Anda di halaman 1dari 11

Nama : Muhammad Rafi

No : 16
Kelas : X TM 2

Memahami Konsep Usaha dalam Fisika

Siapa di antara Squad yang mau mendekor ulang kamarnya saat liburan sekolah
nanti? Sadar nggak Squad, kalau nanti mau dekor ulang kamar kamu, tanpa disadari
ada banyak prinsip fisika di dalam ruangan itu. Misalnya, karena bosan, kamu ingin
memindahkan meja belajar ke posisi yang baru. Berhubung meja belajarnya berat,
mau tidak mau kamu harus mendorongnya. Nah, dorongan yang kamu berikan itu
termasuk usaha, Squad. Lalu, seperti apa sih konsep usaha dalam fisika? Simak
artikel ini yuk untuk memahaminya.
Sebelum memahami tentang usaha, kamu harus terlebih dulu tahu tentang gaya. Eh,
bukan gaya-gayaan, ya. Jadi, gaya itu apa? Gaya adalah cara untuk membuat
benda bergerak ataupun berhenti.

Terus, bedanya dengan usaha? Usaha adalah gaya yang dilakukan untuk


memindahkan benda sejauh perpindahannya. Usaha terjadi ketika energi
dipindahkan dari suatu sistem ke sistem yang lainnya.

Untuk menghitung usaha, kamu bisa menggunakan rumus berikut:

Rumus itu berlaku ketika gaya yang diberikan pada benda, datar. Lain lagi jika gaya
yang diberikan memiliki sudut (miring).

Anggap balok sebagai benda dan


ditarik dengan tali yang membentuk sudut.
Setelah memahami konsep usaha dalam fisika, kita coba pahami yang lebih
kompleks, ya. Ada yang disebut dengan grafik gaya terhadap perpindahan. Grafik
akan terbentuk ketika usaha yang dilakukan oleh gaya itu terjadi, maka akan ada area
tempat usaha tersebut terjadi. Hal tersebut dapat kamu lihat pada grafik berikut ini:
Grafik gaya terhadap perpindahan.
 
Usaha bernilai positif jika luas daerah yang diarsir berada di atas sumbu “s”, dan
akan bernilai negatif jika luas daerah yang diarsir berada di bawah sumbu “s”.
 
Hubungan Usaha dengan Energi Potensial
Apabila sebuah benda berada pada ketinggian tertentu dan diangkat hingga
ketinggiannya berubah, maka besar usaha yang dilakukan adalah sebesar perubahan
energi potensial benda tersebut.
Adapun rumusnya adalah:

Hubungan Usaha dengan Energi Kinetik


Apabila sebuah benda mengalami perubahan kelajuan maka besar usaha yang
dilakukan sebesar perubahan energi kinetik yang terjadi pada benda tersebut.

Ilustrasi usaha dengan energi kinetik.


 
Untuk mengetahui besaran usahanya, dapat menggunakan rumus berikut:
Sebuah balok bermassa 50 gr bergerak sepanjang garis lurus pada permukaan
mendatar akibat pengaruh gaya yang berubah-ubah terhadap kedudukan seperti
ditunjukkan pada gambar. Usaha yang dilakukan gaya tersebut untuk memindahkan
balok sejauh 14 m adalah…
A. 40 J
B. 50 J
C. 60 J
D. 70 J
E. 80 J
Jawaban: C
Usaha adalah luas daerah yang diarsir.
 
Usaha (W) = luas trapesium ABCD.
Nama : Muhammad Rafi
No : 16
Kelas : X TM 2

Rumus Daya

 Tahukah anda apa yang dimaskud dengan daya ?? Jika belum mengetahuinya anda
tepata sekali mengunjungi gurupendidikan.com. Karena pada kesempatan kali ini
akan membahas tentang pengertian daya, satuan daya, macam-macam daya, dan
rumus daya beserta contoh soalnya secara lengkap. Oleh karena itu marilah simak
ulasan yang ada dibawah berikut ini.
Pengertian Daya
Daya merupakan Laju Energi yang dihantarkan selama melakukan usaha
dalam periode waktu tertentu. Satuan SI (Satuan Internasional) untuk Daya yaitu
Joule / Sekon (J/s) = Watt (W). Satuan Watt dipakai untuk penghormatan kepada
seorang ilmuan penemu mesin uap yang bernama James Watt. Satuan daya lainnya
yang sering dipakai yaitu Daya Kuda atau Horse Power (hp), 1 hp = 746 Watt. Daya
adalah Besaran Skalar, karena Daya hanya mempunyai nilai, tidak memiliki arah.

