Anda di halaman 1dari 42

7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Asuhan Keperawatan Keputusasaan

2.1.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan merupakan salah satu dari komponen

proses keperawatan yang dilakukan oleh perawat dalam menggali

permasalahan dari pasien meliputi pengumpulan data tentang status

kesehatan pasien secara sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan

berkesinambungan (Muttaqin, 2015). Pengkajian digunakan untuk

mengenali dan mengidentifikasikan masalah kebutuhan kesehatan klien

serta keperawatan klien baik fisik, mental, social, dan lingkungan.

Pengkajian ini berisi:

2.1.1 Identitas

1. Identitas klien yang menjadi dasar pengkajian meliputi: nama,

umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, alamat,

diagnosis medis, tanggal masuk, dan tanggal pengkajian.

2. Identitas penanggung jawab meliputi: nama, umur, jenis

kelamin, pendidikan, alamat, hubungan dengan klien dan

sumber biaya.
8

2.1.1.2 PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN


KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat.

1. Identitas

a. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan

Klien tentang : nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan

klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.

b. Usia dan No RM Lihat RM

c. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.

2. Alasan Masuk

Tanyakan kepada klien / keluarga:

a. Apa yang menyebabkan klien / keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini ?

b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?

c. Bagaimana hasilnya ?

3. Faktor Predisposisi

a. Tanyakan kepada Klien / keluarga apakah klien pernah mengalami

gangguan jiwa dimasa lalu, bila ya beri tanda " V " pada kotak " ya

" dan bila tidak beri tanda " V " pada kotak " tidak ".

b. Apabila pada poin 1 " ya " maka tanyakan bagaimana hasil

pengobatan sebelumnya apabila dia dapat beradaptasi di

masyarakat tanpa gejala - gejala gangguan jiwa maka beri tanda "

V " pada kotak " berhasil " apabila dia dapat beradaptasi tapi masih
9

ada gejala - gejala sisa maka beri tanda " V " pada kotak " kurang

berhasil " apabila tidah ada kemajuan atau gejala - gejala

bertambah atau menetap maka beri tanda " V " pada kotak " tidak

berhasil ".

c. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau

mengalami dan atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual,

penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan

kriminal, beri tanda " V " sesuai dengan penjelasan klien / keluarga

apakah klien sebagai pelaku dan atau korban, dan atau saksi, maka

beri tanda " V " pada kotak pertama, isi usia saat kejadian pada

kotak ke dua. Jika klien pernah sebagai pelaku dan korban dan

saksi ( 2 atau lebih ) tuliskan pada penjelasan.

1) Beri penjelasan secara singkat dan jelas tentang kejadian yang

dialami klien terkait No. 1,2,3.

2) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

d. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga

Iainnya yang mengalami gangguan jiwa, jika ada beri tanda " V "

pada kotak " ya " dan jika tidak beri tanda " V " pada kotak " tidak

".Apabila ada anggota keluarga lama yang mengalami gangguan

jiwa maka tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota

keluarga tersebut. Tanyakan apa gejala yang dialami serta riwayat

pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota

keluarga tersebut.
10

e. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak

menyenangkan (kegagalan, kehilangan/ perpisahan/ kematian,

trauma selama tumbuh kembang) Yang pernah dialami klien pada

masa lalu.

4. Fisik

Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ;

a. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu,

pernapasan klien.

b. Ukur tinggi badan dan berat badan klien.

c. Tanyakan kepada klien/keluarga, apakah ada keluhan fisik yang

dirasakan oleh klien, bila ada beri tanda " V " di kotak " ya " dan bila "

tidak " beri tanda " V " pada kotak tidak.

d. Kaji Iebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan

keluhan yang ada.

e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada

5. Psikososial

a. Genogram

1) Buatlah genogram minimal tiga gcncrasi yang dapat

menggambarkan hubungan klien dan keluarga. contoh


11

= perempuan

= laki-laki

= cerai/putus hubungan

= meninggal

= orang yang tinggal serumah

= orang yang terdekat

= klien

= umur klien
45
= hamil
47

2) Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan

keputusan dan pola asuh.

3) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

2. Konsep diri

a. Gambaran diri

1) Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang

disukai dan tidak disukai.

b. Identitas diri, tanyakan tentang

1) Status dan posisi klien sebelum dirawat.

2) Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat

kerja, keompok).
12

3) Kepuasan klien sebagai laki-Iaki/perempuan.

c. Peran: Tanyakan,

1) Tugas/ peran yang diemban dalam keluarga/kelompok/ masyarakat

2) Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas/ peran tersebut

d. Ideal diri : Tanyakan,

1) Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas/peran.

2) Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat

kerja, masyarakat)

3) Harapan klien terhadap penyakitnya

e. Harga diri : Tanyakan,

1) Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2 a, b,

c, d.

2) Penilaian/ penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya.

f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

3. Hubungan sosial

a. Tanyakan pada klien siapa orang yang berarti dalam kehidupannya,

tempat

mengadu, tempat bicara, minta bantuan atau sokongan.

b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalarn

masyarakat.

c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok

dimasyarakat. d Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

4. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang:


13

1) Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan

norma budaya dan agama yang dianut.

2) Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jiwa.

b. Kegiatan ibadah : Tanyakan:

1) Kegiatan ibadah dirumah secara individu dan kelompok.

2) Pendapat klien/ keluarga tentang kegiatan ibadah.

c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data

6. Status Mental

Beri tanda " V " pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu

a. Penampilan.

1) Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga

2) Penampilan tidak rapih jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada

yang tidak rapih. Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak

tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.

3) Penggunaan pakaian tidak sesuai misalnya : pakaian dalam, dipakai

a) diluar baju.

4) Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika. penggunaan pakaian

tidak tepat (waktu, tempat, identitas, situasi/ kondisi).

a) Jelaskann hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain

yang tidak tercantum.

5) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

b. Pembicaraan

1) Amati pembicaraan yang ditemukan pada klien, apakah cepat, keras,

2) gagap, membisu, apatis dan atau lambat


14

3) Bila pembicaraan berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat

yang tak ada kaitannya beri tanda " V " pada kotak

inkoheren.

4) Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.

5) Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

c. Aktivitas motorik

Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/ keluarga.

a. Lesu, tegang, gelisah sudah jelas.

b. Agitasi = gerakan motorik yang menunjukkan kegelisahan,

c. Tik = gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol.

d. Grimasen = gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak

dapat

1. dikontrol klien.

e. e. Tremor = jari- jari yang tampak gemetar ketika klien

menjulurkan

f. tangan dan merentangkan jari-jari.

3. Kompulsif = kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan

seperti

a. berulang kali mencuci tangan, mencuci muka, mandi,

mengeringkan tangan dan sebagainya

4. Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang

tidak tercantum.

5. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.


15

a. Alam perasaan.

6. Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga.

7. Sedih, putus asa, gembira yang berlebihan sudah jelas

8. Ketakutan = objek yang ditakuti sudah jelas.

9. Khawatir = objeknya belum jelas.

10. Jelaskan kondisi klien yang tidak tercantum.

11. Masalah keperawatan ditulis sesuai data.

a. Afek

12. Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat/keluarga.

a. Datar = tidak ada perubahan roman muka pada saat ada

stimulus yang

i. menyenangkan atau menyedihkan.

b. Tumpul = hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang

kuat.

c. Labil = emosi yang cepat berubah-ubah.

d. Tidak sesuai = emosi yang tidak sesuai atau

bertentangan dengan stimulus yang ada.

e. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.

f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data.

g. lnteraksi selama wawancara

13. Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dan observasi

perawat dan keluarga


16

14. a Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah

jelas.

15. Kontak mata kurang - tidak mau menatap lawan bicara.

16. Defensif - selalu berusaha mempertahankan pendapat dan

kebenaran

a. dirinya.

17. Curiga - menunjukan sikap/ perasaan tidak percaya pada orang

lain

18. Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum.

19. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

a. Persepsi.

b. Jenis-jenis halusinasi sudah jelas, kecuali penghidu

sama dengan penciuman.

c. Jelaskan isi halusinasi, frekuensi, gejala yang tampak

pada saat klien

d. berhalusinasi.

e. Masalah keperawatan sesuai dengan data

f. Proses pikir

20. Data diperoleh dari observasi dan saat wawancara

a. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi

sampai pada tujuan pembicaraan.


17

b. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak

sampai pada tujuan.

c. Kehilangan asosiasi : pembicaraan tak ada hubungan

antara satu kalimat dengan kalitnat lainnya, dan klien

tidak menyadarinya.

d. Flight of ideas : pembicaraan.yang meloncat dari satu

topik ke topik lainnya, masih ada hubungan yang tidak

logis dan tidak sampai pada tujuan.

e. Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan

eksternal kemudian dilanjutkan kembali.

f. Perseverasi : pembicaraan yang diulang berkali-kali.

g. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat

wawancara.

h. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

i. lsi pikir.

21. Data didapatkan melalui wawancara.

22. Obsesi : pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha

menghilangkannya.

23. Phobia : ketakutan yang phatologis/ tidak logis terhadap objek/

situasi tertentu.

24. Hipokondria : keyakinan terhadap adanya gangguan organ

dalam tubuh yang sebenarnya tidak ada.


18

25. Depersonalisasi : perasaan klien yang asing terhadap diri

sendiri, orang atau lingkungan.

26. Ide yang terkait : keyakinan klien terhadap kejadian yang

terjadi lingkungan yang bermakna dan terkait pada dirinya.

27. Pikiran magis : keyakinan klien tentang kemampuannya

melakukan hal-hal yang mustahil/ diluar kemampuannya.

28. Waham.

29. Agama : keyakinan klien terhadap suatu agama secara

berlebihan dan diucapkan secara berulang tetapt tidak sesuai

dengan kenyataan.

30. Somatik : klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan

dikatakan secara berulang yang tidak sesuai dengan kenyataan.

31. Kebesaran : klien mempunyai keyakinan yang berlebihan

terhadap kemampuannya yang disampaikan secara berulang

yang tidak sesuai dengan kenyataan.

32. Curiga : klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau

kelompok yang berusaha merugikan atau mencederai dirinya

yang disampaikan secara berulang dan tidak sesuai dengan

kenyataan.

33. Nihilistik : klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/

meninggal yang dinyatakan secara berulang yang tidak sesuai

dengan kenyataan.

34. Waham yang bizar


19

35. Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang

disisipkan didalam pikiran yang disampaikan secara berulang

dan tidak sesuai dengan kenyataan.

36. siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang

dia pikirkan walaupun dia tidak menyatakan kepada orang

tersebut yang dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai

dengan kenyataan.

37. Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan

dari luar.

38. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara.

39. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

a. Tingkat kesadaran

40. Data tentang bingung dan sedasi diperoleh melalui wawancara

dan observasi, stupor diperoleh melalui observasi, orientasi

klien (waktu, tempat, orang) diperoleh melalui wawancara

a. Bingung . tampak bingung dan kacau.

41. Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar/

tidak sadar.

42. Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gcrakan-gerakan

yang diulang, anggota tubuh klien dapat dikatakan dalam sikap


20

canggung dan dipertahankan klien, tapi klien mengerti semua

yang terjadi dilingkungan.

43. Orientasi waktu, tempat, orang jelas

44. Jelaskan data objektif dan subjektif yang terkait hal-hal diatas.

45. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

46. Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara

a. Memori.

47. Data diperoleh melalui wawancara

a. Gangguan daya ingat jangka panjang : tidak dapat

mengingat kejadian yang terjadi lebih dari satu bulan

b. Gangguan daya ingat jangka pendek : tidak dapat

mengingat kejadian yang terjadi dalam minggu terakhir.

c. Gangguan daya ingat saat ini : tidak dapat mengingat

kejadian yang baru saja terjadi.

d. Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan

kenyataan dengan memasukan cerita yang tidak benar

untuk menutupi gangguan daya ingatnya.

e. Jelaskan sesuai dengan data terkait.

f. Masalah keperawatan sesuai dengan data

g. Tingkat konsentrasi dan berhitung

48. Data diperoleh melalui wawancara


21

a. Mudah dialihkan : perhatian klien mudah berganti dari

satu objek ke objek lain.

b. Tidak mampu berkonsentrasi : klien selalu minta agar

pertanyaan diulang/ tidak dapat menjelaskan kembali

pembicaraan.

c. Tidak mampu berhitung : tidak dapat melakukan

penambahan/ pengurangan pada benda-benda nyata.

d. Jelaskan sesuai dengan data terkait.

e. Masalah keperawatan sesuai data.

f. Kemampuan penilaian

g. Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat

mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan

orang lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien

untuk memilih mandi dulu sebelum makan atau makan

dulu sebelum mandi. Jika diberi penjelasan, klien dapat

mengambil keputusan.

h. Gangguan kemampuan penilaian bermakna : tidak

mampu mengambil keputusan walaupun dibantu orang

lain. Contoh : berikan kesempatan pada klien untuk

memilih mandi dulu sebelum makan atau makan dulu

sebelum mandi. Jika diberi penjelasan klien masih tidak

mampu mengambil keputusan.

i. Jelaskan sesuai dengan data terkait.


22

j. Masalah keperawatan sesuai dengan data.

k. Daya tilik diri

49. Data diperoleh melalui wawancara

a. Mengingkari penyakit yang diderita : tidak menyadari

gejala penyakit (perubahan fisik, emosi) pada dirinya

dan merasa tidak perlu pertolongan

b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya : menyalahkan

orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat

orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat

ini.

c. Jelaskan dengan data terkait.

50. d Masalah keperawatan sesuai dengan data

VII. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, jumlah, variasi, macam

(suka/ tidak suka/ pantang) dan cara makan.

b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat

makan.
23

2. BAB/BAK,

Observasi kemampuan klien untuk BAB / BAK.

- Pergi, menggunakan dan membersihkan WC

- Membersihkan diri dan merapikan pakaian

3. Mandi

a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi,

cuci rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut)

b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan.

4. Berpakaian

a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan

mengenakan pakaian dan alas kaki.

b. Observasi penampilan dandanan klien.

c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.

d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien: mengambil,

memilih dan mengenakan pakaian.

5. lstirahat dan tidur

Observasi dan tanyakan tentang:

- Lama dan waktu tidur siang / tidur malam

- Persiapan sebelum tidur seperti: menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa.
24

- Kegiatan sesudah tidur, seperti: merapikan tempat tidur, mandi/ cuci

muka dan menyikat gigi.

6. Penggunaan obat

Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:

- Penggunaan obat: frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara.

- Reaksi obat.

7. Pemeliharaan kesehatan

Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang:

- Apa, bagaimana, kapan dan kemana, perawatan dan pengobatan lanjut.

- Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, institusi

dan lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya.

8. Kegiatan di dalam rumah

Tanyakan kemampuan klien dalam:

- Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan

-Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel).

-Mencucipakaian sendiri

- Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari

9. Kegiatan di luar rumah

Tanyakan kemampuan klien


25

- Belanja untuk keperluan sehari-hari

- Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan jalan kaki, menggunakan

kendaraan pribadi, kendaraan umum)

- Kegiatan lain yang dilakukan klien di luar rumah (bayar listrik/ telpon/

air, kantor pos dan bank).

VIII. Mekanisme Koping

Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda "V"

pada kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan

Data didapatkan melalui wawancara pada kilen atau keluarganya. Pada tiap

masalah yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.

X. Pengetahun

Data didapatkan melalui wawancara pada klien. Pada tiap item yang dimiliki oleh

klien simpulkan dalam masalah.

XI. Aspek Medik


26

Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat.

Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.

XII. Daftar Diagnosis Keperawatan

1. Rumuskan diagnosis dengan rumusan P (permasalahan) dan E (etiologi)

berdasarkan pohon masalah

2. Urutkan diagnosis sesuai dengan prioritas.

Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan

nama jelas mahasiswa.

2.1.1 Diagnosa keperawatan keputusasaan (SDKI, D.0088)

2.1.1.1 Diagnosa

Definisi

Kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak

tersedianya alternatif pemecahan pada masalah yang dihadapi.

Penyebab

1. Stres jangka panjang

2. Penurunan kondisi fisiologis

3. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual

4. Kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai penting

5. Pembatasan aktivitas jangka panjang


27

6. Pengasingan

Gejala dan tanda mayor

Subjektif

1. Mengungkapkan keputusan

Objektif

1. Berperilaku pasif

Gejala dan tanda minor

Subjektif

1. Sulit tidur

2. Selera makan menurun

Objektif

1. Afek datar

2. Kurang inisiatif

3. Meninggalkan lawan bicara

4. Kurang terlibat dalam aktivitas perawatan

5. Menganggkat bahu sebagai respon pada lawan bicara

2.1.3 Kriteria Hasil (SLKI. L09068)

Definisi

Ketersediaan alternatif pemecahan pada masalah yang dihadapi.

Ekspetasi

Meningkat

Luaran utama

Harapan

Luaran tambahan
28

Tingkat depresi

Tabel 2.1.3.1 Kriteria Hasil

Kriteria Hasil Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat

Menurun Meningkat

Kepribadian
dalam aktivitas
perawatan 1 2 3 4 5

Selera makan

1 2 3 4 5

Inisiatif

1 2 3 4 5

Minat
komunikasi
veral 1 2 3 4 5

Kriteria Hasil Mening Cukup Sedang Cukup Menurun


ka
Meningkat Menurun

Verbalisasi 1 2 3 4 5
keputusasaan

Perilaku pasif 1 2 3 4 5
29

Afek datar 1 2 3 4 5

Mengangkat 1 2 3 4 5
bahu saat
berbicara

Membur Cukup Sedang Cukup Membaik


uk memburuk membaik

Pola tidur 1 2 3 4 5

2.1.4 Intervensi Menejemen Mood (SIKI, I.09289)

Definisi

Mengidentifikasi dan mengelola keselamatan, stabilisasi,

pemulihan, dan perawatan gangguan mood (keadaan emosional

yang bersifat sementara).

Tindakan

Observasi

1) Identifikasi mood (mis. Tanda, gejala, riwayat penyakit)

2) Identifikasi resiko keselamatan diri atau orang lain

3) Monitor fungsi kognitif (mis. Konsentrasi, memori, kemampuan

membuat keputusan)

4) Monitor aktifitas dan tingkat stimulasi lingkungan

Terapeutik

1) Fasilitasi pengisian kuesioner self-report (mis. Beck Depression

Inventory, skala status fungsional) jika perlu


30

2) Berikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dengan cara

yang tepat (mis. Sandsack, terapi seni, aktifitas fisik)

Edukasi

1) Jelaskan tentang gangguan mood dan penanganannya

2) Anjurkan berperan aktif dalam pengobatan dan rehabilitasi, jika

perlu

3) Anjurkan rawat inap sesuai indikasi (mis. Risiko keselamatan,

defisit perawatan diri, sosial)

4) Ajarkan mengenali pemicu gangguan mood (mis. Situasi stres,

masalah fisik)

5) Ajarkan memonitor mood secara mandiri (mis. Skala tingkat 1-

10, membuat jurnal)

6) Ajarkan keterampilan koping dan penyelesaian masalah baru

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian obat, jika perlu

2) Rujuk untuk psikoterapi (mis. Perilaku, hubungan interpersonal,

keluarga, kelompok), jika perlu

2.1.5 Implementasi keperawatan

Bina hubungan saling percaya dengan:

1) Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal

2) Perkenalkan diri dengan sopan

3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai

klien

4) Jelaskan tujuan pertemuan


31

5) Buat kontrak interaksi yang jelas

6) Jujur dan tepati janji

7) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

8) Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

2.1.6 Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan dicatat disesuaikan dengan setiap diagnosa

keperawatan. Evaluasi SOAPIER lebih tepat digunakan apabila

rencana pasien ada yang diubah dan proses evaluasi mulai

dilakukan (Irene, 2012)

S : Subjective pernyataan atau keluhan pasien

O : Objective data yang di observasi

A : Analisis kesimpulan berdasarkan data objektif dan subjektif

P : Planning apa yang akan di lakukan terhadap masalah

I : Implementation bagaimana dilakukan

E : Evaluation respon pasien terhadap tindakan keperawatan

R : Revised apakah rencana keperawatan yang akan diubah

2.2 Konsep Dasar Depresi

2.2.1 Definisi depresi

Istilah depresi sudah populer dalam masyarakat dan semua orang

mengetahuinya, termasuk orang yang awam dalam bidang kedokteran dan

psikologi. Depresi adalah kata yang memiliki banyak nuansa arti sebagian besar di

antara kita pernah merasa sedih atau jengkel, menjalani kehidupan yang penuh

masalah, merasa kecewa, kehilangan dan frustasi, yang dengan mudah


32

menimbulkan ketidak bahagiaan dan keputusasaan. Secara umum perasaan

demikian itu cukup normal dan merupakan reaksi sehat yang berlangsung cukup

singkat dan mudah dihalau (Lubis, 2016 ).

Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang paling utama karena hal

ini amat penting bagi orang dengan depresi yang produktifitasnya akan menurun

dan ini sangat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat,bangsa dan negara yang

sedang membangun. Orang yang mengalami depresi adalah orang yang amat

menderita. Depresi adalah penyebab utama tindakan bunuh diri, dan tindakan ini

menduduki urutan ke 6 dari penyebab kematian utama di Amerika Serikat

(Utama, 2016).

Depresi merupakan gangguan mental salah satu bentuk gangguan kejiwaan

pada alam perasaan (efektif atau mood disorder) yang ditandai dengan

kemurungan, kelesuhan gairah hidup, perasaan tidak berguna, putus asa (Hawari,

2011).

Kadang-kadang kita merasa putus asa tanpa alasan yang tidak jelas atau

suasana hati kita yang tidak seimbang dengan keadaan lingkungan dan apa saja

yang kita lakukan tampaknya tidak dapat membuang perasaan itu. Depresi bisa

terjadi saat stres yang dialami oleh seseorang tidak kunjung reda, dan depresi yang

dialami berkorelasi dengan kejadian dramatis yang baru saja terjadi atau menimpa

seseorang misalnya kematian orang yang sangat dicintai atau kehilangan

pekerjaan yang sangat di banggakan.

Depresi yang seperti ini merupakan penyakit yang memerlukan bantuan

medis. Dengan kata lain, depresi menjadi suatu masalah bilamana ia timbul tanpa

sebab yang jelas atau bertahan lama sesudah stres yang menyebabkan timbulnya
33

depresi hilang atau telah diselesaikan. Misalnya ketika seseorang berada dalam

kondisi berduka karena kehilangan orang yang dicintai, maka hal tersebut

merupakan kejadian wajar bila seseorang terjadi pada minggu-minggu pertama

kehilangan tersebut. Tetapi keadaan ini disebut depresi jika kesedihan yang

mendalam tetap ada dalam jangka waktu yang lama, misalnya enam bulan setelah

kehilangan orang yang dicintai.

2.2.2 Gejala-Gejala Depresi

Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara

spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi. Namun yang perlu diingat, setiap

depresi. Namun yang perlu diingat, setiap orang mempunyai perbedaan yang

mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku dihadapi secara

berbeda dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang dengan yang

lain menurut Lubis (2016) Gejala-gejala depresi ini bisa kita lihat dari tiga

segi,yaitu:

1. Gejala fisik

a. Gangguan pola tidur. Misanya, sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu

sedikit tidur.

b. Menurunnya tingkat aktivitas pada umumnya, orang yang mengalami

depresi menunjukkan perilaku yang pasif, menyukai kegiatan yang tidak

melibatkan orang lain seperti menonton tv, makan, tidur.

c. Menurunya efisiensi kerja, penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi

akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas. Kebanyakan yang

dilakukan justru hal-hal yang tidak efisien dan tidak berguna seperti

misalnya ngemil, melamun merokok terus menerus, sering menelpon yang


34

tidak perlu. Orang yang terkena depresi akan terlihat dari metode kerjanya

yang menjadi kurang terstruktur, sistematika kerjanya jadi kacau atau

kerjanya menjadi lambat.

d. Menurunya produktivitas kerja, orang yang terkena depresi akan

kehilangan sebagian atau seluruh motivasi kerjanya, sebab iya tidak lagi

menikmati dan merasakan kepuasan atas apa yang dilakukannya. Orang

yang mengalami depresi sudah hilang minat dan motivasi untuk

melakukan kegiatan seperti semula. Oleh karena itu, keharusan untuk tetap

beraktivitas membuatnya semakin kehilangan energi karena energi yang

ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap dapat

berfungsi seperti biasanya. Mereka mudah sekali lelah, padahal belum

melakukan aktivitas yang berarti.

e. Mudah merasa letih dan sakit, jelas saja depresi itu sendiri adalah perasaan

negatif, maka jelas akan membuat letih karena membebani pikiran dan

perasaan.

2. Gejala psikis

a. Kehilangan rasa percaya diri penyebabnya, orang yang mengalami depresi

cenderung memandang segala sesuatu darisegi negatif, termasuk nilai diri

sendiri. Pasti mereka senang sekali membandingkan dirinya dengan orang

lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih

berpendidikan, lebih berpengalaman, lebih diperhatikan oleh atasan, dan

pikiran negatif.

b. Sensitif orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala

sesuatu dengan dirinya. Perasaannya sensitif sekali, sehingga sering


35

peristiwa yang netral jadi dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh

mereka, bahkan disalah artikan. Akibatnya, mereka mudah tersinggung,

mudah marah, perasaa, curiga maksud orang lain (yang sebenarnya tidak

apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka menyendiri.

c. Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena

mereka merasa menjadi orang yang gagal terutama dibidang atau

lingkungan yang seharusnya mereka kuasai.

d. Perasaan bersalah. Terkadang timbul dalam pemikiran orang yang

mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa

dirinya sebagai suatu hukuman atau akibat dari kegagalan mereka

melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya dikerjakan. Banyak pula

yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan menyalahkan diri

mereka atas situasi tersebut.

e. Perasaan terbebani. Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas

kesusahan yang dialaminya. Mereka merasa terbeban berat karena merasa

terlalu dibebani tanggung jawab yang berat.

3. Gejala sosial

Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada

Akhirnya mempengaruhi lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutin

lainya).bagaimana tidak, lingkungan tentu akan bereaksi terhadap perilaku

orang yang depresi tersebut pada umumnya negatif (mudah marah,

tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial

yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja,

atasan, atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun
36

masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas, jika berada

diantara kelompok dan merasa tidak nyamanuntuk berkomunikasi secara

normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif

menjalani hubungan dengan lingkungan sekalipu ada kesempatan

2.2.3 Jenis jenis depresi

Menurut klasifikasi organisasi kesehatan dunia (WHO), berdasarkan

tingkat penyakitnya depresi dibagi menjadi:

1. Mild depresion/ minor depression dan dysthymic disorder pada depresi

ringan, mood yang rendah datang dan pergi dan penyakit datang setelah

kejadian stressful yang spesifik. Individu akan merasa cemas dan juga tidak

bersemangat. Perubahan gaya hidup biasanya dibutuhkan untuk mengurangi

depresi jenis ini. Minor depression ditandai dengan adanya dua gejala pada

Depressive episode (lihat kriteria DSM IV-TR untuk major depressive

episode) namun tidak lebih dari lima gejala depresi muncul selama dua

minggu berturut-turut, dan gejala itu bukan karena pengaruh obat-obatan

ataupun penyakit. Bentuk depresi yang kurang parah disebut distemia (

dystymic disorder). Depresi ini menimbulkan gangguan mood ringan dalam

jangka waktu yang lama sehingga seseorang tidak dapat bekerja optimal.

Gejala depresi ringan pada gangguan distimia dirasakan minimal dalam

jangka waktu dua tahun.

2. Moderate depression pada depresi sedang mood yang rendah berlangsung

terus dan individu mengalami simtom fisik juga walaupun berbeda-beda tiap

individu. Perubahan gaya hidup saja tidak cukup dan bantuan diperlukan

untuk mengatasinya.
37

3. Severe depression /major depression depresi berat adalah penyakit yang

tingkat depresinya parah. Individu akan mengalami gangguan dalam

kemampuan bekerja, tidur, makan, dan menikmati hal yang menyenangkan.

Penting untuk mendapatkan bantuan medis secepat mungkin. Depresi ini

muncul sekali atau dua kali atau beberapa kali seumur hidup.major

depression ditandai dengan adanya lima atau lebih simtom yang ditunjukkan

dalam major depression episode dan berlangsung selama dua minggu

berturut-turut

2.2.4 Faktor-faktor penyebab depresi

Menurut Prabowo (2014) penyebabab utama depresi pada umumnya

adalah rasa kecewa dan kehilangan. Tak ada orang yang mengalami depresi bila

kenyataan hidupnya sesuai dengan keinginan dan harapanya faktor penyebab

orang terkena depresi sebagai berikut :

1. Kekecewaan

Karena adanya tekanan dan kelebihan fisik menyebabkan seseorang menjadi

jengkel, tidak dapat berpikir sehat atau kejam pada saat-saat khusus jika cinta

untuk iri sendiri lebih besar dari pada cinta pada orang lain yang menghimpun

kita akan terluka, tidak senang dan cepat kecewa, hal ini langkah pertama

depresi jika luka itu direnungkan terus-menerus akan menyebabkan kekesalan

dan keputusasaan

2. Kurang rasa harga diri

Ciri-ciri universal yang lain dari orang depresi adalah kurangnya rasa harga

diri,sayangnya kekurangan ini cenderung dilebih-lebihkan menjadi ekstrim,

karena harapan-harapan yang realitis membuat dia tidak mampu merestor


38

dirinya sendiri, hal ini memang benar khususnya pada individu yang ingin

segalanya sempurna yang tak pernah puas dengan prestasi yang dicapainya.

3. Perbandingan yang tidak adil

Setiap kali kita membandingkan diri dengan seseorang yang mempunyai nilai

lebih baik dari kita dimana kita merasa kurang dan tidak bisa sebaik dia maka

depresi mungkin terjadi.

4. Penyakit

Beberapa faktor yang dapat mencetuskan depresi adalah organic contoh

individu yang mempunyai penyakit kronis seperti kanker payudara, HIV dan

serta penyakit lain yang dapat menyebabkan depresi.

5. Aktivitas mental yang berlebihan

Orang yang berkemampuan, dalam menghasilkan sesuatu atau mendatangkan

hasil yang banyak dan orang yang aktif sibuk bekerja, akan rentan terkena

depresi.

6. Penolakan

Setiap manusia butuh akan rasa cinta dan kasih sayang, jika kebutuhan akan

rasa cinta kasih sayang itu tidak terpenuhi maka akan terjadilah depresi.

2.2.5 Alat ukur depresi

Macam-macam alat ukur depresi (Sulthon, 2016).

1. GDS (Geratri Depression Scale)

Geriatric Depression Scale (GDS) pertama kali diciptakan oleh

(Yesavage,1988), telah diuji dan digunakan secara luas. Geriatric Depression

Scale (GDS) tersebut menggunakan format laporan sederhana yang diisi

sendiri dengan ya atau tidak atau dapat dibacakan untuk orang dengan
39

gangguan penglihatan, serta memerlukan waktu sekitar 10 menit untuk

menyelesaikanya. GDS terdiri dari 15 pernyataan didalamnya terdapat item-

item pertanyaan yaitu kesedihan, pesimisme, rasa kegagalan, ketidak puasan,

rasa bersalah, tidak menyukai diri sendiri, menarik diri dari sosial, rasa ragu,

perubahan gambaran diri, kesulitan kerja, keletihan, anoreksia. Skor normal :

0-4 , depresi ringan :5-8, depresi sedang : 9-11, depresi berat : 12-15.

2. BDI (Beck Depression inventory)

Untuk membantu mengungkapkan tingkat depresi seseorang dapat

menggunakan scala BDI (Beck Depression inventory). Beck Depression

inventory, terdiri dari 13 kelompok item yang menggambarkan 13 kategori

sikap dan gejala depresi yaitu : kesedihan, pesimisme, rasa kegagalan,

ketidak puasan, rasa bersalah, tidak menyukai diri sendiri, membahayakan

diri sendiri dari sosial, keragu-raguan, perubahan gambaran diri, kesultan

kerja, keletihan dan anoreksia. Masing-masing kelompok aitem terdiri dari 4

pertanyaan yang menggambarkan dari tidak adanya gejala sampai adanya

gejala yang paling berat. Skor berkisar antara 0-3. Pertanyaan yang

menunjukkan tidak ada/minimal diberi skor 0, skor 1 untuk pertanyaan yang

menggambarkan adanya gejala depresi ringan, skor 2 untuk pertanyaan

menggambarkan gejala depresi sedang, sedangkan skor 3 untuk gejala depresi

berat. Skor yang dipakai untuk masing-masing 3 kelompok aitem adalah

pertanyaan-pertanyaan dengan skor tertinggi. Skor total berkisar antara 0-39.

Indikasinya jumlah nilai 0-4 dianggap normal, jumlah nilai 5-7 depresi

ringan, 8-15 depresi sedang dan jumlah 16+ depresi berat.

3. Depression Anxiety stress skill (DASS)


40

Menurut Lovinbond, S.H dan Lovinbond, P.F dalam Nursalam (2014).

tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringanya stres yang dialami

seseorang. Tingkatkan stres diukur dengan menggunakan Depression Anxiety

stress skill 42 (DASS 42). Psychometrc Properties of The Depression

Anxiety Stress Scale (DASS) 42 tersiri dari 42 item. DASS adalah

seperangkat skala subyektif yang dibentuk untuk mengukur stres emosional,

tetapi untuk proses yang lebih lanjut untuk pemahaman, pengertian, dan

pengukuran yang berlaku dimanapun dari status emosional, secara signifikan

biasanya digambarkan sebagai stres. DASS dapat digunakan baik itu oleh

kelompok atau individu untuk tujuan penelitian.

2.2.6 Gambaran Depresi

Gambaran depresi : afek disforik, yaitu perasaan murung, sedih, gairah

hidup menurun, tiada semangat, merasa tidak berdaya, perasaan bersalah, berdosa,

penyesalan, nafsu makan menurun, berat badan menurun, konsentrasi dan daya

ingat menurun. Gangguan tidur : insomnia (sukar atau tidak dapat tidur) atau

sebaliknya hypersomnia, terlalu banyak tidur. Gangguan ini disertai dengan

mimpi-mimpi tidak menyenangkan, misalnya mimpi orang yang telah meninggal

(Hawari, 2011).

Agitasi atau retardasi psikomotor (geduh, gelisah, atau lemah tak berdaya).

Hilangnya rasa senang, semangat dan minat, tidak suka lagi melakukan hobi,

kreativitas menurun, produktivitas juga menurun. Gangguan seksual (libido

menurun). Pikiran-Pikiran tentang kematian atau bunuh diri (Hawari2011).

2.3 Terapi Tertawa

2.3.1 Definisi terapi tertawa


41

Terapi tertawa adalah suatu kegiatan yang akan melibatkan otot wajah dan

organ dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, melibatkan dada, diafragma dan

perut, gerakan tersebut akan memberikan stimulus pada otak untuk menekan

sekresi epineprine dan cortisol dan mendorong pelepasan hormon endorfin yang

menyebabkan timbulnya perasaan tenang dan nyaman (Kataria, 2010).

Terapi tertawa merupakan tertawa yang dimulai dengan tahap demi tahap.

Sehingga efek yang dirasakan bagi yang tertawa benar-benar bermanfaat. Terapi

tertawa untuk mengurangi stres dan depresi sudah banyak dilakukan orang.

Tertawa 5-10 menit bisa merangsang pengeluaran endhorpin dan serotonin, yaitu

sejenis morfin alami tubuh dan juga melatonin. Ketiga zat ini merupakan zat baik

untuk otak sehingga kita bisa merasa lebih tenang. Terapi tertawa merupakan

teknik yang mudah dilakukan, terapi efeknya sangat luar biasa bahkan dapat

menyembuhkan pasien dengan gangguan jiwa (Padila, 2013).

2.3.2 Tujuan terapi tertawa

Terapi tertawa bertujuan untuk mencapai kegembiraan di dalam hati yang

dikeluarkan melalui mulut dalam bentuk suara tawa, atau senyuman yang

menghiasi wajah, perasaan hati yang lepas dan bergembira, dada yang lapang,

peredaraan yang lancar sehingga dapat mencegah penyakit dan memelihara

kesehatan. Tertawa 1 menit ternyata sebanding bersepeda selama 15 menit. Hal ini

membuat tekanan darah menurun terjadi peningkatan oksigen pada darah yang

akan mempercepat penyembuhan, tertawa juga melatih otot dada, pernafasan,

wajah kaki, dan punggung. Selain fisik tertawa juga berpengaruh terhadap

kesehatan mental. Tertawa terbukti memperbaiki suasana hati dalam konteks

sosial. Tertawa dapat merilekskan otot-otot yang tegang. Tertawa juga melebarkan
42

pembulu darah sehingga memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh. Jadi tertawa

merupakan meditasi dinamis atau teknik relaksasi yang dinamis dalam waktu

singkat yang mampu mengurangi gangguan mental yaitru stres, kecemasan,

depresi (Ismawati, 2016).

2.3.3 Jenis-jenis terapi tertawa

Menurut Astuti (2011) ada beberapa jenis terapi tertawa adalah sebagai

berikut :

1. Tawa bersemangat

Dalam tawa bersemangat, orang tertawa sambil mengangkat tangan keatas

dan tertawa penuh semangat. Peserta tidak terus menerus mengangkat tangan

keatas selama tawa bersemangat, namun beberapa saat kemudian tangan

diturunkan, diakhir tawa bersemangat, koordinator memulai bertepuk sebelah

tangan dan menderaskan HO-HO HA-HA-HA sebanyak 5-6 kali. Dan ini

menadai jenis tawa tertentu yang diikuti dengan dua tarikan nafas dalam.

2. Tawa Penghargaan

Tawa berdasarkan nilai dimana koordinator mengingatkan para peserta betapa

pentingnya menghargai orang lain.

3. Tawa satu meter

Tawa ini sengat bersifat main-main dan meniru cara kita pura-pura mengukur

panjang satu meter.

4. Tawa singa

Tawa ini diambil dari postur yoga yang disebut Simba Mudra (postur singa).

Tawa singa merupakan latihan yang sangat baik untuk otot-otot wajah, lidah,
43

dan kerongkongan. Latihan ini menyingkirkan rasa takut atau malu. Tawa

singa juga memperbaiki pasokan darah ke kelenjar tiroid.

5. Tawa milk shake

Para peserta diminta berpura-pura memegang dua gelas yang berisi susu kopi,

sesuai aba-aba koordinator, susu dituang dari gelas yang satu kegelas yang

lain sambil menderaskan Aeee... setelah itu, setiap orang tertawa sembari

membuat gerakan seolah-olah sedang minum susu. Proses ini diulang empat

kali diikuti dengan tangan sambil mengucap HaHa-HoHo

6. Tawa hening dengan mulut terbuka lebar

Tawa hening dilakukan dengan otot-otot perut yang bergerak cepat, seperti

yang dilakukan saat tertawa spontan. Tawa ini sebaiknya tidak dilakukan

dengan suara desis yang diperpanjang, yang lebih terkesan dibuat-buat.

Peserta sebaiknya tidak menggunakan tenaga berlebihan atau mengeluarkan

terlalu banyak tenaga sewaku tertawa tanpa suara. Bisa berdampak buruk jika

tekanan dalam perut ditambah secara berlebihan. Peserta sebaiknya mencoba

menggunakan lebih banyak perasaan dari pada mengarahkan lebih banyak

tenaga.

7. Tawa bersenandung dengan bibir tertutup

Dalam jenis tawa ini, bibir diketupkan dan peserta berusaha tertawa saat

mengeluarkan senandung yang bergema di kepala dan yang perlu

diperhatikan tidak boleh tertawa tanpa suara sambil mengetup mulut secara

paksa.Hal ini menimbulkan tekanan yang tidak perlu dirongga perut dan bisa

berdampak buruk.

8. Tawa ayunan
44

Jenis tawa ini menarik karena banyak mengandung sikap main-main semua

peserta bergerak ke belakang sejauh dua meter untuk memperluas lingkaran

9. Tawa ponsel

Tawa ini juga dikenal juga dengan tawa HP. Tawa ini sangat menyenangkan

dan bersifat main-main

10. Tawa bantahan

Tawa ini merupakan jenis tawa yang bersifat bersaing antara dua kelompok

yang dipisahkan oleh sebuah jarak, biasanya satu kelompok wanita dan

kelompok laki-laki. Tawa ini cukup menyenangkan dan menghibur.

11. Tawa memaafkan/minta maaf

Tawa yang tujuan untuk memaafkan, pesan dibalik tawa ini jika anda

bertengkar dengan seseorang, anda harus minta maaf. Betapa pentingnya

minta maaf.

12. Tawa bertahap

Semua peserta diminta untuk mendekat kekoordinator. Tawa bertahap

dimulai dengan senyuman dan melihat sekeliling, saling pandang.

Koordinator memulai tawa kecil dan yang lain memulai tertawa kecil juga.

Tawa ini sangatmenyenangkan.

13. Tawa dari hati kehati

Tawa ini dilakukan terakhir setelah semua jenis tawa dilakukan. Disini semua

peserta saling berdekat dan saling berpegangan tangan serta tertawa dengan

tatapan penuh bela rasa tawa ini juga dikenal tawa ke akraban.

2.3.4 Prosedur terapi tertawa

1. Persiapan
45

Latihan ini dilakukan diruangan dimana cukup udara segar yang masuk dan

dengan keadaan tenang, bebas dari gangguan untuk memudahkan

berkonsentrasi dan mengikuti latihan (Setyodi & Kushariyadi, 2011).

2. Persiapan alat

Identifikasi kondisi untuk reponden yaitu dapat memahami dan diajak

komunikasi, koperatif, tidak mempunyai riwayat yang seperti dijelaskan pada

kontraindikasi, jelaskan secara umum prosedur yang akan dilakukan.

3. Cara kerja

a. Satu sesi tawa memakan durasi waktu 30 menit

b. Tepuk tangan selama 1-2 ... 1-2-3 sambil mengucapkan Ho-Ho...Ha...Ha...Ha.

c. Lakukan pernafasan dalam dengan tarikan nafas melalui hidung dan

hembuskan pelan-pelan.

d. Gerakkan engsel bahu kedepan dan ke arah belakang.kemudian menundukkan

kepala kebawah hingga dagu hampir menyentuh dada, lalu mendongakkan

kepala keatas kebelakang, lalu menoleh kekiri dan kekanan secara perlahan.

Putar pinggang kearah kanan kemudian dalam beberapa saat, kemudian

memutar kearah kiri dan ditahan beberapa saat, lalu kembali keposisi semula

(lima kali).

e. Tawa bersemangat : angkat kedua tangan diudara dan kepala agak

mendongak kebelakang. Rasakan seolah tawa langsung keluar dari hati.

f. Tawa penghargaan : bentuk sebuah lingkaran kecil dengan telunjuk dan ibu

jari membuat gerakan-gerakan yang berkesan sedang memberikan

penghargaan kepada, atau memuji, anggota kelompok sambil tertawa.


46

g. Tawa satu meter : gerakan satu tangan disepanjang bentangan lengan tangan

yang lain (seperti merentangkan busur atau melepaskan anak panah).

Gerakkan tangan dalam tiga gerakan cepat sambil mendasarkam aee.aee.ae

dan kemudian para peserta tertawa sambi merentangkan kedua lengan dan

sedikit mendongakkan kepala serta tertawa diperut lakukan empat kali.

h. Tawa milk shake (sebuah variasi) : berpura-pura memeggang dua gelas susu

atau kopi dan sesuai aba-aba koordinator tuangkan susu dari satu gelas ke

gelas lain sambir menderas aee...dan tuangkan kembali kedalam gelas

pertama sambil mendaras aeee.. setelah itu semua orang tertawa sambil

berpura-pura minum susu lakukan empat kali.

i. Tertawa hening tanpa suara : bukalah mulut lebar-lebar dan tertawalah tanpa

mengeluarkan suara sambil saling menatap dan membuat gerakan-gerakan

lucu.

j. Tawa bersenandung dengan mulut tertutup: keluarkan suara senandung

hmmm saat bersenandung teruslah bergerak dalam kelompok dan berjamba

tangan dengan orang yang berbeda.

k. Tawa mengayun : berdirilah dengan lingkaran dan bergerak keetengah sambil

mendaras aeee...ooo...uuu

l. Tawa singa : julurkan lidah sepenuhnya dengan mata terbuka leebar dan

tangan terancung seperti cakar singa dan tertawa.

m. Tawa ponsel : berpura-puralah memegang sebuah Hp dan mencoba untuk

tertawa sambil membuat berbagai gerakan kepala dan tangan serta berkeliling

dan berjabat tangan dengan orang yang berbeda.


47

n. Tawa bantahan : anggota dibagi menjadi dua bagian yang bersaing dengan

dibatasi jarak. Tiap kelompok saling berpandangan dan tertawa sambil

menunding jari kebeberapa anggota kelompok seolah sedang berbantahan.

o. Tawa memaaffkan / minta maaf : lakukan langsung setelah tawa bantahan

pegang kedua cuping telinga dan tertawa sambil menggelengkan kepala (ala

india) atau angkat kedua telapak kanan kemudian tertawa seolah minta maaf.

p. Tawa bertahap : dimulai dengan tersenyum, perlahan ditambahkan tawa kecil

dan intensitas tawa semakin ditingkatkan. Lalu para anggota secara bertahap

melakukan tawa bersemangat kemudian perlahan-lahan melirihkan tawa dan

berhenti.

q. Tawa dari hati kehati : mendekat dan berpegangan tanganlah serta

tertawa.peserta saling berjabat tangan atau memeluk apapun yang terasa

nyaman.

4. Tahap terminasi/evaluasi

a. Evaluasi hasil subjektif dan objektif

b. Beri reinforcement positif pada klien

c. Mengakhiri pertemuan dengan baik.

d. Dokumentasi : respon klien dengan verbal dan non verbal

2.3.5 Kontra indikasi terapi tertawa

1. Penderita penyakit wasir

Berbahaya karena otot disekitar pinggul dan perut dapat tekanan lebih berat

diakhawatirkan memperparah penyakit wasir.

2. Penderita penyakit hernia


48

Dapat memperparah penyakit hernia karna membutuhkan kerja keras dan

kemungkinan isi perut akan menonjol disekitar saluran groin.

3. Baru selesai operasi

Berbahaya karena jahitan oprasinya akan terlepas, apalagi yang melakukan

oprasi besar atau perut.

4. Menderita penyakit jantung

Memacu detak jantung bekerja lebih cepat sehingga dikhawatirkan berakibat

fatal.

5. Penderita sesak nafas

Berbahaya karena akan mengganggu pernafasan.

Anda mungkin juga menyukai