Narasumber : Saya Sufi Ma’sum yang biasa disapa dengan panggilan burik
Narasumber : Saya memiliki grup musik atau band yaitu kolektif ampskp
kurang lebih sekitar 5 tahun yang lalu fenomena gerakan literasi seperti perpustakaan
jalanan yang sangat masif mulai bermunculan bahkan tidak hanya di purwokerto saja,
keinginan untuk membunuh kebodohan dari budaya literasi itu sendiri. Gerakan ini
juga merupakan gerakan yang berjejaring dari satu kota ke kota lainnya yang
Gerakan Literasi dengan model yang berbeda. Jika Gerakan Literasi secara umum
menawarkan buku bacaan, Perpustakaan Musik ini secara penglihatan saya mereka
Selain itu mereka juga mungkin memiliki keinginan untuk menawarkan pengetahuan
yang lebih luas dari sekedar mendengarkan musik dari grup musik atau band yang
sudah dikenal luas dan besar melainkan lebih menawarkan karya musik lebih kearah
skena lokal terutama purwokerto. Seperti halnya ketika saya menempatkan diri
sebagai masyarakat umum yang tertarik dengan musik, saya mungkin akan sedikit
memiliki kebingungan pada titik untuk menikmati musik dan mencari tahu apa saja
dan berapa banyak grup musik yang ada dalam lingkup purwokerto hingga banyumas
yang secara pandangan saya Komunitas Perpustakaan Musik menghadirkan hal itu.
seperti membawa alat putar walkman, atau membawa laptop untuk memutar CD yang
mendengarkan koleksi rilisan fisik Komunitas Perpustakaan Musik. Selain itu, dalam
bebera kesempatan saya juga melihat mereka juga membuat produk tulisan-tulisan.
Saya fikir ini adalah hal yang menarik dan menjadi sumbangan yang besar untuk
mencoba menawarkan hal lain diluar bacaan dan rilisan seperti diskusi publik dengan
berisikan bahasan tentang rilisan fisik. Pada waktu itu mengahadirkan beberapa dosen
seperti pak Manunggal yang juga sebagai praktisi musik dan juga sebagai kolektor
rilisan fisik. Pada diskusi tersebut ada banyak hal yang disampaikan oleh beliau
seperti bagaimana cara merawat produk rilisan fisik hingga bagaimana menikmati
karya musik melalui rilisan fisik. Selain beliau, pengisi diskusi juga diisi oleh bapak
Arsita Pinandita yang saya tahu sebagai dosen di ITT Telkom yang pernah menulis
buku Punk, Fashion dan subculture. Pada diskusi tersebut dia banyak bicara soal
desain/visual dari rilisan fisik seperti sampul album, zine dan lain lain. Kurang lebih
itu yang pernah sasa tahu dan ikuti dari kegiatan yang dilakukan oleh Komunitas
Perpustakaan Musik.
Narasumber : Saya tidak ingin berbicara pada titik penilaian secara kualitas
secara gerakan, tapi yang pasti menurut saya Komunitas Perpustakaan Musik ini
menjadi bagian yang bisa dibilang baru dan bisa menjadi satu ruang yang di cita-
Jika saya melihat tradisi untuk merawat arsip dari teman-teman musisi sangatlah
kurang atau lumayan lemah atau dorongan untuk membuat arsip seperti rekaman atau
dibawakan oleh Komunitas Perpustakaan Musik yaitu apresiasi karya musik melalui
rilisan fisik?
purwokerto melakukan produksi musik secara mandiri dari mulai produksi hingga
distribusi dan sangat terbatas jika melihat pada titik distribusinya. Apresiasi yang
saya fikir jika saya gambarkan mungkin biasanya ada grup musik atau band yang
melakukan rilisan fisik seperti album atau merchandise untuk dijual dan di
distribusikan. Mungkin bisa di bandingan pada titik keinginan untuk memiliki rilisan
fisik lebih sedikit jika di bandingkan dengan keinginan untuk memiliki merchandise-
nya. Saya mungkin berfikir apakah ini menjadi suatu penghargaan yang lemah namun
saya fikir yang paling penting adalah bagaimana Komunitas Perpustakaan Musik ini
seperti rilisan fisik kepada masyarakat atau publik. Apresiasi karya musik melalui
rilisan fisik ini menjadi penting karna pada dasarnya produk kebudayaan dari musik
seperti rilisan fisik menjadi satu sumbangan yang tidak pentingnya dengan buku.
Karna untuk membuat karya musik teman-teman musisi juga melalui beberapa proses
minimal Komunitas Perpustakaan Musik memiliki rilisan fisik band terdekat terutama
band purwokerto dan sekitarnya. Yang kedua, yang tidak kalah penting Komunitas
Perpustakaan Musik harus dapat memajukan atau menjadi pendorong bagi musisi,
grup musik atau band terutama purwkerto dan sekitarnya dengan menjadi wadah
untuk sharing, diskusi dan berbagi pengalaman bagi musisi dan band purwokerto atau
dapat menjadi wadah untuk mempertemukan musisi atau band dengan masyarakat
luas. Kemudian karna ini merupakan Gerakan Literasi yang tidak hanya sebatas
Musik juga perlu membuat produk kebudayan melalui tulisan atau mengangkat sisi
lain dari temen temen musisi atau band khususnya purwokerto dan sekitarnya.