Anda di halaman 1dari 171

KETENTUAN

PEMOTONGAN DAN
PEMUNGUTAN
PAJAK PENGHASILAN
Dosen :
Mukhlizul Hamdi, SE, MSi, Akt, CA
1
MEKANISME POTONG/PUNGUT
PEMOTONG YANG DIPOTONG
(Witholder) (Subjek Pajak)
MEMBAYAR
Pemberi Hasil Penerima Penghasilan

OBJEK PEMOTONGAN BUKAN OBJEK

Psl 4 (1) & (2) UU PPh Psl 4 (3) UU PPh

KEWAJIBAN PERPAJAKAN
SSP
 POTONG/PUNGUT
 SETOR
Bukti
 LAPOR Potong SPT MASA
2
OBJEK PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPh

PEMOTONGAN PEMUNGUTAN PEMOTONGAN


PEMOTONGAN
PPh PASAL 21/26 PPh PASAL 22 PPh
PPh PASAL 23/26
PASAL 4 AYAT (2)

3
PPh Pasal 21

4
DASAR HUKUM
PEMOTONGAN PPh PASAL 21

• UU No.6 Tahun 1983 sttd UU UU No. 16 Tahun 2009 (KUP)


UU • UU No.7 Tahun 1983 sttd UU No.36 Tahun 2008 (PPh)

-PP No.45 Tahun 1994 (PPh atas Penghsl PNS dkk)


PP
-PP No. 8 Tahun 2007 (Peraturan Pelaks.UU KUP)

-PMK No. 181 Th 2007 (Bentuk dan Isi SPT)


-PMK No. 184 Th 2007 (Tgl jatuh tempo pembayaran,pelaporan)
PER -PMK No.186 Th 2007 (Dikecualikan dari pengenaan sanksi)
-PMK No.190 Th 2007 (Pengembalian pajak yg seharusnya tdk terutang)
MENKEU
-PMK No.252 Th 2008 (Petunjuk pemotongan PPh Pasal 21)
-PMK No.246 Th 2008 (Bea siwa dikecualikan dari Objek PPh)
-PMK No.250 Th 200 (Biaya jabatan dan Biaya Pensiun)
-PMK No.254 Th 2008 (PTKP untuk Pegawai Harian dan Mingguan)

PER -PERDIRJEN No.31/PJ/2009 (Pedoman Tatacara Pemot. PPh Ps.21)


DIRJEN -PERDIRJEN No.32/PJ/2009 (Form.SPT Masa & Bukti Pot PPh Ps.21)
-PERDIRJEN No.38/PJ/2009 (Formulir SSP)
Dit.P2Humas 5 5
PENGERTIAN PPh PASAL 21/26

PAJAK PENGHASILAN
SEHUBUNGAN DENGAN

- PEKERJAAN
- JASA DAN KEGIATAN , YG DILAKUKAN WP ORANG PRIBADI

PENGHASILAN BERUPA :
- GAJI - UPAH
- UANG PENSIUN - HONORARIUM
- TUNJANGAN, - KOMISI, FEE, UANG HADIR
- BONUS, THR - HADIAH DAN PENGHARGAAN
- PEMBAYARAN LAIN DENGAN NAMA APAPUN

WP DN WP LN
PPh PASAL 21 PPh PASAL 26
6
PEMOTONG PPh PASAL 21

PEMOTONG

ORANG PRIBADI
PEMBERI
KERJA BADAN
(TERMASUK BUT)

BENDAHARA PEMERINTAH PUSAT/DAERAH


(TERMASUK INSTANSI/LEMBAGA PEMERINTAH LAINNYA,
LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA LAINNYA, KEDUBES RI DI LUAR NEGERI)

DANA PENSIUN, PT. TASPEN, PT. ASTEK,


PENYELENGGARA JAMSOSTEK

PENYELENGGARA KEGIATAN TERMASUK BADAN PEMERINTAH,


ORGANISASI YG BERSIFAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL, PERKUMPULAN,
ORANG PRIBADI SERTA LEMBAGA LAINNYA YG MENYELENGGARAKAN
KEGIATAN
7
TIDAK WAJIB MELAKUKAN PEMOTONG PPh PASAL 21

BUKAN PEMOTONG

KANTOR PERWAKILAN NEGARA ASING

ORGANISASI-ORGANISASI INTERNASIONAL YANG DITETAPKAN


MENTERI KEUANGAN RI SEBAGAI BUKAN SUBJEK PAJAK

PEMBERI KERJA ORANG PRIBADI YG TIDAK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA


ATAU PEKERJAAN BEBAS YG SEMATA-MATA MEMPERKERJAKAN
ORANG PRIBADI UNTUK MELAKUKAN PEKERJAAN RUMAH TANGGA
ATAU PEKERJAAN BUKAN DALAM RANGKA MELAKUKAN
KEGIATAN USAHA ATAU PEKERJAAN BEBAS

8
PENERIMA PENGHASILAN YANG
DIPOTONG PPh PASAL 21/26
PENERIMA PENGHASILAN

PEGAWAI TETAP*
PEGAWAI
PEGAWAI TIDAK TETAP

TENAGA AHLI, SENIMAN, ARTIS, PEMBAWA ACARA,


OLARAGAWAN, PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH,
PENGARANG, PENELITI, PENERJEMAH, AGEN IKLAN,
BUKAN PEGAWAI PENGAWAS/PENGELOLA PROYEK, PEMBAWA PESAN,
PETUGAS PENJAJA BARANG DAGANGAN, PETUGAS
DINAS LUAR ASURANSI, DISTRIBUTOR PERUSAHAAN
MULTILEVEL MARKETING/DIRECT SELLING

PESERTA KEGIATAN
PENERIMA PESANGON, PENSIUN ATAU UANG MANFAAT
PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA ATAU JAMINAN HARI TUA
*PEGAWAI TETAP : PEGAWAI YG MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN DLM JUMLAH TERTENTU SECARA
TERATUR, TERMASUK ANGGOTA DEWAN KOMISARIS & ANGGOTA DEWAN PENGAWAS YG SECARA TERATUR
TERUS MENERUS IKUT MENGELOLA KEGIATAN PERUSAHAAN SECARA LANGSUNG, SERTA PEGAWAI YG
BEKERJA BERDASARKAN KONTRAK UTK SUATU JANGKA WAKTU TERTENTU SEPANJANG PEGAWAI YANG
Dit.P2Humas
BERSANGKUTAN BEKERJA PENUH (FULL TIME) DLM PEKERJAAN TERSEBUT.
9 9
TIDAK TERMASUK PENERIMA PENGHASILAN
YANG DIPOTONG PPh PASAL 21/26

TIDAK TERMASUK
PENERIMA PENGHASILAN

PEJABAT PERWAKILAN WNI YG BEKERJA


PEJABAT PERWAKILAN
DIPLOMATIK/KONSULAT ATAU SBG OFFICIAL
ORGANISASI INTERNASIONAL YG
PEJABAT LAIN DARI NEGARA BADAN
DITETAPKAN OLEH MENKEU YAITU
ASING TERMASUK ORANG- INTERNASIONAL
KMK. NO. 574/KMK.04/2000
ORANG YANG DIPERBANTUKAN DARI
SBG.MANA TELAH DIUBAH DGN
& BERTEMPAT TINGGAL PERSERIKATAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
BERSAMA MEREKA BANGSA-BANGSA
NO. 215/PMK.03/2008
(PBB)

• BUKAN WNI
• BUKAN WNI
• TIDAK MENERIMA/ MEMPEROLEH TIDAK MENERIMA/
PENGHASILAN LAIN DI LUAR • TIDAK MENJALANKAN USAHA/ MEMPEROLEH
JABATANNYA DI INDONESIA KEGIATAN/PEKERJAAN LAIN PENGHASILAN
• NEGARA YBS. MEMBERIKAN UNTUK MEMPEROLEH LAIN DI LUAR
PENGHASILAN DI INDONESIA SBG OFFICIAL
PERLAKUAN TIMBAL BALIK
10
PENGHASILAN YANG DIPOTONG
PPh PASAL 21/26

PENGHASILAN

DITERIMA/DIPEROLEH SECARA TERATUR

DITERIMA/DIPEROLEH SECARA TIDAK TERATUR

BERUPA UPAH HARIAN, UPAH MINGGUAN,UPAH BULANAN,


UPAH SATUAN, DAN UPAH BORONGAN
BERUPA UANG PESANGON , UANG MANFAAT PENSIUN,
JAMINAN/TUNJANGAN HARI TUA, DAN PEMBAYARAN
LAIN SEJENIS

BERUPA HONORARIUM, KOMISI, FEE, UANG SAKU, UANG SAKU,


UANG REPRESENTASI, UANG RAPAT, HONORARIUM, HADIAH ATAU
PENGHARGAAN DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN,
DAN IMBALAN SEJENIS DENGAN NAMA APAPUN

TERMASUK PEMBERIAN DLM BENTUK NATURA/KENIKMATAN YG DIBERIKAN OLEH BUKAN WAJIB PAJAK
ATAU WAJIB PAJAK YG DIKENAKAN PPH YG BERSIFAT FINAL DAN YG DIKENAKAN PPh BERDASARKAN
Dit.P2Humas
NORMA PENGHITUNGAN KHUSUS (DEEMED PROFIT)
11 11
TIDAK TERMASUK PENGHASILAN
YANG DIPOTONG PPh PASAL 21

PENGHASILAN
PEMBAYARAN MANFAAT ATAU SANTUNAN ASURANSI DARI PERUSAHAAN
SEHUBUNGAN DGN ASURANSI KESEHATAN, ASURANSI KECELAKAAN,
ASURANSI JIWA, ASURANSI DWIGUNA, DAN ASURANSI BEASISWA

PENERIMAN DLM BENTUK NATURA DAN/ATAU /KENIKMATAN DLM BENTUK


APAPUN YG DIBERIKAN OLEH WAJIB PAJAK ATAU PEMERINTAH

IURAN PENSIUN YANG DIBAYARKAN KEPADA DANA PENSIUN YG


PENDIRIANNYA TLH DISAHKAN MENKEU,IURAN TUNJANGAN HARI TUA
ATAU IURAN JAMINAN HARI TUA KEPADA BADAN PENYELENGGARA
TUNJANGAN HARI TUA/JAMSOSTEK YANG DIBAYAR OLEH PEMBERI KERJA
ZAKAT YG DITERIMA OLEH ORANG PRIBADI YG BERHAK DARI BADAN/
LEMBAGA AMIL ZAKAT YG DIBENTUK ATAU DISAHKAN PEMERINTAH, ATAU
SUMBANGAN KEAGAMAAN YG SIFATNYA WAJIB BAGI PEMELUK AGAMA YG
DIAKUI DI INDONESIA YG DITERIMA OLEH ORANG PRIBADI YG BERHAK DARI
LEMBAGA KEAGAMAAN YG DIBENTUK ATAU DISAHKAN PEMERINTAH

BEASISWA YG DITERIMA WNI DLM RANGKA MENGIKUTI PENDIDIKAN DI DLM


NEGERI PADA TK PENDIDIKAN DASAR, MENENGAH & TINGGI DGN SYARAT
PEMBERI DGN PENERIMA BEASISWA TDK MEMPUNYAI HUB. ISTIMEWA 12 12
Dit.P2Humas
PERHITUNGAN PPh
PASAL 21

13
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
PENGHASILAN BRUTO

PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN BUKAN PEGAWAI PESERTA


PEGAWAI TIDAK TETAP* KEGIATAN

HONORARIUM,
GAJI, TUNJANGAN UANG PENSIUN UANG SAKU,
KOMISI DAN FEE DGN
TERKAIT DGN GAJI BULANAN,TUNJANGAN UANG
SYARAT PUNYA NPWP
REPRESENTASI,
& HANYA MENERIMA
UANG RAPAT,
DIKURANGI: PENGHASILAN DARI 1
HONORARIUM,
- BIAYA JABATAN, 5% DARI PEMBERI KERJA
DIKURANGI: HADIAH DAN
PENGH. BRUTO MAKS BIAYA PENSIUN, 5% DARI PENGHARGAAN
Rp 6.000.000,-/ THN ATAU D
PENGH.BRUTO MAKSIMAL I
Rp 500.000,-/BLN (HANYA
Rp 2.400.000,00/THN ATAU K
UTK PEGAWAI TETAP) U
- IURAN YG TERIKAT DGN
Rp 200.000,00
R
PENGHASILAN TETAP A
N
G
I

PENGHASILAN
DIKURANGI
NETO PTKP

TARIF PS.17 UU PPh PENGHASILAN KENA PAJAK


*YANG (dibulatkan ke bawah hingga ribuan penuh)
PENGHASILAN
NYA DIBAYAR
SECARA JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP MAKA 14
BULANAN TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI
PTKP=PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

PTKP PTKP PTKP


Mulai 1-1-2013 Mulai 1-7-2015 Mulai 1-1-2016
SETAHUN SEBULAN SETAHUN SEBULAN SETAHUN SEBULAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
UNTUK DIRI PEGAWAI (TK/-) 24,300,000 2,025,000 36,000,000 3,000,000 54,000,000 4,500,000
UNTUK DIRI PEGAWAI YG
KAWIN/NIKAH (K/-) 26,325,000 2,193,750 39,000,000 3,250,000 58,500,000 4,875,000

UNTUK PEGAWAI YG KAWIN


& MEMILIKI 1 TANGGUNGAN 28,350,000 2,362,500 42,000,000 3,500,000 63,000,000 5,250,000
(K/1)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN
& MEMILIKI 2 TANGGUNGAN 30,375,000 2,531,250 45,000,000 3,750,000 67,500,000 5,625,000
(K/2)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN
& MEMILIKI 3 TANGGUNGAN 32,400,000 2,700,000 48,000,000 4,000,000 72,000,000 6,000,000
(K/3)

PTKP MAKSIMAL 3 TANGGUNGAN


• TAMBAHAN PTKP UTK WAJIB PAJAK KAWIN DAN SETIAP TANGGUNGAN SEBESAR Rp
1.320.000
• PTKP DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA AWAL TAHUN KALENDER,
• PTKP BAGI PEGAWAI YG BARU DATANG DAN MENETAP DI INDONESIA DLM BAGIAN 15
TAHUN KALENDER YG NYA DITENTUKAN BERDASARKAN KEADAAN PADA
PTKP UTK KARYAWATI

STATUS KAWIN,
SUAMI TDK MENERIMA/ STATUS TIDAK
STATUS KAWIN
MEMPEROLEH KAWIN
PENGHASILAN

- UTK DIRI
HANYA UTK DIRI - UTK DIRI
SENDIRI
SENDIRI, YAITU SENDIRI
- STATUS KAWIN
RP 54.000.000,00 - TANGGUNGAN
- TANGGUNGAN
SETAHUN MAKS 3 ORG
MAKS 3 ORG

SYARAT:
MENUNJUKKAN KETERANGAN TERTULIS DARI
PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI
TIDAK MENERIMA/MEMPEROLEH PENGHASILAN

16
TARIF UNTUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
Pasal 17 ayat (1) a UU No.36/2008 ( UU PPh)

NO Lapisan Penghasilan Tarif

1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%

2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%

3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp500.000.000,- 25%

4. Di atas Rp500.000.000,- 30%

Dit.P2Humas 17
Contoh :
Penghasilan Kena Pajak Rp 75.000.000

Pajak Penghasilan yg hrs dipotong bagi wajib pajak yg memiliki NPWP


adalah :
5% x Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp 25.000.000 = Rp 3.750.000 (+)
Jumlah ……………………………………… Rp 6.250.000

Pajak penghasilan yg hrs dipotong jika wajib pajak tdk memiliki NPWP
adalah :
5% x 120% x Rp 50.000.000 = Rp 3.000.000
15% x 120% x Rp 25.000.000 = Rp 4.500.000 (+)
Jumlah ……………………………………… Rp 7.500.000

