Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

CONTROLLING DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Disusun oleh:

1. Liwa Ul Hamdi
2. Sri Rezeki
3. Ramdani
4. Sahmi Kuara

STIKES MEDIKA NURUL ISLAM


SIGLI
PRODI S-1 KEPERAWATAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia dari-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, alangkah senangnya bila pembaca memberikan saran untuk perbaikan isi
maupun struktur makalah ini sehingga bisa menjadi lebih baik.
Dalam kesempatan ini penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan dalam menyelesaikan
makalah ini.
Terakhir, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca untuk
memperbaiki atau meningkatkan kemampuan memanajamen hal-hal yang nantinya
berkaitan dengan profesi keperawatan di lapangan

Siglir, 15 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I ........................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen adalah merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan. Memperkirakan dan merencanakan berarti
mempertimbangkan masa depan dan menyusun rencana aktifitas. Mengorganisasikan
berarti mengembangkan struktur ganda, yaitu materi dan manusia, dari suatu usaha,
memimpin berarti mengikat, menyatukan dan menyelaraskan segala bentuk aktifitas
dan usaha. Mengendalikan berarti memperhatikan bahwa segala sesuatu yang terjadi
sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan tuntutan yang ada.
Salah satu proses manajemen adalah controlling yang merupakan proses
terakhir dari manajemen tetapi bukan langkah terakhir dalam manajemen.Karena
seperti kita ketahui bahwa proses manajemen merupakan proses yang
berkesinambungan, dimana setiap fungsi manajemen saling memberikan kontribusi
yang sama terhadap keberlangsunagn proses manajemen. Proses controlling menjadi
salah satu proses yang memberikan kontribusi yang besar terhadap proses selanjutnya
khusunya dalam merencanakan strategi baru guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam controlling, memiliki kecenderungan tanggung jawab terhadap
keberlangsungan manajemen resiko,.manajemen resiko ini termasuk kedalam
pengembangan dan implementasi strategi utnuk mencegah terjadinya kesalahan
dalam melakukan tindakan.Supaya resiko bias diminimalisir maka suatu organisasi
harus bias mengembangkan manajemen mutu pelayanan sehingga ada jaminan
kualitas pelayanan terhadap pelanggan yang pada akhirnya bias memberikan
kepuasan pada pelanggan.

1.2 Tujuan
Memberikan pemahaman tentang konsep dan proses controlling dalam
manajemen.
1.3 Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode penulisan studi pustaka.
Penuntun-penuntun yang dipergunakan dari berbagai sumber buku yang berhubungan
dengan kajian situasi dan perencanaan dalam manajemen keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Controlling


1. Definisi Controlling
Controlling atau istilah lain disebut supervisi merupakan salah proses terakhir
dari manajemen tetapi bukan berarti langkah terakhir karena seperti kita ketahui
proses manajemen merupakan sebuah siklus yang terus berulang-ulang

ORGANAIZING

PROSES
PLANNING MANAJEMEN ACTUATING

CONTROLLING

(Proses manajemen menurut George R. Terry)


Fungsi pengawasan dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang
terakhir dari proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan yang erat dengan
ketiga fungsi manajemen lainnya., terutama dengan fungsi perencanaan. Melalui
fungsi pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan (target, prosedur kerja
dsb) selalu Hrus dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu
dikerjakan. Jika ada kesenjangan dan penyimpangan diupayakan agar
penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendalikan atau dikurangi.
Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar efisiensi penggunaan
sumber daya dapat lebih berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai
tujuan program dapat lebih terjamin.
Controling memiliki beberapa definisi, diantaranya:
1. Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah
salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila
perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat
diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud mencapai tujuan yang
sudah ditetapkan semula. Dalam melaksanakan kegiatan kontroling, atasan
mengadakan pemeriksaan, mencocokan, serta mengusahakan agar
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan serta tujuan yang ingin dicapai.
2. Menurut Henry Fayol
Pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang
telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang
ditentukan. Yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan
agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi.
3. Menurut Harold Koontz
Controlling merupakan suatu pengukuran dan koreksi terhadap
kinerja/performance supaya kegiatn tetap berjalan sesuai tujuan dan
rencana yang telah dirancang sebelumnya
4. Controlling adalah melakukan pengamatan terhadap kinerja/performance
kerja “bawahan/karyawan” secara langsung atau tidak langsung yang
dilakukan secara berkala dalam rangka mencapai tujuan.Hal ini,
membantu karyawan dalam menyelesaikan tugas dalam rangka mencapai
tujuan dengan menemukan dan memberikan sumber daya yang
dibutuhkan secara tepat.

