Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH

ILMU PENYAKIT DALAM VETERINER

CYSTITIS PADA KUCING (FELINE CYSTITIS)

Disusun oleh:

1. Ninis Arsyitahlia 1509005011


2. Elis Mandari 1509005012
3. Meidi Andira Wulandari 1509005013
4. I Wayan Putra Ariyasa 1509005015
5. Dhea Septiany Peda Lalupada 1509005016
6. I Nyoman Fery Adnyana 1509005019

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2017
Definisi

Cystitis ialah peradangan pada vesika urinaria yang umum terjadi pada
hewan domestik sebagai bagian dari infeksi saluran urinaria. Cystitis adalah
keadaan klinis akibat berkembang biaknya mikroorganisme yang menyebabkan
inflamasi pada kandung kemih. cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang
paling sering disebabkan oleh menyebarnya infeksi dari uretra. (Brunner &
Suddarth, 2002)

Etiologi

Penyebab utama cystitis adalah :

1. lnfeksi bakteri atau rangsangan dalam bentuk toksin, bahan kimiawi, dan lain
lain. Bakteri dapat masuk ke dalam kandung air kencing melalui berbagai
cara:
a. Melalui saluran kelamin perkencingan. Katerasi hewan merupakan
penyebab umum dari infeksi. Dalam hal ini kuman langsung masuk
bersama-sama kateter yang telah terinfeksi. Pada hewan betina, kuman-
kuman mudah masuk ke dalam kandung air kencing melalui uretra yang
berbentuk pendek dan lubangnya terletak dekat vulva. Peradangan yang
menyebar dan bagian-bagian lain dan saluran air kencing yang
terinfeksi misalnya pyelitis,nephritis,urethritis dapat pula menimbulkan
cystitis. Retensi urine karena sesuatu sebab, menyebabkan penguraian
dan urine dan penurunan dan ketahanan normal dan selaput lendir
kandung kencing. Keadaan demikian menimbulkan terjadinya sesuatu
infeksi;
b. Infeksi dapat masuk ke kandung kencing melalui darah. Pada beberapa
penyakit menular seperti distemper pada anjing dan kucing, kuman
dibawa ke setaput lendir kandung kencing melalui aliran darab. Path
gangguan-gangguan pencernaan (konstipasi, dan lainlain), kuman-
kuman yang mengumpul di feces masuk ke dalam atiran darah dan
dikeluarkan melalui saluran urine. Hal tersebut seringkali menyebabkan
eystitis akut;
c. Infeksi dapat menyebar dari selaput perut akibat radang perut yang akut
maupun menahun; dalam beberapa hal keadaan demikian menimbulkan
perycistitis.
2. Zat-zat merangsang dalam bentuk kimiawi atau obat-obatan, bila dikeluarkan
dalam jumlah besar, seringkali menimbulkan cystitis.
3. Perubahan suhu. Dingin akan mengganggu sirkulasi umum dan dapat
mengakibatkan kongesti kandung kencing. Dingin yang keterlaluan dapat
menimbulkan peradangan yang ektensif dan kandung kencing.
4. Batu dan benda-benda asing lainnya seringkali menyebabkan cystitis menahun
karena rangsangan yang terus-menerus dari benda-benda tersebut.

Patofisiologi

Patofisiologi Cysitis pada kucing tidak jelas, namun penyakit paling


banyak terlihat Biasanya di usia muda sampai setengah baya, kucing kelebihan
berat badan, yang Sedikit berolahraga, menggunakan kotak sampah dalam
ruangan, memiliki akses yang terbatas keluar, makan makanan kering dan,
biasanya, hidup dalam multi-hewan rumah tangga (dimana sering terjadi antipati
antara yang terkena dampak kucing dan anggota keluarga lainnya) (Cameron et al,
2004;Gunn-Moore dan Shenoy 2004, Buffington et al 2006a). Biasanya sembuh
dalam waktu 5-10 hari, meski terkadang bisa terjadi lebih lama.       
Cystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara
umum disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan
timbul dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran
kemih bagian bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.
1. Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui
Penyebab endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran
kemih yang terinfeksi.
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk
melalui darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang
masuk melalui darah dari suplay jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang
disalurkan melalui helium ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.

Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematgen dan ascending.
Tetapi dari kedua cara ini, ascendinglah yang paling sering terjadi. Infeksi
hematogen kebanyakan terjadi pada pasien yang daya tahan tubuh rendah karena
menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang sementara mendapat
pengobatan imun supresif. Penyebaran hemotogen bisa juga timbul akibat adanya
infeksi disalah satu  tempat misalnya infeksi S.A ureus pada ginjal bisa terjadi
akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di
tempat lain. Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke
kandung kemih  dan menyebabkan infeksi pada saluran kemih bawah. Infeksi
ascending juga bisa terjadi oleh adanya rrefluks vesico ureter yang mana
mikroorganisme yang melalui ureter naik ke ginjal untuk menyebabkan infeksi.
Infeksi traktus urinarius terutanma berasal dari mikroorganisme pada faeces
yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada
permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung
kemih, melekat pada dan mnegkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk
menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahanan penjamu dan
cetusan inflamasi.

