Anda di halaman 1dari 10

Jawaban Kisi Kisi Kimia Analisis

1. Kimia analisis (analytical chemistry): salah satu cabang ilmu sains yang mempelajari
komposisi, struktur dan sifat kimia suatu senyawa.
Tujuan dari kimia analisis adalah untuk mengumpulkan dan menerjemahkan
informasi kimia yang akan berguna bagi masyarakat.

2. PERBEDAAN ANALISIS KUALITATIF, ANALISIS KUANTITATIF DAN ANALISIS STRUKTUR


 Analisis kualitatif: analisis utk melakukan identifikasi elemen, spesies, dan/atau
senyawa-senyawa yg ada di dalam sampel. Dengan kata lain, analisis kualitatif
berkaitan dengan cara utk mengetahui ada tidaknya suatu analit yang dituju
dalam suatu sampel.
 Analisis kuantitatif: analisis utk menentukan jumlah/kadar absolut atau relatif
dari suatu elemen atau spesies yang ada di dalam sampel.
 Analisis struktur: penentuan letak daan pengaturan tempat atom dlm suatu
elemen atau molekul, serta identifikasi gugus-gugus karakteristik (gugus2
fungsional dalam suatu molekul).. Misalnya : gugus hidroksil, aldehid.
3. PERBEDAAN ANALISIS, METODE ANALISIS, DAN TEKNIK ANALISIS
4. Penyimpanan sampel:
 Adanya suhu yg meningkat akan menyebabkan hilangnya analit yg bersifat
volatil, degradasi oleh panas/agen biologis, atau dpt jg terjadi peningkatan
reaktivitas kimiawi.
 Suhu rendah dapat menyebabkan terdepositnya atau mengendapnya analit yg
memiliki kelarutan rendah dalam pelarut tertentu.
 Adanya perubahan kelembaban akan berpengaruh pada kandungan air bahan
padat higroskopis atau terjadi rx hidrolisis.
 Radiasi UV, khususnya dari sinar matahari langsung akan menginduksi reaksi2
fotokimia, fotodekomposisi, polimerisasi.
 Oksidasi yang diinduksi oleh udara dpt menyebabkan kerusakan sampel
terutama utk sampel2 yang sensitif terhadap oksidasi
 Kadar analit sampel yang kecil (trace analyte) dalam suatu larutan adalah
kemungkinan adanya penyerapan analit di permukaan dinding wadah atau
adanya kontaminasi oleh senyawa-senyawa yang dilepaskan oleh wadah.
 Utk sampel yang mengandung analit anorganik harus disimpan dalam wadah
plastik karena K, Na, B, dan Si dapat dilepaskan oleh wadah-wadah gelas ke
dalam larutan sampel.
 Sampel yang mengandung pelarut-pelarut organik atau cairan organik harus
disimpan dalam wadah gelas
5. Pemilihan metode analisis harus memperhatikan beberapa faktorseperti:
 Tujuan analisis, biaya dan waktu yg dibutuhkan.
 Kadar analit yang diharapkan dan batas deteksi yg diperlukan
 Sifat sampel yg akan dianalisis serta pra-perlakuan sampel yg dibutuhkan
 Jumlah sampel yang dianalisis
 Ketepatan dan ketelitian yg diinginkan utk analisis kuantitatif
 Ketersediaan bahan rujukan/pembanding, senyawa baku, bahan2 kimia, dan
pelarut yg dibutuhkan
 Peralatan yg tersedia serta fasilitaslain yang dibutuhkan
 Kemungkinan adanya gangguan pada saat deteksi atau pada saat pengukuran
sampel
 Tingkat selektivitas dari metode tersebut harus diperhatikan
 Kontrol kualitas dan faktor-faktor keamanan.
6. Ada 3 macam kesalahan dalam analisis kimia: kesalahan gamblang (gross error),
kesalahan acak (random error), dan kesalahan sistematik (systematic error).
 Gross Error/Kesalahan Gamblang
Kesalahan yg sudah jelas karena melibatkan kesalahan yang besar,
menyebabkan peneliti memutuskan utk melakukan pengulangan percobaan
dari awal lg.
Contohnya adalah sampel tumpah; pereaksi yg digunakan tercemar; larutan
yang dipersiapkan salah; dan alat yg digunakan rusak.
 Random error/Kesalahan acak
Dikenal jg sebagai kesalahan yg tidak tergantung, atau indeterminate error .
Kesalahan yang nilainya tidak dapat diramalkan dan tidak ada aturan yang
mengaturnya serta nilainya berfluktuasi.
 Systematic error/Kesalahan sistematik
Kesalahan dengan nilai definitif/nilaitertentu.
Hasil analisis yang mengandung kesalah ini dapat mengarah ke arah yang
lebih kecil atau ke arah yang lebih besar dari rata-rata.
 Untuk memahami adanya kesalahan acak dan sistematik dapat dibedakan
dengan menggunakan contoh berikut: Satu batch tablet parasetamol
dinyatakan mempunyai kandungan 500 mg PCT tiap tabletnya. Diasumsikan
bahwa kandungan PCT-nya (nilai sebenarnya, true value) adalah 100%.
Sebanyak 4 org mahasiswa melakukan penetapan kadar parasetamol secara
spektrofotometri UV dan hasil yang diperoleh adalah sbb: Mahasiswa 1:
99,5%; 99,9%; 100,2%; 99,4%; 100,5% Mahasiswa 2: 95,6%; 96,1%; 95,2%;
95,1%; 96,1% Mahasiswa 3: 93,5%; 98,3%; 92,5%; 102,5%, 97,6%
Mahasiswa 4: 94,4%; 100,2%; 104,5%;97,4%; 102,1%
7. Presisi dan Akurasi
 Suatu hasil analisis dikatakan teliti (akurat) jika nilai rata-rata hasil
pengukuran sangat dekat dengan nilai sebenarnya (true value).
 Sedangkan suatu hasil analisis dinyatakan tepat (presisi) jika dalam satu seri
pengukuran mempunyai selisih yang sangat kecil.