2. Prinsip Controlling

Prinsip-prinsip controlling adalah :


1. Prisnsip keseragaman yang menjamin bahwa control berkaitan dengan
struktur organisasi
2. Prinsip perbandingan menjamin bahwa control dinyatakan dalam istilah-
istilah standar kinerja yang dibutuhkan, termasuk kinerja masa lalu.
Pada penontrolan ini berarti menyusun tanda dan memeriksa serta
menjelaskan hasil dalam istilah yang ditandai.
3. Prinsip penerimaan memberikan ringkasan yang mengidentifikasi
penerimaan pada standar.
4. Pengawasan yang dilakukan harus dimenerti oleh staf dan hasilnya
mudah diukur.
5. Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua
staf.
6. Untuk meningkatkan kinerja
7. Bersifat edukatif dan suportif
8. Menerapkan proses manajemen (terencana)
9. Melihat “kinerja” bukan “orangnya”
10. Fleksible, Waktu, Adil, dan Murah
2. Karakteristik Controlling

 Control merupakan proses yang berkelanjutan


 Control merupakan sebuah proses manajemen
 Control merupakan sesutau yang melekat dalam setiap level pada hieraki
organisasi.
 Control bersifat lebih kearah memadang sesuatu kedepannya
 Control memilik hubungan langsung dengan perencanaan
 Controling merupakan alat untuk mencaapi tujuan organisasi
3. Tujuan Controlling

Tujuan utama dari controlling adalah Menjamin setiap kegiatan yang telah
direncanakan berjalan secara tepat dan benar sehingga tujuan yang ditetapkan
tercapai, adapun tujuan lainnya adalah :

 Menjaga eksistensi organisasi


 Meningkatkan motivasi warga organisasi
 Memberikan metode bagi manajemen dalam melakukan evaluasi
 Memberikan alat deteksi dini terhadap stategi yang
dikembangkan/dijalankan.

4. Manfaat pengawasan
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan secara
tepat, organisasi akan memperoleh manfaat sebagai berikut:
1. Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan
sesuai dengan standar atau rencana kerja dengan menggunakan sumber daya
yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan dan pengendalian
bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi program.
2. Dapat diketahui adanya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian taf
dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Bila hal ini diketahui, pimpinan
organisasi akan dapat memberikan latihan bagi staf nay karena latihan
memang dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf.
3. Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar
4. Dapat diketahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
5. Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi
dan latihan lanjutan.
6. Mempertahankan kesimbangan
7. Meningkatkan kinerja
- pengetahuan
- kemauan (motivasi)
- kemampuan
- keahlian
- efektivitas
- efisiensi, dll
8. Menghadirkan suasana kondusif bagi warga organisasi untuk mencapai
tujuan organisasi

5. Tipe Control

1. Feedforward controls berfokus pada operasional sebelum kegiaitan dimulai.


Tujuannya untuk mencegah timbulnya masalah.
2. Concurrent controls penerapannya berfokus pada saat proses
kegiatan/pekerjaaan berlangsung.

3. Feedback controls berfokus paad hasil dari pekerjaan yang dilakukan.


Feedback control ini akan menjadi masukan dalam membuat rencana
kedepanya, input dan desain dari proses kedepannya.

