9 10 Gariskontur
9 10 Gariskontur
Modul 10
Garis Kontur
10.1 Kontur
Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi
suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama.
Nama lain garis kontur adalah garis tranches, garis tinggi dan garis lengkung horisontal.
Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai
Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis perpotongan
bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta. Karena peta
umumnya dibuat dengan skala tertentu, maka bentuk garis kontur ini juga akan
Dengan memahami bentuk-bentuk tampilan garis kontur pada peta, maka dapat
Interval kontur adalah jarak tegak antara dua garis kontur yang berdekatan. Jadi juga
Pada suatu peta topografi interval kontur dibuat sama, berbanding terbalik dengan skala
peta. Semakin besar skala peta, jadi semakin banyak informasi yang tersajikan, interval
Indeks kontur adalah garis kontur yang penyajiannya ditonjolkan setiap kelipatan interval
Rumus untuk menentukan interval kontur pada suatu peta topografi adalah:
Contoh:
Berikut contoh interval kontur yang umum digunakan sesuai bentuk permukaan tanah
a. Garis-garis kontur saling melingkari satu sama lain dan tidak akan saling
berpotongan.
b. Pada daerah yang curam garis kontur lebih rapat dan pada daerah yang landai lebih
jarang.
c. Pada daerah yang sangat curam, garis-garis kontur membentuk satu garis.
d. Garis kontur pada curah yang sempit membentuk huruf V yang menghadap ke
bagian yang lebih rendah.Garis kontur pada punggung bukit yang tajam membentuk
e. Garis kontur pada suatu punggung bukit yang membentuk sudut 90° dengan
lebih tinggi.
f. Garis kontur pada bukit atau cekungan membentuk garis-garis kontur yang menutup-
melingkar.
h. Dua garis kontur yang mempunyai ketinggian sama tidak dapat dihubungkan dan
Gambar
4.6: Kemiringan
tanah dan
kontur
gradient
Titik-titik
yang
menggambarkan kontur gradient harus dipilih dalam pengukuran titik detil sehingga
dapat dibuat interpolasi linier dalam penggambaran garis kontur di daerah pengukuran.
Selain menunjukkan bentuk ketinggian permukaan tanah, garis kontur juga dapat
digunakan untuk:
d. Menentukan kemungkinan dua titik di langan sama tinggi dan saling terlihat
Semakin rapat titik detil yang diamati, maka semakin teliti informasi yang tersajikan
dalam peta. Dalam batas ketelitian teknis tertentu, kerapatan titik detil ditentukan oleh
Pengukuran titik-titik detil untuk penarikan garis kontur suatu peta dapat dilakukan
Titik-titik detil yang tidak harus sama tinggi, dipilih mengikuti pola tertentu, yaitu: pola
kotak-kotak (spot level), pola profil (grid) dan pola radial. Titik-titik detil ini, posisi
horizontal dan tingginya bisa diukur dengan cara tachymetri - pada semua medan, sipat
datar memanjang ataupun sipat datar profil - pada daerah yang relatif datar.
Pola radial digunakan untuk pemetaan topografi pada daerah yang luas dan permukaan
Gambar 4.11: Pengukuran kontur pola spot level dan pola grid.
Titik-titik detil ditelusuri sehingga dapat ditentukan posisinya dalam peta dan diukur pada
cara tachymetri atau cara sipat datar memanjang dan diikuti dengan pengukuran
polygon.
Cara pengukuran langsung lebih rumit dan sulit pelaksanaannya dibanding dengan cara
tidak langsung, namun ada jenis kebutuhan tertentu yang harus menggunakan cara
pengukuran kontur cara langsung, misalnya pengukuran dan pemasangan tanda batas
daerah genangan.
Pada pengukuran garis kontur cara langsung, garis-garis kontur sudah langsung
merupakan garis penghubung titik-titik yang diamati dengan ketinggian yang sama,
sedangkan pada pengukuran garis kontur cara tidak langsung umumnya titik-titik detil itu
pada ketinggian sembarang yang tidak sama. Bila titik-titik detil yang diperoleh belum
mewujudkan titik-titik dengan ketinggian yang sama, maka perlu dilakukan interpolasi
linier untuk mendapatkan titik-titik yang sama tinggi. Interpolasi linier bisa dilakukan
Titik-titik dengan ketinggian yang sama secara visual diinterpolasi dan diinterpretasikan
Cara ini pada dasarnya juga menggunakan dua titik yang diketahui posisi dan
Pada Gambar 10.14 di atas, titik R yang terletak pada garis ketinggian + 600 berada
Pada kertas transparan, buat interpolasi dengan membuat garis-garis sejajar dengan
interval tertentu pada selang antara dua titik yang sudah diketahui ketinggiannya.
Kemudian plot salah satu titik pada kertas transparan. Titik ini kemudian diimpitkan
dengan titik yang sama pada kertas gambar dan keduanya ditahan berimpit sebagai
sumbu putar. Selanjutnya putar kertas transparan hingga arah titik yang lain yang
diketahui ketinggiannya terletak pada titik yang sama pada kertas gambar. Maka dengan
1. Dari sebuah peta topografi yang dibuat oleh BAKOSURTANAL atau peta geologi dari
a. Amati dan catat interval kontur yang ada serta catat jarak dua kontur di peta. b.
c. Bandingkan peta untuk tempat yang sama dengan peta rupabumi dari BPN Apa
2. Tarik garis kontur dengan interval 2.5 m dan indeks kontur tiap kelipatan genap 10 m
dari data ukur pengukuran kontur cara grid yang sudah diplot pada sket berikut.
2. Jalan menurun yang di salah satu sisinya terdapat sungai kecil dan sawah di sisi
lainnya.
4. Pada pengukuran batas genangan suatu bendung, akan ditentukan batas genangan
ini di lapangan bila pengukuran dimulai dari BM (bench mark) BS-01 di dekat lokasi
Bila bacaan benang tengah sipat datar pada rambu di BM-01 = 1.937 m, maka tentukan
berapa seharusnya bacaan benang tengah pada rambu yang berdiri tepat di ketinggian
+ 775.500 m.
Rangkuman
Garis kontur menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Pada daerah landai garis
kontur jarang dan semakin rapat pada derah yang semakin terjal. Interval kontur dipengaruhi
oleh bentuk medan dan skala peta yang berkaitan dengan tujuan pemakaian peta.
Membesarkan peta dari peta skala kecil menjadi peta skala besar akan diperoleh peta dengan
informasi yang "hilang" atau tidak tercakup, termasuk garis kontur pada peta skala besar.
Berdasarkan pola kontur bisa diinterpretasikan kondisi fisik rupabumi dan dibuat keputusan-
Daftar Pustaka
1. Purworhardjo, U.U., (1986), Ilmu Ukur Tanah Seri C - Pengukuran Topografi, Jurusan
3. Wirshing, J.R. and Wirshing, R.H., (1985), Teori dan Soal Pengantar Pemetaan –
Bab 8.
4. Wongsotjitro, Soetomo, (1980), Ilmu Ukur Tanah, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Bab 8.