18
Perhitungan PPh ps 21 bagi pegawai tetap atas
penghasilan yg bersifat tetap
• Penghasilan bruto :
1. Gaji sebulan …………………………………………………………………... xxx
2. Tunjangan PPh ……………………………………………………………….. xxx
3. Tunjangan & honorarium lainnya …………………………………………… xxx
4. Premi asuransi yg dibayar pemberi kerja ………………………………….. xxx
5. Penerimaan dlm bentuk natura yg dikenakan pemotongan PPh ps 21 .... xxx
6. Jumlah penghasilan bruto (jlh 1 sd. 5) ………………………………………….. xxx
• Pengurangan :
7. Biaya jabatan (5%xpengh bruto, maks Rp 500rb sebln) …………………. xxx
8. Iuran pensiun atau THT/JHT (yg dibayarkan oleh penerima penghasilan) xxx
9. Jumlah pengurangan (jlh 7+8) …………………………………………………. (xxx)
• Perhitungan PPh ps 21 :
10. Penghasilan neto sebulan (6-9) ……………………………………………….... xxx
11. Penghasilan neto setahin/disetahunkan (10x12 bln) …………………………. xxx
12. Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) …………………………………………. xxx
13. Penghasilan kena pajak (PKP) setahun (11-12) ………………………………. xxx
14. PPh ps 21 yg terutang (13xtarif ps 17 ayat (1) huruf a ……………………….. xxx
15. PPh ps 21 yg dipotong sebulan (14:12 bln) ……………………………………. xxx
19
Contoh Perhitungan Pemotongan PPh Pasal 21
Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Bulanan
Bulanan
Bambang Yuliana pegawai pada perusahaan PT Yasa Buana,
menikah tanpa anak, memperoleh gaji sebulan Rp 10.000.000
tunjangan-tunjangan Rp 4.000.000 sebulan. PT Yasa Buana
mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan
premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dg jlh masing-
masing 0,5% dan 0,3% dari gaji. PT Yasa Buana menanggung iuran
Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji sedangkan
Bambang Yuliana membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2% dari
gaji setiap bulan. Disamping PT Yasa Buana juga mengikuti program
pensiun utk pegawainya. PT Yasa Buana membayar iuran pensiun
utk Bambang Yuliana ke dana pensiun, yg pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 100.000,
sedangkan Bambang Yuliana membayar iuran pensiun sebesar Rp
80.000.
Perhitungan PPh pasal 21 bulan Juli 2016 adalah :
20
Perhitungan PPh ps 21 :
Gaji sebulan Rp10.000.000
Tunjangan-tunjangan 4.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (0,5% x Rp 10jt) 50.000
Premi Jaminan Kematian (0,3% x Rp 10jt) 30.000
Penghasilan Bruto sebulan ……………………………………..... Rp 14.080.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp14,080jt=704.000), maks. Rp 500.000
2. Iuran Pensiun Rp 80.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua (2%xRp 10jt) Rp 200.000 Rp 780.000
Penghasilan neto sebulan …………………………………………...….… Rp 13.300.000
Penghasilan neto setahun (12xRp13.300.000) Rp 159.600.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……………………….…….... Rp 101.100.000

21
PPh pasal 21 setahun :
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 51.100.000 7.665.000
10.165.000
PPh pasal 21 sebulan :
Rp 10.165.000 / 12 …………………… Rp 847.083

22
Tugas 1 :
Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Bulanan
Bulanan
Budi pegawai pada perusahaan PT Buana Lestasi, menikah punya 2
anak, memperoleh gaji sebulan Rp 8.000.000. PT Buana Lestari
mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan
premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dg jlh masing-
masing 0,5% dan 0,3% dari gaji. PT Buana Lestari menanggung iuran
Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji sedangkan
Budi membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 3% dari gaji setiap
bulan. Disamping PT Buana Lestari juga mengikuti program pensiun
utk pegawainya. PT Buana Lestari membayar iuran pensiun utk Budi
ke dana pensiun, yg pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan, setiap bulan sebesar Rp 150.000, sedangkan Budi
membayar iuran pensiun sebesar Rp 120.000.
Hitungan PPh pasal 21 bulan Juli 2016

23
Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Bulanan
Bulanan
(wanita,
(wanita, suami
suami tdk
tdk berpenghasilan)
berpenghasilan)
Endang Vidyawati adalah seorang karyawati dg status menikah tanpa
anak, bekerja pada PT Ventura Entiti dg gaji sebulan Rp 7.500.000.
Endang Vidyawati membayar iuran pensiun yg pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Kuangan sebesar Rp 100.000 sebulan.
Berdasarkan surat keterangan dari Pemda tempat Endang Vidyawati
berdomisili yg diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa
suaminya tdk mempunyai penghasilan apapun. Pada bulan Juli selain
menerima gaji, juga menerima pembayaran atas lembur sebesar Rp
2.500.000
Perhitungan PPh pasal 21 bulan Juli 2016 adalah :

24
Perhitungan PPh ps 21 :

Gaji sebulan Rp 7.500.000


Lembur 2.500.000
10.000.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 10jt) Rp 500.000
2. Iuran Pensiun Rp 100.000 Rp 600.000
Penghasilan neto sebulan ……………………………………………..…… Rp 9.400.000
Penghasilan neto setahun (12 x Rp 9.400.000) Rp112.800.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin Rp 4.500.000 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………….. Rp 54.300.000

25
PPh pasal 21 setahun :
5% x Rp 50.000.000 ………….Rp 2.500.000
15% x Rp 4.300.000 645.000
3.145.000
PPh pasal 21 sebulan (Rp 3.145.000 / 12) …………………Rp 262.083

26
Tugas 2 :

Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Bulanan
Bulanan
(wanita,
(wanita, suami
suami tdk
tdk berpenghasilan)
berpenghasilan)

Fatimah adalah seorang karyawati dg status menikah punya 3 anak,


bekerja pada PT Angin Ribut dg gaji sebulan Rp 12.500.000. Fatimah
membayar iuran pensiun yg pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan sebesar Rp 100.000 sebulan. Berdasarkan surat
keterangan dari Pemda tempat Fatimah berdomisili yg diserahkan
kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tdk mempunyai
penghasilan apapun. Pada bulan Agustus selain menerima gaji, juga
menerima pembayaran atas lembur sebesar Rp 3.500.000
Hitungan PPh pasal 21 bulan Agustus 2016

27
Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Bulanan
Bulanan
(wanita,
(wanita, suami
suami berpenghasilan)
berpenghasilan)
Firma Utami karyawati dg status menikah tetapi mempunyai tiga anak
bekerja pada PT Unggul Farmindo. Firma Utami menerima gaji Rp
3.000.000 sebulan. PT Unggul Farmindo mengikuti program pensiun dan
Jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun
yg pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp
40.000 sebulan. Firma Utami juga membayar iuran pensiun sebesar Rp
30.000 sebulan, disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan
Hari Tua karyawannya setiap bulannya sebesar 3,7% dari gaji,
sedangkan Firma Utami membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2%
dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
dibayar oleh pemberi kerja dg jumlah masing-masing sebesar 1% dan
0,3% dari gaji. Pada bulan Juli 2016 selain menerima gaji, juga
menerima pembayaran atas lembur sebesar Rp 2.000.000
Perhitungan PPh pasal 21 bulan Juli 2016 adalah :

28
Perhitungan PPh ps 21 bln Juli 2016 :
Gaji sebulan Rp 3.000.000
Lembur 2.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (1% x Rp 3jt) Rp 30.000
Premi Jaminan Kematian (0,3% x Rp 3jt) Rp 9.000
Penghasilan Bruto ………………………………………………..... Rp 5.039.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 5,039jt) Rp 251.950
2. Iuran Pensiun Rp 30.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua (2%xRp 3jt) Rp 60.000 341.950
Penghasilan neto sebulan …………………………………………………… Rp 4.697.050
Penghasilan neto setahun (12xRp 4.697.050) Rp 56.364.600
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……….……………………...... Rp 2.364.600
Pembulatan Rp 2.364.000

29
PPh pasal 21 setahun :
5% x Rp 2.364.000 ………….Rp 118.200
PPh pasal 21 sebulan :
Rp 118.200 / 12 ………………Rp 9.850

30
Tugas 2b

Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Bulanan
Bulanan
(wanita,
(wanita, suami
suami berpenghasilan)
berpenghasilan)
Firma Utami karyawati dg status menikah tetapi mempunyai dua anak
bekerja pada PT Unggul Farmindo. Firma Utami menerima gaji Rp
4.500.000 sebulan. PT Unggul Farmindo mengikuti program pensiun dan
Jamsostek. Perusahaan membayar iuran pensiun kepada dana pensiun
yg pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp
40.000 sebulan. Firma Utami juga membayar iuran pensiun sebesar Rp
80.000 sebulan, disamping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan
Hari Tua karyawannya setiap bulannya sebesar 3,7% dari gaji,
sedangkan Firma Utami membayar iuran Jaminan Hari Tua sebesar 2%
dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
dibayar oleh pemberi kerja dg jumlah masing-masing sebesar 1% dan
0,3% dari gaji. Pada bulan Juli 2016 selain menerima gaji, juga
menerima pembayaran atas lembur sebesar Rp 3.500.000
Perhitungan PPh pasal 21 bulan Juli 2016 adalah :
31
Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Mingguan
Mingguan

Gaguk Trimanto, belum menikah dan tidak memiliki tanggungan,


bekerja sebagai pegawai tetap pada perusahaan PT Teguh Gemilang
menerima gaji yg dibayar mingguan sebesar Rp 1.200.000. Pada
minggu pertama bln Agustus 2016, Gaguk menerima gaji sebesar Rp
1.200.000 dan dalam bulan tsb. Hanya menerima penghasilan berupa
gaji saja.
Perhitungan PPh pasal 21 adalah :

32
Gaji sebulan (4 x Rp 1.200.000) Rp 4.800.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% x Rp 4,8jt) Rp 240.000
Penghasilan neto sebulan ……………………………………..…… Rp 4.560.000
Penghasilan neto setahun (12 x Rp 4.560.000) Rp 54.720.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………. Rp 720.000
PPh pasal 21 setahun (5% x Rp 720.000) ……………..……...Rp 36.000
PPh pasal 21 sebulan (Rp 36.000/12) …………………….…...Rp 3.000
PPh pasal 21 atas gaji mingguan (Rp 3.000 /4) ……………….Rp 750

33
Tugas 3 :

Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Mingguan
Mingguan

Ibrahim, menikah dg satu anak, bekerja sebagai pegawai tetap pada


perusahaan PT Matahari menerima gaji yg dibayar mingguan sebesar
Rp 3.550.000
Hitungan PPh pasal 21 yang terutang.

34
Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Mingguan
Mingguan

Harun Santoso pegawai pada perusahaan PT Segera Hurip dg


memperoleh gaji mingguan sebesar Rp 1.500.000. Harun kawin dan
mempunyai seorang anak. PT Segera Hurip masuk Jamsostek, premi
Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh
pemberi kerja dg jumlah masing-masing setiap bulan sebesar 1% dan
0,3% dari gaji. PT Segera Hurip membayar iuran Jaminan Hari Tua
setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji dan Harun membayar iuran pensiun
Rp 20.000 dan Jaminan Hari Tua sebesar 2% dari gaji. Dalam minggu
kedua pada bln Agustus 2016, Harun hanya memperoleh pembayaran
berupa gaji saja yaitu Rp 1.500.000.
Perhitungan PPh pasal 21 adalah :

35
Penghasilan sebulan (4xRp 1.500.000) Rp 6.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (1% x Rp 6jt) Rp 60.000
Premi Jaminan Kematian (0,3% x Rp 6jt) Rp 18.000
Penghasilan Bruto ………………………………………………..... Rp 6.078.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 6,078jt) Rp 303.900
2. Iuran Pensiun Rp 20.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua (2%xRp6t) Rp 120.000 Rp 443.900
Penghasilan neto sebulan ……………………………………………….…… Rp 5.634.100
Penghasilan neto setahun (12xRp 5.634.100) Rp 67.609.200
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin Rp 4.500.000
tambahan 1 anak Rp 4.500.000 63.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………....…………….... Rp 4.609.200

36
Pembulatan Rp 4.609.000
PPh pasal 21 terutang :
5% x Rp 4.609.000 Rp 230.450
PPh pasal 21 sebulan :
Rp 230.450 / 12 Rp 19.204
PPh pasal 21 per minggu :
Rp 19.204 / 4 Rp 4.801

37
Tugas 4 :

Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Mingguan
Mingguan

Budiman pegawai pada perusahaan PT Matahari dg memperoleh gaji


mingguan sebesar Rp 3.350.000. Budiman kawin dan mempunyai
empat anak. PT Matahari masuk Jamsostek, premi Jaminan
Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi
kerja dg jumlah masing-masing setiap bulan sebesar 1% dan 0,3%
dari gaji. PT Matahari membayar iuran Jaminan Hari Tua setiap bulan
sebesar 3,7% dari gaji dan Harun membayar iuran pensiun Rp
25.000 dan Jaminan Hari Tua sebesar 2% dari gaji. Dalam minggu
kedua pada bln Agustus 2016, Budiman hanya memperoleh
pembayaran berupa gaji saja yaitu Rp 3.350.000.
Perhitungan PPh pasal 21 adalah :
38
Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Harian
Harian

Imam Rahardi pegawai tetap pada perusahaan PT Rejo Indonusa dg


memperoleh gaji yang dibayar harian sebesar Rp 250.000. Imam kawin
dan mempunyai seorang anak. PT Rejo Indonusa masuk program
Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan
Kematian dibayar oleh pemberi kerja dg jumlah masing-masing setiap
bulan sebesar 1% dan 0,3% dari gaji. PT Rejo Indonusa membayar iuran
Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji dan Imam
membayar iuran pensiun Rp 15.000 dan jaminan Hari tua sebesar 2%
dari gaji
Perhitungan PPh pasal 21 adalah :

39
Penghasilan sebulan (26xRp 250.000) Rp 6.500.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (1% x Rp 6,5jt) Rp 65.000
Premi Jaminan Kematian (0,3% x Rp 6,5jt) Rp 19.500
Penghasilan Bruto ………………………………………………..... Rp 6.584.500
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 6.584.500) Rp 329.225
2. Iuran Pensiun Rp 15.000
3. Iuran Jaminan Hari Tua (2%xRp 6,5jt) Rp 162.500 Rp 506.725
Penghasilan neto sebulan ……………………………………..…… Rp 6.077.775
Penghasilan neto setahun (12xRp 6.077.775) Rp 72.933.300
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin Rp 4.500.000
tambahan 1 anak Rp 4.500.000 Rp 63.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……….……………………….... Rp 9.933.300

40
Pembulatan Rp 9.933.000
PPh pasal 21 terutang :
5% x Rp 9.933.000 Rp 496.650
PPh pasal 21 sebulan :
Rp 496.650 / 12 Rp 41.388
PPh pasal 21 sehari :
Rp 41.388 / 26 Rp 1.592

41
Tugas 5 :

Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap dg
dg Gaji
Gaji Harian
Harian

Gugun pegawai tetap pada perusahaan PT Raja Indonusa dg


memperoleh gaji yang dibayar harian sebesar Rp 455.000. Gugun kawin
dan mempunyai tiga orang anak. PT Raja Indonusa masuk program
Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan
Kematian dibayar oleh pemberi kerja dg jumlah masing-masing setiap
bulan sebesar 1% dan 0,3% dari gaji. PT Rejo Indonusa membayar iuran
Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 3,7% dari gaji dan Gugun
membayar iuran pensiun Rp 30.000 dan jaminan Hari tua sebesar 2,5%
dari gaji
Hitungan PPh pasal 21 terutang

42
Tahapan
Tahapan perhitungan
perhitungan PPhPPh Ps
Ps 21
21
atas
atas uang
uang rapel
rapel yg
yg diterima
diterima oleh
oleh pegawai
pegawai tetap
tetap

a. PPh ps 21 atas gaji utk bulan-bulan sebelum kenaikan.


b. PPh ps 21 atas gaji utk bulan-bulan setelah kenaikan,
dihitung kembali atas dasar gaji baru setelah ada
kenaikan
c. PPh ps 21 terutang atas tambahan gaji utk bulan-bulan
dimaksud adalah selisih antara jumlah pajak yg dihitung
berdasarkan huruf b) dikurangi jumlah pajak yg telah
dipotong sebagaimana disebut pada huruf a)