8. Uji Kebermaknaan
Uji Kebermaknaan (significance test) melibatkan suatu perbandingan antara faktor
eksperimental terhitung dengan faktor yang sudah ada di dalam tabel statistik yang
ditentukan dnegan sejumlah nilai dari suatu serangkaian data percobaan dan
tingkat probabilitas terpilih sehingga membuat keputusan yang diambil menjadi
benar.
 Tujuan dari uji kebermaknaan antara lain:
Mengecek apakah nilai individual dari suatu rangkaian data
menyimpang dari rata-ratanya
Membandingkan ketepatan/presisi dua atau lebih rangkaian data
Membandingkan rata-rata dua atau lebih serangkaian data dengan
data lain ang sudah diketahui akurasinya
9. Pengertian asam dan basa
A. BRONSTED LOWRY
Untuk dapat berlaku, dalam segala pelarut maka bronsted pada tahun 1923
memberikan batasan yaitu asam adalah senyawa yang cenderung
melepaskan Proton, sedangkan basa adalah senyawa yang cenderung
menangkap Proton.
B. LEWIS
Batasan lain diberikan oleh Lewis pada tahun 1938 yang menyatakan bahwa
asam adalah akseptor atau penerima pasangan elektron, sedangkan basa
adalah donor atau pemberi pasangan elektron. dengan batasan ini maka
konsep mengenai asam basa berubah sama sekali yaitu: senyawa asam itu
tidak harus mengandung hidrogen.
C. ARHENNIUS
Menurut Arrhenius, asam adalah senyawa yg jika dilarutkan dalam air akan
terurai menjadi ion Hidrogen (H+) dan anion, sedangkan basa adalah
senyawa yg jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidroksida
(OH-) dan kation. Teori Arrhenius hanya berlaku untuk senyawa anorganik
dalam pelarut air

10. HITUNGLAH KONSENTRASI H+ JIKA DIKETAHUI PH = 5,643!


H +=10-pH
[H+ ]=10-5,643
[H+ ]=2,28 x 10-6
11. SYARAT ANALISIS VOLUMETRI
 Reaksinya harus berlangsung sangat cepat. Kebanyakan reaksi ion memenui
syarat ini.
 Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan
reaksi. Bahan yang diselidiki bereaksi sempurna dengan senyawa baku
dengan perbandingan kesetaraan stoikiometris.
 Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekivalen tercapai,baik
secara kimia atau fisika
 Harus ada indikator jika syarat 3 tidak dipenuhi. Indikator juga dapat diamati
dengan pengukuran daya hantar listrik (titrasi
potensiometri/konduktometri)

12. PERSENTASE IONISASI OBAT DIFENHIDRAMIN DAN IBUPROFEN SEBAGAIMANA


DITUNJUKKAN REAKSI BERIKUT !
 Untuk Difenhidramin
Obat ini mengandung satu nitrogen yang bersifat basa, dan pada pH 7,0 persentase
ionisasinya dapat dhitung sebagai berikut:

% ionisasi Difenhidramin

109,0−7,0
= × 100%
1+ 109,0−7,0

100
= × 100%
101

=99,0 %

 Untuk Ibuprofen
Obat ini mengandung satu gugus asam, dan pada pH 7,0 persentase ionisasinya
dapat dhitung sebagai berikut:

% ionisasi Ibuprofen

107,0− 4,4
= × 100%
1+ 107,0−4,4

398
= × 100%
399

=99,8 %

Anda mungkin juga menyukai