6. Control yang efektif

Control yang efektif memiliki karakteristif sebagai berikut:

1. Control harus menunjukkan sifat dari aktivitas


2. Control harus melaporkan kesalahan-kesalahan dengan segera
3. Control harus memandang ke depan
4. Control harus menunjukkan penerimaan pada titik-titik kritis
5. Control harus objektif
6. Control harus fleksibel
7. Control harus menunjukkan pola organisasi
8. Control harus ekonomis
9. Control harus dapat dimengerti
10. Control harus menunjukkan tindakan perbaikan
7. Teknik Controlling
a. Langsung
“supervisor mengawasi secara lansung hal yang ada dilapangan”
Keuntungan: - Relatif lebih objektif
- Perbaikan & umpan balik dapat secara langsung
diberikan
Kerugian: Relatif membutuhkan waktu lebih banyak
a. Tidak Langsung
“Melalui laporan tertulis atau lisan”
Keuntungan: Relatif lebih mudah (menghadapi benda mati)
Kerugian:
 Komunikasi satu arah
 Gampang direkayasa
 Sangat dipengaruhi kemampuan pelapor

8. Strategi dalam melaksanakan control/pengawasan

Strategi yang bisa digunakan manajer dalam menjalankan controlling ada


tiga pendekatan : market, birokrasi dan pendekatan kelompok, setiap pendekatn
memilki tujuan yang berbeda.Apabila controlling berfokus pada hal-hal eksternal
maka pendekatan market bisa tepat digunakan tetapi apabila fokusnya ke dalam
(internal) maka pendekatan yang cocok adalah pendekatan birokrasi atau kelompok.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah keuangan dan peran.Hal kedua
kepuasan pekerja/karyawan berkaitan dengan kebutuhan sosialnya.

Self-control, kadang-kadang disebut juga control khusus, pendekatan


control ini akan melengkapi pendekatan market, birokrasi, dan pendekatan
kelompok. Dengan pelatihan dan mendorong individu untuk berinisiatif dalam
mengenali masalah dirinya sendiri sehingga bisa menghasilkan kepekaan pada
kekuasaan individu. The self-control memberikan keuntungan terhadap organisasi
dan meningkatkan kepekaan terhadap manfaat dari kegiatan yang dilakukan
individu atau karyawan. Manajer dapat menggunakan salah satu dari pendekatan
tersebut atau mengombinasikan ketiga pendekatan tersebut.

9. Keterampilan dalam Control/Supervisi

. Setelah mengenal ciri-ciri control/supervisi yang efektif, yang perlu Anda


ketahui juga adalah keterampilan yang diperlukan dalam melakukan supervisi yang
efektif tersebut.

1. Keterampilan teknis. Dalam memberikan pengarah pada anak buah untuk


melakukan pekerjaan, seorang supervisor perlu memiliki keterampilan teknis
yang cukup yang menyangkut teknis penyelesaian pekerjaan di unit yang
terkait..Jika dirasa masih kurang, supervisor perlu meningkatkan diri sebelum
membantu anak buah untuk meningkatkan diri mereka.
2. Keterampilan administratif. Keterampilan ini antara lain mencakup pengetahuan
dan keterampilan membuat mematuhi prosedur operasional, peraturan atau
pedoman perilaku yang berlaku, membuat laporan dinas, laporan bulanan,
menyusun anggaran, membuat proposal, dan melakukan pekerjaan administratif
lainnya yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditekuni.