43
Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap Menerima
Menerima Uang
Uang Rapel
Rapel
Tommy Hakim bekerja pada Universitas Nusantara dg gaji sebulan
berupa gaji pokok Rp 6.000.000. Tommy Hakim membayar iuran
pensiun Rp 100.000/bln. Tommy Hakim menikah tetapi belum
mempunyai anak.
Pada bulan Juni 2016, Tommy Hakim menerima kenaikan gaji pokok,
menjadi Rp 7.000.000 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari 2016.
Dengan adanya kenaikan gaji yg berlaku surut tsb maka Tommy Hakim
menerima rapel sejumlah Rp 5.000.000 (kekurangan gaji utk masa
Januari s.d. Mei 2016). Perhitungan PPh pasal 21 adalah :

Catatan :
Untuk menghitung PPh pasal 21 atas uang rapel tsb, terlebih
dahulu dihitung kembali PPh pasal 21 utk masa Januari s.d. Mei
2016 atas dasar penghasilan setelah ada kenaikan gaji.
44
PPh pasal 21 sebelum kenaikan gaji pokok :
Gaji pokok sebulan Rp 6.000.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 6jt) Rp 300.000
2. Iuran Pensiun Rp 100.000 Rp 400.000
Penghasilan neto sebulan …………………………………………….……Rp 5.600.000
Penghasilan neto setahun (12xRp 5.600.000) Rp 67.200.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……………………………..... Rp 8.700.000

PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 8.700.000 Rp 435.000


PPh pasal 21 sebulan : Rp 435.000 / 12 Rp 36.250

45
PPh pasal 21 setelah kenaikan gaji pokok :
Gaji pokok sebulan Rp 7.000.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 7jt) Rp 350.000
2. Iuran Pensiun Rp 100.000 Rp 450.000
Penghasilan neto sebulan ……………………………………………..…Rp 6.550.000
Penghasilan neto setahun (12xRp 6.550.000) Rp 78.600.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin Rp 4.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……………………………..... Rp 20.100.000
PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 20.100.000 Rp 1.005.000
PPh pasal 21 sebulan : Rp 1.005.000 / 12 Rp 83.750
PPh ps 21 Januari sd. Mei 2016 seharusnya : 5 x Rp 83.750 Rp 418.750
PPh ps 21 yg sudah dipotong Januari sd. Mei 2015 : 5 x Rp 36.250 Rp 181.250
PPh ps 21 untuk uang rapel Rp 237.500

46
Tugas 6 :

Pegawai
Pegawai Tetap
Tetap Menerima
Menerima Uang
Uang Rapel
Rapel
Putra bekerja pada Universitas Gaul dg gaji sebulan berupa gaji pokok
Rp 12.000.000. Putra membayar iuran pensiun Rp 100.000/bln. Putra
menikah mempunyai tiga anak.
Pada bulan Agustus 2019, Putra menerima kenaikan gaji pokok,
menjadi Rp 14.000.000 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari
2019. Dengan adanya kenaikan gaji yg berlaku surut tsb maka Putra
menerima rapel (kekurangan gaji utk masa Januari s.d. Juli 2019).
Perhitungan PPh pasal 21 adalah :

47
Penghitungan PPh Pasal 21
Atas Penghasilan yg Bersifat tidak teratur

PPh Pasal 21
Terutang atas PPh Pasal 21
seluruh Penghasilan Yg terutang atas PPh Pasal 21
atas jumlah yg penghasilan
teratur x 12
Masa Pajak
teratur x 12 + jumlah
penghasilan tdk Terakhir
teratur

48
Pegawai
Pegawai Tetap
TetapMenerima
MenerimaMenerima
MenerimaJasa
JasaProduksi,
Produksi,
Tantiem,
Tantiem, Gratifikasi,
Gratifikasi, Tunjangan
TunjanganHari
Hari Raya
Rayaatau
atau
Tahun
TahunBaru,
Baru, Bonus,
Bonus, Premi,
Premi, dan
danPenghasilan
PenghasilanSejenis
Sejenis
lainnya
lainnyayg
ygsifatnya
sifatnyatidak
tidaktetap
tetapdan
danpada
padaumumnya
umumnya
diberikan
diberikansetahun
setahunsekali
sekali

a. Dihitung PPh ps 21 atas penghasilan teratur yg


disetahunkan ditambah dg penghasilan tdk teratur
berupa tantiem, jasa produksi dll.
b. Dihitung PPh ps 21 atas penghasilan teratur yg
disetahunkan
c. Selisih antara PPh ps 21 menurut huruf a) dan huruf b)
merupakan PPh ps 21 atas penghasilan tdk teratur
berupa tantiem, bonus, gratifikasi dll.

49
Contoh
Contoh :: Bonus
Bonus

Joko bekerja pada PT Qolbu Jaya dg memperoleh gaji sebesar Rp


5.000.000 sebulan status belum menikah. Dalam tahun yg
bersangkutan (Juli 2016) Joko menerima bonus sebesar Rp
10.000.000. Setiap bulannya Joko membayar iuran pensiun ke dana
pensiun yg pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
sebesar Rp 60.000.
Perhitungan PPh pasal 21 atas bonus adalah :

50
PPh pasal 21 atas Gaji dan Bonus (penghasilan setahun) :
Gaji setahun (12 x Rp 5.000.000) Rp 60.000.000
Bonus Rp 10.000.000
Penghasilan Bruto setahun…………………………………….. Rp 70.000.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 70jt) Rp 3.500.000
2. Iuran Pensiun (12 x Rp 60.000) Rp 720.000 Rp 4.220.000
Penghasilan neto setahun ……………………………………..…. Rp65.780.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun …………………….... Rp11.780.000
PPh pasal 21 terutang :
5% x Rp 11.780.000 Rp 589.000

51
PPh pasal 21 atas Gaji setahun :
Gaji setahun (12 x Rp 5.000.000) Rp 60.000.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 60jt) Rp 3.000.000
2. Iuran Pensiun (12 x Rp 60.000) Rp 720.000 Rp 3.720.000
Penghasilan neto setahun ……………………………………..…. Rp 56.280.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun …………………….... Rp 2.280.000
PPh pasal 21 terutang :
5% x Rp 2.280.000 Rp 114.000
PPh pasal 21 atas bonus = Rp 589.000 – Rp 114.000 = Rp 475.000

52
Tugas 7 : Bonus
Maman bekerja pada PT Jaya dg memperoleh gaji sebesar
Rp 15.000.000 sebulan status menikah punya dua anak.
Dalam tahun yg bersangkutan (Juli 2019) Maman
menerima bonus sebesar Rp 20.000.000. Setiap bulannya
Maman membayar iuran pensiun ke dana pensiun yg
pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan
sebesar Rp 250.000.
Perhitungan PPh pasal 21 atas bonus adalah :

53
Contoh : THR
Karyawati Prameswari (tidak kawin) bekerja pada PT
Prabu dengan memperoleh gaji sebesar Rp 10.000.000
sebulan. Perusahaan ikut dalam program Jamsostek.
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan Premi Jaminan
Kematian dan iuran Jaminan Hari tua dibayar oleh pemberi
kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1%, 0,3% dan
3,7% dari gaji. Prameswari membayar iuran pensiun Rp
50.000 dan iuran Hari Tua sebesar 2% dari gaji utk setiap
bulan. Dalam tahun berjalan dia juga menerima tunjangan
hari raya (THR) sebesar Rp 8.000.000.
Perhitungan PPh pasal 21 atas THR adalah :

54
PPh pasal 21 atas Gaji dan THR (penghasilan setahun) :
Gaji setahun (12 x Rp 10.000.000) Rp 120.000.000
THR Rp
8.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (1% x Rp 120jt) Rp 1.200.000
Premi Jaminan Kematian (0,3% x Rp 120jt) Rp 360.000
Penghasilan Bruto setahun…………………………………….. Rp 129.560.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 129,56jt) Rp 6.000.000
2. Iuran Pensiun (12 x Rp 50.000) Rp 600.000
3. Iuran jaminan Hari Tua (2% x Rp120jt) Rp 2.400.000 Rp 9.000.000
Penghasilan neto setahun ……………………………………..….Rp120.560.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun …………………….... Rp 66.560.000
Dibulatkan Rp 66.560.000
PPh pasal 21 terutang :(5%x50jt)+(15%xRp 16.560.000) = Rp 4.984.000

55
PPh pasal 21 atas Gaji setahun :
Gaji setahun (12 x Rp 10jt) Rp 120.000.000
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (1% x Rp 120jt) Rp 1.200.000
Premi Jaminan Kematian (0,3% x Rp 120jt) Rp 360.000
Penghasilan Bruto setahun………………………………….. Rp 121.560.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp121,56jt) Rp 6.000.000
2. Iuran Pensiun (12 x Rp 50.000) Rp 600.000
3. Iuran jaminan Hari Tua (2% x Rp 120jt) Rp 2.400.000 Rp 9.000.000
Penghasilan neto setahun ……………………………………... Rp 112.560.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun …………………….... Rp 58.560.000
Dibulatkan Rp 58.560.000
PPh pasal 21 terutang : :(5%x50jt)+(15%xRp 8.560.000) = Rp 3.784.000
PPh pasal 21 atas THR = Rp 4.984.000 – Rp 3.784.000 = Rp 1.200.000

56
Tugas 8 : THR
Karyawati Siska (kawin punya tiga anak dan suami
bekerja), bekerja pada PT Prabu dengan memperoleh gaji
sebesar Rp 11.000.000 sebulan. Perusahaan ikut dalam
program Jamsostek. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Premi Jaminan Kematian dan iuran Jaminan Hari tua
dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing
sebesar 1%, 0,3% dan 3,7% dari gaji. Siska membayar
iuran pensiun Rp 125.000 dan iuran Hari Tua sebesar
2,5% dari gaji utk setiap bulan. Dalam tahun berjalan dia
juga menerima tunjangan hari raya (THR) sebesar Rp
12.000.000.
Perhitungan PPh pasal 21 atas THR adalah :

57
Tahapan
Tahapan penghitungan
penghitungan PPh
PPh ps
ps 21
21 atas
atas
penghasilan
penghasilan pegawai
pegawai dipindahkan
dipindahkan
Contoh : Pegawai tetap dipindahkan

Agus Saparudin yg berstatus belum menikah adalah


pegawai pada PT Nusantara Mandiri di Jakarta. Sejak 1
Juni 2016, ia dipindahkantugaskan ke kantor cabang di
Bandung dan pada 1 Oktober 2016 dipindahtugaskan lagi
ke cabang di Garut. Gaji Agus Saparudin sebesar Rp
5.500.000 dan pembayaran iuran pensiun yang dibayarkan
sendiri sebulan sejumlah Rp 100.000. selama bekerja di PT
Nusantara mandiri, Agus Saparudin hanya menerima
berupa gaji saja.

58
Perhitungan PPh pasal 21 Kantor Pusat di Jakarta :
Gaji Jan sd. Mei 2016 (5 x Rp 5.500.000) Rp 27.500.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 27,5jt) Rp 1.375.000
2. Iuran Pensiun (5 x Rp 100.000) Rp 500.000 1.875.000

Penghasilan neto (5 bulan) …………………………………………..….Rp 25.625.000


Penghasilan neto setahun (12/5 x Rp 25.625.000) ………………..….Rp 61.500.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……………………………... Rp 7.500.000
PPh pasal 21 terutang :5% x Rp 7.500.000 = Rp 375.000
PPh pasal 21 terutang Januari sd. Mei 2016:
Rp 375.000 x 5/12 ……………………………..……………………Rp 156.250
PPh pasal 21 yg sudah dipotong Januari sd. Mei 2016:
5 x Rp 31.250*) ……………………………………….……………. (156.250)
PPh pasal 21 kurang (lebih) dipotong ………………………...……… NIHIL

Catatan :
*) PPh pasal 21 yg telah dipotong pada bln Januari sd. Mei utk setiap bulannya adalah
Rp 31.250.
59
Perhitungan PPh pasal 21 Kantor Cabang di Bandung :
a. Penghasilan neto di Bandung :
Gaji Juni sd. September 2016 (4 x Rp 5.500.000) Rp 22.000.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 22t) Rp 1.100.000
2. Iuran Pensiun (4 x Rp 100.000) Rp 400.000 1.500.000

Penghasilan neto di Bandung …………………………………………..….Rp 20.500.000


b. Penghasilan neto di Jakarta …………………………………….……. Rp 25.625.000
Jumlah penghasilan neto 9 bulan …………………………………………. 46.125.000
Penghasilan neto setahun (12/9 x Rp 46.125.000) …………………..….Rp 61.500.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………... Rp 7.500.000
PPh pasal 21 terutang :5% x Rp 7.500.000 = Rp 375.000
PPh pasal 21 terutang 9 bulan :
Rp 375.000 x 9/12 ……………………………..……………………Rp 281.250
PPh pasal 21 yg sudah dipotong di Jakarta ………….………..……. ( 156.250)
PPh pasal 21 terutang di Bandung ………….………………...……… 125.000
PPh pasal 21 yg sudah dipotong di Bandung (4 x Rp 31.250) …… ( 125.000)
PPh pasal 21 kurang (lebih) dipotong ………………………...……… NIHIL 60
Catatan :
*) PPh pasal 21 yg telah dipotong pada bln Januari sd. Sept utk setiap bulannya adalah
Rp 31.250.

Kantor Cabang Garut


a. Penghasilan neto di Garut
Gaji Oktober sd. Desember 2016 : 3 x Rp 5.500.000 Rp 16.500.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 16,5jt) Rp 825.000
2. Iuran Pensiun (3 x Rp 100.000) Rp 300.000 1.125.000
Penghasilan neto di Garut …………………………………………..…..…. Rp15.375.000
b. Penghasilan neto di Jakarta ……………………………..……………….. 25.625.000
c. Penghasilan neto di Bandung ………………………………………..…… 20.500.000
Penghasilan neto setahun ……………………………….…………………. 61.500.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………... Rp 7.500.000

61
PPh pasal 21 terutang :5% x Rp 7,500.000 ………… ………………………. Rp 375.000
PPh pasal 21 terutang di Jakarta dan Bandung ………………………………. 281.250
PPh pasal 21 terutang di Garut …………………………………………………. 93.750

PPh pasal 21 sebulan yg harus dipotong di Garut : Rp 93.750 / 3 ……….. Rp 31.250

62
Tugas
Tugas 99 ::

Rahmat yg berstatus menikah dengan 2 anak adalah


pegawai pada PT Angin Berembus di Padang. Sejak 1 April
2016, ia dipindahkantugaskan ke kantor cabang di
Bukittinggi dan pada 1 September 2016 dipindahtugaskan
lagi ke cabang di Solok. Gaji Rahmat sebesar Rp
13.000.000 dan pembayaran iuran pensiun yang
dibayarkan sendiri sebulan sejumlah Rp 200.000. selama
bekerja di PT Angin Berembus, Rahmat hanya menerima
berupa gaji saja.
Hitunglah PPh pasal 21

63
DASAR PENGHITUNGAN
PPh Ps. 21
KEWAJIBAN PAJAK SUBJEKTIF
PEGAWAI TETAP
WP DALAM NEGERI

SEJAK AWAL SETELAH PERMULAAN


TAHUN TAHUN PAJAK

MULAI BEKERJA SETELAH BULAN MULAI BEKERJA


JANUARI TERMASUK PEGAWAI YG DALAM TAHUN
SEBELUMNYA BEKERJA PADA
PEMBERI KERJA LAINNYA
BERJALAN

JUMLAH PENGHASILAN YG SEBENARNYA DITERIMA/DIPEROLEH PENGHASILAN KENA PAJAK


DALAM TAHUN PAJAK/BAGIAN TAHUN TAKWIM YG DISETAHUNKAN

CONTOH :
TIDAK SI A KERJA MULAI BLN JULI CONTOH :
SI BUSH MULAI BLN JULI DGN PENGHSL
DISETAHUNKAN DGN PENGHASILAN TIAP BLN Rp 10 JT
Rp 10 JT TIAP BLN, MAKA PENGHIT.PPh
MAKA PENGHITUNG PPh PSL 21
ADALAH (Rp 10 JT – [(BIAYA JAB.PERBLN PSL 21 SELAM 6 BLN :(Rp 10 jt-[(BIAYA
+IURAN PENS/BLN)] X 6 BLN) - PTKP JAB.PERBLN +IURAN PENSIUN PERBLN)] x
X TARIF PSL 17 ATAU : 6 BLN 12) - PTKP X TARIF PSL 17 : 6 BLN 64
Pegawai
Pegawai baru
baru mulai
mulai bekerja
bekerja pada
pada tahun
tahun
berjalan
berjalan

