Modul 2
Modul 2
02
Ekonomi dan Bisnis S1 Manajemen 35008 Dr. Endri, SE. ME
Abstract Kompetensi
Pendahuluan
Kegiatan bisnis internasional perlu didukung oleh pasar keuangan untuk dapat menfasilitasi
aliran dana antar negara (capital flow). Aliran-aliran ini mencakup penurunan/peningkatan daya
beli (purchasing power) luar negeri dari negara-negara yang terlibat. Dua contoh sederhana berikut;
ekspor barang-barang akan meningkatkan daya beli dari (merupakan sumber daya beli bagi) negara
pengekspor; sedangkan investasi pada sekuritas perusahaan luar negeri akan menurunkan daya beli
eksternal dari (merupakan penggunaan daya beli bagi) investor negara pemodal. Adalah berguna
untuk dapat melihat kembali bagaimana berbagai penurunan dan peningkatan daya beli eksternal
terjadi. Neraca pembayaran merupakan suatu upaya untuk merangkum aliran-aliran dana suatu
negara, dan dampaknya pada daya beli untuk suatu periode tertentu.
Para manajer keuangan Perusahaan Multinasional perlu memonitor neraca pembayaran
sehingga mereka dapat menentukan bagaimana perubahan arus transaksi internasional sepanjang
waktu. Neraca pembayaran dapat memberikan indikasi volume transaksi antar Negara tertentu dan
bahkan dapat memberikan sinyal pergerakan kurs mata uang tertentu.
Kredit Debit
Transaksi Berjalan
Neraca pembayaran dapat dipecah ke dalam beberapa kategori yaitu; transaksi berjalan (current
account), neraca modal (capital account), dan cadangan devisa negara (official reserves account).
Merupakan bagian dari neraca pembayaran yang berisi arus pembayaran jangka pendek (mencatat
transaksi ekspor-impor barang dan jasa), yang meliputi :
Atau dengan kata lain transaknsi berjalan merangkum aliran dana antara satu negara tertentu
dengan seluruh negara lain sebagai akibat dari pembelian barang-barang atau jasa, provisi income
atas aset finansial, atau transfer unilateral (misalnya bantuan-bantuan antar pemerintah dan antar
pihak swasta). Transaksi berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas.
Defisit transaksi berjalan menjelaskan arus dana yang keluar suatu negara lebih besar dari dana-
dana yang diterimanya.
Komponen transaksi berjalan meliputi neraca perdagangan dan neraca barang dan jasa.
Transaksi berjalan umumnya digunakan untuk menilai neraca perdagangan. Neraca Perdagangan
secara sederhana merupakan selisih/perbedaan antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari
ekspor, maka yang terjadi adalah defisit neraca perdagangan. Sebaliknya, jika ekspor lebih tinggi dari
impor, yang terjadi adalah surplus.
Sedangkan Neraca Jasa adalah neraca perdagangan ditambah jumlah pembayaran bunga
kepada para investor luar negeri dan penerimaan dividen dari investasi di luar negeri, serta
penerimaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pariwisata dan transaksi-transaksi ekonomi
lainnya.
a. Arus modal masuk tercatat sebagai kredit karena suatu negara menjual aset berharga
b. Arus modal keluar tercatat sebagai debit karena suatu negara membeli asset berharga dari
jangka pendek.
Mengukur perubahan-perubahan dalam cadangan internasional yang dimiliki oleh otoritas keuangan
suatu negara. Hal ini mencerminkan surplus atau defisit transaksi-transaksi ekonomi neraca berjalan
dan meraca modal suatu negara yang dihasilkan dengan cara mencari nilai selisih (netting) dari
cadangan aset dan cadangan hutang. Cadangan devisa terdiri dari :
a) Cadangan internasional yang terdiri dari emas dan aset luar negeri yang dapat
diperdagangkan.
b) Peningkatan dalam tiap aset tercatat sebagai debit
c) Penurunan cadangan aset tercatat sebagai kredit
Kredit Debit
a). Ekspor barang-barang sipil $ 385.6 b). Impor barang-barang sipil $491.1
c). Penjualan alat militer ke luar negeri 9.7 d). Pembelian alat militer 15.1
e). Ekspor jasa; (penerimaan pendapatan f). Impor jasa (wisata ke luar negeri,
investasi dan fees, turisme di AS) $ 246.5 pembayaran pendapatan investasi) $212.3
h). Investasi swasta asing di AS i). Investast swasta AS di luar negeri 29.8
45.3
k). Pinjaman pemerintah AS di luar negeri 2.5
j).Pinjaman negara asing di AS
= defisit $ 1.5
Cadangan devisa negara
Neraca pembayaran dapat disusun dengan mengkombinasi pos-pos neraca pembayaran berikut :
1. Basic balance focus pada transaksi-transaksi yang dianggap penting bagi kesehatan
ekonomis valuta. Basic balance menyeimbangkan neraca berjalan dan arus modal
jangka panjang, namun tidak mengikutsertakan arus modal jangka pendek, seperti
deposito-deposito bank yang sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor temporer; kebijakan
moneter jangka pendek, perubahan-perubahan dalam suku bunga dan antisipasi-
antisipasi fluktuasi valuta. Basic balance menekankan trend jangka waktu yang lebih
panjang pada neraca pembayaran.
2. Net liquidity balance (neraca likuiditas neto) atau neraca keseluruhan meliputi basic
balance ditambah arus modal jangka pendek tidak likuid pihak swasta dan error and
omission. Neraca Keseluruhan mengukur perubahan pinjaman pihak swasta domestik
atau pinjaman pihak swasta domestik ke luar negeri yang dibutuhkan untuk
mempertahankan pembayaran dalam posisi equilibrium tanpa menyesuaikan cadangan
devisa. Arus modal swasta jangka pendek tidak likuid dan error and omission tercatat
dalam neraca, sementara aset dan hutang likuid tidak dicatat (dikeluarkan).
3. Neraca transaksi cadangan devisa menunjukkan penyesuaian cadangan devisa yang
akan dibuat untuk mencapai equilibrium neraca.
Karena neraca pembayaran harus diseimbangkan, tiap perbedaan yang tidak dapat ditelusuri atas
transaksi-transaksi tertentu dicatat dalam statistical discrepancy (selisih yang belum dapat
diperhitungkan).
Kegiatan aliran perdagangan internasional berbentuk ekspor-impor barang-barang dan jasa antar
negara. Kegiatan ini akan dicatat dalam neraca transaksi berjalan (current account). Kegiatan
perdagangan internasional sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian suatu negara. Oleh karena
itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi aliran
perdagangan internasional. Faktor-faktor yang memiliki pengaruh penting adalah:
Inflasi
Pendapatan Nasional
Batasan Pemerintah
Nilai Tukar
1. Capital Import
2. Capital Export
IV. Selisih yang belum dapat diperhitungkan (Error & Omission) - USD 700
Jika laju inflasi suatu negara meningkat relatif terhadap inflasi negara-negara mitra dagangnya,
neraca berjalannya akan menurun (dengan asumsi hal-hal lain tidak berubah). Konsumen dan
kerjasama/persekutuan dalam negara tersebut akan membeli lebih banyak barang dari luar
negeri (karena tingginya inflasi lokal), sementara ekspor ke negara-negara lain akan menurun.
Tarif antar negara sangatlah berbeda. Sebagai contoh, AS saat ini mengenakan tariff 13,5 %
per krat bir asing, sementara Kanada mengenakan tariff 24 sen, sebagian besar negara Eropa $ 2,93
per krat, dan Cina $ 14,64 per krat. Selain tariff, sebuah pemerintah dapat mengurangi impor dengan
menciptakan kuota, atau jumlah maksimum yang dapat diimpor. Kuota telah diterapkan ke berbagai
macam barang yang diimpor oleh AS dan negara-negara lain.
Restriksi perdagangan mungkin dapat menyelamatkan lapangan kerja, tetapi juga ada
biayanya. Sebuah studi yang dilakukan oleh Institute for International Economics baru-baru ini
mengestimasikan bahwa kerugian persatu lapangan kerja yang diselamatkan adalah $ 705.000 bagi
industri mobil Amerika dan $ 1 juta bagi industri baja khusus. Restriksi perdagangan cenderung
hanya menguntungkan sejumlah industri dan merugikan industri-industri yang lain, karena negara-
negara lain mengambil tindakan balasan dengan mengenakan restriksi mereka sendiri. Dalam hal ini,
impor oleh kedua negara dapat berkurang sehingga tingkat transaksi berjalan tidak jauh berbeda
dengan level sebelum adanya restriksi tambahan.
Pemerintah juga memiliki cara-cara lain untuk mempengaruhi neraca berjalan, selain
mengenakan restriksi perdagangan. Sebagai contoh, pada tahun 1991 pemerintah Perancis
menyediakan subsidi yang besar kepada dua perusahaan elektroniknya. Sejumlah negara Eropa
mengecam tindakan ini karena tidak konsisten dengan keinginan Eropa untuk menghapus restriksi
dan subsidi yang menghambat perdagangan bebas.