Rumus dan Satuan Daya


Dalam Fisika, Daya disimbolkan dengan Persamaan Berikut :
P=W/t
Dari Persamaan diatas maka kita juga bisa mengubah rumus daya menjadi :
P = (F.s) / t
P=F.v
Hasil tersebut didapatkan karena Rumus Usaha (W) = Gaya (F) dikali Jarak (s) dibagi
Waktu (t)
Dan Rumus Kecepata (v) = jarak (s) dibagi waktu (t)

LA V ITE
Wanita 55 Tahun dengan Wajah Bayi: Dia Lakukan Ini sebelum Tidur
PELAJARI LEBIH

Keterangan
P = Daya ( satuannya J/s atau Watt )
W = Usaha ( Satuannya Joule [ J ] )
t = Waktu ( satuannya sekon [ s ] )
F = Gaya (Satuannya Newton [ N ] )
s = Jarak (satuannya Meter [ m ] )
v = Kecepatan (satuannya Meter / Sekon [ m/s ] )
Dengan berdasarkan persamaan fisika diatas, maka bisa disimpulkan bahwa semakin
besar laju usaha, maka semakin besar pula laju daya. Sedangkan jika semakin lama
waktunya maka laju daya akan semakin kecil.

Contoh Soal Daya


Seorang anak melakukan usaha sebesar 750 J untuk memindahkan balok selama 5
menit. Berapakah daya anak tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
W = 750 J
t = 5 menit = 5 × 60 s = 300 s
Ditanyakan: P = . . .?
Jawab:
P = W/t
P = 750/300
P = 2,5 watt
Jadi, daya yang dipunyai oleh anak tersebut yaitu sebesar 2,5 watt.
Itulah ulasan tentang Daya : Pengertian, Satuan, dan Rumus Beserta Contoh
Soalnya Lengkap.  Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian
dan terimakasih.

Keterangan
P = Daya ( satuannya J/s atau Watt )
W = Usaha ( Satuannya Joule [ J ] )
t = Waktu ( satuannya sekon [ s ] )
F = Gaya (Satuannya Newton [ N ] )
s = Jarak (satuannya Meter [ m ] )
v = Kecepatan (satuannya Meter / Sekon [ m/s ] )
Dengan berdasarkan persamaan fisika diatas, maka bisa disimpulkan bahwa semakin
besar laju usaha, maka semakin besar pula laju daya. Sedangkan jika semakin lama
waktunya maka laju daya akan semakin kecil.
Contoh Soal Daya
Seorang anak melakukan usaha sebesar 750 J untuk memindahkan balok selama 5
menit. Berapakah daya anak tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
W = 750 J
t = 5 menit = 5 × 60 s = 300 s
Ditanyakan: P = . . .?
Jawab:
P = W/t
P = 750/300
P = 2,5 watt
Jadi, daya yang dipunyai oleh anak tersebut yaitu sebesar 2,5 watt.
Nama : Muhammad Rafi

No : 16

Elastisitas Fisika – Pengertian, Rumus, Hukum Hooke, Dan Contoh Soal

Elastisitas Fisika : Pengertian, Rumus, Hukum Hooke, Dan Contoh Soal – Pada
kendaraan bermotor, baik mobil ataupun sepeda motor, dipasang sistem alat yang
berfungsi untuk meredam kejutan. Sistem alat ini dinamakan shockabsorber, yang
kebanyakan orang menyebutnya shockbreaker. Salah satu komponen shocksabsorber
adalah pegas (pir spiral). Coba Anda bayangkan apabila kendaraan Anda tidak
menggunakan shockabsorber. Pasti Anda akan cepat leiah dan tidak menyenangkan
ketika berkendara. Pada saat berkendaraan meiewati jalan berlubang, berat kendaraan
dan pengendara akan menekan pegas sehingga termampatkan. Pegas akan kembali ke
bentuk semula pada jalan rata. Dengan demikian, pengendara hanya merasakan
sedikit kejutan. Mengapa pegas tersebut dapat kembali ke bentuk semula? Apa
manfaat pegas pada produk teknologi lainnya? Simak dan pelajari artikel ini dengan
saksama.
Terdapat macam macam bentuk elastisitas, yaitu elastisitas zat padat, elastisitas pada
pegas, dan energy potensial pegas. Dibawah ini adalah penjelasan dari masing masing
bentuk dari elastisitas dan Contoh soal beserta cara penyelesaiannya.
Elastisitas Zat Padat
Elastisitas adalah sifat suatu benda untuk kembali ke bentuk awal segera setelah
gaya yang mengenai benda tersebut dihilangkan. Benda yang dapat kembali ke
bentuk semula setelah gaya yang mengenainya dihilangkan disebut benda elastis.
Ketika Anda menarik pegas hingga bertambah panjang, pegas akan segera kembali ke
ukuran semula setelah gaya tarik tersebut dihilangkan. Sebaliknya, benda yang tidak
dapat kembali ke bentuk semula setelah gaya yang mengenainya dihilangkan disebut
benda plastis. Contoh benda plastis antara lain plastisin, lumpur, dan tanah liat.
Besaran-besaran yang berhubungan dengan sifat elastisitas benda antara lain sebagai
berikut.
a. Tegangan (δ)
Tegangan adalah besamya gaya yang bekerja pada suatu benda pada luas penampang
tertentu. Secara matematis, tegangan dirumuskan sebagai berikut.

b. Regangan (e)
Regangan adalah perubahan relatif ukuran benda yang mengalami tegangan.
Regangan dihitung dengan cara membanding- kan pertambahan panjang suatu benda
terhadap panjang awalnya. Secara matematis, regangan dirumuskan sebagai berikut.

c. Modulus Elastisits (Modulus Young)


Modulus Young adalah besamya gaya yang bekerja pada luas penampang tertentu
untuk meregangkan benda. Dengan kata lain, mddulus Young merupakan
perbandingan antara tegangan dan regangan pada benda. Nilai modulus Young
menunjukkan tingkat elastisitas suatu benda. Semakin besar nilai modulus Young,
semakin besar pula tegangan yang diperlukan untuk meregangkan benda. Modulus
Young dirumuskan sebagai berikut.

d. Batas Elastis
Sifat elastisitas benda memiliki batas sampai pada suatu besar gaya tertentu. Apabila
gaya yang diberikan lebih kecil daripada batas elastisitas, benda akan kembali ke
bentuk semula ketika gayp tersebut dihilangkan. Akan tetapi, apabila gaya yang
diberikan lebih besar daripada batas elastisitas benda, benda tidak dapat kembali ke
bentuk sem,ula. Benda secara permanen berubah bentuk.
Elastisitas pada Pegas
Pegas merupakan benda elastis karena dapat kembali ke bentuk semula ketika gaya
pada pegas dihilangkan. Gaya yang dapat menggerakkan benda kembali ke bentuk
semula disebut gaya pemulih.
a. Hukum Hooke
Pada tahun 1678, Robert Hooke menyatakan apabila pegas ditarik dengan suatu gaya
tanpa melampaui batas elastisitasnya, pada pegas akan bekerja gaya pemulih yang
sebanding dengan simpangan benda dari titik seimbangnya tetapi arahnya berlawanan
dengan arah gerak benda. Pernyataan ini dikenal dengan hukum Hooke. Secara
matematis, hukum Hooke dinyatakan sebagai berikut.

Tanda negatif pada hukum Hooke bermakna bahwa gaya pemulih pada pegas selalu
berlawanan dengan arah simpangan pegas. Tetapan pegas (k) menyatakan ukuran
kekakuan pegas. Pegas yang kaku memiliki nilai k yang besar, sedangkan pegas
lunak memiliki k kecil.
b. Tetapan Gaya pada Benda Elastis
Dari pembahasan sebelumnya diketahui bahwa modulus Young dirumuskan sebagai
berikut.