Pegawai
Pegawai tetap
tetap yg
yg kewajiban
kewajiban pajak
pajak subjektifnya
subjektifnya
sbg
sbg subjek
subjek dlm
dlm negeri
negeri sudah
sudah ada
ada sejak
sejak awal
awal
tahun
tahun kalender
kalender tetapi
tetapi baru
baru bekerja
bekerja pada
pada
pertengahan
pertengahan tahun
tahun

Contoh :
Budiyanta bekerja pada PT Xiang Malam sebagai pegawai
tetap sejak 1 September 2016. Budiyanta belum menikah
tanpa tanggungan. Gaji sebulan sebesar Rp 15.000.000
dan iuran pensiun yg dibayarkan tiap bulan sebesar Rp
150.000

65
Perhitungan PPh pasal 21 :
Gaji sebulan Rp 15.000.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 15jt) -----maks Rp 500.000
2. Iuran Pensiun Rp 150.000 Rp 650.000
Penghasilan neto sebulan …………………………………………….……Rp 14.350.000
Penghasilan neto (4 x Rp 14.350.000) Rp 57.400.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……………………………….. Rp 3.400.000

PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 3.400.000 Rp 170.000


PPh pasal 21 sebulan : Rp 170.000 / 4 Rp 42.500

66
Tugas
Tugas 10
10 ::

Soal :
Rahmat bekerja pada PT Sinar sebagai pegawai tetap
sejak 1 Mei 2016. Rahmat menikah punya 2 anak. Gaji
sebulan sebesar Rp 11.000.000 dan iuran pensiun yg
dibayarkan tiap bulan sebesar Rp 120.000

67
Pegawai
Pegawaitetap
tetapyg
ygkewajiban
kewajibanpajak
pajaksubjektifnya
subjektifnyasbg
sbgsubjek
subjek
dlm
dlm negeri
negeridimulai
dimulaisetelah
setelahpermulaan
permulaantahun
tahunpajak,
pajak, dan
dan
mulai
mulaibekerja
bekerjapada
padatahun
tahunberjalan
berjalan

Contoh :
David Raisita (K/3) mulai bekerja 1 September 2016. Ia
bekerja di Indonesia sd. Agustus 2017. Selama tahun 2016
menerima gaji per bulan Rp 20.000.000.

68
Perhitungan PPh pasal 21 tahun 2016 :
Gaji sebulan Rp 20.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% x Rp 20jt)= 1jt, maks. diperkenankan …….. Rp 500.000
Penghasilan neto sebulan …………………………………………….… Rp 19.500.000
Penghasilan neto selama 4 bln (4 x Rp 19.500.000) Rp 78.000.000
Penghasilan neto disetahunkan (12/4 x Rp 78.000.000) ……………. Rp 234.000.000

PTKP (K/3) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin 4.500.000
tambahan 3 orang anak 13.500.000 Rp 72.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……………………………..... Rp 162.000.000

69
PPh pasal 21 terutang disetahunkan:
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 112.000.000 16.800.000
19.300.000
PPh pasal 21 terutang untuk tahun 2016 :
4/12 x Rp 19.300.000 ………………………. Rp 6.433.333
PPh pasal 21 sebulan :
Rp 6.433.333 / 4 ………………………….. Rp 1.608.333

70
Tugas
Tugas 11:
11:

Soal :
Roger Dodoran (K/2) mulai bekerja 1 Juli 2016. Ia bekerja
di Indonesia sd. Agustus 2017. Selama tahun 2016
menerima gaji per bulan Rp 18.000.000.

71
Pegawai
Pegawai berhenti
berhenti bekerja
bekerja pada
pada
tahun
tahun berjalan
berjalan
Pegawai
Pegawai tetap
tetap yg
yg masih
masih memiliki
memiliki kewajiban
kewajiban
pajak
pajak subjektif
subjektif berhenti
berhenti bekerja
bekerja pada
pada tahun
tahun
berjalan
berjalan

Contoh :
Arip Marwanto yg berstatus belum menikah adalah
pegawai pada PT Mahakam Utama di Yogyakarta. Sejak 1
Oktober 2016, yg bersangkutan berhenti bekerja di PT
Mahakam Utama. Gaji Arip Marwanto setiap bulan Rp
6.500.000 dan ybs. Membayar iuran pensiun kepada dana
pensiun yg pendiriannya telah mendapat persetujuan
Menteri Keuangan sejumlah Rp 100.000 setiap bulan
72
Perhitungan PPh pasal 21 yg dipotong setiap bulan :

Gaji pokok sebulan Rp 6.500.000


Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 6,5jt) Rp 325.000
2. Iuran Pensiun Rp 100.000 Rp 425.000
Penghasilan neto sebulan …………………………………………….……Rp 6.075.000
Penghasilan neto setahun (12xRp 6.075.000) Rp 72.900.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……………………………..... Rp 18.900.000
PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 18.900.000 Rp 945.000
PPh pasal 21 sebulan : Rp 945000 / 12 Rp 78.750

73
Perhitungan PPh pasal 21 yg terutang selama bekerja pada PT Mahakam Utama
dlm tahun kalender 2016 (sd. Bln September 2016) dilakukan pada saat berhenti
bekerja :

Gaji (Jan sd. Sept. 2016), 9 x Rp 6.500.000 Rp 58.500.000


Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 58,5jt) Rp 2.925.000
2. Iuran Pensiun (9 x Rp 100.000) Rp 900.000 Rp 3.825.000
Penghasilan neto 9 bulan …………………………………..……….……Rp 54.675.000
PTKP :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) …………………………….................. Rp 675.000
PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 675.000 Rp 33.750
PPh pasal 21 terutang utk masa Jan sd. Sept 2016 ..…….……………..Rp 33.750
PPh pasal 21 yg sudah dipotong sd. Agust 2016 (8 x Rp 78.750) ……. 630.000
PPh pasal 21 lebih dipotong ………………………………………………. 596.250

Catatan :
Kelebihan pemotongan PPh ps 21 sebesar Rp 596.250 dikembalikan oleh PT
74
Mahakam Utama kpd ybs pada saat pemberian bukti pemotongan PPh ps 21
Tugas
Tugas 12
12 ::

Suparman yg berstatus menikah dg dua anak adalah


pegawai pada PT Angin Ribut di Padang. Sejak 1 Agustus
2016, yg bersangkutan berhenti bekerja. Gaji Suparman
setiap bulan Rp 13.000.000 dan ybs. Membayar iuran
pensiun kepada dana pensiun yg pendiriannya telah
mendapat persetujuan Menteri Keuangan sejumlah Rp
250.000 setiap bulan

75
Pegawai
Pegawai tetap
tetap yg
yg bekerja
bekerja pada
pada tahun
tahun berjalan
berjalan
dan
dan sekaligus
sekaligus kehilangan
kehilangan kewajiban
kewajiban pajak
pajak
subjektif
subjektif

Contoh :
Lewis Oshea (K/3) mulai bekerja Mei 2010 dan berhenti
bekerja sejak 1 Juni 2016 dan meninggalkan Indonesia ke
negara asalnya (kehilangan kewajiban pajak subjektif).
Selama tahun 2016 menerima gaji perbulan sebesar Rp
15.000.000 dan pada bulan April 2016 menerima bonus
sebesar Rp 20.000.000

76
A. Perhitungan PPh pasal 21 atas gaji :
Gaji sebulan Rp 15.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% x Rp 15jt)= 0,75jt, maks. diperkenankan …….. Rp 500.000
Penghasilan neto sebulan …………………………………………….… Rp 14.500.000
Penghasilan neto disetahunkan (12 x Rp 14.500.000) ……………... Rp 174.000.000
PTKP (K/3) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin 4.500.000
tambahan 3 orang anak 13.500.000 Rp 72.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……………………………..... Rp 102.000.000
PPh pasal 21 terutang :
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 52.000.000 _7.800.000
10.300.000
PPh pasal 21 terutang atas gaji sebulan : Rp 10.300.000 /12 ………. Rp 858.333

77
B. Perhitungan PPh pasal 21 atas gaji dan bonus :
Gaji disetahunkan (12 x Rp 15.000.000) Rp 180.000.000
Bonus 20.000.000
200.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% x Rp 200jt)= 10jt, maks. diperkenankan …….. Rp 6.000.000
Penghasilan neto atas gaji setahun dan bonus …………………….… Rp 194.000.000
PTKP (K/3) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin 4.500.000
tambahan 3 orang anak 13.500.000 Rp 72.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……………………………..... Rp 122.000.000
PPh pasal 21 terutang :
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 72.000.000 10.800.000
13.300.000
C. PPh pasal 21 atas bonus : Rp 13.300.000 – Rp 10.300.000 ………Rp 3.000.000

78
D. Perhitungan kembali PPh pasal 21 terutang pada saat pegawai ybs berhenti dan
meninggalkan Indonesia utk selama-lamanya :
Gaji selama 5 bulan (5 x Rp 15.000.000) Rp 75.000.000
Bonus 20.000.000
Jumlah seluruh penghasilan selama 5 bulan 95.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% x Rp 95jt)= 4,75jt,
maks. diperkenankan (5 x Rp 500.000) ………………………….. Rp 2.500.000
Penghasilan neto selama 5 bulan …………… …………………….… Rp 92.500.000
Penghasilan neto disetahunkan (12/5 x Rp 92.500.000) ……………. Rp 222.000.000
PTKP (K/3) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin 4.500.000
tambahan 3 orang anak 13.500.000 Rp 72.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) …………………………..…………..... Rp 150.000.000

79
PPh pasal 21 terutang :
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 100.000.000 15.000.000
17.500.000
PPh pasal 21 terutang atas penghasilan 5 bulan :
5/12 x Rp 17.500.000 Rp 7.291.667
PPh pasal 21 telah dipotong sd bln April 2016 atas gaji dan bonus :
(4 x Rp 858.333) + Rp 3.000.000 6.433.333
PPh pasal 21 terutang dan harus dipotong utk bln Mei 2016 ………….. 858.333

Catatan :
Cara perhitungan tsb berlaku juga bagi pegawai yg kehilangan kewajiban pajak
sebjektifnya pada tahun berjalan karena meninggal dunia

80
Tugas
Tugas 13
13 ::

George Smith (K/3) mulai bekerja Mei 2010 dan berhenti


bekerja sejak 1 Agustus 2016 dan meninggalkan Indonesia
ke negara asalnya (kehilangan kewajiban pajak subjektif).
Selama tahun 2016 menerima gaji perbulan sebesar Rp
22.000.000 dan pada bulan Juli 2016 menerima bonus
sebesar Rp 16.000.000
Hitunglah PPh pasal 21 atas :
a. Gaji
b. Gaji dan bonus
c. Bonus
d. Saat berhenti bekerja
81
PENGHASILAN YANG DITERIMA
DALAM MATA UANG ASING

PENGHITUNGAN PPh PSL 21/26

BERDASARKAN KURS YG DITETAPKAN


MENTERI KEUANGAN
SECARA BERKALA (TIAP MINGGU)

82
Pegawai
Pegawai tetap
tetap yg
yg penghasilannya
penghasilannya sebagian
sebagian atau
atau
seluruhnya
seluruhnya diperoleh
diperoleh dalam
dalam mata
mata uang
uang asing
asing

Contoh :
Neill Mc Leary adalah seorang pegawai tetap yg
memperoleh gaji pada Januari 2016 dlm mata uang asing
sebesar US$ 2.200 sebulan. Kurs yg berlaku utk bln
Januari 2016 berdasarkan keputusan Menteri Keuangan
adalah Rp 13.000 per US$ 1. Neill Mc Leary berstatus
menikah dg satu anak

83
Perhitungan PPh pasal 21 :
Gaji sebulan : US$ 2.200 x Rp 13.000 Rp 28.600.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% x Rp 28,6jt)= 1,43jt, maks. diperkenankan …. Rp 500.000
Penghasilan neto sebulan ……………………………………………..… Rp 28.100.000
Penghasilan neto disetahunkan (12 x Rp 28.100.000) …………...…. Rp 337.200.000
PTKP (K/1) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin 4.500.000
tambahan 1 orang anak 4.500.000 Rp 63.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……………………………..... Rp 274.200.000
PPh pasal 21 terutang :
5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 200.000.000 30.000.000
25% x Rp 24.200.000 _ 6.050.000
38.550.000
PPh pasal 21 terutang atas gaji sebulan : Rp 38.550.000 /12 ………. Rp 3.212.500
84
PPh
PPh pasal
pasal 21
21 atas
atas gaji
gaji pegawai
pegawai
ditanggung
ditanggung oleh
oleh pemberi
pemberi kerja
kerja
Pegawai
Pegawai tetap
tetap yg
yg PPh
PPh pasal
pasal 21-nya
21-nya sebagian
sebagian
ditanggung
ditanggung pemberi
pemberi kerja
kerja

Contoh :
Arip Mulyana adalah seorang pegawai dari PT Lautan
Otomata dg status belum menikah dan mempunyai 1 orang
adik. Dia menerima gaji Rp 6.000.000 sebulan dan PPh
ditanggung oleh pemberi kerja. Tiap bulan ia membayar
iuran pensiun ke dana pensiun yg pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar Rp 150.000.

85
Perhitungan PPh pasal 21 :
Gaji sebulan : Rp 6.000.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 6jt)= ………………..…. Rp 300.000
2. Iuran pensiun 150.000 450.000
Penghasilan neto sebulan ……………………………………………….… Rp 5.550.000
Penghasilan neto disetahunkan (12 x Rp 5.550.000) ………….......…. Rp 66.600.000
PTKP (TK/1) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan 1 orang adik 4.500.000 Rp 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………..... Rp 8.100.000

PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 8.100.000 ……………………………Rp 405.000


PPh pasal 21 terutang atas gaji sebulan : Rp 405.000/12 ……………. Rp 33.750

86
• PPh ps 21 sebesar Rp 33.750 ini ditanggung dan
dibayar oleh pemberi kerja, jumlah sebesar Rp 33.750
tdk dpt dikurangkan dari penghasilan bruto pemberi kerja
dan bukan merupakan penghasilan yg dikenakan pajak
kpd Arip Mulyana
• Apabila pemberi kerja adalah WP selain pemerintah atau
WP yg pengenaan pajaknya berdasarkan PPh final atau
berdasarkan norma perhitungan khusus (deemed profit),
maka kenikmatan berupa pajak ditambahkan ke dlm
penghasilan dari pegawai ybs.

87
Penghitungan PPh Pasal 21
Tiap Masa/Bulan
PERKIRAAN ATAS PENGHASILAN
YG BERSIFAT TERATUR DALAM
1 BULAN (Contoh Bulan Januari)

- GAJI KEHORMATAN - UANG PENSIUN


- GAJI - TUNJANGAN YG TERKAIT
- TUNJANGAN YG TERKAIT

DIKALI 12

DIKURANGI: DIKURANGI:
- BIAYA JABATAN, 5% DARI PENGH. BRUTO BIAYA PENSIUN, 5% DARI
MAKS Rp 6.000.000,-/THN PENGH.BRUTO (UANG PENSIUN)
ATAU Rp 500.000,-/BLN MAKS Rp 2.400.000,00/THN ATAU
- IURAN YG TERIKAT DGN PENGH.TETAP Rp 200.000,00

PENGHASILAN NETO
DIKURANGI

PTKP

PENGHASILAN KENA PAJAK

X TARIF PS.17 UU PPh 88


12
PPh
PPh pasal
pasal 21
21 thd
thd pegawai
pegawai tetap
tetap yg
yg
menerima
menerima tunjangan
tunjangan pajak
pajak
Pegawai
Pegawai tetap
tetap yg
yg menerima
menerima tunjangan
tunjangan pajak
pajak

Contoh :
Peri Irawan (status tdk kawin tanpa tanggungan) bekerja
pada PT Kartika Kawashima Piorindo dg memperoleh gaji
sebesar Rp 5.500.000 sebulan. Kepada Peri Irawan
diberikan tunjangan pajak sebesar Rp 55.000. Iuran
pensiun yg dibayarkan Peri Irawan adalah sebesar Rp
50.000 sebulan.

