Disusun Oleh :
Kelompok 1
Mutmainna Majaya
Sulton Rahmi
Murniati Muhiddin
St.asmaul Husna
Chandra Firdaus
Dosen Pengampu:
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Keberhasilan dalam perawatan endodontik pada awalnya didasarkan pada tiga rangkai,
yaitu access opening, cleaning and shaping, dan obturasi, dengan semua aspek yang sama
pentingnya. Saat ini, perawatan saluran akar yang berhasil didasarkan pada prinsip-prinsip yang
lebih luas. Hal ini termasuk diagnosis dan perencanaan perawatan; pengetahuan anatomi dan
morfologi; konsep tradisional debridemen, desinfeksi menyeluruh, dan obturasi; restorasi
koronal, dan pencitraan tiga dimensi dari penyembuhan gigi dengan patosis periapikal yang
sudah ada sebelumnya.(1)
Salah satu tahapan penting yang ikut menentukan keberhasilan perawatan saluran akar
adalah obturasi saluran akar. Tujuan obturasi saluran akar adalah untuk mendapatkan suatu
kondisi yang disebut fluid tight seal pada bagian sepertiga apikal. Fluid tight seal adalah
kemampuan untuk mencegah merembesnya cairan jaringan kedalam saluran akar. Kondisi fluid
tight seal ini diperlukan untuk mencegah adanya kebocoran penutupan saluran akar yang dapat
menyebabkan terjadinya kontaminasi bakteri ke jaringan atau sebaliknya sehingga menyebabkan
kegagalan perawatan saluran akar. (2)
Tahap obturasi saluran akar memperoleh banyak sekali perhatian. Secara historis,
pengisian saluran akar diakui sebagai tahap yang penting dan penyebab sejumlah besar
kegagalan. Suatu laporan lama dan sering dikutip mengemukakan bahwa sebagian besar
kegagalan banyak disebabkan oleh tidak memadainya pengisian. Dalam penelitian radiografi
awal tentang keberhasilan dan kegagalan, Ingle dan rekannya mengindikasikan bahwa 58%
kegagalan perawatan disebabkan oleh obturasi yang tidak tepat. (1)(3)
Idealnya, pengisian saluran akar harus menutup semua foramina yang mengarah ke
periodonsium, tanpa rongga, beradaptasi dengan dinding saluran yang diinstrumentasi, dan
berakhir pada panjang kerja. Ada berbagai bahan dan teknik obturasi saluran akar yang dapat
diterima. (4)Pengisian saluran akar standar merupakan suatu kombinasi dari semen sealer
dengan bahan con utama, yang hingga sekarang masih mengandalkan gutta-percha.(5) Dengan
perkembangan teknologi, maka makin berkembang juga berbagai teknik obturasi untuk
memghasilkan pengisian saluran akar yang memadai. Dalam makalah ini akan lebih membahas
tentang teknik obturasi kondensasi lateral dan teknik obturasi warm vertikal
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 DEFINISI
Istilah pengisian saluran akar yang dikenal dengan istilah obturasi merupakan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan peletakan bahan pengisi yang sesuai ke dalam system saluran
akar yang telah dipreparasi(didesinfeksi) secara kemomekanis.(6)
Pengisian saluran akar standar adalah kombinasi semen sealer dengan bahan inti utama,
yang hingga kini hampir secara eksklusif adalah gutta percha. Inti bertindak sebagai piston pada
sealer yang dapat mengalir yang menyebabkannya menyebar dan membasahi serta menempel
pada dinding dentin yang diinstrumentasi.(5)
Di masa lalu, berbagai bahan telah digunakan untuk mengisi saluran akar seperti Foil
emas, Amalgam, Asbes, Besi, Timbal, Balsam, Bambu, Semen, Tembaga, Oksiklorida seng,
Pasta Parafin, Plester Paris, Resin, Karet, Poin Perak , Tin Foil dll. Tidak satu pun dari bahan-
bahan ini terbukti ideal sebagai bahan. Belakangan, penemuan Gutta Percha mengakhiri
pencarian panjang untuk mendapatkan bahan yang ideal. (5)
Fase obturasi perawatan saluran akar memperoleh banyak sekali perhatian. Secara histori
obturasi diakui sebagai tahapan penting dan penyebab sejumlah besar kegagalan. Suatu laporan
lama dan sering dikutip mengumakakan bahwa sebagian besar kegagalan banyak disebabkan
