Anda di halaman 1dari 28

Konsep Laba

Resti Yulistia M

Resti Yulistia
Pendahuluan

• Konsep Matching
• Biaya harus dibebankan sesuai dengan pengakuan dan
periode penghasilan
• Angka laba/rugi → bottom line

Resti Yulistia
Laba
• Terdapat perbedaan terjemahan mengenai laba:
• Laba sebagai terjemahan dari income
• Laba sebagai terjemahan dari earnings

Resti Yulistia
Pengertian Laba
• Terdapat banyak definisi atau makna laba oleh berbagai
sumber.
• Secara umum para pakar dalam bidang akuntansi
mendefinisikan pengertian laba dengan berbagai
macam deskripsi seperti:
• Commite On Terminology (Sofyan Syafri H,2011) laba
sebagai jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok
produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau
penghasilan operasi.
• APB Statement, Laba (rugi) sebagai kelebihan (defisit)
penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi
Resti Yulistia
Pengertian Laba
• FASB (SFAC N0. 6, prg 70)
comprehensive income is the change in equity of a
business enterprise during a period from transaction
and other events and circumstances from nonowner
sources. It includes all changes in equity during a
period except those resulting from investment by
owners and distributions to owners.

Resti Yulistia
• IAI tidak menerjemahkan income dengan istilah laba,
tetapi dengan istilah penghasilan.
• Dalam Kerangka Konseptual dan Pelaporan Keuangan,
(IAI,2019)
• Definisi penghasilan (income) adalah peningkatan asset,
atau penurunan liabilitas, yang menghasilkan peningkatan
ekuitas, selain yang berkaitan dengan kontribusi dari
pemegang klaim ekuitas. (pg. 4.68).
• Penghasilan (income) meliputi baik pendapatan
(revenue) maupun keuntungan (gains). Pendapatan
timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang
biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda spt
penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,
royalti dan sewa
Resti Yulistia
• Tidak adanya persamaan pendapat untuk
mendefinisikan laba secara tepat disebabkan oleh
luasnya penggunaan konsep laba.
• Para pemakai laporan keuangan mempunyai konsep
laba sendiri yang dianggap paling cocok untuk
pengambilan keputusan mereka.

Resti Yulistia
Laba secara konseptual mempunyai karakteristik
(suwardjono):
• Kenaikan kemakmuran yang dimiliki atau dikuasai suatu
entitas (perorangan, kelompok individual, institusi)
• Perubahan terjadi dalam suatu kurun waktu sehingga
harus diidentifikasi kemakmuran awal dan kemakmuran
akhir
• Perubahan dapat dinikmati, didistribusi atau ditarik oleh
entitas.

Resti Yulistia
• Tujuan Pelaporan laba, yaitu sebagai (Suwardjono):
• Indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam
perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian atas
investasi (rate of return on invested capital)
• Pengukur prestasi manajemen
• Dasar penentuan besarnya pengenaan pajak
• Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu negara
• Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang
• Dasar kompensasi dan pembagian bonus
• Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian
perusahaan
• Dasar pembagian deviden

Resti Yulistia
Laba ekonomi dan laba akuntansi
• Menurut Mitchel (dalam Bedford, 1965) perbedaan antara laba
ekonomi dan laba akuntansi disebabkan oleh perbedaan konsep
yang melandasinya.

Resti Yulistia
Laba akuntansi vs Laba ekonomik
• Laba akuntansi → laba dari sudut pandang kesatuan
usaha karena keperluan untuk menyajikan informasi
secara objektif dan terandalkan.
• Laba akuntansi adalah perbedaan antara realisasi laba
yang tumbuh dari transaksi-transaksi selama periode
berlangsung dan biaya-biaya historis yang berhubungan

Resti Yulistia
Laba akuntansi vs Laba ekonomik
• Laba ekonomik (economic income)→ laba dari sudut
pandang investor karena keperluan untuk menilai
investasi dalam saham yang dalam banyak hal bersifat
subjektif tergantung pada karakteristik investor.
• Dengan demikian, laba dimata investor adalah tingkat
kembalian internal (internal rate of return) aliran-
aliran kas masa depan yang dapat dihasilkan
seandainya investor menanamkan asetnya di tempat
lain

Resti Yulistia
Laba akuntansi vs Laba ekonomik
• Berdasarkan konsep dasar:
• Laba akuntansi → dilandasi oleh konsep kontinuitas usaha yang
memandang aset sebagai sisa potensi jasa sehingga kos historis
menjadi basis pengukurannya
• Laba ekonomik → dilandasi oleh konsep likuidasi yang melihat aset
sebagai simpanan atau sediaan nilai (store of value) setiap saat
sehingga nilai sekarang menjadi basis pengukurannya.