89
Perhitungan PPh pasal 21 :
Gaji sebulan : Rp 5.500.000
Tunjangan pajak 55.000
Penghasilan bruto sebulan 5.555.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 5,555jt)= ……………….. Rp 277.750
2. Iuran pensiun 50.000 327.750
Penghasilan neto sebulan ……………………………………………….… Rp 5.175.250
Penghasilan neto disetahunkan (12 x Rp 5.175.250) ………….......…. Rp 62.067.000
PTKP (TK/0) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………… Rp 8.067.000

PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 8.067.000 ……………………………Rp 403.350


PPh pasal 21 terutang atas gaji sebulan : Rp 403.350 /12 ……………. Rp 33.613

90
Pegawai
Pegawai tetap
tetap memperoleh
memperoleh penghasilan
penghasilan dalam
dalam
bentuk
bentuk natura
natura dan
dan kenikmatan
kenikmatan lainnya
lainnya yg
yg
diberikan
diberikan oleh
oleh WP
WP yg
yg pengenaan
pengenaan pajakpajak
penghasilannya
penghasilannya bersifat
bersifat final
final atau
atau berdasarkan
berdasarkan
Norma
Norma Perhitungan
Perhitungan Khusus
Khusus (Deemed
(Deemed Profit)
Profit)

Contoh :
Qulbun Junaidi adalah warga negara RI yg bekerja pada
suau perwakilan dagang asing yg pengenaan pajaknya
menggunakan norma perhitungan khusus (deemed profit),
memperoleh gaji sebesar Rp 7.500.000 sebulan beserta
beras 50 kg dan gula 10 kg. Qulbun Junaidi berstatus
menikah dg satu anak. Nilai uang dari beras dan gula
dihitung berdasarkan harga pasar yaitu : harga beras Rp
10.000/kg dan harga gula Rp 8.000/kg
91
Perhitungan PPh pasal 21 :
Gaji sebulan : Rp 7.500.000
Beras : 50 x Rp 10.000 500.000
Gula : 10 x Rp 8.000 80.000
Penghasilan bruto sebulan 8.080.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% x Rp 8,08jt)= ……………………………………….…. Rp 404.000
Penghasilan neto sebulan ……………………………………………….… Rp 7.676.000
Penghasilan neto disetahunkan (12 x Rp 7.676.000) ………….......…. Rp 92.112.000
PTKP (K/1) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin 4.500.000
tambahan 1 orang anak 4.500000 Rp 63.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………... Rp 29.112.000

PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 29.112.000 ……………………………Rp 1.455.600


PPh pasal 21 terutang atas gaji sebulan : Rp 1.455.600 /12 …..…...…. Rp 121.300
92
KETENTUAN TARIF DAN KREDIT PAJAK

PENGHASILAN
DITERIMA DITERIMA

PEGAWAI TETAP/
BUKAN PEGAWAI
PENERIMA PENSIUNAN
YG TIDAK MEMILIKI NPWP
YG TIDAK MEMILIKI NPWP

TERUTANG PPh PASAL 21 TERUTANG PPh PASAL 21


TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI

PEGAWAI TETAP/ SELISIH PENGENAAN


PENERIMA PENSIUNAN TARIF 20% LEBIH TINGGI
BUKAN PEGAWAI YG TIDAK
MENDAFTARKAN DIRI SEBELUM DIPERHITUNGKAN DGN MEMILIKI NPWP DAFTARKAN
PPh PSL.21 UTK BLN DIRI DLM TAHUN KALENDER YBS
MASA DESEMBER DLM TAHUN SELANJUTNYA
KALENDER YBS

DAPAT DIKREDITKAN
TERUTANG PPh PASAL 21
DALAM SPT TAHUNAN UNTUK
TARIFNYA NORMAL
TAHUN PAJAK YBS

DAPAT DIKREDITKAN DLM SPT TAHUNAN PPh TAHUN PAJAK


KETENTUANTARIF
KETENTUAN TARIF20%
20%LEBIH
LEBIH
YBS, TIDAK TERMASUK SELISIH PENGENAAN
TINGGI TIDAK BERLAKU
TINGGI TIDAK BERLAKU
TARIF 20% LEBH TINGGI YG TELAH DIPERHITUNGKAN
Dit.P2Humas ATASPENGENAAN
ATAS PENGENAANPEMOTONGAN 93 93
PEMOTONGAN
PADA BULAN SELANJUTNYA
PPhPASAL
PPh PASAL2121YG
YGBERSIFAT
BERSIFATFINAL
FINAL
Pegawai
Pegawai tetap
tetap baru
baru memiliki
memiliki NPWP
NPWP pada
pada tahun
tahun
berjalan
berjalan

Contoh :
Wahyu Santosa, status belum menikah dan tdk memiliki
tanggungan keluarga, bekerja pada PT Fajar Sejahtera dg
memperoleh gaji dan tunjangan setiap bulan sebesar Rp
5.500.000, dan ybs membayar iuran pensiun kpd
perusahaan dana pensiun yg pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan setiap bulan sebesar Rp 200.000.
Wahyu Santosa baru memiliki NPWP pada bulan Juni 2016
dan menyerahkan fotokopi kartu NPWP kpd PT Fajar
Sejahtera utk digunakan sbg dasar pemotongan PPh ps 21
bulan Juni.

94
Perhitungan PPh pasal 21 :
Gaji sebulan : Rp 5.500.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 5,5jt)= ……………….. Rp 275.000
2. Iuran pensiun 200.000 475.000
Penghasilan neto sebulan ……………………………………………….… Rp 5.025.000
Penghasilan neto disetahunkan (12 x Rp 5.025.000) ………….......…. Rp 60.300.000
PTKP (TK/0) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………… Rp 6.300.000
PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 6.300.000 ……………………………Rp 315.000
PPh pasal 21 terutang atas gaji sebulan : Rp 315.000/12 ……………. Rp 26.250
PPh pasal 21 yg harus dipotong karena ybs belum memiliki NPWP :
120% x Rp 26.250 Rp 31.500
Jlh PPh ps 21 yg dipotong Jan sd Mei 2016 : 5 x Rp 31.500 Rp 157.500
Jlh PPh ps 21 terutang bila ybs memiliki NPWP : 5 x Rp 26.250 131.250
Selisih (20% x 5 x Rp 131.250) 26.250
95
Perhitungan PPh ps 21 terutang dan harus dipotong utk bln Juni 2016,
setelah ybs memiliki NPWP dan menyerahkan fotokopi kartu NPWP
kpd pemberi kerja, dg catatan gaji dan tunjangan utk bln Juni 2016 tdk
berubah adalah :

PPh ps 21 terutang sebulan (sama dg perhitungan sebelumnya) Rp 26.250


Diperhitungkan dg pemotongan atas tambahan 20% sebelum memiliki
NPWP (Jan sd Mei 2016), 20% x 5 x Rp 131.250 26.250
PPh ps 21 yg harus dipotong bln Juni 2016 …………………………………. NIHIL

96
Tugas
Tugas 14
14

Abdurahman, status menikah dg empat anak, bekerja pada


PT Embun Pagi dg memperoleh gaji dan tunjangan setiap
bulan sebesar Rp 12.500.000, dan ybs membayar iuran
pensiun kpd perusahaan dana pensiun yg pendiriannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan setiap bulan
sebesar Rp 150.000. Abdurahman baru memiliki NPWP
pada bulan Juli 2016 dan menyerahkan fotokopi kartu
NPWP kpd PT Embun Pagi utk digunakan sbg dasar
pemotongan PPh ps 21 bulan Juli 2016.

97
Penghitungan PPh Pasal 21
Masa Pajak Terakhir

PPh Pasal 21 PPh Pasal 21


terutang atas Yg telah dipotong PPh Pasal 21
seluruh Penghasilan pada masa-masa
Kena Pajak selama 1 sebelumnya
Masa Pajak
Tahun atau bagian dalam tahun pajak Terakhir
tahun pajak ybs

Dit.P2Humas 98
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

PEGAWAI TETAP, PENERIMA PENSIUN BERKALA


& PEGAWAI TIDAK TETAP YG MENERIMA IMBALAN
BERSIFAT BERKESINAMBUNGAN)

PERHITUNGAN SETIAP MASA PERHITUNGAN MASA PAJAK AKHIR


(BULAN DESEMBER)
PERKIRAAN ATAS PENGHASILAN
YG DIPEROLEH SELAMA 1 TAHUN
(PENGHASILAN TERATUR + TDK TERATUR)
PPh Ps.21 atas
DIKURANGI: DIKURANGI: SELURUH PENGHASILAN KENA PAJAK
- BIAYA JABATAN * : 5% BIAYA PENSIUN, 5% SETAHUN ATAU BAGIAN TAHUN PAJAK
DARI PENGH. BRUTO MAKS DARI PENGH.BRUTO
D
Rp 6.000.000,-/ THN ATAU MAKSIMAL
I
Rp 500.000,-/BLN Rp 2.400.000,00/THN
K
- IURAN YG TERIKAT DGN ATAU
U
PENGHASILAN TETAP Rp 200.000,00/BULAN
R
A
PENGHASILAN NETO N
G
DIKURANGI : PTKP I
PPh Ps.21 YG TELAH DIPOTONG
PADA MASA-MASA SEBELUMNYA
PENGHASILAN KENA PAJAK DLM BAGIAN TAHUN PAJAK YBS
99
*BIAYA JABATAN
DIBAGI 12 TARIF PS.17 UU PPh HANYA UTK PEGAWAI TETAP
Perhitungan
Perhitungan PPhPPh ps
ps 21
21 yg
yg harus
harus dipotong
dipotong pd
pd bln
bln
Desember
Desember dlm dlm hal
hal besarnya
besarnya penghasilan
penghasilan tetap
tetap
dan
dan teratur
teratur setiap
setiap bulan
bulan mengalami
mengalami perubahan
perubahan

Contoh :
Jaka Lelana, status belum menikah dan tidak memiliki
tanggungan keluarga, bekerja pada PT Lazuardi Internusa
dg memperoleh gaji dan tunjangan setiap bulan sebesar
Rp 5.500.000 dan ybs membayar iuran pensiun kpd
perusahaan dana pensiun yg pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan setiap bulan sebesar Rp 200.000.
Mulai bulan Juli 2016, Jaka Lelana memperoleh kenaikan
penghasilan tetap setiap bulan menjadi Rp 7.000.000

100
Perhitungan PPh pasal 21 yg hrs dipotong setiap bln utk Januari-Juni 2016 :

Gaji dan tunjangan sebulan Rp 5.500.000


Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 5,5jt)= …………………….. Rp 275.000
2. Iuran pensiun 200.000 475.000
Penghasilan neto sebulan ……………………………………………….… Rp 5.025.000
Penghasilan neto disetahunkan (12 x Rp 5.025.000) ………….......…. Rp 60.300.000
PTKP (TK/0) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………… Rp 6.300.000

PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 6.300.000 ……………………………Rp 315.000


PPh pasal 21 terutang atas gaji sebulan : Rp 315.000/12 ……………. Rp 26.250

101
Perhitungan PPh pasal 21 yg hrs dipotong setiap bln utk Juli-November 2016 :

Gaji dan tunjangan sebulan Rp 7.000.000


Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 7jt)= …………………….. Rp 350.000
2. Iuran pensiun 200.000 550.000
Penghasilan neto sebulan ……………………………………………….… Rp 6.450.000
Penghasilan neto disetahunkan (12 x Rp 6.450.000) ………….......…. Rp 77.400.000
PTKP (TK/0) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………… Rp 23.400.000
PPh pasal 21 terutang :
5% x Rp 23.400.000 ……………………………………….……………Rp 1.170.000
PPh pasal 21 terutang atas gaji sebulan : Rp 1.170.000/12 ……………. Rp 97.500

102
Perhitungan PPh pasal 21 yg hrs dipotong pada bln Desember 2016 :

Penghasilan selama setahun : (6 x Rp 5.500.000) + (6 x Rp 7.000.000) Rp 75.000.000

Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 75jt)= …………………….. Rp 3.750.000
2. Iuran pensiun (12 x Rp 200.000) 2.400.000 6.150.000
Penghasilan neto ……………………………………………….…………...… Rp 68.850.000
PTKP (TK/0) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun …………………………………… Rp 14.850.000
PPh pasal 21 terutang :
5% x Rp 14.850.000 ………………………….…………Rp 742.500
PPh pasal 21 yg telah dipotong sd. November 2016:
(6 x Rp 26.250) + (5 x Rp 97.500) ……………………. Rp 645.000
PPh ps 21 yg hrs dipotong pd bln Desember 2016 ……. 97.500

103
Tugas
Tugas 15
15 ::

Dika Saputra, status menikah dan memiliki satu


tanggungan keluarga, bekerja pada PT Padang Auto dg
memperoleh gaji dan tunjangan setiap bulan sebesar Rp
12.000.000 dan ybs membayar iuran pensiun kpd
perusahaan dana pensiun yg pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan setiap bulan sebesar Rp 300.000.
Mulai bulan Mei 2016, Dika Saputra memperoleh kenaikan
penghasilan tetap setiap bulan menjadi Rp 15.000.000
Hitunglah PPh pasal 21 ybs.

104
Perhitungan
Perhitungan PPh
PPh ps
ps 21
21 atas
atas uang
uang pensiun
pensiun
bulanan
bulanan yg
yg diterima
diterima pd
pd tahun
tahun pertama
pertama pensiun
pensiun

Contoh :
Raden Suryaman, berstatus menikah dg 1 orang anak yg
masih menjadi tanggungan, bekerja sbg pegawai tetap
pada PT Indo Rejo Abadi dg gaji sebulan Rp 12.000.000.
Raden Suryaman setiap bulan membayar iuran pensiun
sebesar Rp 250.000 ke dana pensiun Swadharna Utama
yg pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
Berdasarkan ketentuan yg berlaku di PT Indo Rejo Abadi
terhitung mulai 1 Juli 2016, Raden Suryaman akan
memasuki masa pensiun.

105
Perhitungan PPh pasal 21 :
Gaji sebulan : Rp 12.000.000
Pengurangan :
1. Biaya Jabatan (5% x Rp 12jt)= 600rb, maks………. Rp 500.000
2. Iuran pensiun 250.000 750.000
Penghasilan neto sebulan 11.250.000
Penghasilan neto 6 bulan (masa kerja Jan sd. Juni 2016)
Rp 11.250.000 x 6 ……………………………………………….........…. Rp 67.500.000
PTKP (K/1) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin 4.500.000
tambahan 1 orang anak 4.500.000 Rp 63.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………..... Rp 4.500.000

PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 4.500.000 ……………………………Rp 225.000


PPh pasal 21 terutang atas gaji sebulan : Rp 225.000 /6 ……….....…. Rp 37.500

10
6
Lanjutan
Lanjutan

Contoh :
Raden Suryaman, terhitung mulai 1 Juli 2016 menerima
uang pensiun Rp 6.000.000 sebulan

107
Perhitungan PPh pasal 21 atas uang pensiun tahun 2016 :
Pensiun sebulan : Rp 6.000.000
Pengurangan :
Biaya pensiun (5% x Rp 6t)=300rb, maks …………………..…………. Rp 200.000
Penghasilan neto sebulan 5.800.000
Penghasilan neto 6 bulan (Juli sd. Desember 2016)
Rp 5.800.000 x 6 ……………………………………………….........…. Rp 34.800.000
Penghasilan neto dari PT Indo Rejo (Jan sd. Juni 2016) 67.500.000
Jumlah penghasilan neto tahun 2016 102.300.000
PTKP (K/1) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin 4.500.000
tambahan 1 orang anak 4.500.000 Rp 63.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ……………………………….... Rp 39.300.000
PPh pasal 21 terutang : 5% x Rp 39.300.000 …………………………Rp 1.965.000
PPh ps 21 yg telah dipotong di PT Indo Rejo 225.000
PPh ps 21 terutang pada dana pensiun, selama 6 bln 1.740.000
PPh pasal 21 atas uang pensiun sebulan : Rp 1.740.000/6 …………..Rp 290.000
10
8
Perhitungan PPh pasal 21 atas uang pensiun pada tahun kedua dst. :

Pensiun sebulan : Rp 6.000.000


Pengurangan :
Biaya pensiun (5% x Rp 6jt)= 300rb, maks………………………………. Rp 200.000
Penghasilan neto sebulan 5.800.000
Penghasilan neto disetahunkan :
Rp 5.800.000 x 12 ……………………………………………….........…. Rp 69.600.000
PTKP (K/1) :
Utk WP sendiri Rp 54.000.000
tambahan WP kawin 4.500.000
tambahan 1 orang anak 4.500.000 Rp 63.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun ………………………………..... Rp 6.600.000

PPh pasal 21 terutang setahun: 5% x Rp 6.600.000 ……………………Rp 330.000


PPh pasal 21 atas uang pensiun sebulan : Rp 330.000 /12 …………….Rp 27.500

10
9
Tugas
Tugas 16
16

Heru Saputra, berstatus menikah dg 2 orang anak yg


masih menjadi tanggungan, bekerja sbg pegawai tetap
pada PT Indonesia Abadi dg gaji sebulan Rp 15.000.000.
Setiap bulan membayar iuran pensiun sebesar Rp 300.000
ke dana pensiun Swadharna Utama yg pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan ketentuan
yg berlaku di PT Indonesia Abadi terhitung mulai 1 Oktober
2016, Heru Saputra akan memasuki masa pensiun dg
besarnya uang pensiun sebulan Rp 7.500.000.
Hitunglah PPh pasal 21 atas :
•Gaji tahun 2016
•Uang pensiun tahun 2016
•Uang pensiun tahun berikutnya 110
Penghitungan PPh Pasal 21
ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, Tdk termasuk
Honorarium atau
MINGGUAN, SATUAN, BORONGAN, DAN Komisi yg diterima
UANG SAKU HARIAN Penjaja barang &
Petugas dinas luar

DIBAYAR HARIAN
TIDAK LEBIH DARI LEBIH DARI
Rp 450.000,- Rp 450.000,-

DIKURANGI
Rp 450.000,-

TIDAK DIPOTONG DIPOTONG PPh


PPh Ps.21 TARIF 5%

PADA SAAT TELAH MELEBIHI


Rp 4.500.000 DALAM SATU BULAN KALENDER
JIKA PENGHASILAN JIKA WP
TARIF 5% KUMULATIF DLM TDK
DIKURANGI 1 BLN < Rp 10.200.000 MEMILIKI
PTKP HARIAN SEBENARNYA + PKP JIKA PENGHASILAN
NPWP
MAKA
Iuran Jaminan Hari Tua/ TARIF Psl 17 KUMULATIF DLM TARIFNYA
Iuran Tunjangan Hari Tua 1 BLN > Rp 10.200.000 20% LEBIH
yg dibayarkan ke Jamsostek, TINGGI
bila diwajibkan Dit.P2Humas
DIPERHITUNGKAN PPh Ps.21 111
YANG TELAH DIPOTONG
CONTOH PENGHITUNGAN PEGAWAI HARIAN,
TENAGA HARIAN LEPAS
PENERIMA UPAH SATUAN/BORONGAN

SI POLAN MENERIMA UPAH HARIAN SEBESAR Rp460.000 PERHARI


PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 ADALAH :

UPAH SEHARI DIKURANGI BATAS PENGHASILAN YANG TIDAK KENA PAJAK


Rp460.000,00 – Rp 450.000,00 = Rp10.000,00
PPh 21 terutang : 5% x Rp10.000,00 = Rp 500,00

JIKA SI POLAN TIDAK MEMILIKI NPWP MAKA DIPOTONG PPh 20% LEBIH
TINGGI SEHINGGA MENJADI :
5% X 120% X Rp 10.000,00 = Rp 600,00

112
CONTOH PENGHITUNGAN PEGAWAI HARIAN, TENAGA HARIAN LEPAS
PENERIMA UPAH SATUAN/BORONGAN

Polan (belum menikah) pada bulan Juli 2016 bekerja selama 11 hari kerja pada
sebagai upah harian pada penambahan ruang SD Negeri 007 Jakarta Utara
dengan menerima upah sebesar Rp350.000,00 per hari.
•PPh Pasal 21 terutang:

Penghasilan per hari Rp350.000,00


Batas penghasilan bruto yang tidak dikenakan PPh atas upah Rp450.000,00
Sehingga tidak terutang PPh Pasal 21
Pada hari ke-13 dalam bulan Juli (bulan yg sama), Polan telah menerima
penghasilan melebihi Rp4.500.000,00, yaitu Rp350.000,00 x 13 = Rp4.550.000,00.
Maka PPh Pasal 21 atas penghasilan Polan dihitung sebagai berikut:
•PPh Pasal 21 terutang:

Penghasilan 13 hari Rp4.550.000,00


PTKP 13 hari
13 x (Rp54.000.000,00/360) Rp 1 950 000,00
Penghasilan harian terutang PPh Pasal 21 Rp 2.600.000,00
PPh Pasal 21 yg harus dipotong pada hari-13
( 5% x Rp2.600.000,00) Rp 130.000,00
113
• Apabila Polan juga mendapat upah yg jumlahnya sama pada hari ke-14 maka
Pasal 21 yang terutang :

14 x Rp350.000,00 Rp4.900.000,00
PTKP 14 hari
{14x (Rp54.000.000,00/360)} Rp 2.100.000,00
Penghasilan harian terutang PPh Pasal 21 Rp2.800.000,00
PPh Pasal 21 (5% x Rp2.800.000,00) Rp 140.000,00
PPh Pasal 21 yg sudah dipotong s.d hari ke-13 Rp 130.000,00 -
PPh Pasal 21 harus dipotong pada hari ke-14 Rp 10.000,00
Apabila Polan tidak memiliki NPWP, maka akan dipotong Bendahara 20%
lebih tinggi dari tarif 5% atau menjadi dikenakan tarif 6%

114
Upah
Upah sehari
sehari tdk
tdk melebihi
melebihi Rp
Rp 450.000
450.000 dan
dan jlh
jlh
kumulatif
kumulatif sebulan
sebulan tdk
tdk melebihi
melebihi Rp
Rp 4.500.000
4.500.000

Contoh :
Sentot dg status belum menikah pd bln Januari 2016
bekerja sbg buruh harian pada PT Harapan Sentosa. Dia
bekerja selama 10 hari dan menerima upah harian sebesar
Rp 400.000

Jawab :
Sentot menerima upah sehari tdk melebihi Rp 450.000, dan
upah dlm bln Januari sebesar 10 x Rp 400.000 = Rp
4.000.000 (kurang dari Rp 4.500.000).
Maka Sentot tdk dikenakan PPh pasal 21 atas upah yg
diterimanya
115
Upah
Upah sehari
sehari melebihi
melebihi Rp
Rp 450.000
450.000 dan
dan jlh
jlh kumulatif
kumulatif
sebulan
sebulan tdk
tdk melebihi
melebihi Rp
Rp 4.500.000
4.500.000

Contoh :
Rizal dg status belum menikah adalah seorang karyawan
yg bekerja sbg perakit televisi pada perusahaan elektronik
PT Tronika. Upah yg dibayarkan berdasarkan atas jumlah
unit/satuan yg diselesaikan yaitu Rp 175.000/buah dan
dibayarkan setiap minggu. Dalam waktu satu minggu (6
hari kerja) dihasilkan sebanyak 24 buah televisi dg total
upah Rp 4.200.000

116
Perhitungan PPh pasal 21 :

Upah sehari : Rp 4.200.000/6 Rp


700.000
Upah kena pajak sehari : Rp 700.000 – Rp 450.000 Rp 250.000
PPh pasal 21 sehari : 5% x Rp 250.000 Rp 12.500
PPh pasal 21 atas seluruh upah ( seminggu atau 6 hari ) :
6 x Rp 12.500 Rp 75.000

117
Tugas
Tugas 17
17 ::

Maman dg status belum menikah adalah seorang


karyawan yg bekerja sbg perakit televisi pada perusahaan
elektronik PT Panasonic. Upah yg dibayarkan berdasarkan
atas jumlah unit/satuan yg diselesaikan yaitu Rp
160.000/buah dan dibayarkan setiap minggu. Dalam waktu
satu minggu (6 hari kerja) dihasilkan sebanyak 24 buah.

Hitung PPh pasal 21 atas seluruh upah seminggu.

118
Jumlah
Jumlah kumulatif
kumulatif upah
upah sebulan
sebulan melebihi
melebihi Rp
Rp
4.500.000,
4.500.000, tetapi
tetapi tidak
tidak melebihi
melebihi Rp
Rp 10.200.000
10.200.000

Contoh :
Marwan belum menikah, pada bln April 2016, mengerjakan
pembuatan taman rumah dg upah borongan sebesar Rp
5.500.000. Upah borongan tsb tdk termasuk material dan
tanaman. Pekerjaan borongan tsb diselesaikan dlm waktu
20 hari

119
Perhitungan PPh pasal 21 :

Upah borongan sehari : Rp 5.500.000/20 Rp 275.000


PTKP sehari : Rp 54.000.000/360 150.000
Upah kena pajak sehari 125.000

PPh pasal 21 sehari : 5% x Rp 125.000 Rp 6.250


PPh pasal 21 atas upah borongan :
20 x Rp 6.250 Rp 125.000

120
Tugas
Tugas 18
18

Denny menikah punya empat anak, pada bln April 2016,


mengerjakan pembuatan taman rumah dg upah borongan
sebesar Rp 9.000.000. Upah borongan tsb tdk termasuk
material dan tanaman. Pekerjaan borongan tsb
diselesaikan dlm waktu 20 hari

Hitunglah PPh pasal 21 atas upah borongan

121
Jumlah
Jumlah upah
upah kumulatif
kumulatif sebulan
sebulan melebihi
melebihi Rp
Rp
10.200.000
10.200.000

Contoh :
Rukmana (menikah tanpa tanggungan), bekerja pada
perusahaan elektronik dg upah satuan. Pada Juni 2016,
Rukmana bekerja selama 25 hari dan mengerjakan 50 unit
barang dg upah per unit Rp 225.000

122
Perhitungan PPh pasal 21 :

Upah bulan Juni 2016 : 50 x Rp 225.000 Rp 11.250.000


Upah/penghasilan neto disetahunkan :
12 x Rp 11.250.000 135.000.000
PTKP :
- Utk diri WP : Rp 54.000.000
- Tambahan WP menikah 4.500.000 58.500.000
Penghasilan kena pajak 76.500.000

PPh pasal 21 terutang setahun :


5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 26.500.000 3.975.000
Rp 6.475.000
PPh pasal 21 atas upah sebulan :
Rp 6.475.000 /12 Rp
539.583
123
Tugas
Tugas 19
19 ::

Hendra (menikah punya dua tanggungan), bekerja pada


perusahaan elektronik dg upah satuan. Pada Juni 2016,
Hendra bekerja selama 25 hari dan mengerjakan 55 unit
barang dg upah per unit Rp 260.000

Hitunglah PPh pasal 21 atas upah bln Juni 2016.

124
Penghitungan PPh Pasal 21
ATAS PENGHASILAN BERUPA UPAH HARIAN, MINGGUAN,
SATUAN, BORONGAN, DAN UANG SAKU HARIAN

DIBAYAR BULANAN

DIKURANGI PTKP SEBULAN

PKP SEBULAN

JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP PKP DISETAHUNKAN


MAKA X
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI TARIF PPh Ps.17

PPh SETAHUN

PPh SEBULAN
125
Pegawai
Pegawai tdk
tdk tetap,
tetap, tenaga
tenaga kerja
kerja lepas,
lepas, pemagang,
pemagang,
dan
dan calon
calon pegawai
pegawai menerima
menerima upah
upah secara
secara
bulanan
bulanan

Contoh :
Bagus Hermanto (menikah punya satu tanggungan),
bekerja pada perusahaan garmen dg dasar upah harian yg
dibayarkan secara bulanan. Dalam bulan Juli 2016 Bagus
Hermanto hanya bekerja selama 20 hari dg menerima upah
sehari Rp 360.000

126
Perhitungan PPh pasal 21 :

Upah bulan Juni 2016 : 20 x Rp 360.000 Rp 7.200.000


Upah/penghasilan neto disetahunkan :
12 x Rp 7.200.000
86.400.000
PTKP :
- Utk diri WP : Rp 54.000.000
- Tambahan WP menikah 4.500.000
- Tambahan tanggungan 4.500.000 63.000.000
Penghasilan kena pajak 23.400.000

PPh pasal 21 terutang setahun :


5% x Rp 23.400.000 Rp 1.170.000
PPh pasal 21 atas upah sebulan :
Rp 1.170.000 /12 Rp 97.500

127
Tugas
Tugas 20
20 ::

Hermanto (menikah punya tiga tanggungan), bekerja pada


perusahaan garmen dg dasar upah harian yg dibayarkan
secara bulanan. Dalam bulan Juli 2016 Hermanto hanya
bekerja selama 20 hari dg menerima upah sehari Rp
475.000
Hitunglah PPh pasal 21.

128
Mantan
Mantan pegawai
pegawai ygyg menerima
menerima jasa
jasa produksi,
produksi,
gratifikasi,
gratifikasi, dan
dan bonus
bonus atau
atau imbalan
imbalan lain
lain yg
yg tdk
tdk
teratur
teratur

Contoh :
Victoria Endah bekerja pada PT Fajar Wisesa, pada 1
Januari 2016, ia telah berhenti bekerja pada PT Fajar
Wisesa karena pensiun. Pada bulan Maret 2016 Victoria
Endah menerima jasa produksi tahun 2015 dari PT Fajar
Wisesa sebesar Rp 55.000.000

129
Perhitungan PPh pasal 21 yg terutang :

5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 5.000.000 750.000
PPh pasal 21 yg harus dipotong 3.250.000

Apabila dlm tahun kelender ybs, dibayarkan penghasilan kpd mantan pegawai
lebih dari satu kali, maka PPh pasal 21 atas pembayaran penghasilan yg
berikutnya dihitung dg menerapkan tarif pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas
penghasilan bruto yg diterima dg memperhitungkan penghasilan yg telah
diterima sebelumnya

130
Dewan
Dewan komisaris/pengawas
komisaris/pengawas ygyg tdk
tdk merangkap
merangkap
sbg
sbg pegawai
pegawai tetap
tetap menerima
menerima imbalan/honorarium
imbalan/honorarium

Contoh :
Pandaya adalah seorang komisaris di PT Wahana
Sejahtera, yg bukan sbg pegawai tetap. Dalam tahun 2016,
yaitu bulan Desember 2016 menerima honorarium sebesar
Rp 60.000.000

131
Perhitungan PPh pasal 21 yg terutang :

5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 10.000.000 1.500.000
PPh pasal 21 yg harus dipotong 4.000.000

Apabila dlm tahun kelender ybs, dibayarkan penghasilan kpd ybs lebih dari
satu kali, maka PPh pasal 21 atas pembayaran penghasilan yg berikutnya
dihitung dg menerapkan tarif pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas
penghasilan bruto yg diterima dg memperhitungkan penghasilan yg telah
diterima sebelumnya

132
Peserta
Peserta program
program pensiun
pensiun yg
yg masih
masih berstatus
berstatus
pegawai
pegawai atas
atas penarikan
penarikan dana
dana pensiun
pensiun

Contoh :
Zakaria adalah pegawai PT Sampurna Sejati menerima gaji Rp
2.000.000 sebulan. PT Sampurna Sejati mengikuti program pensiun
utk para pegawainya. PT Sampurna Sejati membayar iuran dana
pensiun utk Zakaria sebesar Rp 100.000 sebulan ke dana pensiun
manfaat sejahtera yg pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan. Zakaria membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000
sebulan. Pada April 2016, Zakaria memerlukan biaya perbaikan
rumahnya, maka ia mengambil iuran dana pensiun yg telah dibayarkan
sendiri sebesar Rp 20.000.000. Kemudian, pd bulan Juni 2016 ia
menarik lagi dana sebesar Rp 15.000.000. Kemudian, bulan Oktober
2016 utk keperluan lainnya ia menarik lagi dana sebesar Rp
25.000.000