Gerakan umum jangka panjang ke arah perdagangan bebas terus diganggu oleh kontroversi
menyangkut dumping (penjualan produk di bawah harga wajar). Dumping seringkali dirasa sebagai
hasil dari subsidi pemerintah kepada para eksportir. Pada sebagian kasus besar, karenanya, tariff-
tarif yang dikenakan oleh pemerintah AS ditujukan untuk melawan subsidi-subsidi yang mungkin
memberikan keunggulan harga yang tidak adil kepada eksportir. Pemerintah asing biasanya akan
melakukan tindakan balasan dengan mengenakan hambatan-hambatan perdagangan mereka sendiri
atas barang-barang impor dari AS. Trend yang mengganggu perdagangan bebas ini kemungkinan
akan terus berlanjut karena sulitnya menentukan apakah suatu produk benar-benar telah di dumping
atau tidak, yang kemudian mengarah kepada perbedaan pendapat antar negara.
Valuta tiap negara dinilai dari perspektif valuta lain memakai konsep nilai tukar, agar valuta-valuta
dapat saling dipertukarkan demi mempermudah transaksi-transaksi internasional. Nilai dari sebagian
besar valuta berfluktuasi sepanjang waktu karena pengaruh pasar dan pemerintah (akan dibahas
secara detil pada topik 4). Jika nilai valuta sebuah negara mulai naik relatif terhadap valuta-valuta
negara lain, ceteris paribus, saldo neraca berjalannya akan menurun. Produk-produk yang diekspor
oleh negara tersebut akan menjadi lebih mahal bagi negara-negara pengimpor. Konsekuensinya,
permintaan atas produk-produk tersebut akan menurun. Sebagai contoh, sebuah raket tennis yang
dijual di AS seharga $ 100 akan meminta pembayaran sebesar DM 200 dari importir Jerman jika $ 1
berharga DM 2 (DM 1 = USD 0,5). Tetapi, jika dolar berharga 3 Mark (DM 1 = $ 0,33), akan
diperlukan DM 300 untuk membeli raket yang dimaksud, yang akan menurunkan permintaan Jerman
terhadap raket tersebut. Valuta local yang kuat akan memperburuk saldo neraca berjalan jika produk-
produk yang diperdagangkan bersifat price-elastic (yaitu, sensitive terhadap perubahan-perubahan
harga).
Pada bulan Juni 1992, sebuah mobil Jepang yang berharga 3 juta Yen dijual seharga $ 23.662
di AS, dengan kurs sebesar 127 yen per dolar (JPY 1 = $ 0,0078). Pada bulan Juni 1993, mobil yang
sama berharga $ 28.037, dengan kurs/nilai tukar sebesar 107 yen per dolar (JPY 1 = $ 0,0093).
Dalam 6 bulan pertama tahun 1993, ekspor Jepang menurun ke tingkat terendah dalam 14 tahun.
Penurunan ini sebagian besar diakibatkan oleh menguatnya Yen.
Dalam beberapa periode, seperti akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an, terdapat hubungan
terbalik antara nilai dolar dengan neraca perdagangan AS. Namun, dalam periode-periode yang lain,
hubungan terbalik ini tidak muncul, karena adanya interaksi antar faktor.
Karena faktor-faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan saling berinteraksi, dampak simultan
mereka atas neraca perdagangan sangatlah kompleks. Sebagai contoh, karena inflasi AS yang tinggi
mengurangi neraca berjalan, inflasi tersebut juga menekan nilai dolar untuk turun (hal ini akan
dibahas pada topik 4). Karena dolar yang lemah dapat memperbaiki neraca berjalan, maka sebagian
dampak inflasi atas neraca berjalan akan ditutupi oleh dampak dari melemahnya dolar.
Kurs mengambang (floating exchange rate) mungkin dapat mengkoreksi ketidak seimbangan
perdagangan internasional dengan cara berikut :
Sekalipun valuta negara asal melemah, neraca perdagangan dan neraca berjalannya tidak selalu
akan membaik. Alasannya adalah :
1. Kemungkinan munculnya kebijakan harga baru dari pesaing-pesaing luar negeri sebagai reaksi
terhadap pergerakan nilai tukar. Sebagai contoh, sebuah produsen ban dari Jerman
mengenakan harga DM 120 per ban bagi toko-toko di AS, pada saat nilai Mark Jerman berharga
$ 0,5. Biaya dolar bagi toko-toko ban tersebut adalah sebesar $ 60 (DM 120 x $ 0,5/DM) per ban.