Resti Yulistia
Laba akuntansi vs Laba ekonomik
• Hendriksen dan van Breda (1992) menyederhanakan perbedaan ini
atas dasar konsep depresiasi.
• Laba akuntansi → dihitung atas dasar depresiasi akuntansi (alokasi)
• Laba ekonomik → dihitung atas dasar depresiasi ekonomik
(penurunan nilai)

Resti Yulistia
Schroeder dan clark (1998) menunjukkan perbedaan
laba oleh Bedford atas dasar sifatnya:
1. Physic income → konsumsi barang dan jasa pribadi yang
memberikan kesenangan pribadi dan pemenuhan
kebutuhan fisik. Tidak dapat diukur secara langsung, tapi
dapat ditaksir dengan laba riil.
2. Real income → kejadian yang memberikan peningkatan
kenikmatan fisik. Ukuran yang digunakan adalah biaya
hidup
3. Money income → semua uang yang diterima dan
dimaksudkan untuk dikonsumsi dalam memenuhi
kebutuhan hidup.

Resti Yulistia
Menurut Belkaoui (2007; 229), definisi tentang laba
akuntansi memiliki 5 sifat:
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi yang benar-
benar terjadi (muncul dari penjualan barang atau jasa
dikurangi biaya yang dibutuhkan untuk penjualan
tersebut)
2. Didasarkan pada postulat periode dan mengacu pada
kinerja keuangan dan perusahaan selama satu periode
tertentu
3. Didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan definisi,
pengukuran dan pengakuan pendapatan.
4. Memerlukan pengukuran terhadap beban dalam bentuk
biaya historis
5. Didasarkan pada prinsip matching, artinya hasil dikurangi
biaya yang diterima/ dikeluarkan dalam periode yang
sama Resti Yulistia
Keunggulan Laba Akuntansi
• Keunggulan laba akuntansi dapat dirumuskan sebagai
berikut (Belkaoui, 2007;231):
• Laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan
keuangan masih mempercayai bahwa laba akuntansi masih
bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan
ekonomi.
• Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat
diuji kebenarannya, karena didasarkan pada transaksi/fakta
aktual, yang didukung bukti obyektif.
• Atas dasar prinsip realisasi dalam mengakui pendapatan, laba
akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Perlu adanya
kewaspadaan dalam pengukuran dan pelaporan laba dengan
mengabaikan perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung
yang direalisasi (realized gains).
• Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan
pengendalian → laba akuntansi menginformasikan
bagaimana cara manajemen memenuhi tanggung jawabnya.
Resti Yulistia
Kelemahan laba akuntansi
• Laba akuntansi tidak mengakui kenaikan nilai yang
belum terealisasi dari aktiva yang dimiliki dalam satu
periode akibat penerapan biaya historis.
• Ketergantungan laba akuntansi pada prinsip biaya
historis menjadikan komparabilitas (dibandingkan)
sulit dilakukan, karena adanya perbedaan metode
dalam menghitung biaya (contoh perbedaan metode
pembiayaan persediaan).
• Ketergantungan laba akuntansi pada prinsip biaya
historis, prinsip realisasi dan konservatisme dapat
menghasilkan data yang menyesatkan dan salah
dimengerti atau tidak relevan bagi penggunanya.

Resti Yulistia
Perbandingan laba akuntansi vs laba ekonomik (swj)
Laba akuntansi Laba ekonomik
Sudut pandang Perekayasa Pemegang saham
pemaknaan akuntansi,
penyusun standar
Dasar pengukuran Kos historis Nilai pasar, nilai
likuidasi
Makna depresiasi Alokasi kos Penurunan nilai
ekonomik
Unit pengukur rupiah Daya beli
Sifat laba Laba uang/nominl Laba real
Konsep dasar Kontinuitas usaha, Likuidasi, nilai
yang mendasari asas akrual tunai
Resti Yulistia
Pendekatan Pengukuran Laba (Suwardjono; 269)
1. Pendekatan Transaksi
Laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi yang
kemudian terakumulasi sampai akhir periode. → ‘terealisasi'
2. Pendekatan Kegiatan
Laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya
kegiatan atau kejadian, bukan sebagai hasil suatu transaksi
pada saat tertentu. → kriteria ‘terbentuk’
Laba → terealisasi dan terbentuk
3. Pendekatan Mempertahankan Kapital (Capital Maintenance)
Laba merupakan konsekuensi dari pengukuran kapital pada
2 titik waktu yang berbeda.
Laba diperoleh jika jumlah finansial (uang) dari aset neto
pada akhir periode melebihi aset neto pada awal periode