133
Perhitungan PPh pasal 21 yg terutang :

 Atas penarikan dana sebesar Rp 20.000.000 pd bulan April 2016, terutang


PPh pasal 21 sebesar 5% x Rp 20.000.000 = Rp 1.000.000
 Atas penarikan dana sebesar Rp 15.000.000 pd bulan Juni 2016, terutang
PPh pasal 21 sebesar 5% x Rp 15.000.000 = Rp 750.000
 Atas penarikan dana sebesar Rp 25.000.000 pd bulan Oktober 2016,
terutang PPh pasal 21 sebesar :
o 5% x Rp 15.000.000 ……………..Rp 750.000
o 15% x Rp 10.000.000 …………… 1.500.000
o 2.250.000

134
Bukan
Bukan pegawai
pegawai yg
yg menerima
menerima imbalan
imbalan bersifat
bersifat
berkesinambungan
berkesinambungan

Contoh :
Neneng Hasanah adalah petugas dinas luar asuransi PT
Tabarru Life (bukan pegawai perusahaan asuransi). Suami
Neneng Hasanah telah terdaftar sbg WP dan memiliki
NPWP dan ybs bekerja pada PT Kersmanah. Neneng telah
menyampaikan fotokopi NPWP suaminya, surat nikah dan
kartu keluarga kpd pemotong pajak. Neneng hanya
menerima penghasilan dari kegiatannya sbg petugas dinas
luar asuransi, dan telah menyampaikan surat pernyataan
yg menerangkan hal tsb kpd PT Tabarru Life. Pada tahun
2016, penghasilan yg diterima oleh Neneng sbb :
135
Bulan Komisi Agen (Rp)
Januari 38,000,000
Februari 40,000,000
Maret 41,000,000
April 42,000,000
Mei 44,000,000
Juni 45,000,000
Juli 45,000,000
Agustus 48,000,000
September 50,000,000
Oktober 52,000,000
Nopember 55,000,000
Desember 56,000,000
Jumlah 556,000,000
136
Perhitungan PPh pasal 21 utk bln Januari sd. Desember 2016 :

PPh 21
Bulan pengh bruto 50% pb PTKP PKP PKP kum Tarif
terutang
Januari 38.000.000 19.000.000 4.500.000 14.500.000 14.500.000 5% 725.000
Februari 40.000.000 20.000.000 4.500.000 15.500.000 30.000.000 5% 775.000
Maret 41.000.000 20.500.000 4.500.000 16.000.000 46.000.000 5% 800.000
April 42.000.000 21.000.000 4.500.000 4.000.000 50.000.000 5% 200.000
12.500.000 62.500.000 15% 1.875.000
Mei 44.000.000 22.000.000 4.500.000 17.500.000 80.000.000 15% 2.625.000
Juni 45.000.000 22.500.000 4.500.000 18.000.000 98.000.000 15% 2.700.000
Juli 45.000.000 22.500.000 4.500.000 18.000.000 116.000.000 15% 2.700.000
Agustus 48.000.000 24.000.000 4.500.000 19.500.000 135.500.000 15% 2.925.000
September 50.000.000 25.000.000 4.500.000 20.500.000 156.000.000 15% 3.075.000
Oktober 52.000.000 26.000.000 4.500.000 21.500.000 177.500.000 15% 3.225.000
Nopember 55.000.000 27.500.000 4.500.000 23.000.000 200.500.000 15% 3.450.000
Desember 56.000.000 28.000.000 4.500.000 23.500.000 224.000.000 15% 3.525.000
556.000.000 278.000.000 54.000.000 224.000.000 28.600.000
137
Dalam hal ini Neneng Hasanah tdk dapat menunjukkan
fotokopi NPWP suaminya, surat nikah dan kartu keluarga
kpd pemotong pajak dan Neneng senidiri tdk memiliki
NPWP, maka perhitungan PPh pasal 21 tdk memperoleh
pengurangan PTKP sebulan. Selain itu, jumlah PPh pasal
21 yg terutang 120% dari PPh pasal 21 yg seharusnya
terutang, perhitungan sbb :

138
Perhitungan PPh pasal 21 utk bln Januari sd. Desember 2016 :
tdk PPh 21
Bulan pengh bruto 50% pb DP kum Tarif
npwp terutang
Januari 38,000,000 19,000,000 19,000,000 5% 120% 1,140,000
Februari 40,000,000 20,000,000 39,000,000 5% 120% 1,200,000
Maret 41,000,000 11,000,000 50,000,000 5% 120% 660,000
9,500,000 59,500,000 15% 120% 1,710,000
April 42,000,000 21,000,000 80,500,000 15% 120% 3,780,000
Mei 44,000,000 22,000,000 102,500,000 15% 120% 3,960,000
Juni 45,000,000 22,500,000 125,000,000 15% 120% 4,050,000
Juli 45,000,000 22,500,000 147,500,000 15% 120% 4,050,000
Agustus 48,000,000 24,000,000 171,500,000 15% 120% 4,320,000
September 50,000,000 25,000,000 196,500,000 15% 120% 4,500,000
Oktober 52,000,000 26,000,000 222,500,000 15% 120% 4,680,000
Nopember 57,000,000 27,500,000 250,000,000 15% 120% 4,950,000
1,000,000 251,000,000 25% 120% 300,000
Desember 56,000,000 28,000,000 279,000,000 25% 120% 8,400,000
558,000,000 279,000,000 47,700,000
139
Tugas
Tugas 21
21 ::

Sri Hasanah adalah petugas dinas luar asuransi PT Maju


Life (bukan pegawai perusahaan asuransi). Suami
SriHasanah telah terdaftar sbg WP dan memiliki NPWP
dan ybs bekerja pada PT Batik Keris. Sri Hasanah telah
menyampaikan fotokopi NPWP suaminya, surat nikah dan
kartu keluarga kpd pemotong pajak. Sri Hasanah hanya
menerima penghasilan dari kegiatannya sbg petugas dinas
luar asuransi, dan telah menyampaikan surat pernyataan
yg menerangkan hal tsb kpd PT Maju Life. Pada tahun
2016, penghasilan yg diterima oleh Sri Hasanah sbb :

140
Bulan Komisi Agen (Rp)
Januari 43.000.000
Februari 48.000.000
Maret 43.000.000
April 48.000.000
Mei 46.000.000
Juni 48.000.000
Juli 45.000.000
Agustus 52.000.000
September 53.000.000 Jika Sri Hasanah :
- memiliki NPWP
Oktober 52.000.000
- tdk memiliki NPWP,
Nopember 56.000.000 silahkan dihitung PPh
Desember 58.000.000 pasal 21 yg terutang
selama tahun 2016

141
Bukan
Bukan pegawai
pegawai tdktdk memiliki
memiliki NPWP
NPWP atau
atau
memperoleh
memperoleh penghasilan
penghasilan lainnya
lainnya dari
dari
pemotongan
pemotongan PPhPPh ps
ps 21/26
21/26 atau
atau memperoleh
memperoleh
penghasilan
penghasilan lainnya
lainnya
Contoh :
dr. Abdul Ghopar, Sp.JP merupakan dokter spesialis jantung yg
melakukan praktik di Rumah Sakit Harapan Jantung Sehat dg
perjanjian bahwa setiap jasa dokter yg dibayarkan oleh pasien
akan dipotong 20% oleh rumah sakit sbg bagian penghasilan
rumah sakit dan sisanya sebesar 80% dari jasa dokter tsb akan
dibayarkan kpd dr. Abdul Gopar, Sp.Jp. pada setiap akhir bulan.
Selain praktik di Rumah Sakit Harapan Jantung Sehat, ia juga
melakukan praktik sendiri di klinik pribadinya. dr. Abdul Ghopar,
Sp.JP telah memiliki NPWP dan pada tahun 2016, jasa dokter yg
dibayarkan pasien dari praktik dr. Abdul Ghopar, Sp.JP di rumah
sakit Harapan Jantung Sehat sbb:
142
Jasa Dokter yg dibayar pasien
Bulan
(Rp)
Januari 45.000.000
Februari 49.000.000
Maret 47.000.000
April 40.000.000
Mei 44.000.000
Juni 52.000.000
Juli 40.000.000
Agustus 35.000.000
September 45.000.000
Oktober 44.000.000
Nopember 43.000.000
Desember 40.000.000
Jumlah 524.000.000
143
Perhitungan PPh pasal 21 utk bln Januari sd. Desember 2016(punya
NPWP) :
Jasa dokter yg Dasar Dasar pemot Tarif PPh ps 21
Bulan dibayarkan pasien
pemotongan kumulatif ps 17 (1)a terutang
(1) (2) (3)=50%x(2) (4) (5) (6)=(3)x(5)
Jan 45,000,000 22,500,000 22,500,000 5% 1,125,000
Feb 49,000,000 24,500,000 47,000,000 5% 1,225,000
Maret 47,000,000 3,000,000 50,000,000 5% 150,000
20,500,000 70,500,000 15% 3,075,000
April 40,000,000 20,000,000 90,500,000 15% 3,000,000
Mei 44,000,000 22,000,000 112,500,000 15% 3,300,000
Juni 52,000,000 26,000,000 138,500,000 15% 3,900,000
Juli 40,000,000 20,000,000 158,500,000 15% 3,000,000
Agus 35,000,000 17,500,000 176,000,000 15% 2,625,000
Sept 45,000,000 22,500,000 198,500,000 15% 3,375,000
Okt 44,000,000 22,000,000 220,500,000 15% 3,300,000
Nop 43,000,000 21,500,000 242,000,000 15% 3,225,000
Des 40,000,000 8,000,000 250,000,000 15% 1,200,000
12,000,000 262,000,000 25% 3,000,000
Jumlah 524,000,000 262,000,000 35,500,000

144
Perhitungan PPh pasal 21 utk bln Januari sd. Desember 2016 (tdk punya
NPWP) :
Jasa dokter yg Dasar Dasar pemot Tarif Tarif PPh ps 21
Bulan dibayarkan pasien
pemotongan kumulatif ps 17 (1)a tdk NPWP terutang
(1) (2) (3)=50%x(2) (4) (5) (6) (7)=(3)x(5)x(6)
Jan 45,000,000 22,500,000 22,500,000 5% 120% 1,350,000
Feb 49,000,000 24,500,000 47,000,000 5% 120% 1,470,000
Maret 47,000,000 3,000,000 50,000,000 5% 120% 180,000
20,500,000 70,500,000 15% 120% 3,690,000
April 40,000,000 20,000,000 90,500,000 15% 120% 3,600,000
Mei 44,000,000 22,000,000 112,500,000 15% 120% 3,960,000
Juni 52,000,000 26,000,000 138,500,000 15% 120% 4,680,000
Juli 40,000,000 20,000,000 158,500,000 15% 120% 3,600,000
Agus 35,000,000 17,500,000 176,000,000 15% 120% 3,150,000
Sept 45,000,000 22,500,000 198,500,000 15% 120% 4,050,000
Okt 44,000,000 22,000,000 220,500,000 15% 120% 3,960,000
Nop 43,000,000 21,500,000 242,000,000 15% 120% 3,870,000
Des 40,000,000 8,000,000 250,000,000 15% 120% 1,440,000
12,000,000 262,000,000 25% 120% 3,600,000
Jumlah 524,000,000 262,000,000 42,600,000
145
Tugas
Tugas 22
22 ::

Contoh :
dr. Hermansyah, Sp.JP merupakan dokter spesialis jantung yg
melakukan praktik di Rumah Sakit Harapan Jantung Sehat dg
perjanjian bahwa setiap jasa dokter yg dibayarkan oleh pasien
akan dipotong 20% oleh rumah sakit sbg bagian penghasilan
rumah sakit dan sisanya sebesar 80% dari jasa dokter tsb akan
dibayarkan kpd dr. Hermansyah, Sp.Jp. pada setiap akhir bulan.
Selain praktik di Rumah Sakit Harapan Jantung Sehat, ia juga
melakukan praktik sendiri di klinik pribadinya. dr. Hermansyah,
Sp.JP telah memiliki NPWP dan pada tahun 2014, jasa dokter yg
dibayarkan pasien dari praktik dr. Hermansyah, Sp.JP di rumah
sakit Harapan Jantung Sehat sbb:

146
Jasa Dokter yg dibayar pasien
Bulan
(Rp)
Januari 54.000.000
Februari 55.000.000
Maret 58.000.000
April 56.000.000
Mei 55.000.000
Juni 59.000.000
Juli 55.000.000
Agustus 54.000.000
September 52.000.000
Buatlah tabelnya,
Oktober 55.000.000
jika memiliki
Nopember 58.000.000 NPWP dan tdk
Desember 57.000.000 memiliki NPWP.

147
Bukan
Bukan pegawai
pegawai yg
yg menerima
menerima imbalan
imbalan tdk
tdk bersifat
bersifat
berkesinambungan
berkesinambungan

Contoh 1 :
Bahrun (menikah, tanpa tanggungan) melakukan jasa perbaikan
komputer kpd PT Cahaya Kurnia dg fee sebesar Rp 5.000.000

Besarnya PPh pasal 21 adalah :


5% x 50% x Rp 5.000.000 = Rp 125.000

Bila tdk mempunyai NPWP, PPh pasal 21 terutang :


120% x 5% x 50% x Rp 5.000.000 = Rp 150.000

148
Contoh 2 :
Arif Nugraha melakukan jasa perawatan AC kpd PT
Wahana Jaya dg imbalan Rp 10.000.000. Arif Nugraha
mempergunakan tenaga 5 orang pekerja dg membayarkan
upah harian masing-masing sebesar Rp 180.000. Upah
harian yg dibayarkan utk 5 orang selama melakukan
pekerjaan sebesar Rp 4.500.000. Selain itu Arif Nugraha
membeli spare part AC yg dipakai utk perawatan AC
sebesar Rp 1.000.000
Perhitungan PPh pasal 21 terutang.

149
Perhitungan PPh pasal 21 terutang sbb :
 Berdasarkan perjanjian serta dokumen yg diberikan Arif
Nugraha, diketahui bagian imbalan bruto yg merupakan
upah yg harus dibayarkan kpd pekerja harian dan biaya
utk membeli spare part AC, maka jumlah imbalan bruto
sbg dasar perhitungan PPh pasal 21 yg harus dipotong
oleh PT Wahana Jaya sebesar :
o imbalan bruto dikurangi bagian upah tenaga kerja harian dan biaya
spare part AC sebesar Rp 10.000.000 – Rp 4.500.000 – Rp 1.000.000
= Rp 4.500.000.
o PPh pasal 21 yg harus dipotong sebesar : 5% x 50% x Rp 4.500.000 =
Rp 112.500
o Jika Arif Nugraha tdk memiliki NPWP : 120% x 5% x 50% x Rp
4.500.000 = Rp 135.000

150
 Bila PT Wahana Jaya tdk memperoleh informasi
berdasarkan perjanjian yg dilakukan oleh dokumen yg
diberikan oleh Arif Nugraha mengenai upah atau
pembelian material :
o PPh pasal 21 yg harus dipotong PT Wahana Jaya sebesar : 5% x
50% x Rp 10.000.000 = Rp 250.000
o Jika Arif Nugraha tdk memiliki NPWP : 120% x 5% x 50% x Rp
10.000.000 = Rp 300.000.

