Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN BBLN PADA BY.

H DENGAN DIAGNOSA
NEONATORIUM HIPERBILIRUBINEMIA DI RUANG PERINATOLOGI
RSU MITRA ANUGRAH LESTARI

OLEH :
MUHAMAD OPI HAFIIZH
2350321108

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
2023

Rumah Sakit Tanggal: Nilai Tanggal: Nilai Rata-rata

RSU Mitra Paraf CI Paraf Dosen


Anugrah
Lestrati
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR

ASUHAN KEPERAWATAN BBLN PADA BY. H USIA 7 HARI


DI RUANG PERINATOLOGI RSU MITRA ANUGRAH LESTARI

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Nama Bayi : By. H
Umur bayi : 7 Hari
Tgl/Jam lahir : 22 Maret 2024 / 06.55 WIB
Jenis kelamin : Perempuan
No.RM : 186973

Nama Orang Tua


Nama Ibu : Ny. Y Nama Ayah : Tn. S
Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun
Suku/ kebangsaan : Sunda / WNI Suku/ kebangsaan : Sunda / WNI
Agama : Islam Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Karyawan
Alamat Rumah : Cimahi Alamat Rumah : Cimahi

B. STATUS KESEHATAN
Riwayat penyakit kehamilan:
Tidak ada penyakit selama masa kehamilan
Riwayat Persalinan Sekarang
Jenis persalinan : Partus Spontan
Ditolong oleh : Bidan
Lama Persalinan : Tidak terkaji
Kala I : Tidak terkaji
Kala II : Tidak terkaji
Ketuban pecah : Spontan / Amniotomy Lamanya: Tidak terkaji
Warna : Tidak terkaji
Bau/ tidak : Tidak terkaji
Jumlah : Tidak terkaji
Komplikasi Persalinan :
Ibu : Tidak ada
Bayi : Tidak ada

C. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan bayi baru lahir:
1. Nilai Apgar: 1-5’ :7
5-10’ : 9
2. Ukuran antopometrik:
-BB : 3480 gram
-TB : 48 cm
-Lingkar kepala : Tidak terkaji
-Lingkar dada : Tidak terkaji
-Lingkar abdomen : Tidak terkaji
3. Tanda-tanda vital :
-SPO2 : 96%
-Nadi : 118x/menit
-RR : 32x/menit
-Suhu : 37.2oC
1. Kepala
Ubun-ubun belum menutup, tidak ada kelainan (meningeal / hydrocephalus), rambut hitam
bersih, tidak ada lesi
2. Mata
Mata simetris, refleks terhadap cahaya merah (+), Sclera ikterik, konjungtiva tidak anemis,
tidak terdapat tanda-tanda infeksi, tidak terdapat edema di sekitar mata.
3. Telinga
Letak telinga simetris, telinga tampak bersih, posisi pina sejajar, adanya kartilago, reflek
moro (+)
4. Hidung
Letak simetris, hidung tampak bersih, tidak terdapat secret, PCH tidak ada
5. Mulut
Bibir tampak merah muda, lidah tampak bersih, pengeluaran air liur normal, refleks hisap
lemah, tidak terdapat kelainan pada area mulut, neonatal teets (-), reflek rooting (+), reflek
sucking (+), reflek swallowing (+).
6. Leher
Bentuk leher normal, leher tampak bersih, ROM normal, tidak terdapat pembesaran
kelenjar, tidak terdapat kelainan, tidak terdapat fraktur clavical.
7. Dada
Lingkar dada 32 cm, suara jantung normal, tidak tedapat pembesaran mamae, tidak terdapat
rektaksi dada.
8. Abdomen
Lingkar perut atau abdomen 31 cm, abdomen tampak bulat, turgor kulit normal, tidak
terdapat kelainan umbilical (hernia), keadaan umbilical basah.
9. Lengan
Tampak bersih, lingkar lengan 8 cm, kuku, reflek moro (+), reflek genggam(+), tidak
terdapat kelainan.
10. Pinggul dan Bokong
Bentuk punggung normal, terdapat bercak biru, tidak terdapat dislokasi pinggul, tidak
terdapat adanya kelainan.
11. Genetalia
Tidak ada lesi, tidak ada ruam kemerahan, kekuatan saat BAK normal dan aliran urine
lancar.
12. Anus
Terdapat lubang anus, tidak terdapat kelainan pada anus, tidak terdapat kemerahan atau
ruam sekitar anus, adanya pengeluaran mekonium.
13. Tungkai dan Kaki
Pergerakan normal, jumlah jari tangan dan kaki 5 jari, tidak terdapat kelainan seperti
clubfoot, tungkai fleksi, kuku, refleks-refleks normal (gracp, placing with drawl, crossed
extention, stepping)
14. Kulit
Kulit tampak ikterik, tekstur kulit kering, terdapat
C. DATA PENUNJANG
Tanggal Pemeriksaan: 28 Maret 2024
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Bayi Anak
KIMIA
Bilirubin Total 14.6 1 Day < 88 <2 >1 Month 0.2- 1 mg/dl
Week 0.1 –11.7 < Child : < 0.9
Bilirubin Direk 0.75 mg/dl
1.2 < 0 – 0.3
Bilirubin Indirek 13.85

II. ASUHAN KEPERAWATAN


1. Analisa Data

No. Data Menyimpang Etiologi (Pathway) Masalah


1. DS: - Proses persalinan spontan Resiko Hipotermia
DO:
1. BB saat lahir : 2710
gram BBLN
2. PB : 48 cm
3. LK : 33 cm
4. LD : 32 cm Perubahan suhu tubuh dari intra ke ekstra
5. LP : 31 cm
6. S : 36,5 oC
7. SPO2 : 96% Proses adaptasi
8. N : 151 x/m
9. RR : 62x/m
10. Tampak menggigil Jaringan lemak tipis

Resiko Hipotermia
2 DS : - Proses persalinan spontan Resiko Infeksi
DO : BBLN
1. Terdapat potongan tali
pusat yang belum
kering Perubahan suhu tubuh dari intra ke ekstra
2. Tampak ruam pada
kulit
Proses adaptasi

Pemotongan tali pusat, petahanan daya tahan


tubuh belum adekuat

Resiko Infeksi

2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko Infeksi (D.0142) d.d Ketidakadekuatan Pertahanan Tubuh Primer
b. Risiko Hipotermia (D.0140) d.d Bayi Baru Lahir
3. Rencana Tindakan Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Perencanaan Tindakan Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Risiko Infeksi (D.0142) d.d Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi 1. Memantau
Ketidakadekuatan Pertahanan intervensi (I.14539) tanda dan gejala
Tubuh Primer keperawatan selama Observasi infeksi lokal
3 x 24 jam, maka 1. Monitor tanda dan dan sistemik
tingkat infeksi gejala infeksi lokal secara teratur
menurun, dengan dan sistemik untuk
kriteria hasil: Terapeutik mendeteksi
1. Demam 1. Batasi jumlah adanya infeksi
menurun pengunjung sejak dini.
2. Kemerahan 2. Berikan perawatan 2. Mengurangi
menurun kulit pada area edema risiko penularan
3. Nyeri menurun 3. Cuci tangan sebelum dengan
4. Bengkak dan sesudah kontak membatasi
menurun dengan pasien dan jumlah
lingkungan pasien pengunjung.
4. Pertahankan teknik 3. Merawat kulit
aseptik pada pasien pada area
berisiko tinggi edema untuk
Edukasi mencegah
1. Jelaskan tanda dan terbentuknya
gejala infeksi luka dan
2. Ajarkan cara mencuci infeksi.
tangan dengan benar 4. Menjaga
3. Ajarkan etika batuk kebersihan
4. Ajarkan cara dengan mencuci
memeriksa kondisi tangan sebelum
luka atau luka operasi dan sesudah
5. Anjurkan kontak dengan
meningkatkan asupan pasien dan
nutrisi lingkungan
6. Anjurkan pasien.
meningkatkan asupan 5. Memastikan
cairan teknik aseptic
Kolaborasi pada pasien
1. Kolaborasi pemberian berisiko tinggi
imunisasi, jika perlu untuk
mencegah
infeksi.
2. Risiko Hipotermia (D.0140) Setelah dilakukan Manajemen Hipotermia 1. Mencegah
d.d Bayi Baru Lahir intervensi (I.14507) penurunan suhu
keperawatan selama Observasi tubuh pasien
1 x 24 jam, maka 1. Monitor suhu tubuh lebih lanjut
termoregulasi 2. Identifikasi penyebab 2. Mengobati
membaik, dengan hipotermia (mis: hipotermia
kriteria hasil: terpapar suhu sesuai dengan
1. Menggigil lingkungan rendah, tingkat
menurun pakaian tipis, keparahannya
2. Suhu tubuh kerusakan 3. Mengembalikan
membaik hipotalamus, suhu tubuh
3. Suhu kulit penurunan laju pasien ke dalam
membaik metabolisme, kisaran normal
untuk menjaga
kekurangan lemak fungsi tubuh
subkutan) yang optimal
3. Monitor tanda dan
gejala akibat
hipotermia (mis:
hipotermia ringan:
takipnea, disartria,
menggigil, hipertensi,
diuresis; hipotermia
sedang: aritmia,
hipotensi, apatis,
koagulopati, refleks
menurun; hipotermia
berat: oliguria, refleks
menghilang, edema
paru, asam-basa
abnormal)
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan
yang hangat (mis: atur
suhu ruangan,
inkubator)
2. Ganti pakaian
dan/atau linen yang
basah
3. Lakukan
penghangatan pasif
(mis: selimut,
menutup kepala,
pakaian tebal)
4. Lakukan
penghangatan aktif
eksternal (mis:
kompres hangat, botol
hangat, selimut
hangat, perawatan
metode kangguru)
5. Lakukan
penghangatan aktif
internal (mis: infus
cairan hangat, oksigen
hangat, lavase
peritoneal dengan
cairan hangat)