Dari persamaan di atas, besarnya gaya yang bekerja pada benda dapat ditulis sebagai
berikut.
Berdasarkan hukum Hooke, besar gaya pemulih pada pegas sebesar F =-k ∆x atau F =
-k ∆ℓ Dengan demikian, konstanta gaya pada benda elastis dapat dirumuskan sebagai
berikut.

c. Hukum Hooke untuk Susunan Pegas


Sebuah pegas yang diberi gaya akan mengalami pertambahan panjang sesuai gaya
yang diberikan padanya. Bagaimana jika pegas yang diberi gaya’berupa susunan
pegas (lebih dari satu)? Berbagai macam susunan pegas antara lain sebagai berikut.
Susunan Seri pegas

Pertambahan panjang pegas yang disusun seri merupakan jumlah pertambahan


panjang kedua pegas. Jadi, tetapan pegas yang disusun  seri dihitung:

Jadi, ketetapan pegas yang disusun seri dihitung:

susunan parallel pegas


Gaya mg digunakan untuk menarik kedua pegas sehingga pertambahan panjang
kedua pegas sama.

Energi Potensial Pegas


Energi potensial pegas merupakan kemampuan pegas untuk kembali ke
bentuksemula. Berdasarkan hukum Hooke, besarnya gaya pemulih sebanding dengan
simpangan benda. Hukum Hooke dapat dinyatakan dengan grafik seperti di samping.
Grafik F-∆x tersebut menunjukkan bahwa daerah yang diarsir merupakan usaha yang
dilakukan untuk menarik pegas atau besarnya energi potensial pegas untuk kembali
ke bentuk semula. Besarnya energi potensial pegas dihitung dengan langkah sebagai
berikut.

Contoh Soal !
1. Seutas kawat logam berdiameter 1,4 mm dan panjang 60 cm digantungi beban
bermassa 100 gram. Kawat tersebut bertambah panjang 0,3 mm. Apabiia percepatan
gravitasi bumi sebesar 9,8 m/s2, hitunglah:
a. tegangan,
b. regangan, dan
c. modulus Young bahan.
Penyelesaian: 
Diketahui
d = 1,4 mm
r = 0,7 mm = 7 x 10-4m
m = 100 g = 0,1 kg
g = 9,8 m/s2
ℓ0 = 60 cm = 0,6 m
∆ℓ = 0,3 mm = 3 x 10-4 mm
Ditanyakan :
a. δ
b. e
c. Y
Jawab:

2. Sebuah pegas memiliki panjang 50 cm saat digantung vertikal. Pada saat diberi
beban seberat 30 N, pegas bertambah panjang menjadi 55 cm. Berapakah konstanta
pegas dan panjang pegas ketika ditarik gaya sebesar 45 N?
Penyelesaian:
Diketahui:
X0 = 50 cm = 0,5 m
X1 = 55 cm = 0,55 m
F1 = 30 N
F2 = 45 N
Ditanyakan :
a. K
b. X2
Jawab:

3. Seutas kawat sepanjang 1 meter ditarik dengan gaya 4 N. Luas penampang kawat
tersebut 2 mm2 dan modulus elastisitasnya 101° N/m2. Hitung pertambahan panjang
kawat akibat gaya yang diberikan!
Penyelesaian:
Diketahui:
Y = 1010 N/m2
A = 2 mm2 = 2×10-6 m2
ℓ=1m
F=4N
Ditanyakan = ∆ℓ
Jawab:

4. Kawat A dan B terbuat dari bahan yang sama. Kawat A memiliki diameter tiga kali
diameter kawat B dan memiliki panjang dua kali panjang B. Berapakah perbandingan
antara tetapan gaya kawat A dan B?
Penyelesaian:
Diketahui :
Kawat terbuat dari bahan yang sama sehingga YA = YB = Y
DA = 3 DB
ℓA = 2 ℓB
Ditanyakan : KA : KB
Jawab:

Anda mungkin juga menyukai