Laporan Viskositas
Laporan Viskositas
1440H/20
18
MODUL 5
VISKOSITAS DAN RHEOLOGI
I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1. Menerangkan arti viskositas dan rheologi.
I.2. Membedakan cairan Newron dan Non-Newton.
I.3. Menggunakan alat-alat penentuan viskositas dan rheologi.
I.4. Menentukan viskositas dan rheologi cairan Newton dan Non-Newton.
I.5. Menerangkan pengaruh BJ terhadap viskositas larutan.
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 1 dari 10
Laporan Praktikum Farmasi Fisika
1440H/20
18
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 2 dari 10
Laporan Praktikum Farmasi Fisika
1440H/20
18
W1 = 17,833 g
W2 = 29,583 g
W3 = 29,878 g
W 3−W 1 29,878 g−17,833 g 12,045
BJ = = = = 1,025
W 2−W 1 29,583 g−17,833 g 11,75
Perhitungan bobot jenis (BJ) pada PGA 20% :
W1 = 17,833 g
W2 = 29,583 g
W3 = 30,247 g
W 3−W 1 30,247 g−17,833 g 12,414
BJ = = = = 1,056
W 2−W 1 29,583 g−17,833 g 11,75
V.2. Viskometer Brookfield
V.2.1. Perhitungan Gliserin, CMC NA 1%, PGA 10%, dan PGA 20%.
1
Perhitungan CMC NA 1% : × 500 mL = 5 gram
100
10
Perhitungan PGA 10% : × 500 mL = 50 gram
100
20
Perhitungan PGA 20% : : × 500 mL = 100 gram
100
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 3 dari 10
Laporan Praktikum Farmasi Fisika
1440H/20
18
gliserin
62
300
250
200
mpas
150
100
50
0
10 30 60 100
rpm
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 4 dari 10
Laporan Praktikum Farmasi Fisika
1440H/20
18
E %
10 130 1,1% 100 692 57,7%
30 812 20,3% 60 816 40,8%
60 740 37,0% 30 908 22,7%
63 100 692 57,7% 10 250 2,1%
10 ----- -3,2% 100 762 12,7%
30 540 2,7% 60 600 6,0%
60 570 5,7% 30 500 2,5%
64 100 762 12,7% 10 ----- -3,4%
CMC Na 1%
63
900
800
700
600
500
mpas
400
300
200
100
0
10 30 60 100
rpm
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 5 dari 10
Laporan Praktikum Farmasi Fisika
1440H/20
18
CMC Na 1%
64
1000
800
600
mpas
400
200
0
10 30 60 100
rpm
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 6 dari 10
Laporan Praktikum Farmasi Fisika
1440H/20
18
VI. PEMBAHASAN
6.1 Viskometer Hoppler (Bola Jatuh)
Pada percobaan kali ini ditentukan viskositas mutlak dari cairan
Newton; Gliserin, Propilenglikol, dan Sirupus Simpleks (65%).
Viskometer Hoppler digunakan untuk cairan yang mengikuti hukum
Newton, yaitu viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan
tidak bergantung pada kecepatan geser. Hal yang pertama dilakukan
adalah mengisi tabung yang ada didalam alat dengan cairan yang akan
diukur viskositasnya sampai hampir penuh. Setelah itu dimasukkan
bola yang sesuai, mulai dari bola yang terkecil sampai yang terbesar.
Digunakan ukuran bola yang berbeda karena untuk dapat mengetahui
viskositas cairan. Setelah itu dimasukkan kembali cairan sampai
tabung penuh, lalu ditutup sampai tidak terdapat gelembung udara di
dalam tabung. Adanya gelembung udara akan mempengaruhi
pergerakan bola yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap
perhitungan waktu.
Apabila bola sudah turun melampaui garis awal, kembalikan bola
ke posisi semula dengan cara memutar tabung 360 o. Agar pada saat
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 7 dari 10
Laporan Praktikum Farmasi Fisika
1440H/20
18
bola berada digaris atas tepat awal pengukuran waktu, bola sudah
berada pada posisi yang tepat dan pada kecepatan yang tetap. Setelah
itu waktu tempuhnya dicatat mulai dari garis m 1 sampai m3 dalam
detik. Kemudian cari BJ dari masing –masing cairan yang akan diuji
menggunakan piknometer. Hal ini dilakukan untuk perhitungan
viskositas. Lalu viskositas dari masing-masing cairan dihitung.
Dari hasil percobaan ini didapat data BJ dari Gliserin 1,193 g/ml,
Propilenglikol 1,043g/ml, dan Sirupus Simpleks 65% 1,244 g/ml. Dari data
ini dapat diketahui bahwa BJ terbesar dimiliki oleh Sirupus Simpleks
65% lalu Gliserin, dan yang terakhir Propilenglikol. Didapatkan juga
viskositas tertinggi yaitu Propilenglikol 0,135151 poise lalu Sirupus
simpleks 65% 0,103209 poise, dan Gliserin 0,029561 poise.
Percobaan kali ini tidak sesuai literatur dimana seharusnya jika
semakin besar BJ maka akan semakin besar viskositas suatu cairan.
Hal ini disebabkan karena larutan sirupus simpleks yang dipakai habis
sehingga tabung yang ada didalam alat tidak terisi penuh, serta tidak
akuratnya perhitungan waktu jatuh bola.
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium Farmasi Terpadu Unit E – Farmasetika | Program Studi Farmasi | Fakultas MIPA –
Unisba 8 dari 10