Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)


STASE ANAK DI RUANG BAYI
RUMAH SAKIT MOCH. ANSARI SALEH

OLEH :
ELY PURNAMA
19149011100021

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHAP PROFESI NERS
TAHUN 2019-2020
LAPORAN PENDAHULUAN BBLR

Definisi:
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang usia kehamilan. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan (<37 minggu) atau pada bayi
cukup bulan (intrauterine growth restriction). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang
mampu meredam tekanan lingkungan yang baru sehingga dapat mengakibatkan terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat menggangu kelangsungan hidupnya (Pudjiadi, dkk.,
2010).

Etiologi

Faktor ibu Faktor plasenta Faktor janin

BBLR

Jaringan lemak sub kutan Fungsi organ belum baik: Otak


Prematuritas
lebih tipis

Imaturitas sentrum vital


Penurunan daya tahan
Kehilangan panas melalui
Regulasi pernapasan
kulit
Resiko infeksi
Pernapasa periodik

Hipotermi
Pernapasan biot
Manifestasi Klinis Pantiawati, I. (2010)
a. Berat kurang dari 2500 gram Pola napas tidak efektif
b. Panjang kurang dari 45 cm
Etiologi Pantiawati, I. (2010)
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm
a. Faktor ibu
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm Yaitu seperti penyakit kehamilan, infeksi
e. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang menular seksual, dan penyalahgunaan
f. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu obat, merokok, konsumsi alkohol.
b. Faktor janin Faktor janin meliputi :
g. Kepala lebih besar
kelainan kromosom, infeksi janin kronik
h. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang (inklusi sitomegali, rubella bawaan),
i. Tulang rawan daun telinga belum sempurna gawat janin, dan kehamilan kembar.
c. Faktor plasenta Faktor plasenta
pertumbuhannya
disebabkan oleh : hidramnion, plasenta
j. Otot hipotonik lemah merupakan otot yang tidak ada previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi
gerakan aktif pada lengan dan sikunya bayi kembar (sindrom parabiotik),
ketuban pecah dini.
k. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea
d. Faktor lingkungan Lingkungan yang
l. Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut/ kaki fleksi-lurus, berpengaruh antara lain : tempat tinggal di
tumit mengkilap, telapak kaki halus. dataran tinggi, terkena radiasi, serta
m. Kepala tidak mampu tegak, fungsi syaraf yang belum atau terpapar zat beracun.

tidak efektif dan tangisnya lemah.


n. Pernapasan 40 – 50 kali/ menit dan nadi 100-140 kali/ menit
Pola nafas tidak efektif Hipotermi berhubungan Resiko infeksi berhubungan
berhubungan dengan maturitas dengan kontrol suhu yang dengan pertahanan imunologis
pusat pernafasan, keterbatasan imatur dan penurunan lemak yang kurang
perkembangan otot, penurunan tubuh subkutan.
energi/kelelahan, NIC:
ketidakseimbangan metabolik. NIC: Suhu dalam rentang normal 36-
Kulit hangat, Sianosis (-), 37C, Tidak ada tanda-tanda
NIC: Ekstremitas hangat, Suhu infeksi (kemerahan/nanah)
RR 30-60 x/mnt, Spo2 diatas dalam rentang normal 36-37C pada umbilikus, Leukosit
93%, Sianosis (-), Sesak (-), 5.000-10.000
Ronchi ( - ), Whezing (-)

NOC: NOC: NOC:


a. Observasi pola Nafas. a. Observasi tanda-tanda a. Kaji tanda-tanda infeksi.
b. Observasi frekuensi dan vital. b. Isolasi bayi dengan bayi
bunyi nafas b. Tempatkan bayi pada lain.
c. Observasi adanya sianosis. incubator. c. Cuci tangan sebelum dan
d. Monitor dengan teliti hasil c. Awasi dan atur control sesudah kontak dengan
pemeriksaan gas darah. temperature dalam bayi.
e. Tempatkan kepala pada incubator sesuai d. Gunakan masker setiap
posisi hiperekstensi. kebutuhan. kontak dengan bayi.
f. Beri O2 sesuai program d. Monitor tanda-tanda e. Cegah kontak dengan
dokter Hipertermi. orang yang terinfeksi.
g. Observasi respon bayi e. Hindari bayi dari f. Pastikan semua perawatan
terhadap ventilator dan pengaruh yang dapat yang kontak dengan bayi
terapi O2. menurunkan suhu tubuh. dalam keadaan
h. Atur ventilasi ruangan f. Ganti pakaian setiap bersih/steril.
tempat perawatan klien. basah g. Kolaborasi dengan dokter.
i. Kolaborasi dengan tenaga g. Observasi adanya h. Berikan antibiotic sesuai
medis lainnya sianosis. program.

Pemeriksaan Penunjang : Penatalaksanaan


Menurut Pantiawati (2010) Pemeriksaan penunjang yang
dapat dilakukan antara lain Penanganan dan perawatan pada
a. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang bayi dengan berat badan lahir
rendah menurut Proverawati
menggambarkan reflek dan maturitas fisik untuk menilai
(2010), dapat dilakukan
reflek pada bayi tersebut untuk mengetahui apakah bayi itu tindakan sebagai berikut:
prematuritas atau maturitas a. Mempertahankan suhu tubuh
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan bayi
merupakan tes pada ibu yang melahirkan bayi dengan b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
berat kurang yang lupa mens terakhirnya. c. Pencegahan Infeksi.
c. Darah rutin, glokosa darah, kalau perlu dan tersedia d. Penimbangan Ketat
e. Pantau adanya ikterus
faslitas diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
f. Pertahankan pernapasan
d. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen g. Pantau tanda hipoglikemi
untuk melihat bayi lahir tersebut diperlukan pada bayi lahir
dengan umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8
Daftar Pustaka
jam atau dapat atau diperkirakan akan terjadi sindrom
gawat nafas.
Butcher, Howard, Bulechek, Gloria, Dochterman, Joanne and Wagner, Cheryl.
.2018. Nursing Interventions Classifications (NIC). 7th Edition.
Singapore: Elsevier Inc.
Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. Edisi. 11. Jakarta: EGC.
Moorhed, Sue, Swanson, Elizabeth, Johnson, Marion and L. Maas, Meridean.
2018. Nursing Outcomes Classifications (NOC). 6th Edition.
Singapore: Elsevier Inc.
Pantiawati, I. (2010). Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah. Yogyakarta:
Nuha Medika
Proverawati, A., Ismawati, C. (2010). Berat Badan Lahir Rendah.
Yogyakarta: Nuha Medika
Pudjiadi Antonius, H., Hegar Badriul, dkk. (2010). Pedoman Pelayanan
Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.Jakarta: IDAI

Banjarmasin, 2 Januari 2020


Preseptor Akademik, Ners Muda,

(Mariani, Ns., M.Kep) (Ely Purnama, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai