (Kg) / TB 2 (m).
b. Mempertimbangkan factor koreksi.

Koreksi umur

40- 59 tahun : - 5 % dari total energy total basal

60- 69 tahun : - 10 % dari total energy basal.

>70 tahun : - 20 % dari total eneri basal.


Aktivitas fisik

 Diabetes dalam kondisi istirahat (bed rest + 10 % dari total energy basal)
 Diabetes dalam aktivitas ringan ( melakukan pekerjaan rumah ringan + 20 % dari
total energy basal).
 Diabetes dengan aktivitas sedang ( melakukan aktivitas bekerja dikantor atau
bekerja tanpa aktivitas fisik ) + 30 % dari total energy basal.
 Diabetes dengan aktivitas berat ( melakukan aktivitas bekerja di kantor/ dengan
aktivitas fisik, olahragawan) + 50 % dari total energy basal.

Berat badan

Setelah menghitung hasil perbandingan berat badan dan tinggi badan, akan diperoleh
kesimpulan indeks massa tubuh ( IMT). Koreksi kebutuhan energy akan dilakukan
dengan memperhatikan IMT sebagai berikut :

 Over weight – obesitas (IMT > 25 )


(-) 20- 30 % dari total energy basal
 Underweight- kurus ( IMT < 18)
(+) 20- 30 % dari total energy basal.

Prinsip Penting Pengaturan Diet pada Diabetesi

Hal penting yang harus diingat oleh seorang diabetes adalah 3 J.

Jadwal :

Mengatur jadwal makan bagi seorang diabetes sangat penting. Makan utama 3 kali sehari akan
membantu menjaga kestabilan pengaturan glukosa darah. Jadwal makan seorang diabetes
hendaknya sesuai dengan jadwal pemberian obat anti diabetes.

Jenis :
Memilih jenis makanan yang tepat untuk seorang diabetesi sangat penting. Pada dasarnya
seorang diabetes dapat mengkonsumsi makanan apa saja asalkan jumlah kalori yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan energy per hari yang dibutuhkan.

Jumlah :

Mengonsumsi makanan dengan jumlah yang tepat pada seorang diabetes sangat penting.
Mengonsumsi makanan dalam jumlah yang tepat akan menjaga kestabilan gukosa darah dan
keseimbangan energy pada diabetesi sehingga tidak terjadi keseimbangan energy positif (asupan
makanan lebih besar dari jumlah energy yang dikeluarkan). Pengaturan asupan makanan
sebaiknya memperhatikan komposisi antropometri tubuh, usia, jenis kelamin, aktivitas dan factor
stress.

Tips Mengelola Penyakit Diabetes Mellitus

1. Merencanakan pola makan dengan mengikuti prinsip 3 J ( jumlah dihabiskan, jadwal


diikuti, dan jenis bahan makanan dipatuhi). Jadwal makanan untuk penderita diabetes
mellitus adalah 3 kali makanan utama, dan 3 kali makanan selingan dengan interval
makan setiap 3 jam.
2. Menhindari gula sederhana atau gula murni.
3. Lebih banyak mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti nasi beras merah, gandum,
kentang, dan sereal.
4. Mengonsumsi lebih banyak serat.
5. Mengurangi makanan berlemak. Makanan sebaiknya diolah dengan cara di pangganng, di
kukus, direbus, disetup, dan di bakar.
6. Melakukan olahraga secara rutin dan teratur.

Bahan makanan yang tidak dianjurkan


a. Makanan yang mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula aren, selai,
jelly, sirup, susu kental manis, kue yang manis, cake, dodol, buah- buahan yang
diawetkan dengan gula, ice cream, dan soft drink.
b. Makanan yang mengandung banyak lemak, seperti fast food, gorengan, dan cake.
c. Makanan yang meengandung banyak natrium, seperti telur asin, kornet, ikan asin,
dendeng. Selain itu, bumbu seperti soda kue, ragi, penyedap rasa (MSG) dan garam
dapur.

Syarat – syarat pemberian Diet

1. Energy cukup sesuai dengan kebutuhan berdasarkan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik,
berat badan, dan tinggi badan. Makanan dibgai dalam 3 porsi besar, yaitu makan pagi 20
%, makan siang 30 %, makan malam 25 %, dan 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan
(masing- masing 10- 15 %).
2. Protein 10- 15 % dari total kebutuhan energy. Protein yang digunakan hendaknya yang
memiliki nilai cerna tinggi.
3. Lemak sedang 20- 25 % dari kebutuhan energy total. Dengan komposisi lemak jenuh <
10 %, lemak tak jenuh ganda 10 %, sisanya lemak tak jenuh tunggal. Asupan kolesterol
dibatasi < 300 mg/ hari
4. Karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan enegi total, yaitu 60- 70 %.
5. Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak diperbolehkan, kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali,
penggunaan gula murni 5 % dari kebutuhan energy total.
6. Penggunaan gula alternative dibatasi. Penggunaan fraktosa 20 % dari kebutuhan energy
total dapat meningkatkan kolesterol dan LDL (kolesterol jahat) sedangkan penggunaan
gula alcohol dalam jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif.
7. Asupan serat 25 gr/ hari dengan mengutamakan serat larut dalam air yang terdapat dalam
sayur dan buah. Konsumsi menu seimbang memenuhi kebutuhan serat dalam sehari.
8. Bila diabetes memiliki tekanan darah tinggi, asupan garam dikurangi namun, bila tekanan
darah normal diperblehkan mengonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur sebanyak
300 mg/ hari.
9. Vitamin dan mineral sesuia dengan kebutuham. Bila asupan makanan sudah tercukupi,
penambahan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan. Selain syarat-
syarat tersebut diatas, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan bahan
makanan yang diperbolehkan, dibatasi, atau dihindari bagi diabetesi. Termasuk
pengetahuan tentang indeks glikemik pangan agar dapat menyusun hidangan yang tidak
cepat meningkatkan kadar glukosa darah.

Menu Sehat Untuk Pengidap Diabetes Mellitus

Makanan mempunyai peranan penting bagi siapapun. Terlebih bagi para pengidap penyakit
tertentu. Kita harus tahu bagaimana sebaiknya pengaturan makanan yang sesuai dengan sifat
penyakit tersebut, termasuk mengetahui seberapa banyak zat gizi yang dibutuhkan. Mulai dari
bahan makanan yang dianjurkan sampai cara pengolahannya. Kekeliruan dalam mengonsumsi
makanan tertentu dapat mengundang masalah baru.
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Dian., & Achamad Rudijanto, 2015, Penatalaksanaan Gizi Pada Diabetes Mellitus.
Malang: Danar Wijaya.

Kingham, Karen, 2009, Makan Oke Hidup Oke dengan Diabete. Jakarta: Erlangga.

Krisna, Tuti., & Rina Yenrina, Dini Rasjmida, 2014, Diet Sehat untuk Penderita Diabetes
Mellitu, Jakarta: Penebar Swadaya.

Febry ayu, 2008, Sajian sehat dan Lezat untuk Penderita Diabetes, Jakarta: Demedia Pustaka.

Rusilanti, 2008, Menu Sehat untuk Pengidap Diabetes mellitus, Jakarta: PT. Kawam Pustaka.

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1352/4/Chapter2.pdf

Anda mungkin juga menyukai