4. Implementasi dan Evaluasi


No. Diagnosa Waktu & Implementasi Evaluasi Paraf &
Keperawatan Tanggal Keperawatan Keperawatan Nama
1. Resiko Infeksi 1. Memonitor tanda dan gejala S:
infeksi lokal dan sistemik • Tidak terkaji
R: Tampak ruam pada kulit O:
dan reflek hisap lemah • Ruam pada
2. Membatasi jumlah kulit masih
pengunjung tampak
R: Hanya satu orang tua • Reflek hisap
klien yang diperbolehkan lemah
masuk (ayah/ibu) • RR: 63
3. Mencuci tangan sebelum x/menit
dan sesudah kontak dengan • T: 36.5℃
pasien dan lingkungan • N: 126
pasien x/menit
R: Mencuci tangan sebelum
• SpO2: 96%
dan sesudah melakukan A:
tindakan pada klien
• Resiko infeksi
4. Melaskan tanda dan gejala
belum teratasi
infeksi
P:
R: Menjelaskan tanda
• Intervensi
gejala infeksi pada ibu klien
dilanjutkan
5. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
R: Menganjurkan ibu
memberi ASI ekslusif pada
klien
1. Memonitor tanda dan gejala S:
infeksi lokal dan sistemik • Tidak terkaji
R: Tampak ruam pada kulit, O:
reflek hisap membaik • Ruam pada
2. Membatasi jumlah kulit masih
pengunjung tampak
R: Hanya satu orang tua • Reflek hisap
klien yang diperbolehkan membaik
masuk (ayah/ibu) • RR: 60
3. Mencuci tangan sebelum x/menit
dan sesudah kontak dengan • T: 36.9℃
pasien dan lingkungan • N: 113
pasien x/menit
R: Mencuci tangan sebelum
• SpO2: 98%
dan sesudah melakukan
A:
tindakan pada klien
• Resiko infeksi
4. Melaskan tanda dan gejala
teratasi
infeksi
sebagian
R: Menjelaskan tanda
P:
gejala infeksi pada ibu klien
• Intervensi
5. Anjurkan meningkatkan
dilanjutkan
asupan nutrisi
R: Menganjurkan ibu
memberi ASI ekslusif pada
klien
1. Memonitor tanda dan gejala S:
infeksi lokal dan sistemik • Tidak terkaji
R: Tampak ruam pada kulit O:
2. Membatasi jumlah • Ruam pada
pengunjung kulit membaik
R: Hanya satu orang tua • Reflek hisap
klien yang diperbolehkan kuat
masuk (ayah/ibu) • RR: 57
x/menit
3. Mencuci tangan sebelum • T: 36.6℃
dan sesudah kontak dengan • N: 117
pasien dan lingkungan x/menit
pasien • SpO2: 99%
R: Mencuci tangan sebelum A:
dan sesudah melakukan • Resiko infeksi
tindakan pada klien teratasi
4. Melaskan tanda dan gejala P:
infeksi • Intervensi
R: Menjelaskan tanda dihentikan
gejala infeksi pada ibu klien
5. Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
R: Menganjurkan ibu
memberi ASI ekslusif pada
klien
2. Resiko 1. Memonitor suhu tubuh S:
Hipotermia R: Suhu tubuh klien 36.5℃ • Tidak terkaji
2. Mengidentifikasi penyebab O:
hipotermia (mis: terpapar • Akral dingin
suhu lingkungan rendah, • RR: 60
pakaian tipis, kerusakan x/menit
hipotalamus, penurunan • T: 36.5℃
laju metabolisme, • N: 126
kekurangan lemak x/menit
subkutan) • SpO2: 96%
R: Terpapar suhu A:
lingkungan yang rendah
• Resiko
3. Memonitor tanda dan gejala
hipotermi
akibat hipotermia (mis:
belum teratasi
hipotermia ringan:
P:
takipnea, disartria,
• Intervensi
menggigil, hipertensi,
dilanjutkan
diuresis; hipotermia
sedang: aritmia, hipotensi,
apatis, koagulopati, refleks
menurun; hipotermia berat:
oliguria, refleks
menghilang, edema paru,
asam-basa abnormal)
R: Akral dingin
4. Mengganti pakaian atau
linen yang basah
R: Rutin melakukan
pengecekan pampers dan
linen klien
5. Melakukan penghangatan
pasif
R: Memberikan selimut,
pakaian, kupluk, sarung
tangan, kaos kaki dan kain
bedong pada klien

1. Memonitor suhu tubuh S:


R: Suhu tubuh klien 36.9℃ • Tidak terkaji
2. Memonitor tanda dan gejala O:
akibat hipotermia (mis: • Akral hangat
hipotermia ringan: • RR: 57
takipnea, disartria, x/menit
menggigil, hipertensi, • T: 36.9℃
diuresis; hipotermia • N: 126
sedang: aritmia, hipotensi, x/menit
apatis, koagulopati, refleks • SpO2: 96%
menurun; hipotermia berat: A:
oliguria, refleks
• Resiko
menghilang, edema paru,
hipotermi
asam-basa abnormal)
teratasi
R: Suhu tubuh dan suhu
P:
kulit membaik
• Intervensi
3. Mengganti pakaian atau
dihentikan
linen yang basah
R: Mengganti pampers
klien
4. Melakukan penghangatan
pasif
R: Memberikan selimut,
pakaian, kupluk, sarung
tangan, kaos kaki dan kain
bedong pada klien

Anda mungkin juga menyukai