Gejala Klinis

Gejala klinis dari penyakit cystitis yaitu nyeri abdomen bagian bawah pada
saat dilakukan palpasi, dysuria (hewan menunjukkan tanda-tanda nyeri pada
setiap usaha urinasi) dan hematuria. Pada beberapa hewan yang menderita cystitis
terjadi general malaise dan pyrexia. Pada keadaan cystitis terjadi penebalan
dinding mural vesika urinaria (Widmer et al., 2004).

Gejala klinis lainnya depresi, lemah, muntah, nafsu makan menurun,


biasanya disertai infeksi saluran urinaria bagian bawah, adanya sumbatan (debris
dan kristal membentuk sumbatan di urethra), uremia (akumulasi produk toksik
seperti nitrogen dan kreatinin dalam aliran darah), hematuria (adanya darah dalam
urine), polliuria (peningkatan frekuensi urinasi), periuria merupakan urinasi tidak
pada tempatnya (tidak di litter box), sering menjilati daerah genital dan mengeong
ketika urinasi, karena terasa sakit (Nelson et al., 2003).

Diagnosa

Diagnosa penyakit cystitis dapat diperoleh melalui anamnese, palpasi


abdomen, pemeriksaan fisik, gejala klinis, urinalisis dengan pemeriksaan sedimen,
pemeriksaan kimia darah seperti kadar ureum dan kreatinin, urin kultur,
uroendoscopy dan pemeriksaan USG serta radiografi. Widmer et al,. (2004). Bisa
juga dengan uji dipstik dan sedimentasi urin.

1. Pemeriksaan Metode Dipstik Pemeriksaan dipstik dilakukan dengan


meletakkan satu strip di handuk atau tissue kertas bersih. Kemudian
diteteskan (0,5 ml) urin di atas atau sisi setiap tes pad (tergantung pada
petunjuk produsen) dan hasil pemeriksaan dibaca secara visual dengan
mencocokkan warna pada panel dipstik yang dihasilkan. Apabila tidak ada
perubahan warna pad reagen ditafsirkan sebagai hasil negatif.
2. Pemeriksaan Sedimen Urin Pemeriksaan mikroskopis sedimen urin
merupakan urinalisis rutin. Siapkan urin segar, setelah itu masukkan ke
dalam tabung centrifuse kerucut sebanyak 5 ml. Masukkan urine ke dalam
sentrifuse selama 5 menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm dalam kurun
waktu 3-5 menit. Kemudian supernatan dialirkan untuk dibuang, untuk
diambil 1 mL urin sedimen di ujung tabung kerucut. Setelah di
homogenkan, sampel sedimen urin diambil dengan menggunakan mikro
pipet, Kemudian dilakukan pemeriksaan mikroskopis pada perbesaran 40
X dan 100 X ( untuk kristal , gips , dan sel ). Kontras sampel ditingkatkan
dengan menutup diafragma iris dan menurunkan kondensor mikroskop.

Pencegahan Cystitis

Pencegahan cystitis yaitu hindari obesitas agar kucing tetap aktif dan tidak
malas untuk bergerak, litter box yang bersih dan mudah dijangkau oleh kucing
agar dapat urinasi (Anonim 2006; Nelson 2003). Kucing yang diberi pakan kering
secara terus-menerus akan meningkatkan terjadinya penyerapan Mg dan mineral-
mineral lainnya. Pada pakan kering terkandung ion-ion MgO2 dan MgSO4 yang
bersifat basa. Urine yang bersifat basa akan membuat ion Mg, phospat dan
amonium akan mengkristal membentuk kristal struvit. Sehingga perlu diet rendah
Mg (Anonim 2006; Nelson 2003).

Pengobatan

Sejumlah obat dapat digunakan dalam pengelolaan FIC;

 Anti-spasmodics,
 Analgesik,
 Suplemen GAG, dan
 Antidepresan trisiklik.
1. Anti-spasmodics
Dapat digunakan untuk bersantai kejang uretra yang terjadi pada
kucing somemale dengan FIC. Kejang dapat dimulai dengan nyeri lokal
atau peradangan, dan dapat mempengaruhi otot polos dan / atau kerangka
kandung kemih dan uretra.Sementara obat ini jarang berhubungan dengan
efek samping pada kucing muda, risiko penyakit ginjal atau jantung
bersamaan harus dinilai sebelum mereka diberikan kepada kucing yang
lebih tua. obat suntik (misalnya ACP) dapat diberikan pada saat
menghilangkan obstruksi uretra, setelah penulis umumnya menetapkan
kursus 7-14 hari prazosin (dan, dalam kasus yang sangat parah,
dantrolen). Kedua obat dapat diberikan bersama-sama, dan lebih lama
atau kursus intermiten prazosinmay diperlukan dalam beberapa kasus.
Penulis lebih memilih untuk menyapih off obat ini selama beberapa hari
daripada menghentikan mereka tiba-tiba, biasanya menghentikan
dantrolen sebelum prazosin tersebut.

otot polos anti-spasmodics meliputi:

 Acepromazine 0,05-0,2 mg / kg IV, IM, SC atau 1-3mg / kg PO


prazosin 0,25-1,0 mg / kucing PO q8-12h
 otot rangka anti-spasmodics meliputi: Dantrolene 0,5-2,0 mg / kg PO
q 12h
2. Analgesia dan anti-inflamasi obat:

Sementara obat ini dapat mengurangi keparahan tanda-tanda klinis mereka


harus selalu dikombinasikan dengan modifikasi lingkungan dan makanan.