3. Keterampilan interpersonal. Keterampilan ini menuntut seorang supervisor


untuk mengelola hubungan baik dengan berbagai pihak (anak buah, karyawan
dan manajer di divisi lain baik yang terkait langsung ataupun tidak langsung,
supplier, klien, pimpinan perusahaan, dan karyawan lainnya). Keterampilan ini
juga mencakup kemampuan menangani konflik di tempat kerja, menangani
karyawan yang sulit diajak bekerja sama. Supervisor atau manajer yang
memiliki keterampilan ini akan lebih mudah menggalang dukungan dari
berbagai pihak untuk mendukung keputusan yang dibuat dan menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan, serta mencari solusi dari masalah-masalah yang
dihadapi.
4. Keterampilan membuat keputusan. Seorang manajer atau supervisor diberikan
tanggung jawab untuk membuat berbagai keputusan di departemen atau divisi
yang dipimpinnya: keputusan menunda sebuah pekerjaan, memulai sebuah
pekerjaan, menentukan apakah pekerjaan bisa diselesaikan oleh sumber daya
manusia yang ada atau butuh bantuan konsultan dari luar. Semua keputusan ini
akan mempengaruhi kelancaran jalannya kegiatan operasional dan berdampak
pada tercapainya target yang telah ditetapkan. Jadi seorang supervisor perlu
membekali diri dengan keterampilan yang penting ini, misalnya
mengembangkan keterampilan untuk mengambil keputusan yang didasarkan
pada informasi yang berhasil dikumpulkan (information –based decision
making), baik melalui data statistik ataupun hasil survei lainnya, metode
keputusan yang didasarkan pada penyelesaian masalah (problem-based decision
making), dan pengambilan keputusan yang didasarkan pada hasil (result-based
decision making).

10. Control sebagai alat manajemen


Control adalah alat manajemen untuk memperbaiki kinerja. Diantara
control-kontrol adalah aturan-aturan yang diperlukan untuk memungkinkan orang
untuk mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana fungsi dapat
dikoordinasikan. Komunikasi sebgai informasi penting untuk konrol. Control
pribadi penting untuk control manajerial sebagai berntuk tertingi dari control.
Control pribadi termasuk memiliki pengethaun yang sesuai denga perkembangan
jaman, memberikan pesanan yang jelas, fleksibel, mengerti alasan-alasan untuk
berperilaku, membantu memeperbaiki orang lain, meningkatkan keterampilan
dalam memmecahkan masalah, tetap tenang ketika berada di bawah tekanan dan
perencanaan masa depan. Orang-orang sebaiknya diberitahu tentang fakta denagn
bahasa yang mereka mengerti. Para manjer perawat yang efektif menetukan
batasan-batasan dan memberitahukan pada karyawan yang lainnya. Kemudian bila
batas-batas tadi dilanggar tindakan harus diberikan. Terakhir yang dicapai dengan
tindakan perbaikan yang dipergunakan secara konsisten setelah memeriksa fakta-
fakta.

11. HUBUNGAN FUNGSI PENGAWASAN DENGAN FUNGSI MANAJEMEN LAINNYA.

Perencanaan pengawasan

Monitoring Supervise
Pengorganisasian
pencatatan pelaporan

Penggerakkan &
pelaksanaan Mengukur hasil

Ananlisa Data

Membandingkan
Tolak ukur hasil

Ananlisa Data
Tidak Dalam batas? Penyimpangan

Ya

Program
dilanjutkan

12. Konsekuensi dari tidak berjalannya controlling

Pada controlling biasanya hasil akhir dari pengontrolan tersebut manajer


menginginkan terjadinya perubahan perilaku pada karyawan. Bagaimanapun juga,
karyawan akan berusaha melakukan perlawan sehinga proses controlling bisa tidak
berjalan. Perilaku karyawan yang biasanya muncul akibat keprutasian mereka
karena proses controlling, diantaranya sebagai berikut:

1. Game playing--> control kadang-kadang dianggap sebagai sebuah


permainan antara “bos dan saya dan saya ingin menang”
2. Resisting control--> reaksi perlawanan terhadap controlling

3. Sabotaging --> membolos, tidak mempercayai pegawai lain, bergosip


sesuatu tentang manajer dalam komunitasnya.

