Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KETUBAN PECAH DINI

DISUSUN OLEH :

NAMA NIM
1. Nur Rowaidah 19020110

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER

YAYASAN JEMBER INTERNATIONAL SCHOOL

2020
PENDAHULUAN

Menurut WHO (World Health Organization) kematian maternal adalah kematian


seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan oleh sebab
apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri
kehamilan. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi kedalam 2 golongan, yakni langsung
disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas, dan sebab-sebab
lain seperti penyakit jantung, kanker dan sebagainya (Prawirohardjo, 2010).

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah
dini pada kehamilan premature. Dalam keadaan normal 8 – 10 % perempuan hamil aterm
akan mengalami ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini dalam persalinan secara umum
disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah Karena
pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior
rapuh, bukan seluruh selaput ketuban rapuh(Prawirohardjo, 2010).

Keberhasilan upaya kesehatan ibu diantaranya dapat dilihat dari indikator angka
kematian ibu (AKI). Sejak tahun 1991 sampai 2015 Angka Kematian Ibu Indonesia
mengalami naik turun, pada tahun 1991 sampai 2007 AKI Indonesia mengalami penurunan
dari 390 kematian menjadi 228 kematian. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang
signifikan menjadi 359 kematian per 100.000 KH dan tahun 2015 menurun menjadi 305
kematian per 100.000 KH (Kemenkes RI, 2015).
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KETUBAN PECAH DINI

Pokok bahasan : Ketuban Pecah Dini (KPD)

Sub pokok bahasan : Mengenali tanda-tanda Ketuban Pecah Dini

Hari / tanggal : Kamis / 11 Juni 2020

Waktu : 08.00 WIB

Penyuluh : Mahasiswa

Sasaran : Ibu-ibu hamil

Tempat : Di Rumah

A. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan, di harapkan ibu hamil dapat menambah
pengetahuan tentang tanda-tanda Ketuban Pecah Dini, memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan ibu-ibu hamil dapat mengetahui
tentang:
1. Pengertian Ketuban Pecah Dini
2. Penyebab Ketuban Pecah Dini
3. Tanda gejala Ketuban Pecah Dini
4. Hal yang perlu di hindari pada penderita Ketuban Pecah Dini
5. Penanganan Ketuban Pecah Dini

B. SASARAN
Ibu-ibu hamil
C. METODE
a) Ceramah
b) Diskusi (tanya – jawab)
D. MATERI
(Terlampir)

E. MEDIA
Leaflet (Terlampir)

F. PROSES PENYULUHAN

Tahap
kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Pembukaan Salam pembukaan : Tanya
( 5 menit ) 1. Memperkenalkan Jawab
diri.
2. Menjelaskan maksud
dan tujuan.
3. Menggali
pengetahuan peserta
mengenai materi
yang disampaikan.
Penyajian Penyampaian materi : Memperhatikan penjelasan Ceramah
( 15 menit ) 1.Menjelaskan tentang dan demonstrasi dengan & Tanya
pengertian KPD cermat. jawab
2.Menjelaskan tentang Menanyakan hal yang
penyebab KPD belum jelas.
3.Menjelaskan tentang tanda Memperhatikan jawaban
dan gejala KPD penyuluh.
4. Menjelaskan Hal yang
penting dilakukan pada
penderita KPD
5. Menjelaskan Penanganan
KPD
6. Memberi kesempatan
pada peserta untuk bertanya
7.Menjawab pertanyaan
Penutup Evaluasi materi : Mendengarkan dan Tanya
( 10 menit ) - Menyampaikan menjawab pertanyaan. jawab ,
hasil dari Peserta menjawab salam. leaflet
kegiatan
penyuluhan
bersama peserta.
- Menutup
kegiatan
penyuluhan
dengan salam.

G. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi proses
a) Media yang digunakan adalah leaflet.
b) Waktu penyuluhan selama 90 menit.
c) Penyelenggaraan penyuluhan diadakan dirumah
d) Penyaji diharapkan menguasai materi dengan baik.
e) Pengorganisasian penyuluhan dipersiapkan beberapa hari sebelum
penyuluhan.
f) Peserta mengikuti penyuluhan hingga penyuluhan selesai dilakukan.
g) Diharapkan peserta aktif dan antusias mengikuti proses penyuluhan sampai
kegiatan penyuluhan selesai.
2. Evaluasi hasil
Setelah dilakukan penyuluhan tentang anemia aplastic diharapakan beberapa
peserta mampu :
1. Menjelaskan Pengertian Ketuban Pecah Dini (KPD)
2. Menjelaskan Penyebab Ketuban Pecah Dini (KPD)
3. Menjelaskan Tanda gejala Ketuban Pecah Dini (KPD)
4. Menjelaskan Hal yang penting dilakukan pada penderita Ketuban
Pecah Dini (KPD)

5. Menjelaskan Penanganan Ketuban Pecah Dini (KPD)

H. REFERENSI
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2015.
Sujiyatini. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Nuha Medika
Sarwono Prawirohardjo.2007.Buku panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta:
YBPSP

LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KETUBAN PECAH DINI

A. PENGERTIAN
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terjadinya proses
persalinan dengan tidak disertai adanya tanda-tanda inpartu. Hal ini dapat terjadi pada
akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Ketuban pecah dini
preterm adalah ketuban pecah dini sebelum usia kehamilan 37 minggu. Ketuban
pecah dini yang memanjang adalah ketuban pecah dini yang terjadi lebih dari 12 jam
sebelum waktunya melahirkan dengan tidak disertai adanya tanda -tanda persalinan.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan
dengan tidak disertai adanya tanda-tanda persalinan (Sujiyatini, 2009).