Jika Mark Jerman mengalami apresiasi menjadi $ 0,6, biaya dolar bagi took ban sekarang
menjadi $ 72 (DM 120 x $ 0,6/DM) per ban. Produsen ban Jerman barangkali memutuskan untuk
mengurangi harganya menjadi DM 100, untuk mempertahankan harga dolar awal sebesar $ 60
(DM 100 x $ 0,6). Dengan berbuat demikian, produsen Jerman tersebut dapat menghindari
penurunan permintaan bannya di AS. Contoh lainnya adalah pada saat dolar melemah pada
tahun 1986 dan 1987, dan harga dari produk-produk buatan AS menjadi lebih menarik bagi
konsumen luar negeri, banyak perusahaan non AS menurunkan harga mereka demi
mempertahankan tingkat persaingannya dengan perusahaan-perusahaan AS. Karenanya
permintaan luar negeri terhadap barang-barang AS tidak banyak berubah, karena para produsen
luar negeri menurunkan harga untuk mengimbangi para eksportir AS.
2. Melemahnya dolar tidak selalu mempengaruhi neraca berjalan adalah karena pada saat yang
sama valuta dari sejumlah negara lain juga melemah, yang membuat perusahaan-perusahaan
lokal mereka tetap memiliki keunggulan kompetitif yang sama dengan perusahaan-perusahaan
AS. Sebagai contoh, walaupun dolar melemah terhadap banyak valuta negara Eropa pada
tahun 1986 dan 1987, nilai tukar dolar terhadap valuta dari Hong kong, Singapura, Korea Selatan,
dan Taiwan tidak banyak berubah. Pada saat konsumen AS menghentikan permintaan mereka
atas produk-produk dari Eropa, mereka meningkatkan permintaan terhadap produk-produk yang
dihasilkan oleh negara-negara Asia tadi. Konsekuensinya, melemahnya dolar terhadap valuta
Aliran modal internasional merupakan kegiatan dalam bentuk modal masuk dan modal keluar antar
negara. Kegiatan ini dapat dibagi atas dua bentuk:
4.1.2. Privatisasi
Untuk meningkatkan motivasi investor untuk berinvestasi secara langsung di suatu negara adalah
memberikan kesempatan yang luas bagi mereka untuk dilibatkan dalam kegiatan bisnis dengan
mengurangi campur tangan pemerintah. Apalagi di Negara yang memiliki banyak perusahaan Negara
yang kinerja cenderung tidak efisien sebaiknya diserahkan ke sektor swasta dalam pengelolaannya.
Negara yang mengenakan tarif pajak yang relatif lebih rendah atas laba perusahaan akan lebih
menarik investasi asing langsung. Saat menilai kemungkinan melakukan investasi, perusahaan
mengestimasi arus kas setelah pajak yang dapat diperoleh dari investasi tersebut.
RANGKUMAN
Neraca Pembayaran mencatat arus transaksi-transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dan
penduduk negara lain selama periode waktu tertentu. Laporan akuntansi tersebut sama dengan
laporan arus dana yang didasarkan atas pembukuan berpasangan (double-entry bookkeeping) yakni,
untuk setiap credi entry harus sama dengan debit entry. Neraca berjalan terdiri dari tiga neraca yang
berbeda yang meliputi transaksi berjalan, neraca modal, dan cadangan devisa. Transaksi berjalan
merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas. Neraca Modal adalah ukuran investasi
jangka pendek dan jangka panjang suatu negara, termasuk investasi langsung luar negeri dan
Neraca berjalan merupakan ukuran posisi perdagangan intenasional yang luas. Sedangkan
Neraca Modal adalah ukuran investasi jangka pendek dan jangka panjang suatu negara, termasuk
investasi langsung luar negeri dan investasi dalam sekuritas. Neraca berjalan suatu negara
dipengaruhi oleh inflasi, tingkat pendapatan nasional, restriksi pemerintah, dan nilai tukar.
Inflasi dan pendapatan nasional yang tinggi, retriksi impor yang rendah, dan valuta local yang
kuat cenderung menimbulkan defisit neraca pembayaran. Walaupun sejumlah negara berupaya
mengkoreksi defisit neraca berjalan dengan mengurangi nilai valuta mereka, strategi ini tidak selalu
membawa hasil.
Daftar Pustaka
1. Eitman, David. et.al. 1995, Multinational Business Finance. USA: Addison- Wesley Publishing
Company
2. Faisal, M. 2001, Manajemen Keuangan Internasional; dengan penekanan praktek pada
pasar devisa, Edisi Pertama. Salemba Empat.
3. Madura, Jeff. 2003, International Financial Management, Edisi Ketujuh, Thomson South-
Western.
4. Mamduh M, Hanafi. 2003, Manajemen Keuangan Internasional, Edisi 2003/2004, BPFE-UGM
5. Mudrajat Kuncoro. 2001, Manajemen Keuangan Internasional, edisi 2, BPFE, Yogyakarta, 2001
6. Hamdy Hadi.2001, Valas Untuk Manajer, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001
7. Shapiro, Alan C. 2003, Multinational Financial Management, Edisi Ketujuh. John Wiley & Sons.