Resti Yulistia
Skala pengukuran
• Skala pengukuran adalah unit pengukur yang dapat dilekatkan pada
suatu objek.
• Pengukuran laba dalam akuntansi dapat dibagi menjadi dua yaitu
skala nominal dan skala daya beli konstan.
• Skala Nominal
• Unit pengukur yang digunakan adalah jumlah rupiah (nominal) yang telah
terjadi dan dicatat dalam akuntansi tanpa memperhatikan perubahan daya
beli. Dengan demikian, jumlah tersebut dapat ditambahkan bersama-sama
atau dikurangkan satu sama lain

Resti Yulistia
• Skala Daya Beli Konstan
• Unit pengukur yang digunakan adalah unit moneter yang
nilainya dinyatakan dalam bentuk daya beli. Oleh karena
daya beli uang berubah, maka unit moneter sebagai
indikator nilai atas dasar skala daya beli konstan, unit
moneter diubah dengan menggunakan indeks tertentu
(misalnya indeks harga konsumen). Atas dasar skala ini,
semua nilai (rupiah) dapat menunjukkan daya beli yang
sama

Resti Yulistia
Laporan Laba rugi komprehensif
• Total laba rugi komprehensif dibagi menjadi (Martani, dkk, 2012):
1. Komponen laba rugi
laba rugi adalah total pendapatan dikurangi beban, yang tidak termasuk
dalam komponen pendapatan komprehensif lain
2. Komponen pendapatan komprehensif lain
berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laba rugi,
sebagaimana disyaratkan oleh SAK lainnya (PSAK 1, pg7)

Resti Yulistia
Pos luar biasa/Extra ordinary item
• Kejadian atau transaksi yang mempengaruhi secara
materiil yang tidak diperkirakan terjadi berulang kali
dan tidak dianggap berulang dalam proses operasi
normal perusahaan (APB).
• Suatu transaksi disebut pos luar biasa jika memenuhi
syarat:
• Unusual nature → bersifat tidak biasa
• Infrequency of occurrence → tidak sering terjadi
• Bila hanya salah satu kriteria terpenuhi →
penghasilan/beban lain-lain
• Contoh: kerugian akibat gempa bumi, kebanjiran

Resti Yulistia
• Berdasarkan SAK terbaru yang mengadopsi IFRS, perusahaan
dilarang menyajikan pos penghasilan dan beban sebagai pos luar
biasa dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas
laporan keuangan.
• Pos yang bersifat tidak biasa karena jarang terjadi dapat disajikan
sebagai keuntungan atau kerugian non-operasi, yang dimasukkan
dalam other comprehensive income (pendapatan komprehensif
lainnya)

Resti Yulistia
Perataan Laba dan Manajemen Laba
Teori Keagenan (Jensen&Meckling, 1976)

prinsipal/pemilik agen

Masalah: konflik kepentingan


prinsipal kesulitan untuk memastikan bahwa agen bertindak
untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik

pelaporan keuangan

Asimetri informasi mekanisme


pengawasan →
Manajemen laba audit
Perataan laba
Resti Yulistia agency cost
• Manajemen laba (earnings management)
yaitu suatu cara penyajian laba yang disesuaikan dengan
tujuan yang diinginkan oleh manajer, melalui pemilihan suatu
set kebijakan akuntansi atau melalui pengelolaan akrual
(Scott, 2000)
• Manajemen laba terjadi ketika para manajer
menggunakan pertimbangan mereka dalam pelaporan
keuangan dan struktur transaksi untuk mengubah
laporan keuangan dengan tujuan menyesatkan
pengguna laporan keuangan

Resti Yulistia
• Perataan laba merupakan bagian dari manajemen
laba
• Perataan laba (income smoothing)
• pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke tahun dengan
memindahkan pendapatan dari tahun-tahun yang tinggi
pendapatannya ke periode-periode yang kurang
menguntungkan.
• perataan laba mencerminkan suatu usaha dari manajemen
perusahaan untuk menurunkan variasi yang abnormal dala
laba sejauh yang diizinkan oleh prinsip-prinsip akuntansi
dan manajemen yang baik.

Resti Yulistia

Anda mungkin juga menyukai