B. PENYEBAB
Walaupun banyak publikasi tentang ketuban pecah dini, namun penyebabnya
masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti. Pada sebagian besar
kasus pun penyebab terjadinya ketuban pecah dini belum dapat ditemukan.
Beberapa faktor predesposisi dari ketuban pecah dini (KPD):
a.    Inkompetensi Serviks
Inkompetensi serviks adalah serviks dengan suatu kelainan anatomik yang nyata,
disebabkan oleh laserasi sebelumnya melalui ostium uteri internum atau merupakan
suatu kelainan kongenital pada serviks yang memungkinkan terjadinya dilatasi
berlebihan tanpa perasaan nyeri dan mules dalam masa kehamilan trimester kedua
atau awal trimester ketiga yang diikuti dengan penonjolan dan robekan selaput janin
serta keluarnya hasil konsepsi, (Sarwono, 2007).
b.    Peregangan rahim yang berlebih,  yang dapat menyebabkan hidramnion atau
kelebihan air ketuban.
c.    Riwayat Ketuban Pecah Dini
Pernah mengalami ketuban pecah dini pada riwayat kehamilan dan persalinan
sebelumnya.
d.   Kelainan atau Kerusakan Selaput Ketuban
Kelainan selaput ketuban atau kerusakan selaput ketuban yang disebabkan infeksi
yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk
proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah. (Sarwono, 2006)
e.    Trauma
Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predesposisi atau penyebab
terjadinya ketuban pecah dini. Trauma yang didapat misalnya dari hubungan seksual
yang kasar, pemeriksaan dalam, maupun amniosintesis yang menyebabkan terjadinya
ketuban pecah dini karena biasanya disertai dengan infeksi. (Sujiyatini, 2009.
Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau amis
dan tidak seperti bau amoniak.

C. TANDA DAN GEJALA KETUBAN PECAH DINI

Tanda-tanda yang terjadi adalah ketuban pecah tiba-tiba dan keluar cairan
ketuban, cairan tanpa di introitus, tidak ada his dalam 1 jam, mungkin cairan tersebut
masih merembes atau menetes dengan ciri pucat dan bergaris warna darah. Cairan
ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran,
(Sujiyatini, 2009).

D. HAL YANG PERLU DI HINDARI PADA PENDERITA KETUBAN PECAH


DINI

1. Karena kebanyakan kasus KPD disebabkan oleh infeksi, Ibu harus menjaga
kebersihan organ intim. Biasakanlah membersihkan organ intim dengan benar, yakni
dari depan ke belakang, terutama setelah berkemih ataupun buang air besar.

2. Bila Ibu berkemih atau buang air besar di toilet umum, pastikan toiletnya bersih dan
bersihkan organ intim dengan benar. 

3. Ibu juga dilarang menahan keinginan untuk berkemih, karena bisa membuat urine
naik ke rahim dan membuat rahim terinfeksi sehingga berakibat pada ketuban.

4. Ibu juga harus peka terhadap kondisi kehamilannya, segeralah memeriksakan diri ke
dokter bila ada sesuatu yang tidak normal di daerah genital, misalnya keputihan yang
berbau atau berwarna tak seperti biasanya.

5. Pastikan juga organ genital selalu bersih dan kering. Seringlah mengganti celana
dalam untuk menjaga organ genital selalu bersih dan kering.

E. PENANGANAN KETUBAN PECAH DINI


1. Rawat inap di Rumah sakit
2. Jika ada perdarahan pervagina disertai nyeri perut, pikirkan adanya abrupsio plasenta
3. Jika ada tanda-tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) berikan antibiotika sama
halnya pada amnionitis
4. Jika tidak ada tanda infeksi dan kehamilan < 37 minggu:
A. Berikan antibiotika ampisilin 4 x 500 mg selama 7 hari ditambah eritromisin 3
x 250 mg peroral selama 7 hari
B. Berikan kortikosteroid untuk pematangan paru
 Betametason 12 mg IM dalam 2 dosis setiap 12 jam
 Atau deksametason 6 mg IM dalam 4 dosis setiap 6 jam
 Kortikosteroid jangan kalau ada infeksi
5. Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu
A. Jika terdapat his dan lendir darah, kemungkinan terjadi persalinan premature
B. Jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan > 37 minggu:
 Jika ketuban sudah pecah > 18 jam, berikan antibiotic profilaksis
 Ampisilin 2 gram IV setiap 6 jam
 Atau penisilin G 2 juta unid IV setiap 6 jam hingga persalinan terjadi
 Jika tidak ada infeksi pasca persalinan, hentikan antibiotika
6. Nilai serviks
A. Jika serviks sudah matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
B. Jika serviks belum matang, matangkan serviks dengan prostaglandin dan infus
oksitosin atau lahirkan dengan seksio sesarea

Anda mungkin juga menyukai