13. Kesalahan yang Biasa Terjadi Pada Proses Evaluasi


Kriteria berdasarkan pendapat digunakan untuk mengevaluasi penampilan
kerja. Sejumlah kesalahan mungkin mempengaruhi penilaian penampilan kerja.
1. Halo error adalah hasil yang diperoleh dari memperbolehkan satu sifat untuk
mengevaluasi sifat lain atau dari penilaian seluruh sifat sebagai dasar dari
kesan secara keseluruhan. Kesalahan logis adalah menilai perawat terlalu
tinggi berdasarkan satu karakteristik karena memiliki karakteristik lain
dimana secara logis berhubungan. Orang yang tidak complain kemungkinan
besar mendapatkan nilai yang tinggi daripada orang yang complain.
2. Horns error adalah kebalikan dari halo effect. Evaluator disini sangat kritis.
Jika manajer adalah orang yang perfeksionis, dia mungkin akan memberikan
nilai pada staf lebih rendah dari yang seharusnya didapatkan. Orang yang
tidak patuh atau orang dengan kepribadian yang tidak bisa menghargai orang
lain, kemungkinan besar akan dinilai lebih rendah daripada hasil
pekerjaannya.
3. Contrast error dihasilkan karena kecenderungan manajer untuk menilai
perawat berlawanan dengan cara dia memandang dirinya sendiri. Rentang
penilaian yang pendek mungkin merupakan hasil dari kecenderungan
kesalahan pokok. Ketika penilaian pada karakteristik terdahulu mempengaruhi
penilaian pada sifat berikutnya, proximity error akan terjadi. Setiap penilai
cenderung membentuk standar atau kerangka dari referensi dimana dia harus
membuat evaluasi, hal ini menjadi masalah utama membandingkan nilai yang
berbeda dari para penilai. Beberapa manajer mungkin mudah dan lunak, tetapi
yang lain mungkin berbahaya dalam memberikan pendapat.

2.2 Proses Controlling

Proses pengontrolan merupakan proses yang kontinyu antara pengukuran,


perbandingan dan kegiatan.Ada 4 langkah dalam melakukan proses pengontrolan :
pengembangan standar/ performance kerja, penilaian kinerja, membandingkan
penilaian kinerja dengan standar performance kerja, dan memperbaiki tindakan.

Langkah 1. mengembangkan standar performance kerja/kinerja. Standar dibuat


secara objektif pada saat melaksanakan perencanaan. Standar merupakan pedoman
dalam melakukan penilaian.Dalam standar tersebut terdapat pernyataan-pernyataan
mengenai hasil dari layanan, servis/pelayanan, peralatan yang dipakai, sumber daya
manusia, dan unit organisasi.Biasanya dibuat pada skala numerik dan digunakan
untuk kualitatif, kualtitatif seta waktu.Toleransi biasanya muncul daalm penetapan
stabdar hal ini didefinisikan sebagai sebuah penyimpanagn terhadap standar yang
diperbolehkan.

Langkah 2. Penilaian performance kerja/kinerja. Supervisor mengumpulakan data


untuk melakukan penilaian penampilan kerja/kinerja karyawan utnuk menentukan
berbagai variasi dari stanandar.Penulisan data termasuk waktu kerja, produktifitas dan
laporan hasil observasi yang dilakukan oleh manajer, laporan statistik, lapran
langsung, dan penulisan alporan daap digunakan untuk penilaian performance kerja.
Management by walking around, or observasi pekerjaan karyawan, penyedian unfilter
informasi, perluasan jarinagn informasi dan kemampuan untuk membaca antar garis. .
Sistem komputerisasi dapat digunakan oleh supervisor dalam menggumpulkan data
dan referensi. Komputer juga merupakan alat yang penting dalam menilai kinerja
bagi organisasi yang sudah menggunakan teknoogi komputerisasi.

Langkah 3. Membandingkan penilaian kinerja dengan standar performance kerja


membandingkan hasil pekerjaaan dengan standar yang telah ditentukan. Beberapa
variasi hasil akan muncul pada semua aktivitas yang dilakukan dan tugas supervaisior
adalah mengembangkan range variasi tersebut. Perbedaan dan penyimpanagn dari
standar yang telah ditentukan, hal itu akan menjadi tanda bagi supervaisor bahwa ada
masaalh yang terjadi.Dua metode pengukuran yang digunakan untuk mengkaji
pencapaian tujuan-tujuan keperawatan adalah analisa tugas dan control kualitas. Pada
analisa tugas kepala perawata melihat gerakan-gerakan, tindakan-tindakan dan
prosedur-prosedur yang tersusun dalam pedoman tertulis, jadwal-jadwal, aturan-
aturan, catatan-catatan dan anggaran. Hal ini adalah suatu studi tentang proses
pelayanan keperawatan yang diberikan. Hal tersebut hanya mengukur dukungan fisik
saja, dan secara relaif beberapa alat digunakan untuk analisa tugas dalam
keperawatan. Pada kualitas control kepala perawat dihadapkan pada pengukuran
kualitas dan akibat-akibat dari pelayanan keperawatan. Melakisme atau model-model
pelaksanaan telah dikembangkan oleh American Nurses’Association (ANA), the Joint
Comission on Accreditation of Healthcare Organization (JCAHO) dan lain-lain.
Banyak teknik-teknik jaminan kualitas mengacu pada audit.

Step 4. Memperbaiki tindakan. Seorang supervisor harus bisa menemukan penyebab


terjadinya penyimpangan tindakan dengan standar yang telah ditentukan, kemudian
setelah itu, dia mengambil tindakan untuk memperbaiki dan meminimalisir penyebab
tersebut .Jika supervisor melihat bahwa perbaikan yang telah dilakukannya itu
kembali menjadi sebuah penyimpangan maka supervisor dapat mengambil tindakan
untuk memperbaiki akar dari permasalahannya dengan menentukan bagaimana dan
kenapa performance kerja karyawan mengalami penyimpangan dan mengoreksi
sumber penyebab penyimpangan tersebut.Melakukan perbaikan kerja secepat
mungkin merupakan hal yang sangat efisien karena bagaimanapun juga perbaikan
tindakan harus berdasarkan kepada akan permasalahnya sehingga akan menjadi lebih
efektif dalam memecahkan masalah.

BAB III
KESIMPULAN

Pengontrolan atau pengevaluasian adalah suatu fungsi yang terus menerus


dari manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, dan
pengarahan aktifitas.Melalui proses ini standar dibuat dan kemudian digunakan,
diikuti oleh umpan balik yang menimbulkan perbaikan.Proses ini dipertahankan
kelangsunagnnya.
Setiap manajer perawat harus mempunyai rencana kontrol master yang
menggunakan semua standar yang berhubungan dengan tindakan.Rencana ini dapat
digunakan untuk mendaaptkan umpan balik yang cepat dan memenuhi tujuan-tujuan
dari control yang dibuat untuk unit, bagian, atau divisi.Rencana akan menguji hasil,
memberikan instruksi-instruksi serta penggunaan prinsip-prinsip dari keseragaman,
perbandingan dan pengecualian.
Kontrol-kontrol termasuk kebijakan –kebijakan, atauran-aturan, prosedur-
prosedur, kontrol diri atau pengaturan diri, disiplin, ronde-ronde, laporan, audit, alat-
alat evaluasi, analisis tugas, dan kontrol kualitas.Semuanya harus menunjukan sifat
dari kegiatan dan melihat ke masa depan, objektif, fleksibel, ekonomis, dan dapat
dimengerti.Dapat menimbulkan kegiatan yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Marriner.Ann.1991.Guide to Nursing Management.St.Louis:Mosby year book


Monica, Elaine L. 1998. Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: pendekatan
Berdasarkan Pengalaman.Jakarta:EGC
Muninjaya.A.A.Gde.1999.Manajemen Kesehatan.Jakarta:EGC
Swansburg, Russel C. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai