Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Abses

Abses adalah rongga yang berisi nanah. Tanda utamanya dari suatu abses
adalah fluktuasi, meskipun tidak selalu terdeteksi. Rasa hangat yang terlokalisir,
bengkak dan nyeri tekan langsung pada rongga abses adalah tanda yang khas juga.
(Eliastam, Michael.1998 : 183)

Terapinya memerlukan insisi dan drainase cairan purulen. Antibiotik dapat


sebagai tambahan tapi bukan terapi primer. (Schwartz .2000 : 49)

Abses disebabkan oleh flora bacterial campuran yang berkisar sekitar 2,5 spesies
bakteri 1,6 diantaranya merupakanbakteri anaerob sementara 0,9 lainnya adalah
bakteri aerob atau fakultatif. Bakteri komensal dari tempat-tempat disekitarnya
merupakan penyebab abses yang biasa ditemukan sehingga spesies bakteri dalam
abses secara tipikal merupakan spesies yang ditemukan dalam flora normal. (Richard
N.mitchell.2008 : 230)

Abses Ginjal

Abses ginjal bisa disebabkan oleh bakteri yang berasal dari suatu infeksi yang
terbawa ke ginjal melalui aliran darah atau akibat suatu infeksi saluran kemih yang
terbawa ke ginjal dan menyebar ke dalam jaringan ginjal.

Abses di permukaan ginjal (abses perinefrik) hampir selalu disebabkan oleh


pecahnya suatu abses di dalam ginjal, yang menyebarkan infeksi ke permukaan dan
jaringan di sekitarnya. Gejala dari abses ginjal adalah:

a) Demam, menggigil.
b) Nyeri di punggung sebelah bawah.
c) Nyeri ketika berkemih.
d) Air kemih mengandung darah (kadang-kadang).

Abses Perinefrik (Abses perirenal)


Pengertian

Abses perinefrik adalah abses renal yang meluas kedalam jaringan lemak
disekitar ginjal. Ini dapat diakibatkan oleh infeksi ginjal, seperti pielonefritis atau dapat
terjadi secara hematogen ( menyebar melalui aliran darah ) yang berasal dari bagian
mana saja di tubuh. Organisme penyebab mencangkup Staphylococcus, proteus dan

1
E.coli. kadang-kadang infeksi menyebar dari area yang berdekatan, seperti divertikulatis
atau apendisitis. (Smeltzer. 2001 : 1437)

Abses perinefrik sering terjadi akibat penyebaran hematogen atau sekunder


akibat obstruksi renal dan pada penderita diabetes lebih rentan (Pradip R. Patel.2007 :
157)

Abses perinefrik/pionefrosis memiliki karakteristik nyeri tekan akut, timbul tanda-


tanda sistemik, namun abses jarang menjadi besar. (Pierce A, Grace & Neil R. Borley.
2006 : 35)

Abses perinefrik terdiri atas abses diluar ginjal yang biasanya dibebabkan oleh
infeksi diluar pielum. Sering disertai batu pielum. Berangsur-angsur abses menjadi
besar sampai dapat diraba. Pada pemeriksaan ditemukan piuria dan pada pemeriksaan
ultrasonografi dilihat ruang abses diluar ginjal. ( Sjamsuhidajat.2010 : 866)

Terapi terdiri atas penyaliran, sering ginjal sudah tidak berfungsi lagi sehingga
nefrektomi harus dianjurkan. ( Sjamsuhidajat.2010 : 866)

Pasien abses perinefrik yang harus mendapat perhatian lebih adalah dengan
nyeri sudut kostovertebra yang hebat, rigiditas otot-otot daerah panggul, massa daerah

2
panggul atau demam tinggi, terutama jika infeksinya resisten terhadap terapi antibiotika.
( Eliastam, Michael.1998 : 165)

Abses perinefrik ini biasanya mengikuti perforasi dari infeksi ginjal atau abses
kedalam rongga perinefrik. Pasien datang dengan demam tinggi dan abdomen yang
keras. Pada radiografi tidak terlihat adanya bayangan psoas dan tulang belakang
mencembung kearah lesi. Terapi membutuhkan drainase dan antibiotika jangka
panjang. (Schwartz.2000: 586)

Etiologi

Beberapa agen bakteri penyebab abses perirenal, meliputi Esherichia coli,


Proterus, dan Staphylococcus aureus. Beberapa bakteri gram negatif lain dapat
menyebabkan infeksi ini meliputi Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas, Serratia, dan
Citrobacter spesies.

Penyebab lainnya adalah jamur, terutama Candida biasanya terjadi pada pasien
dengan diabetes. Faktor predisposisi mencakup pembedahan (termasuk transplantasi
ginjal) dan terapi antibiotik berkepanjangan. (Musttaqin. 2012 : 122)

Manifestasi Klinis

Manifestasi yang terjadi sering akut awitan, disertai menggigil, demam,


lekositosis, nyeri tumpul atau teraba massa di panggul : nyeri abdomen dan nyeri tekan
sudut konstovertebral sakit berat.
Penatalaksaannya dengan insisi abses, didrainase dan kultur serta sensivitas dari
seluruh cairan darinase diperiksa. Terapi antimikrobial yang tepat diresepkan.
Drain biasanya dimasukkan dan dibiarkan diruangan perinefrik sampai drainase
signifikan keluar seluruhnya. Karena cairan drainase biasanya banyak, maka diperlukan
penggantian balutan luar dengan sering. Seperti pada penanganan abses disetiap
tempat, pasien dipantau terhadap adanya sepsis, masukan dan haluaran cairan, dan
respons umum terhadap penanganan. (Smeltzer. 2001 : 1438)

Patofisiologi

Mekanisme yang paling umum terjadi untuk abses bakteri gram-gram negatif
adalah pecahnya abses kortikomedular, sementara mekanisme yang paling umum
untuk pengembangan infeksi staphylococcal adalah pecahnya abses kortikal ginjal.
Temuan ini sering diamati dalam hubungan dengan operasi ginjal sebelumnya seperti

3
nephrectomy parsial atau nefrolisiasis atau paling sering, sebagai komplikasi diabetes
mellitus (Bolkier, 1991). (Musttaqin. 2012 : 122)

Pasien dengan penyakit ginjal polikistik yang menjalani hemodialisis mungkin


sangat rentan untuk mengembangkan abses perirenal 62% dari kasus. Faktor
predisposisi untuk abses perirenal meliputi neurogenik kandung kemih, refluks
vesicoureteral, obstruksi kandung kemih, nekrosis papiler ginjal, TBC saluran kemih,
trauma ginjal, imunosupresi, dan penyalahgunaan narkoba suntikan.

Ketika pecah, infeksi abses perirenal melalui fasia gerota ke ruang pararenal,
keadaan tersebut mengarah pada pembentukan abses pararenal. Abses parerenal juga
dapat disebabkan oleh gangguan dari pancreas, usus, hati, kantung empedu, prostat,
dan rongga pleura, dan mereka mungkin disebabkan oleh osteomielitis tulang rusuk
yang berdekatan atau tulang belakang.

Respons terbentuknya abses pada perineal akan memberikan manifestasi reaksi


lokal yang sistemik. Reaksi lokal memberikan respons inflamasi lokal dengan adanya
keluhan nyeri kostovetebral. Respons sistemik akan menimbulkan masalah peningkatan
suhu tubuh, kelemahan fisik umum, serta ketidakseimbangan nutrisi dan kecemasan.
(Musttaqin. 2012 : 122)

Pengkajian Anamnesis

Keluhan utama yang sering dikeluhkan bervariasi meliputi keluhan infeksi kulit
atau infeksi saluran kemih. Infeksi bisa diikuti dalam 1-2 minggu dengan demam dan
nyeri pada pinggang atau kostovertebra.( Musttaqin. 2012 :122)

Keluhan nyeri daerah pingggang atau kostovertebra misalnya disertai adanya


peningkatan suhu tubuh, demam, sampai menggigil. Pasien mengeluh adanya massa
pada daerah pinggang disertai penurunan nafsu makan. Keluhan lainnya adalah nyeri
perut, disuria, penurunan berat badan, malaise, dan gejala gastrointestinal seperti mual
dan muntah.

Pada pengkajian riwayat penyakit dahulu penting bagi perawat untuk mengkaji
apakah ada riwayat penyakit seperti adanya penyakit bisul atau karbunkel pada daerah
tubuh lainnya, adanya riwayat demam sampai menggigil. Kaji apakah pasien pernah
menderita penyakit diabetes mellitus. Penting untuk dikaji mengenai riwayat pemakaian
obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat kemudian
dokumentasikan.

4
Pada pengkajian psikososiokultural, adanya nyeri, benjolan pada pinggang dan
pemeriksaan diagnostik yang akan dilakukan akan memberikan dampak rasa cemas
pada pasien. (Musttaqin. 2012 :123)

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum pasien lemah dan terlihat sakit berat denagn tingkat kesadran
biasanya compos metis. Pada TTV sering didapatkan adanya perubahan suhu tubuh
meningkat, frekuensi denyut nadi mengalami peningkatan, frekunsi meningkat sesuai
dengan peningkatan suhu tubuh dan denyut nadi. Tekanan darah tidak terjadi
perubahan secara signifikan kecuali adanya penyakit hipertensi renal. (Musttaqin.
2012 :124)

Pemeriksaan Fisik Fokus


1. Inspeksi : Terdapat pembesaran pada daerah kostovertebral. Pada abses yang
mengenai kedua ginjal sering didapatkan penurunan urine output karena terjadi
penurunan dari fungsi ginjal. Pasien mungkin mengalami nyeri pada saat melakukan
fleksi panggul kesisi kontralateral.
2. Palpasi : Didapatkan adanya massa pembesaran ginjal pada area konstovertebra.
3. Perkusi : perkusi pada sudut kontovertebra memberikan stimulus nyeri lokal disertai
suatu penjalaran nyeri ke pinggang dan perut. (Musttaqin. 2012 :124)

Pengkajian Diagnostik
1. Laboratorium : Pemerikasaan urinalisis menunjukkan adanya piuria dan hematuria,
kultur urine menunjukkan kuman penyebab infeksi, sedangkan pada pemeriksaan
darah terdapat leukositosis dan laju endap darah yang meningkat.
2. Radiografi : Pemeriksaan foto polos abdomen mungkin didapatkan kekaburan pada
daerah pinggang, bayangan psoas menjadi kabur, terdapat bayangan gas pada
jaringan lunak, skoliosis, atau bayangan opak dari suatu batu di saluran kemih.
Pemeriksaan CT scan dapat menunjukkan adanya cairan pus didalam perirenal.
3. Ultrasonografi : Pemeriksaan menunjukkan cairan abses. (Musttaqin. 2012 :124)

Penatalaksanaan Medis

1. Drainase abses perkutan. Aspirasi drainase perkutan dengan panduan ultrasonografi


memberikan manifestasi kerusakan jaringan minimal. Hasil drainase dilakukan kultur,
serta sensitivitas dari seluruh cairan drainase. Keuntungan drainase perkutan
meliputi : menghindari anestesi umum dan bedah, lebih diterima baik fisik maupun
psikososial oleh pasien, biaya rendah, mempermudah perawat pascaprosedur, serta

5
memperpendek hari rawat. Sementara itu, kerugiannya meliputi : infeksi jamur,
pembentukan kalsifikasi, drainase buntu oleh drainase purulen, terbentuk rongga
retroperitoneal, serta emfisematous dalam ginjal.
2. Terapi bedah. Pada kondsi tertentu, seperti abses fistula ginjal-enterik, mungkin
memerlukan intervensi bedah segera.
3. Pemberian antimikroba yang sesuai dengan hasil uji sensivitas yang bersifat
bakterisidal, dan berspektrum luas. Drain biasanya dimasukkan dan dibiarkan di
ruang perirenal sampai seluruh drainase signifikan keluar seluruhnya. Seperti pada
penanganan abses disetiap tempat, pasien dipantau terhadap adanya sepsis, intake
dan ouput cairan, serta respons umum terhadap penanganan dang anti balutan
sesering mungkin.
4. Simtomatik, untuk menurunkan keluhan nyeri dan demam. (Musttaqin. 2012 :125)

Anda mungkin juga menyukai