oleh tidak memadainya obturasi. (5)
Tujuan pengisian saluran akar adalah: (6)
1. Mematikan (dengan cara menutup keseluruhan saluran akar dengan bahan pengisi) setiap
mikroba yang tersisa di dalam system saluran akar
2.Menutup total seluruh jalan masuk/keluar system saluran akar dan mencegah masuknya
sumber nutrisi lainnya dalam saluran akar (misalnya cairan jaringan periapeks, saliva)
3. Mencegah infeksi ulang system saluran akar dengan mencegah masuknya mikroba dari rongga
mulut ( yaitu kebocoran korona yang berasal dari kontaminasi saliva)
Secara signifikan, lesi periapikal dapat sembuh sementara setelah debridemen tanpa
obturasi. Meskipun ini bukan pilihan perawatan yang dapat diterima, itu menunjukkan konsep
penting: apa yang dikeluarkan dari saluran akar lebih penting daripada apa yang dimasukkan ke
dalamnya. Tujuannya adalah membuat segel kedap air untuk mempertahankan lingkungan
saluran akar yang bersih dan didesinfeksi dan untuk memberikan keadaan optimal bagi
kesehatan jaringan periapikal.(3)
System saluran akar dapat diisi setelah preparasi kemomekanis selesai. Menurut teori,
waktu paling tepat mengisi saluran akar adalah saat mikroba berada pada jumlah yang paling
sedikit. Secara historis, gigi yang terinfeksi dijadikan subjek pada teknik sampel mikrobiologis
untuk mengidentifikasi adanya mikroba sebelum dilakukan pengisian saluran akar. Saat ini,
keputusan waktu pengisian saluran akar dipengaruhi oleh vitalitas pulpa dan status mikrobiologi
ruang pulpa (sebagian besar berdasarkan informasi radiografik praoperatif) sebelum saluran akar
diakses. Informasi vitalitas dapat diperoleh dari tes sensibilitas dan gejala klinis (misalnya gejala
pulpitis), sedangkan adanya gejala radiolusen periapeks berhubungan dengan gigi non vital
mengindikasikan bahwa saluran akar terinfeksi. System saluran akar yang pulpanya terinflamasi
ireversibel namun pulpa tetap vital(tidak terinfeksi) mungkin sebaiknya dipreparasi dan diisi
pada hari yang sama. Disis lain, pada gigi pulpa nekrotik terinfeksi, secara teori lebih baik
dilakukan peletakan medikamen antimikroba antarkunjungan setelah preparasi. (6)
Kreteria Klinis Waktu yang tepat untuk Obturasi :(7)
1. Kanal seharusnya kering , dengan tetesan dan cairan dari bentuk pendarahan atau
perubahan cairan
2. Opsional cleaning and shaping dapat dengan mudah mencapai gigi dengan pupa vital.
Perhatian yang extra seharusnya diberikan saat pembersihan kanal dngan nekrotik dan
inflamsi pulpa
3. Kegagalan perawatan umumnya pada gigi pre-exiting periradicular radiolusensi dari gigi
dengan perubahan periradikuler. Protokol yang ketet seharusnya adhesi seperti pada
kasus sebelum waktunya obturasi
4. Kebocoran pada kanal yang berlebihan . Itu dapat dirawat dan dieliminasi dengan
instrument ulang dan pembesaran kanal, irigasi dan sealing dengan intracanal medikamen
seperti calcium hydroxide pasta
Factor -faktor yang mempengaruhi waktu yang paling tepat untuk mengisi saluran akar: (6)
(1)
3. flare-up
5. kesulitan prosedur
Kondensasi lateral adalah metode yang umum untuk obturasi. Teknik ini dapat digunakan
dalam sebagian besar situasi klinis dan memberikan panjang kerja yang dapat diprediksi selama
kondensasi. Kerugiannya adalah teknik ini mungkin tidak mengisi saluran akar irriguler seperti
kondensasi vertikal hangat atau teknik termoplastik lainnya. (1)
Teknik Kondensasi Lateral melibatkan penempatan dari cone gutta percha tapered dalam
saluran akar dan kemudian memampatkan dibawah tekanan terhadap dinnding saluran akar
menggunakan spreader. Saluran akar harus memempunyai bentuk meruncing dengan stop apikal
yang jelas, sebelum siap untuk di isi dengan metode ini.(2)
1. setelah preparasi saluran akar, pilih cone master gutt percha yang berdiameter konsisten
dengan file yang paling besar yang digunakan dalam saluran akar sampai sepanjang kerja.