 NSAID muncul untuk membantu dalam banyak kasus: Meloxicam 0,1


mg/kg PO q24h selama 4 hari, maka 0,05 mg/mg PO q24h jangka
panjang yang diperlukan.
 Buprenorfin dapat membantu jangka pendek: 10-30 ug/kg PO, SQ, IM
atau q8-12h IV.

3. Suplemen GAG:

Sementara satu menerbitkan studi terkontrol tersamar ganda


menunjukkan ini memiliki efek positif sedikit, beberapa kucing individu
tampaknya memiliki respon positif (Gunn-Moore dan Shenoy 2004). Ini
mungkin menunjukkan bahwa hanya subkelompok kucing dengan FIC akan
mendapatkan keuntungan dari suplementasi GAG; berbagai jenis GAG dapat
menghasilkan efek yang berbeda. Dalam salah satu penelitian yang diterbitkan
penulis memberikan N-asetil Glukosamin, yang merupakan prekursor untuk
GAG (125mg per kucing POq24h). Namun, dapat juga diberikan pada dosis
yang lebih tinggi pada saat presentasi awal, dan kemudian dikurangi ke tingkat
pemeliharaan.

4. antidepresan trisiklik (TCA)

Dapat memberikan efek positif pada beberapa kucing dengan FIC.


Namun, dua penelitian yang terkendali dengan baik telah menunjukkan bahwa
kursus singkat (tujuh hari) mungkin sebenarnya meningkatkan risiko
kekambuhan (Kraijer et al 2003, Kruger et al 2003). Sayangnya, tidak ada
studi publishedwell dikendalikan pada termuse mereka lagi; dalam aspek lain
dari kedokteran perilaku efek klinis obat ini umumnya tidak menjadi jelas
sampai setelah minggu keempat pengobatan sehingga masih mungkin bahwa
pengobatan jangka panjang mungkin bermanfaat. TCA memiliki kedua efek
perilaku dan organik;
 Aanticholinergic (termasuk peningkatan kapasitas kandung kemih),
 Anti-inflamasi (termasuk mencegah pelepasan histamin frommast sel),
 Anti-alpha adrenergik,
 analgesik dan
 efek antidepresan.

Mereka harus digunakan dengan hati-hati pada kucing, dan dicadangkan untuk
kasus-kasus dengan penyakit yang sangat parah atau kronis, atau ketika potensi
sumber stres dapat diprediksi namun tidak bisa dihindari misalnya pindah rumah
atau tinggal di cattery tersebut. Amitriptyline 0.5-1.0mg / kg POq24 jam (malam);
menyapih turun ke level dosis mungkin. Clomipramine 0,25-0,5 mg / kg jam PO
Q24 (malam); menyapih turun ke level dosis mungkin. Efek samping termasuk
mengantuk, retensi urin, dan enzim-enzim hati mengangkat. fungsi hati harus
dinilai sebelum memulai terapi, dinilai ulang onemonth kemudian, dan kemudian
setiap 6-12months sementara kucing pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Buffington CAT, Westropp JL, Chew DJ, et al. Clinical evaluation of


multimodal environmental modification (MEMO) in the management
of cats with idiopathic cystitis. J Feline Med Surg 2006;8:261–268.

C.A.T. Buffington. 2011. Idiopathic Cystitis in Domestic Cats—Beyond


the Lower Urinary Tract. J Vet Intern Med 2011;25:784–796.

Cameron ME, Casey RA, Bradshaw JWS, et al. A study of environmental


and behavioural factors that may be associated with feline
idiopathic cystitis. J Sm Anim Pract 2004;45:144–147.

Gunn-Moore BSc BVM et all. 2008. FIC (Feline Idiopathic Cystitis).


University of Edinburgh Feline Clininc.

Gunn-Moore DA, Shenoy CM. Oral glucosamine and the management of


feline idiopathic cystitis. J Feline Med Surg 2004;6:219–225.

Jodi L. Westropp DVM, PhD, DACVIM. 2008. Feline idiopathic cystitis:


pathophysiology and management. University of California, Davis
School of Veterinary Medicine, Dept. of Veterinary Medicine and
Epidemiology,Davis, CA 95616, USA.

Sarah Caney. 2017. Maintenance and treatment of feline lower urinary


tract Disease. The website for the veterinary profession
https://www.vettimes.co.uk.

Stephanie Jayson, Mayank Seth. 2013. Feline idiopathic cystitis


management. The website for the veterinary profession
https://www.vettimes.co.uk.

Yuti. 2012. Konsep Dasar Cystitis. http://yin-


ririn.blogspot.co.id/2012/05/konsep-dasar-cystiyis.html. Diakses
pada 13 November 2017.

Anda mungkin juga menyukai