151
Peserta
Peserta kegiatan
kegiatan yg
yg menerima
menerima imbalan
imbalan

Contoh :
Sony adalah seorang atlet bulutangkis profesional Indonesia yg
bertempat tinggal di Jakarta. Ia menjuarai turnamen Indonesia
Grand Prix Gold dan memperoleh hadiah sebesar Rp
200.000.000

Besarnya PPh pasal 21 atas hadiah tsb adalah :


5% x Rp 50.000.000 ……………. Rp 2.500.000
15%x Rp 150.000.000 ….……… 22.500.000
25.000.000

152
Pejabat
Pejabat PNS,
PNS, anggota
anggota TNI/Polri,
TNI/Polri, dan
dan pesiunannya
pesiunannya
yg
yg memperoleh
memperoleh honorarium
honorarium atau
atau imbalan
imbalan yg
yg
bersumber
bersumber dari
dariAPBN/APBD
APBN/APBD

Penerima PPh pasal 21


• PNS Golongan I & II, anggota TNI/Polri gol. 0% x penghasilan bruto
Pangkat perwira, tamtama dan bintara dan
pesiunannya
• PNS Golongan III, anggota TNI/Polri gol. 5% x penghasilan bruto
Pangkat perwira pertama dan pesiunannya
• PNS Golongan IV, anggota TNI/Polri gol. 15% x penghasilan bruto
Pangkat perwira Menengah dan Tinggi dan
pesiunannya

153
Contoh :
Bendaraha Dinas Pendidikan Kota XX membayarkan
honorarium kpd peserta workshop sbb :

Penerima Instansi Jumlah (Rp) Keterangan


Aji SMA N 3 1.000.000 Ber-NPWP, Gol. IV
Bayu SMP N 5 500.000 Ber-NPWP, Gol. III
Ratna SMP N 8 500.000 Tdk ber-NPWP, Gol. II
Saskia SMA N 1 750.000 Ber-NPWP, Gol. III

Penerima/WP PPh pasal 21


Aji 15% x Rp 1.000.000 = Rp 150.000
Bayu 5% x Rp 500.000 = Rp 25.000
Ratna Tdk dikenakan pajak
Saskia 5% x Rp 750.000 = Rp 37.500

154
Penerima
Penerima uang
uang pensiun,
pensiun, uang
uang manfaat
manfaat pensiun,
pensiun,
tunjangan
tunjangan hari
hari tua
tua atau
atau jaminan
jaminan hari
hari tua
tua sekaligus
sekaligus

Jenis penghasilan Jumlah penghasilan PPh pasal 21


Uang pesangon • Uang pesangon < Rp 50jt 0% x penghasilan bruto
diterima sekaligus
• Uang pesangon > Rp 50jt 5% x penghasilan bruto
sd. Rp 100jt
• Uang pesangon > Rp 100jt 15% x penghasilan bruto
sd. Rp 500jt
• Uang pesangon > Rp 500jt 25% x penghasilan bruto
Uang manfaat • Uang manfaat pensiun, 0% x penghasilan bruto
pensiun, THT/JHT THT/JHT sd. Rp 50jt
sekaligus
• Uang manfaat pensiun, 5% x penghasilan bruto
THT/JHT > Rp 50jt
155
Contoh 1 :
Pada bln Juli 2016, PT Palagan membayar uang pesangon kpd
pegawai yg telah purna tugas sbb :
1. Tuan Bagus (menikah tanpa tanggungan) sebesar Rp 45.000.000
2. Tuan Azis (menikah dg 2 tanggungan) sebesar Rp 176.000.000

Perhitungan PPh pasal 21 atas uang pesangon Tuan Bagus :


0% x Rp 45.000.000 = Rp 0 (NIHIL)

Perhitungan PPh pasal 21 atas uang pesangon Tuan Azis :


0% x Rp 50.000.000 ……………………. Rp 0
5% x Rp 50.000.000 ……………………. 2.500.000
15% x Rp 76.000.000 ……………………. 11.400.000
13.900.000

156
Contoh 2 :
Pada bln Agustus 2016, Nyonya Anindita menerima uang manfaat
pensiun sebesar Rp 176.000.000

Perhitungan PPh pasal 21 atas uang manfaat pensiun :


0% x Rp 50.000.000 ……………………. Rp 0
5% x Rp 126.000.000 ………….….……. 6.300.000
6.300.000

157
Orang
Orang Pribadi
Pribadi yg
yg berstatus
berstatus sbg
sbg Subjek
Subjek Pajak
Pajak Luar
Luar
Negeri
Negeri

Contoh 1 :
Mr. Geoferry menerima honorarium sebesar Rp 100.000.000 dari
Hotel Melia Yogyakarta. Honorarium tsb diperoleh sehubungan
dg jasa konsultasi yg telah diberikannya

Besarnya PPh pasal 26 yg harus dipotong oleh Hotel Melia


adalah :
20% x Rp 100.000.000 = Rp 20.000.000

158
Contoh 2 :
Russel Frederiksen adalah pegawai yg berada di Indonesia
kurang dari 183 hari. Dia berstatus menikah dan mempunyai 2
anak. Dia memperoleh gaji pada bln Maret 2016 sebesar US$
2.500 sebulan. Kurs Menteri Keuangan pada saat pemotongan
adalah Rp 9.000 utk US$ 1.00

Besarnya PPh pasal 26 adalah :


20% x (US$ 2,500 x Rp 9.000) = Rp 4.500.000

159
TENAGA AHLI YG
MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
(BUKAN PEGAWAI)

TERDIRI DARI :
- PENGACARA - KONSULTAN
- AKUNTAN - NOTARIS
- ARSITEK - PENILAI
- DOKTER - AKTUARIS

MENERIMA PENGHASILAN BERUPA


HONORARIUM, KOMISI, FEE, DAN IMBALAN SEJENISNYA
DENGAN NAMA DAN DALAM BENTUK APAPUN

DASAR PENGENAAN & DIPOTONG PPH PS.21


PEMOTONGAN DENGAN TARIF PASAL 17
PPh PASAL 21 ADALAH DARI DASAR PENGENAAN &
50% DARI JUMLAH PEMOTONGAN PPh PASAL 21
PENGHASILAN BRUTO

JIKA WP TDKDit.P2Humas
MEMILIKI NPWP MAKA 160
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI
CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 21
Contoh 1
dr. Slamet Taramandi (tenaga ahli), menerima honorarium sebesar Rp 10.000.000,-
Penghitungan PPh Pasal 21
5% x (50% x Rp10.000.000) =
5% x (Rp5.000.000) = Rp250.000

PPh Pasal 21 adalah tarif Pasal 17 UU PPh dari Dasar Pengenaan dan Pemotongan
PPh Pasal 21
Jika Dr. Slamet tidak punya NPWP
5% x (50% x Rp 10.000.000)x 120% = Rp300.000,-
5% x (Rp5.000.000) x 120% = Rp300.000,-

Contoh 2
Benny Ganteng SH, LLM (memiliki NPWP) menerima honorarium sebagai pengacara
sebesar Rp100.000.000,-
Penghitungan PPh Pasal 21 :
5% x (50% x Rp100.000.000) =
5% x (Rp50.000.000) = Rp2.500.000
Dit.P2Humas 161161
IMBALAN KEPADA BUKAN PEGAWAI
YANG TIDAK MEMILIKI NPWP ATAU
DIBAYARKAN TIDAK BERKESINAMBUNGAN*
HONORARIUM, KOMISI, FEE,
DAN IMBALAN SEJENISNYA DENGAN NAMA DAN
DALAM BENTUK APAPUN APAPUN
DITERIMA
BUKAN PEGAWAI
• SENIMAN, OLAHRAGAWAN; • ANGGOTA PANITIA, PESERTA PENDIDIKAN,
• PENASEHAT, PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH, PELATIHAN & MAGANG DLL;
PENYULUH & MODERATOR, • PEMBAWA PESANAN/PENEMU
• PENGARANG PENELITI, DAN PENERJEMAH; LANGGANAN/PERANTARA
• PEMBERI JASA DLM SEGALA BDG TERMASUK • DISTRIBUTOR PERUSAHAAN MULTILEVEL
TEKNIK, KOMPUTER DAN SISTEM APLIKASINYA MARKETING ATAU DIRECT SELLING
TELEKOMUNIKASI,, ELEKTRONIKA, FOTOGRAPHI, • PETUGAS DINAS LUAR ASURANSI YG TDK
EKONOMI DAN SOSIAL BERSTATUS SBG PEGAWAI;
• AGEN IKLAN; • PENJAJA BARANG DAGANGAN YG TDK
• PENGAWAS, PENGELOLA PROYEK; BERSTATUS PEGAWAI; DAN/ATAU
• PESERTA PERLOMBAAN, PESERTA RAPAT, • PENERIMA PENGHASILAN BUKAN PEGAWAI
KONFERENSI, LAINNYA
PERTEMUAN ATAU KUNJUNGAN KERJA, PESERTA
ATAU

DIPOTONG PPh Ps.21 DENGAN


TARIF Ps. 17 DARI JUMLAH BRUTO * JIKA MEMILIKI NPWP
162ATAU
JIKA WP TDK MEMILIKI IMBALAN YG DIBERIKAN
NPWP MAKA BERKESINAMBUNGAN 162
MAKA LIHAT KETENTUAN
TARIFNYA 20% LEBIH PADA HALAMAN 12
CONTOH PENGHITUNGAN
PPh PASAL 21
Contoh 1
Benny adalah penyanyi menerima honorarium sebesar Rp 10.000.000,- atas
Penghitungan PPh Pasal 21
5% x Rp10.000.000) = Rp500.000,-

Jika Benny tidak memiliki NPWP, penghitungan PPh Pasal 21 :


(5% x 120%) x Rp10.000.000,- = Rp600.000

Contoh 2
Polan adalah pelawak menerima honorarium sebesar Rp50.000.000,-
Penghitungan PPh Pasal 21 :
5% x Rp50.000.000 = Rp2.500.000,-
Jika Polam tidak memiliki NPWP, penghitungan PPh Pasal 21 :
(5% x 120) x Rp50.000.000 = Rp3.000.000

163
KETENTUAN LAIN UNTUK BUKAN PEGAWAI

BUKAN PEGAWAI DOKTER (BUKAN PEGAWAI)


SELAIN TENAGA AHLI, YG MELAKUKAN PRAKTIK
YG MEMPERKERJAKAN DI RUMAH SAKIT/KLINIK
ORANG LAIN SBG PEGAWAINYA
MENERIMA
MENERIMA
HONORARIUM,
HONORARIUM, KOMISI DAN FEE
KOMISI DAN FEE
PENGHASILAN BRUTO =
PENGHASILAN BRUTO =
DI DALAM JUMLAH BRUTO JASA DOKTER
KONTRAK YG DIBAYARKAN PASIEN MELALUI
JUMLAH BRUTO PEMBAYARAN DIPISAHKAN
DIKURANGI BAGIAN GAJI/UPAH RUMAH SAKIT / KLINIK
BIAYA
PEGAWAI YG DIPERKERJAKAN BAGIAN GAJI/ SEBELUM DIPOTONG
UPAH TSB BIAYA-BIAYA ATAU BAGI HASIL

164
KETENTUAN LAIN PEMOTONGAN PPh PASAL 21

PEJABAT NEGARA, PNS,


ANGGOTA TNI, ANGGOTA PEGAWAI
POLRI, & PENSIUNANNYA
MENERIMA
DIATUR
MENERIMA DALAM
KETENTUAN
KHUSUS
UANG PESANGON, UANG
MANFAAT PENSIUN,
PENGHASILAN YG TUNJANGAN HARI TUA,
BERSUMBER APBN/APBD JAMINAN HARI TUA,
YG DIBAYARKAN SEKALIGUS

165
ORANG PRIBADI
STATUS WP LUAR NEGERI

PENGHASILAN YG DITERIMA/DIPEROLEH
DARI PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN

DIPOTONG PPh PSL 26


TARIF : 20% atau Berdasarkan P3B
DARI PENGHASILAN BRUTO

BERSIFAT FINAL

JIKA BERUBAH STATUS


MENJADI WP DLM NEGERI

TIDAK FINAL

166
KEWAJIBAN
PEMOTONG PPh PASAL 21

MENDAFTARKAN DIRI UNTUK MENDAPATKAN NPWP

MENGHITUNG, MEMOTONG, MENYETOR DAN MELAPOR PPh YANG TERUTANG


SETIAP BULAN KALENDER TERMASUK LAPORAN PENGHITUNGAN PPh YG NIHIL

MEMBUAT CATATAN ATAU KERTAS KERJA PERHITUNGAN PPh PSL 21 UTK MASING2
PENERIMA PENGHASILAN, YG MENJADI DASAR PELAPORAN PPh PSL 21 DAN/ATAU
PPh PSL 26 YG TERUTANG UTK SETIAPMASA PAJAK DAN WAJIB MENYIMPAN
CATATAN ATAU KERTAS KERJA PERHITUNGAN TSB

DALAM HAL TERJADI KELEBIHAN PENYETORAN PPh PSL 21 DAN/PPh PAL 26 YG


TERUTANG PADA SUATU BULAN,KELEBIHAN TSB DAPAT DIPERHITUNGKAN DGN
PPh PSL 21 DAN/ATAU PPh PASAL 26 YG TERUTANG PADA BLN BERIKUTNYA
MELALUI SPT MASA PPh PSL 21 DAN/ATAU PPh PSL 26

MEMBUAT & MEMBERIKAN BUKTI PEMOTONGAN PADA SAAT DILAKUKAN


PEMOTONGAN PAJAK

MENGAMBIL SENDIRI FORMULIR YG SUDAH DITETAPKAN DALAM PERDIRJEN PAJAK

167
KEWAJIBAN PENERIMA
PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL 21

MEMBUAT SURAT PERNYATAAN YG BERISI JUMLAH TANGGUNGAN


KELUARGA PADA AWAL TAHUN KALENDER ATAU PADA SAAT MULAI
MENJADI SUBJEK PAJAK DLM NEGERI SBG DASAR PENENTU PTKP PADA
SAAT MULAI BEKERJA ATAU MULAI PENSIUN

APABILA TERJADI PERUBAHAN TANGGUNGAN KELUARGA,


PENERIMA PENGHASILAN MEMBUAT SURAT PERNYATAAN YG BERISI
JUMLAH TANGGUNGAN KELUARGA YG BARU DAN MENYERAHKANNYA
KE PEMOTONG PPh PSL 21 DAN/PPh PSL 26 PALING LAMA SEBELU
MULAI TAHUN KALENDER BERIKUTNYA

168
TATA CARA PENYETORAN
PPh PASAL 21/26

TIDAK
DITANGGUNG PEMERINTAH
DITANGGUNG PEMERINTAH

DGN SSP KE : TDK ADA


- BANK PERSEPSI, ATAU PENYETORAN
- KANTOR POS GIRO

BILA JATUH PADA


PALING LAMA HARI LIBUR PENYETORAN
TGL 10 BULAN BERIKUTNYA* PADA HARI
KERJA BERIKUTNYA
*Ketentuan ini juga berlaku bagi
Wajib Pajak dengan Kriteria
Tertentu yg diijinkanmelaporkan
beberapa masa pajak dalam satu 169
SPT Masa
TATA CARA PELAPORAN
PPh PASAL 21/26

TIDAK DITANGGUNG
DITANGGUNG PEMERINTAH PEMERINTAH

DGN SPT MASA PPh MELAPORKAN PENGHITUNGAN


PASAL 21 PPh PSL 21
KE KPP/KP2KP DLM DAFTAR TERSENDIRI

PALING LAMA 20 HARI


SETELAH
MASA PAJAK BERAKHIR* KPP/KP2KP

JIKA JATUH PD PD HARI KERJA


HARI LIBUR BERIKUTNYA

*Bagi WP dengan Kriteria Tertentu yg iijinkan melaporkan


beberapa masa pajak dalam satu SPT Masa, batas waktu
pelaporan paling lama 20 hari setelah berakhirnya masa 170
pajak terakhir.
TATA CARA PELAPORAN
PPh PASAL 21/26 BAGI WP BADAN
YG MEMPUNYAI BEBERAPA CABANG

PELAPORAN
DENGAN SPT MASA
PPh PASAL 21/26

KE KPP DI TEMPAT KEDUDUKAN


ATAU USAHA DILAKUKAN (LOKASI)

PALING LAMA20 HARI


SETELAH MASA PAJAK BERAKHIR*

JIKA JATUH PD
HARI LIBUR

PADA HARI KERJA


SEBELUMNYA
*Bagi WP dengan Kriteria Tertentu yg iijinkan melaporkan
beberapa masa pajak dalam satu SPT Masa, batas waktu
pelaporan paling lama 20 hari setelah berakhirnya masa
pajak terakhir. Dit.P2Humas 171

Anda mungkin juga menyukai