2. Cek fit dari cone secara radiografi jika cone berbentuk s artinya cone terlalu kecil.
Dipilih cone yang lebih besar sesuai dengan saluran akar
3. pilih ukuran spreader untuk digunakan untuk lateral compaction dari gigi. Harus mencapi
1-2 mm dari panjang kerja sesungguhnya
6. sekarang cone yang telah di ukur sebelumnya di selubungi sealer dan ditempatkan kedalam
saluran akar. Setelah master cone di tempatkan, spreader ditempatkan kedalam saluran
akar sepanjang cone. Spreader membantu memapatkan gutta percha. Berperan sebagai
wedge untuk meremas gutta percha secara lateral dibawah tekanan vertikal bkan
menekannya ke pinggir. Harus mencapai 1-2 mm dari panjang akar yang dipreparasi
7. setelah penempatan, spreader diambil dengan memutarnya kedepan dan kebelakang. Hal
ini memapatkan gutta percha dan ruang yang diciptakan lateral terhadap master cone
8. cone acessory ditempatkan pada ruang ini dan prosedur diatas diulang sampai spreader
tidak bisa masuk sampai garis servikal
2. selama pemapatan dari gutta percha, memberikan kontrol panjang, karenanya menurunkan
kemungkinan overfilling
Kerugian: (2)
Schilder menjelaskan tahapan shaping dan cleaning salran akar untuk obturasi dengan
teknik warm vertical compaction, yaitu : (2)
Alat-alat yang dibutuhkan dalam proses pengisian saluran akar dengan teknik warm
compaction adalah berbagai ukuran plugger dan sumber panas. Plugger schilder memiliki ukuran
yang bervariasi dengan (#8=0,4 mm, #8½= 0,4 mm, dll., untuk ukuran #9, #9½, #10, #10½, #11,
#11½, #12) dengan diameter yang semakin besar. Plugger ini ditandai dengan interval kenaikan
diameter sebesar 5 mm. (1) adanya gerigi setiap interval 5 mm membantu untuk mengetahui
panjang kerja berbagai jenis alat dan mengontrol kedalamannya untuk mencegah berkontak
dengan dentin. Pada teknik kompaksi vertikal instrument tidak menyentuh dinding saluran akar,
hanya ditekan kedalam gutta percha yang sebelumnya telah dipanaskan. (9)Berbagai instrument
yang berstandar ISO juga tersedia.(2)
Gambar . Jenis Plgger yang digunakan untuk memadatkan warm gutta-percha. A, Spreader
berstandar ISO., B, Plugger berstandar ISO., C, Kondenser Obtura S., D, Kondenser Closeup of
Obtura Srs. (C courtesy Obtura Spartan,Algonquin, Illinois.
Alat lainnya disebut “heat carrier” alat ini mirip spreader, namun tidak digunakan dalam
keadaan dingin, tetapi dalam keadaan panas untuk membawa panas ke gutta-percha di dalam
saluran akar.(9)The Touch 'n Heat (SybronEndo), DownPak (Hu-Friedy, Chicago, Illinois), dan
Sistem B (SybronEndo) adalah alternatif instrumen yang digunakan sebagai heat carrier
memungkinkan mengontrol peningkatan suhu.(1)
Gambar, spreader di sebelah kiri, heat carrier di sebelah kanan
Gambar 3. A The Touch ’n Heat unit. (Courtesy SybronEndo, Orange, Calif.) B The System B unit
1. mencobakan master cone ke dalam saluran akar lebih pendek dari pada panjang kerja
yang telah dipreparasi (0,5 hingga 2 mm) dengan resistensi yang baik. Ini memastikan
bahwa diameter cone lebih besar dari ujung saluran akar yang telah dipreparasi.
2. Cone yang tidak sesuai ukuran ujung saluran akar dapat mereplikasi bentuk saluran akar
karena memungkinkan peningkatan tekanan hidrolik selama proses pemadatan.
3. Setelah adaptasi master cone, kemudian dikeluarkan dan sealer dioleskan pada cone dan
dinding saluran akar.
4. Cone dimasukkan ke dalam saluran akar dan bagian koronal dipotong dengan instrumen
yang dipanaskan.
5. Spreader panas atau plugger digunakan untuk mengeluarkan bagian guttapercha koronal
secara bertahap dan melunakkan sisanya di saluran. Plugger dimasukkan ke dalam
saluran dan gutta-percha dipadatkank ke apikal.
6. Proses ini diulang sampai bagian apikal telah dicapai. Saluran akar di koronal diisi
kembali menggunakan potongan kecil gutta-percha yang kira-kira sesuai dengan ukuran
saluran akar yang dipanaskan. Metode sectional adalah menempatkan bagian-bagian
gutta-percha berukuran sekitar 3 hingga 4 mm ke saluran akar, aplikasikan panas dan
padatkan massa dengan plugger. (1)
KESIMPULAN
1. Pengisian saluran akar standar adalah kombinasi semen sealer dengan bahan inti utama, yang
hingga kini hampir secara eksklusif adalah gutta percha.
2. Kondensasi lateral adalah teknik yang melibatkan penempatan dari cone gutta percha tapered
dalam saluran akar dan kemudian memampatkan dibawah tekanan terhadap dinnding saluran
akar menggunakan spreader
3. Warm vertical compaction adalah teknik obturasi yang mengisi saluran akar dengan
menggunakan plugger yang telah dipanaskan untuk mengaplikasikan tekanan dari arah
vertical sehingga gutta perca dapat mengisi seluruh saluran akar beserta saluran akar lateral
maupun asesoris
DAFTAR PUSTAKA