DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Kegawatdaruratan pada Anak”.
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat. Selain itu sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan memotivasi
mahasiswa dalam menyusun makalah.
Terimakasih kepada Bu Tantri Arini, selaku dosen Keperawatan Gawat Darurat dan
juga kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Selain itu
sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan memotivasi mahasiswa dalam menyusun
makalah.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................2
Daftar Isi.............................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN
A........................................................................................................Latar Belakang
..................................................................................................................................4
B...................................................................................................Rumusan Masalah
..................................................................................................................................4
C......................................................................................................................Tujuan
..................................................................................................................................4
A. Kesimpulan............................................................................................................31
B. Saran.......................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................32
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan pada bayi dan anak sering kita hadapi dalam praktek sehari-
hari, diluar rumah sakit maupun di pusat pelayanan kesehatan primer. Di Amerika
Serikat kira-kira setengah dari seluruh kasus bayi dan anak panggilan ke ambulans
911 merupakankeluhan medis karena penyakit dibandingkan dengan penderita yang
mengalami jejas/cedera, anak yang menderita sakit biasanya mempunyai kondisi yang
lebih serius dan lebih sulit dinilai dan ditangani.
Penilaian yang akurat anak sakit meliputi pendekatan melalui riwayat penyakit
dan pemeriksaan fisik yang sesuai untuk usia anak, disamping itu komunikasi dengan
anak dan keluarganya sangat penting untuk perawatan klinis yang baik, membangun
kepercayaan, dan mengembangkan interaksi yang menyenangkan dengan anak. Pada
setiap kegawatdaruratan medis pada bayi dan anak harus dilakukan penilaian awal
secara cepat dengan memakai tiga komponen dari The Pediatric Assessment Triangle
(PAT) dilanjutkan dengan langkah resusitasi ABCDE dan memutuskan dilakukan
transportasi atau tidak. Pada kasus yang mengancam nyawa anamnesis dan serta
pemeriksaan fisik terinci dilakukan sesudah keadaan stabil, sedangkan penilaian
berkesinambungan diperlukan pada setiap kasus untuk memantau respons pengobatan
dan memandu intervensi selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Kegawatdaruratan pada Anak ?
2. Bagaimna Batasan usia pediatrik atau anak dan TTV normal anak?
3. Jelaskan Konsep Triase pada anak serta contoh kasus?
4. Bagaimana Pemeriksaan survey primer (a, b, c, d, e)?
5. Bagaimana Pengkajian pediatrik dengan segitiga PAT?
6. Contoh kasus kegawatdaruratan pada anak?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Kegawatdaruratan pada Anak
2. Untuk Mengetahui Batasan usia pediatrik atau anak dan TTV normal anak
3. Untuk Mengetahui Konsep Triase pada anak serta contoh kasus
4. Untuk Mengetahui Pemeriksaan survey primer (a, b, c, d, e)
4
5. Untuk Mengetahui Pengkajian Emergency Pediatric
6. UntukMengetahui Contoh kasus kegawatdaruratan pada anak
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan
seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan/pertolongan segera dalam
arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan
pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau cacat/ kehilangan anggota
tubuhnya seumur hidup. (Saanin, 2012).
Gawat artinya mengancam nyawa, sedangkan darurat adalah perlu
mendapatkan penanganan atau tindakan segera untuk menghilangkan ancaman
nyawa korban. Jadi gawat darurat adalah keadaan yang mengancam nyawa yang
harus dilakukan tindakan segera untuk menghindarikecacatan bahkan kematian
korban (Hutabarat & Putra, 2016)
Emergency pediatric adalah kondisi serius yang mengancam kehidupan bayi
dan anak, sehingga memerlukan pertolongan medis segera. Kegawatdaruratan
pada anak dapat disebabkan oleh penyakit tertentu, cedera atau karena menelan
benda asing / keracunan.
6
SkorAPGAR :
Nilai 0 1 2
Appearance (warna Biru pucat Badan merah, Semuanya merah
kulit) ekstremitas biru muda
Pulse (denyut Tidak teraba <100 >100
jantung)
Grimace (refleks Tidak ada Lambat Menangis kuat
terhadap
rangsangan)
Activity (tonus otot) Lemas/ lumpuh Gerakan sedikit / Aktif fleksi
Fleksi tungkai tungkai baik /
reaksi melawan
Respiratory (usaha Tidak ada Lambat, tidak Baik, menangis
napas) teratur kuat
Keterangan hasil :
1. Nilai APGAR 7-10 : Bayi dalam kondisi baik
2. Nilai APGAR 4-6 : bayi mengalami asfiksia sedang dan memerlukan
intervensi
3. Nilai APGAR 0-3 : bayi mengalami asfiksia berat, sehingga memerlukan
resusitasi segera.
Setelah dipastikan bahwa kondisi bayi baik-baik saja, maka TTV pada
bayi yang perlu diperiksa agak sedikit berbeda. Seperti pada dewasa, TTV
yang diperiksa hanya 4 indikator yaitu tekanan darah, denyut nadi, laju
pernapasan, dan suhu tubuh. Akan tetapi, bayi dan anak-anak bukanlah
orang dewasa kecil. Tanda-tanda vital yang normal akan berbeda pada
bayi yang baru lahir, bayi, balita dan anak-anak. Nilai TTV normal akan
berubah seiring bertambahnya usia hingga dewasa. Jika sudah dewasa,
TTV akan relatif konstan sepanjang kehidupan. Namun, ada satu hal yang
tidak berubah meskipun dipengaruhi oleh faktor usia, yaitu suhu
tubuh. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,1-37,9 derajat Celsius.
7
Denyut jantung normal menurut usia (denyut/menit)
8
2. Kategori triase
a. Dengan tanda kegawatdaruratan (EMERGENCY SIGNS): memerlukan
penanganan kegawatdaruratan segera.
b. Dengan tanda prioritas (PRIORITY SIGNS): harus diberikan prioritas
dalam antrean untuk segera mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan tanpa
ada keterlambatan.
c. Tanpa tanda kegawatdaruratan maupun prioritas: merupakan kasus NON-
URGENT sehingga dapat menunggu sesuai gilirannya untuk mendapatkan
pemeriksaan dan pengobatan
3. Konsep Triase
9
demam yang tidak kunjung turun selama 2 hari suhu 380 Canak rewel dan tidak
mau makan.
d. Expectant (tag warna hitam)
Pasien dengan kemungkinan hidup sangat kecil karena tingkat keparahan
cedera dan tingkat perawatan yang tersedia. Contoh kasus seperti pada korban
kecelakan lalu lintas dengan apnea, tidak terabanya nadi disertai cedera
servical.
Bisa berjalan?
YA MINOR Secondary triage
Tidak
Penapasan spontan
Tida
Pernapasan
Posisikan jalan napas IMMEDIATE
spontan
APNEA
Nadi teraba?
Tidak
EXPECTANT
YA
APNEA
5 rescue breaths EXPECTANT
Pernapasan spontan
IMMEDIATE
RR
<15 atau >45
IMMEDIATE
Nadi teraba?
10
15-45
Tidak
3 .Tanda Kegawatdaruratan Konsep ABCD
a. Airway
Apakah jalan napas bebas
Apakah ada sumbatan jalan napas (stridor)
b. Breathing
Apakah ada kesulitan bernapas?
Sesak napas berat (retraksi dinding dada, merintih, sianosis)?
c. Circulation
Tanda syok (akral dingin, capillary refill > 3 detik, nadi cepat dan lemah).
d. Consciousness
Apakah anak dalam keadaan tidak sadar (Coma)?Apakah kejang (Convulsion)
atau gelisah (Confusion)?
e. Dehydration
Tanda dehidrasi berat pada anak dengan diare (lemah, mata cekung, turgor
menurun):
a). Periksa tanda kegawatdaruratan dalam 2 tahap:
1. Tahap 1 :
Periksa jalan napas dan pernapasan, bila terdapat masalah segera berikan
tindakan untuk memperbaiki jalan napas dan berikan napas bantuan.
2. Tahap 2:
11
Segera tentukan apakah anak dalam keadaan syok, tidak sadar, kejang,
atau diare dengan dehidrasi berat
b). Bila Didapatkan Tanda Kegawatdaruratan:
1. Panggil tenaga kesehatan profesional terlatih bila memungkinkan, tetapi jangan
menunda penanganan. Tetap tenang dan melanjutkan penilaian untuk
menentukan masalah yang mendasarinya dan membuat rencana
penatalaksanaannya.
2. Lakukan pemeriksaan laboratorium kegawatdaruratan (darah lengkap,
gula darah, malaria). Kirimkan sampel darah untuk pemeriksaan
golongan darah dan cross-match bila anak mengalami syok, anemia
berat, atau perdarahan yang cukup banyak.
12
4. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Pada Anak
TANDA KEGAWATDARURATAN
Bila terdapat tanda kegawatdaruratan berikan tindakan segera, panggil bantuan, ambil
darah untuk pemeriksaan laboratorium kegawatdaruratan (hemoglobin, leukosit,
hematocrit, hitung jenis, gula darah, malaria untuk daerah endemis).
PENILAIAN TINDAKAN
Jangan menggerakkan leher bila ada dugaan
trauma leher dan tulang belakang
Airway & Breathing Bila terjadi aspirasi benda asing:
(Jalan napas & Pernapasan) Tatalaksana anak yang tersedak
Obstruksi jalan napas YA Bila tidak ada aspirasi benda asing:
atau Tatalaksana jalan napas dan
Sianosis pernapasan
atau Berikan oksigen
Sesak napas berat Jaga anak tetap hangat
Circulation (Sirkulasi) Hentikan perdarahan
Akral dingin dengan: YA Berikan oksigen
Capillary refill>3detik Jaga anak tetap hangat
Nadi cepat dan lemah Bila tidak gizi buruk:
Pasang infus dan berikan cairan
secepatnya
Bila akses IV perifer tidak berhasil,
pasang intraoseus atau jugularis
eksterna
Bila gizi buruk:
Bila lemah atau tidak sadar
Berikan glukosa IV
Pasang infus dan berikan cairan
Bila tidak lemah atau tidak sadar (tidak yakin
syok)
Beriksan glukosa oral atau per NGT
Lanjutkan segera untuk pemeriksaan
dan terapi selanjutnya
Coma/Convulsion Tatalaksana jalan napas
(Koma/kejang) Bila kejang berikan diazepam rektal
YA
Koma (tidak sadar) Posisikan anak tidak sadar (bila
atau diduga trauma kepala/leher, terlebih
13
Kejang (saat ini) dahulu stabilisasi leher
Berikan glukosa IV
14
- Lakukan jaw thrust pada pasien trauma untuk membuka jalan
napas. Atau buka jalan napas dengan teknik head tilt chin lift.
- Jika tidak dapat membuka jalan napas, pertimbangkan obstruksi
dan lakukan finger sweeps untuk menyingkirkan obstruksi.
- Tentukan apakah jalan napas dapat dipertahankan.
2. Breathing
- Look : Lihat pergerakan dinding dada anak.
- Listen : Dengarkan adanya aliran udara pernapasan.
- Feel : Rasakan adanya udara yang keluar dari dalam mulut
atau hidung anak.
3. Circulaton
Lihat adanya tanda sirkulasi meliputi, responsivitas, batuk (coughing),
dan pernapasan normal. Evaluasi detak jantung melalui auskultasi
langsung atau palpasi denyut sentral dan denyut nadi. Pada bayi muda
periksa nadi di arteri brakialis, sedangkan pada anak dan remaja,
evaluasi nadi karotis. Lakukan penilaian nadi tidak lebih dari 10 detik.
Penilaian lain yang perlu dilakukan adalah nilai perfusi, warna kulit,
dan suhu, tekanan darah, irama jantung, dan tingkat kesadaran. (Kyle
& Carman, 2017).
4. Disability
Untuk kesadaran (disability) dapat dievaluasi menggunakan AVPU
skala yaitu:
- Alert (waspada)
- responds to Verbal stimuli (merespons secara verbal rangsangan)
- responds to Painful stimuli (merespons rangsangan yang
menyakitkan)
- Unresponsive (tidak responsif)
Pada disability juga dilakukan penilaian pupil sebagai berikut:
Pupil Ukuran Reaksi: Ukuran
Kanan
Reaksi
++ = Cepat skala pupil:
Kiri Ukuran
Reaksi + = Tersendat- 1 – 8 mm
sendat
- = Tidak ada
T = Mata menutup
15
karena bengkak
5. Exposure
Eksposur termasuk mengekspos dan memeriksa anak untuk tanda-
tanda lain yang mengindikasikan adanya trauma atau penyakit, berikan
perhatian khusus pada anak di bagian tubuh meliputi: wajah, tubuh,
dan kulit, saat pemeriksaan berlangsung tetap jaga anak agar terhindar
dari hipotermia.
16
penelitian menunjukkan bahwa PAT dapat menjadi alat yang valid untuk
mengidentifikasi pasien yang paling parah sebagai langkah pertama dalam proses
triase. Selanjutnya, PAT digunakan untuk memulai penilaian darurat bayi dan
anak-anak yang terdiri dari 3 komponen meliputi penampilan, kerja pernapasan,
dan sirkulasi ke kulit (Dieckmann, Brownstein, & Gausche-hill, 2010).
PAT adalah langkah pertama dalam menjawab 3 pertanyaan kritis yaitu:
Seberapa parah penyakit atau cedera anak? Apa kelainan fisiologis yang paling
mungkin? Apa urgensi untuk perawatan?
Segitiga PAT (The Pediatric Assesment Triangle) adalah alat yang digunakan
dalam pengobatan darurat untuk membentuk kesan umum dari pasien anak. Dalam
pengobatan darurat, kesan umum terbentuk saat pertama kali ahli medis(perawat)
melihat pasien, biasanya dalam hitungan detik.
The Pediatric Assesment Triangle digunakan sebagai metode cepat menentukan
ketajaman anak, dan dapat menentukan apakah anak tersebut di gangguan pernapasan,
gagal napas dan syok.Teknik penilaian ini dilakukan tanpa memegang anak. Dengan
melihat dan mendengar, pemeriksa dapat mendapatkan kesan akan kegawatan anak.
Tiga komponen PAT sebagai berikut yaitu:
1. Penampilan anak
Penampilan anak seringkali merupakan cerminan kecukupan ventilasi dan
oksigenasi otak. Namun demikian beberapa keadaan lain dapat pula
mempengaruhi penampilan anak seperti hipoglikemi, keracunan, infeksi otak,
perdarahan atau edema otak atau juga penyakit kronik pada susunan saraf pusat.
Penampilan anak dapat dinilai dengan berbagai skala. Metoda ‘TICLES’ meliputi
penilaian tonus (T= tone), interaktisi (I= interactiveness), konsolabilitas (C=
consolability), cara melihat (L= look/gaze) dan berbicara atau menangis (S=
speech/cry).
Karakteristik Hal yang
dinilai
Tone Apakah anak bergerak aktif atau menolak pemeriksaan
dengan
kuat? Apakah tonus ototnya baik atau lumpuh?
Interactivenes Bagaimana kesadarannya? Apakah suara mempengaruhinya?
Apakah ia mau bermain dengan mainan atau alat
pemeriksaan? Apakah anak tidak bersemangat saat
17
berinteraksi dengan orang
tua/ pengasuh?
Consolabillity Apakah ia dapat ditenangkan orang tua atau pengasuh atau
pemeriksa? Apakah anak menangis terus atau tampak agitasi
sekalipun dilakukan pendekatan yang lembut?
Look/Gaze Apakah ia dapat memfokuskan penglihatan?
Apakah
pandangannya kosong?
Speech/Cry Apakah anak berbicara atau menangis dengan kuat? Apakah
suaranya lemah?
2. Upaya nafas
Upaya napas merefleksikan usaha anak mengatasi gangguan oksigenasi dan
ventilasi. Karakteristik hal yang dinilai adalah :
a. Suara napas yang tidak normal
b. Posisi tubuh yang khas
c. Retraksi
d. Cuping hidung
Karakteristik Hal yang dinilai
Suara napas yang tidak normal Mengorok, parau, stridor, merintih, menangis
Posisi tubuh yang tidak normal Sniffing, tripoding, menolak berbaring, head
bobbing
Retraksi Supraklavikula, interkosta, subternal
Cuping hidung Napas cuping hidung
3. Sirkulasi kulit
Sirkulasi kulit mencerminkan kecukupan curah jantung dan perfusi ke organ vital.
Hal yang dinilai :
a. Pucat
b. Mottling
c. Sianosis
Karakteristik Hal yang
dinilai
Pucat Kulit atau mukosa tampak kurang merah karena kurangnya
18
aliran darah ke darah tersebut
Mottling Kulit berbecak kebiruan akibat vasokontriksi
Sianosis Kulit dan mukosa tampak biru
Penilaian ketiga hal ini, tanpa menyentuh anak, telah dapat
memberikan gambaran kasar tentang kegawatan anak dengan cepat. Secara
ringkas penggunaan PAT dapat dilihat pada gambardibawah.
Sirkulasi kulit (N)
2. Gagal Napas
kegagalan pernapasan dapat dianggap ketika seorang anak menunjukkan
peningkatan pernapasan, bersamaan dengan penampilan abnormal atau
sirkulasi yang tidak normal. Penampilan abnormal (status mental) atau
19
sirkulasi menunjukkan bahwa anak tidak bernapas dengan cukup baik untuk
mengisi tubuh atau untuk mengoksidasi otak
Penampilan Upaya napas /
Sirkulasi kulit (N)
3. Syok
seorang anak dengan penampilan dan sirkulasi yang tidak normal ke kulit
kemungkinan besar mengalami syok. Masalah di kedua area ini menunjukkan
bahwa tubuh anak tidak mengisi otak atau jaringan lain (pekerjaan bernapas
tidak mungkin ditingkatkan, meskipunanak cenderung bernapas dengn cepat
Penampilan Upaya napas(N)
Sirkulasi kulit
20
Suara saluran Mendengkur, bicara teredam / serak, stridor, mendengus, mengi
napas yang tidak
normal
Posisi tidak normal Posisi sniffing, tripoding, lebih mengutamakan postur duduk
Batasan Supraclavicular, intercostal, atau substernal, head bobbing (bayi)
Flaring Flaring of the nares on inspiration
Sirkulasi Ke Kulit
Ciri Fitur Abnormal
Muka pucat Kulit putih / pucat atau selaput lendir
Bintik-bintik Perubahan warna kulit yang tidak merata karena vasokonstriksi yang
bervariasi
Sianosis Perubahan warna kebiruan pada kulit / selaput lendir
21
rontgen
Disfungsi SSP / Abnormal Normal Normal O_2, glukosa POC,
Metabolik pertimbangkan etiologi lain,
laboratorium / sinar-x
Kegagalan / Abnormal Abnormal Abnormal Posisi kepala / jalan nafas
henti jantung terbuka, BMV dengan 100%
paru O_2, CPR, terapi spesifik
berdasarkan stiologi (defibrilasi,
epinefrin, amiodaron),
laboratorium / rontgen
Dalam artikel Fuchs et al. (2016) menjelaskan komponen penilaian pasien langkah demi
langkah berikut dalam penilaian darurat pediatrik :
1. Keamanan Tempat Kejadian (Scene Safety)
Penilaian keamanan tempat pengkajian meliputi :
a. Penilaian keselamatan penyedia perawatan, pasien, pengasuh, dan /
atau penonton yang melihat kejadian.
b. Perlindungan dari kekerasan atau terhadap penyakit menular dan
termasuk pencegahan pajanan terhadap bahaya lingkungan lainnya.
2. Penilaian PAT
a. Appearance (Penampilan) dapat dibantu dengan kata "Tickles"
(TICLS) meliputi:
Karakteristik Tampilan Normal
Tone (Nada) Bergerak spontan, menolak dikaji, duduk atau berdiri
(sesuai usia).
Interactiveness Tampak waspada/terlibat dengan petugas kesehatan
(Interaktivitas) atau pengasuh, berinteraksi secara baik dengan
orang/lingkungan, meraih objek.
Consolability Berhenti menangis dengan pelukan/ pemberian rasa
(Konsolabilas) nyaman dari pemberi perawatan, memiliki respons
yang berbeda terhadap pengasuh dengan pemeriksa.
Look/gaze (Lihat/tatap) Membuat kontak dengan tenaga kesehatan, melacak
secara visual (tracks visually).
Speech/cry (Berbicara/ Berbicara sesuai usia
menangis)
22
b. Work of Breathing (Kerja Napas) meliputi:
Karakteristik Tampilan Abnormal
Bunyi saluran Mendengkur, suara teredam/serak, stridor, mendengus,
napas abnormal mengi.
Posisi abnormal Posisi mengendus, tripoding, lebih suka postur duduk.
23
Seorang anak dengan temuan PAT yang abnormal dapat mengindikasikan
bahwa anak membutuhkan evaluasi dan manajemen yang cepat seperti pasien
apnea dan tidak terak teraba nadi membutuhkan resusitasi kardiopulmoner
untuk intervensi segera.
24
Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, ditandai oleh permeabilitas kapiler,
kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein.
Contoh kasus:anak P di bawa ibunya ke IGD RSUD Bangli dengan keluhan
panas naik turun selama 6 hari disertai dengan mual dan muntah serta
keringat dingin,dan kejang hasil LAB menunjukkan anaknya positif DHF
pengkajian dan pemeriksaan didapatkan Suhu tubuh 39,2 derajat C HB=
10,5g/dl HT=42,1% Leukosit=2.100/mm3 Trombosit=52.000/mm dan
disarankan oleh dokter untuk rawat inap diruang anak RSUD Bangli
Untuk penatalaksanaannya :
a. Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air teh, gula atau susu.
b. Antipiretik jika terdapat demam.
c. Antikonvulsan jika terdapat kejang.
d. Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan
minum dan nilai hematokrit jika cenderung meningkat.
3. Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk
cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.Contoh: An.Y di
bawa ke berobat karena bab lebih dari 5 x sehari bab cair ,berlendir terkadang
bab di sertai darah , An Y mengalami demam kurang lebih sudah 3 hari ,an Y
sering rewel hanya sedikit mau makan dan minum asi ibu
Penatalaksanannya ialah :
a). berikan terapi berupa obat oral bila bab cair saja,parasetamol 3x 1 saat
demam,beri zinc saaat bab anak berlendir 1x 20 mg saat pemberian dan
lacto B 3X 1
b). beri edukasi kepada kedua orangtua untuk menjalani hidup bersih dan sehat
edukasi kepada anggota keluarga untuk melakukan tindakan pencegahan diare
dengan cuci tangan sebelum dan sesudah makan ,setelah selesai dari kmr
mandi ,saat menyiapkan makanan
4. Pneumonia
25
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang
terjadi pada anakPada pneumonia yang menjadi pemicu kematian tertinggi
adalah akibat infeksi paru oleh bakteri dimana anak memiliki sistem imun
yang belum kuat rentan terhadap suatu penyakitselain disebabkan oleh distress
pernapasan akibat penumpukan sekret.Contoh kasus: An. W datang dengan
ibunya mengalami sesak nafas , nafas cepat, keluhan batuk, suara napas
ngrok-ngrok selama 2 minggu mengeluarkan dahak darah saat meludah suhu
tubuh anak 39 derajat C
Penatalaksanaannya yaitu :
a) Monitor vital sign (suhu, RR, Nadi) dengan rasional untuk mengetahui
keadaan umum klien.
b) Berikan parasetamol saat suhu tubuh naik dan kompres
c) Monitor respirasi dan oksigenasi
d) Auskultasi bunyi napas dengan rasional untuk mencatat adanya suara
napas tambahan
e) Sajikan minum hangat atau air susu hangat dengan rasional dapat
melunakan secret
f) Kolaborasi dalam pemberian terapi nebulizer 2,5 mg dengan rasional
melancarkan jalan napas.
5. Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan adalah penyakit dengan kelainan pada struktur
jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir.Penyakit jantung
yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Contoh kasus: Anak
B di gendong orang tuanya Datang ke RS Kasih ibu mengalami sesak
nafas,batuk-batuk ,tampak lemah,pucat cepat di bawa ke RS setelah lelah saat
bermain bersama teman”nya ,tidak sadarkan diri,nadi menurun
Penatalaksanaannya :
me- monitor tanda-tanda vital, melakukan pemeriksaan EKG, mengkaji
capilary refill, mengobservasi kualitas dan kekuatan denyut jantung,
amemberikan oksigen dengan via kanul nasal 5 liter, memberikan posisi semi
fowler, menganjurkan pasien untuk istirahat bila terjadi kelelahan
26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan
seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan/pertolongan segera dalam arti
pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan
semacam itu maka korban akan mati atau cacat/ kehilangan anggota tubuhnya seumur
hidup. (Saanin, 2012).Emergency pediatric adalah kondisi serius yang mengancam
kehidupan bayi dan anak, sehingga memerlukan pertolongan medis segera.
Kegawatdaruratan pada anak dapat disebabkan oleh penyakit tertentu, cedera atau
karena menelan benda asing / keracunan.
Tanda tanda vital atau TTV adalah metode pengukuran atau pemeriksaan fungsi tubuh
yang palingmendasar. Ada empat tanda vital yang paling utama, yaitu suhu tubuh,
denyutnadi, laju pernapasan, dan tekanan darah.Skor APGAR diukur pada 1-5 menit
setelah bayi lahir, dengan skor maksimum 10 (sehat) dan minimal 0. Skor ini akan
memastikan apakah kondisi bayi baik-baik saja atau membutuhkan pertolongan medis
lanjutan.
B. SARAN
Pada proses pengkajian gawat darurat pada anak, yang perlu diperhatikan ialah
pada tahap pertama triase di unit gawat darurat anak adalah menggunakanPediatric
Assessment Triangle (PAT). Karena dari hasil penelitian menunjukkan bahwa PAT
dapat menjadi alat yang valid untuk mengidentifikasi pasien yang paling parah
sebagai langkah pertama dalam proses triase.
27
DAFTAR PUSTAKA
Krisanty P,. Dkk (2008), Asuhan Keperawatan Gawat darurat, Trans info Media, Jakarta
Pujiono A.(2010) Konsep Triase Keperawatan Gawat Daruratan .Internasional Child Health
Arif Mansjoer, dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2, Media Aesculapius, Jakarta
Ngastiyah (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Sheehy (2013) keperawatan gawat darurat. Jakarta: TIM
Fulde, Gordian. (2009). Emergency medicine 5thedition.Australia : Elsevier.
Holder, AR. (2002).Emergency room liability.JAMA.
28