Anda di halaman 1dari 8

PENGATURAN DIET SEBAGAI BAGIAN PENTING DARI

MANAJEMEN DM

DISUSUN OLEH :

SAFIRA INSAN BRILLIANTY


(PO.62.20.1.19.429)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENEKES PALANGKA RAYA


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER V
TAHUN 2021/2022
1
PENGATURAN DIET SEBAGAI BAGIAN PENTING DARI MANAJEMEN DM

Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit menahun atau kronis yang ditandai
oleh hiperglikemia, yaitu kadar glukosa darah melebihi nilai normal. Penyakit yang biasa
disebut diabetes atau DM ini akan menimbulkan komplikasi yang berakibat fatal, seperti
penyakit jantung, penyakit ginjal, kebutaan, amputasi, dan mudah mengalami
aterosklerosis jika dibiarkan tidak terkendali.
Disamping pengobatan, pengaturan pola makan merupakan hal yang sangat
peting. Karena meskipun minum obat secara teratur, tetapi tidak mematuhi aturan makan
(misalnya kelebihan jumlah kalori yang dikonsumsi dari makanan yang mengandung
kadar glukosa tinggi, seperti gula meja, kue-kue manis, minuman manis, atau buah-
buahan manis (sepertii lengkeng atau anggur) akan mengakibatkan kenaikan kadar gula
darah yang dapat membahayakan diabetesi).
Sesuai dengan perkembangannya, komposisi diet untuk diabetesi selalu
mengalami perubahan. Saat ini pedoman diet untuk diabetes mellitus di Indonesia
memiliki persentase karbohidrat lebih tinggi, yaitu 60-70% dari total kebutuhan kalori.
Tujuan pengaturan makanan diet bagi diabetes adalah untuk memepertahankan kadar
glukosa darah agar mendekati normal. Caranya adalah dengan menyeimbangkan asupan
makanan dengan insulin (endogenous atau exogenous), mempertahankan berat badan
normal, dan memberikan cukup zat gizi (untuk memelihara tingkat kesehatan optimal dan
aktivitas normal). Pengaturan makanan disesuaikan dengan kondisi fisiologi, seperti
hamil, memiliki penyakit hati, penyakit paru, kelainan ginjal, dan lain-lain. Perlu
diperhatikan, pengaturan diet makanan sebaiknya dapat menimbulkan selera diabetes
untuk mengonsumsinya.
Nutritional care process (NCP) merupakan prosedur standar penatalaksanaan diet
yang digunakan untuk memecahkan permasalahan gizi dengan didahului tahapan
pengkajian data yang akurat untuk menghasilkan suatu pelayanan gizi yang berkualitas,
aman dan tepat (ADA,2013).
Pengkajian data yang tepat meliputi data-data dasar seperti :

2
A Antropometri yaitu data dimensi tubuh dari pasien misalnya berat badan, tinggi badan
dan ketebalan lemak tubuh.
B data-data hasil pemeriksaan laboratorium/data Biokimia
C data hasil pemeriksaan physic/Clinic
D dan data riwayat asupan makan dari pasien/Dietary history

Penentuan Kebutuhan Energi


Kebutuhan energi seseorang dalam sehari adalah hasil penjumlahan dari
kebutuhan energi basal, energi untuk metabolism makanan yang dimakan dan energi
untuk aktivitas (Ireton-jones,2013). Hal-hal yang mempengaruhi kebutuhan energi antara
lain adalah: usia, komposisitubuh, ukuran tubuh, suhu dan jenis kelamin. Kebutuhan
energi seseorang bisa ditentukan dengan cara pengukuran langsung menggunakan alat
pengukur energi seperti indirect calorimety ataupun diperkirakan melalui rumus tertentu.
Salah satu rumus yang digunakan untuk kebutuhan energy adalah rumus kebutuhan
energi untuk pasien DM berdasarkan konsensus perkeni (perkeni, 2011).

Tahapan perhitungan kebutuhan zat gizi sebagai berikut :


a) Menentukan kebutuhan energy basal (gunakan data antropometri pada
awal kegiatan assessment data : berat badan aktual pasien)
kebutuhan energi basal laki-laki : 30 Kcal / Kg BB (aktual)
kebutuhan energi wanita : 25 Kcal / Kg BB (aktual)
Indeks masa tubuh (IMT) : BB(kg)/TB2(m)
b) Mempertimbangkan faktor koreksi
Koreksi umur
40-59 tahun: -5% dari total energi basal
60-69 tahun: -10% dari total energi basal
>70 tahun : -20% dari total energi basal
Aktivitas fisik
 Diabetisi dalam kondisi istirahat (bed rest) +10% dari total energi basal

3
 Diabetisi dalam aktivitas ringan (melakukan pekerjaan rumah ringan)
+20% dari total energi basal
 Diabetisi dengan aktivitas sedang (melakukan aktivitas bekerja dikantor
atau bekerja tanpa aktivitas fisik) +30% dari total energi basal

 Diabetisi dengan aktivitas berat (melakukan aktivitas bekerja di


kantor/dengan aktivitas fisik, olahragawan) +50% dari total energi basal

Berat badan

Setelah menghitung hasil perbandingan berat badan dan tinggi badan, akan
diperoleh kesimpulan indeks masa tubuh (IMT). Koreksi kebutuhan energi
akan dilakukan dengan memperhatikan IMT sebagai berikut :

 Over weight – obesitas (IMT >25)

(-) 20 – 30% total energi basal

 Underweight – kurus (IMT <18)

 (+) 20 – 30% total energi basal

Prinsip Penting Pengaturan Diet Pada Diabetisi

Hal penting yang harus diigat oleh seorang diabetisi adalah 3 J

 Jadwal :

Mengatur jadwal makan bagi seorang diabetisi sangat penting. Makan utama 3
kali sehari akan membantu menjaga kestabilan pengaturan glukosa darah. Jadwal
makan seorang diabetisi hendaknya sesuai dengan jadwal pemberian obat anti
diabetes.

 Jenis :

Memilih jenis makanan yang tepat untuk seorang diabetisi sangat penting. Pada
dasarnya seorang diabetisi dapat mengkonsumsi makanan apa saja asalkan jumlah
kalori yang diberikan sesuai dengan kebutuhan energi per hari yang dibutuhkan.

 Jumlah :

4
Mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang tepat pada seorang diabetisi sangat
penting. Mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang tepat akan menjaga
kestabilan glukosa darah dan keseimbangan energi pada diabetisi sehingga tidak
terjadi keseimbangan energi positif (asupan makanan lebih besar dari jumlah
energi yang dikeluarkan). Pengaturan asupan makanan sebaiknya memperhatikan
komposisi antropometri tubuh, usia, jenis kelamin, aktivitas dan faktor stres.

Tip Mengelola Penyakit Diabetes Mellitus

1. Merencanakan pola makan dengan mengikuti prinsip 3J (jumlah dihabiskan, jadwal


diikuti, dan jenis bahan makanan dipatuhi). Jadwal makan untuk penderita diabetes
mellitus adalah 3 kali makanan utama dan 3 kali makanan selingan dengan interval
makan setiap 3 jam.

2. Menghindari gula sederhana atau gula murni.

3. Lebih banyak mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti nasi beras merah, gandum,
kentang, dan sereal.

4. Mengonsumsi lebih banyak serat.

5. Mengurangi makanan berlemak. Makanan sebaiknya diolah dengan cara dipanggang,


dikukus, direbus, disetup, dan dibakar (dipanggang).

6. Melakukan olahraga secara rutin dan teratur.

Bahan Makanan yang Tidak Dianjurkan

 Makanan yang mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula aren,
selai, jeli, sirup, susu kental manis, kue yang manis, cake, dodol,buah-buahan
yang diawetkan dengan gula, es krim, dan soft drink.

 Makanan yang mengandung banyak lemak, seperti fast food, gorengan, dan cake.

 Makanan yang mengandung banyak natrium, seperti telur asin, kornet, ikan asin,
dan dendeng. Selain itu, bumbu-bumbu seperti soda kue, ragi, penyedap rasa
(mengandung MSG) dan garam dapur.

5
Syarat-syarat pemberian diet menurut Instalasi Gizi Perjan, RS Dr. Cipto Mangunkusomo
dan Asosiasi Dietisien Indonesia sebagai berikut.

1. Energi cukup sesuai dengan kebutuhan berdasarkan jenis kelamin, usia, aktivitas fisik,
berat badan, dan tinggi badan. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makan pagi
(20%), makan siang (30% ), makan malam (25%), dan 2-3 porsi kecil untuk makanan
selingan (masing-masing 10-15%).

2. Protein 10-15% dari total kebutuhan energy. Protein yang digunakan hendaknya yang
memiliki nilai cerna tinggi.

3. Lemak sedang 20-25% dari kebutuhan energi total. Dengan komposisi lemak jenuh
<10%, lemak tak jenuh ganda 10%, sisanya lemak tak jenuh tunggal. Asupan kolesterol
dibatasi ≤300 mg per hari.

4. Karbohidrat dalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70%.

5. Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak diperbolehkan, kecuali
jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah terkendali,
penggunaan gula murni 5% dari kebutuhan energi total.

6. Penggunanaan gula alternatif dibatasi. Penggunaan fruktosa 20% dari kebutuhan energy
total dapat meningkatkan kolesterol dan LDL (kolesterol jahat) sedangkan penggunaan
gula alcohol dalam jumlah berlebihan mempunyai pengaruh laksatif.

7. Asupan serat 25 gr per hari dengan mengutamakan serat larut dalam air yang terdapat
dalam sayur dan buah. Konsumsi menu seimbang memenuhi kebutuhan serat dalam
sehari.

8. Bila diabetesi memiliki tekanan darah tinggi, asupan garam dikurangi. Namun, bila
tekanan darah normal diperbolehkan mengonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur
sebanyak 300 mg per hari.

9. Vitamin dan mineral sesuai dengan kebutuhan. Bila asupan makanan sudah tercukupi,
penambahan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan. Selain syarat-
syarat tersebut di atas, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu pengetahuan bahan
makanan yang diperbolehkan, dibatasi, atau dihindari bagi diabetes. Termasuk
pengetahuan tentang indeks glikemik pangan agar dapat menyusun hidangan yang tidak
cepat meningkatkan kadar glukosa darah.

6
Menu Sehat untuk Pengidap Diabetes Mellitus

Makanan mempunyai peranan penting bagi siapa pun. Terlebih bagi para pengidap
penyakit tertentu. Kita harus tau bagaimana sebaiknya pengaturan makanan yang sesuai dengan
sifat penyakit tersebut, termasuk mengetahui seberapa banyak zat gizi yang dibutuhkan. Mulai
dari bahan makanan yang dianjurkan sampai cara pengolahannya. Kekeliruan dalam
mengonsumsi makanan tertentu dapat mengundang masalah baru

7
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Dian.,& Achmad Rudijanto, 2015, Penatalaksanaan Gizi Pada Diabetes Mellitus.
Malang: Danar Wijaya.

Kingham, Karen, 2009, Makan Oke Hidup Oke Dengan Diabetes. Jakarta: Erlangga. Krisna,
Tuti.,& Rina Yenrina, Dini Rasjmida, 2014, Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus,
Jakarta: Penebar Swadaya.

Febry ayu, 2008, Sajian sehat & Lezat untuk Penderita Diabetes,Jakarta: Demedia Pustaka.

Rusilanti, 2008, Menu Sehat untuk Pengidap Diabetes Mellitus, Jakarta: PT Kawan Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai