Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KEGAWATDARURATAN PADA ANAK

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

1. Adelia Dwi Krisdayanti (201802045)


2. Anggun Tyas Pangestu (201802048)
3. Maulidya Anggie (201802071)
4. Nadhila Devi R.P (201802073)
5. Nazala Brilian M (201802074)
6. Randhy Anggara P.M (201802078)
7. Septya Widianti (201802081)
8. Sherly Arfianti (201802082)
9. Shinta Adelina (201802083)
10. Hartika Tristianti (201702069)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Kegawatdaruratan pada Anak”.

Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gawat
Darurat. Selain itu sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan memotivasi
mahasiswa dalam menyusun makalah.

Terimakasih kepada Bu Tantri Arini, selaku dosen Keperawatan Gawat Darurat dan
juga kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Selain itu
sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan memotivasi mahasiswa dalam menyusun
makalah.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan


dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca sekalian demi memperbaiki  makalah ini dalam penulisan lain di kemudian
hari.Dan semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat bagi kita semua. Sekian dan
terimakasih.

Madiun, 28 Maret 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................2

Daftar Isi.............................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN

A........................................................................................................Latar Belakang
..................................................................................................................................4

B...................................................................................................Rumusan Masalah
..................................................................................................................................4

C......................................................................................................................Tujuan
..................................................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kegawatdaruratan pada Anak....................................................................6


B. Batasan Usia Pediatric dan TTV Normal.................................................................6
C. Konsep Triase pada Anak........................................................................................9
D. Pemeriksaan Survey Primer...................................................................................15
E. Pengkajian Pediatric dengan Metode Segitiga PAT..............................................17
F. Contoh Kasus Kegawatdaruratan pada Anak.........................................................28

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................31

B. Saran.......................................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................32

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegawatdaruratan pada bayi dan anak sering kita hadapi dalam praktek sehari-
hari, diluar rumah sakit maupun di pusat pelayanan kesehatan primer. Di Amerika
Serikat kira-kira setengah dari seluruh kasus bayi dan anak panggilan ke ambulans
911 merupakankeluhan medis karena penyakit dibandingkan dengan penderita yang
mengalami jejas/cedera, anak yang menderita sakit biasanya mempunyai kondisi yang
lebih serius dan lebih sulit dinilai dan ditangani.
Penilaian yang akurat anak sakit meliputi pendekatan melalui riwayat penyakit
dan pemeriksaan fisik yang sesuai untuk usia anak, disamping itu komunikasi dengan
anak dan keluarganya sangat penting untuk perawatan klinis yang baik, membangun
kepercayaan, dan mengembangkan interaksi yang menyenangkan dengan anak. Pada
setiap kegawatdaruratan medis pada bayi dan anak harus dilakukan penilaian awal
secara cepat dengan memakai tiga komponen dari The Pediatric Assessment Triangle
(PAT) dilanjutkan dengan langkah resusitasi ABCDE dan memutuskan dilakukan
transportasi atau tidak. Pada kasus yang mengancam nyawa anamnesis dan serta
pemeriksaan fisik terinci dilakukan sesudah keadaan stabil, sedangkan penilaian
berkesinambungan diperlukan pada setiap kasus untuk memantau respons pengobatan
dan memandu intervensi selanjutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Kegawatdaruratan pada Anak ?
2. Bagaimna Batasan usia pediatrik atau anak dan TTV normal anak?
3. Jelaskan Konsep Triase pada anak serta contoh kasus?
4. Bagaimana Pemeriksaan survey primer (a, b, c, d, e)?
5. Bagaimana Pengkajian pediatrik dengan segitiga PAT?
6. Contoh kasus kegawatdaruratan pada anak?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Kegawatdaruratan pada Anak
2. Untuk Mengetahui Batasan usia pediatrik atau anak dan TTV normal anak
3. Untuk Mengetahui Konsep Triase pada anak serta contoh kasus
4. Untuk Mengetahui Pemeriksaan survey primer (a, b, c, d, e)

4
5. Untuk Mengetahui Pengkajian Emergency Pediatric
6. UntukMengetahui Contoh kasus kegawatdaruratan pada anak

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan
seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan/pertolongan segera dalam
arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan
pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau cacat/ kehilangan anggota
tubuhnya seumur hidup. (Saanin, 2012).
Gawat artinya mengancam nyawa, sedangkan darurat adalah perlu
mendapatkan penanganan atau tindakan segera untuk menghilangkan ancaman
nyawa korban. Jadi gawat darurat adalah keadaan yang mengancam nyawa yang
harus dilakukan tindakan segera untuk menghindarikecacatan bahkan kematian
korban (Hutabarat & Putra, 2016)
Emergency pediatric adalah kondisi serius yang mengancam kehidupan bayi
dan anak, sehingga memerlukan pertolongan medis segera. Kegawatdaruratan
pada anak dapat disebabkan oleh penyakit tertentu, cedera atau karena menelan
benda asing / keracunan.

B. BATASAN USIA PEDIATRIC DAN TTV NORMAL ANAK


Tanda tanda vital atau TTV adalah metode pengukuran atau pemeriksaan
fungsi tubuh yang palingmendasar. Ada empat tanda vital yang paling utama,
yaitu suhu tubuh, denyutnadi, laju pernapasan, dan tekanan darah.
Skor APGAR diukur pada 1-5 menit setelah bayi lahir, dengan skor maksimum 10
(sehat) dan minimal 0. Skor ini akan memastikan apakah kondisi bayi baik-baik
saja atau membutuhkan pertolongan medis lanjutan.
TTV normal pada bayi baru lahir adalah:
A: kulit berwarna merah atau merah muda
P: denyut jantung > 100 denyut per menit
G: bayi menangis
A: tonus otot aktif 
R:frekuensi pernapasan 30-60 kali per menit
Untuk mengetahui TTV pada anak,berikut cara perhitungan menggunakan

6
SkorAPGAR :

Nilai 0 1 2
Appearance (warna Biru pucat Badan merah, Semuanya merah
kulit) ekstremitas biru muda
Pulse (denyut Tidak teraba <100 >100
jantung)
Grimace (refleks Tidak ada Lambat Menangis kuat
terhadap
rangsangan)
Activity (tonus otot) Lemas/ lumpuh Gerakan sedikit / Aktif fleksi
Fleksi tungkai tungkai baik /
reaksi melawan
Respiratory (usaha Tidak ada Lambat, tidak Baik, menangis
napas) teratur kuat

Keterangan hasil :
1. Nilai APGAR 7-10 : Bayi dalam kondisi baik
2. Nilai APGAR 4-6 : bayi mengalami asfiksia sedang dan memerlukan
intervensi
3. Nilai APGAR 0-3 : bayi mengalami asfiksia berat, sehingga memerlukan
resusitasi segera.
Setelah dipastikan bahwa kondisi bayi baik-baik saja, maka TTV pada
bayi yang perlu diperiksa agak sedikit berbeda. Seperti pada dewasa, TTV 
yang diperiksa hanya 4 indikator yaitu tekanan darah, denyut nadi, laju
pernapasan, dan suhu tubuh. Akan tetapi, bayi dan anak-anak bukanlah
orang dewasa kecil. Tanda-tanda vital yang normal akan berbeda pada
bayi yang baru lahir, bayi, balita dan anak-anak. Nilai TTV normal akan
berubah seiring bertambahnya usia hingga dewasa. Jika sudah dewasa,
TTV akan relatif konstan sepanjang kehidupan. Namun, ada satu hal yang
tidak berubah meskipun dipengaruhi oleh faktor usia, yaitu suhu
tubuh. Suhu tubuh normal berkisar antara 36,1-37,9 derajat Celsius.

Rentang normal TTV untuk berbagai usia :

7
Denyut jantung normal menurut usia (denyut/menit)

Usia Saat bangun Saat tidur


Neonatus(<28 hari) 100-165 90-160
Bayi (1 bulan-1 tahun) 100-150 90-160
Batita (1-2 tahun) 70-110 80-120
Balita (3-5 tahun) 65-110 65-100
Usia sekolah (6-11 tahu 60-95 58-90
n)
Remaja (12-15 tahun) 55-85 50-90

Frekuensi pernafasan normal berdasarkan usia (kali/menit) :

Usia Frekuensi Pernapasan


Bayi (<1 tahun) 30-55
Balita (1-2 tahun) 20-30
Balita (3-5 tahun) 20-25
Usia sekolah (6-11 tahun) 14-22
Remaja (12-15 tahun) 12-18

Tekanan Darah normal berdasarkan usia :

Usia Sistolik Diastolik


Bayi baru lahir (12 jam) 60-85 45-55
Neonatus (96 jam) 67-84 35-53
Bayi (1-12 bulan) 80-100 55-65
Balita (1-2 tahun) 90-105 55-70
Balita (3-5 tahun) 95-107 60-71
Usia sekolah (6-9 tahun) 95-110 60-73
Usia sekolah (10-11 tahun) 100-119 65-76
Remaja (12-15 tahun) 110-124 70-79

C. KONSEP TRIASE PADA ANAK


1. Pengertian
Kata triase (triage) berarti memilih, jadi triase adalah proses skrining secara
cepat terhadap semua anak sakit segera setelah tiba di rumah sakit
Kegawatdaruratan merupakan keadaan mengancam nyawa yang jika tidak
segera ditolong dapat meninggal atau cacat sehingga perlu ditangani dengan
prioritas pertama.

8
2. Kategori triase
a. Dengan tanda kegawatdaruratan (EMERGENCY SIGNS): memerlukan
penanganan kegawatdaruratan segera.
b. Dengan tanda prioritas (PRIORITY SIGNS): harus diberikan prioritas
dalam antrean untuk segera mendapatkan pemeriksaan dan pengobatan tanpa
ada keterlambatan.
c. Tanpa tanda kegawatdaruratan maupun prioritas: merupakan kasus NON-
URGENT sehingga dapat menunggu sesuai gilirannya untuk mendapatkan
pemeriksaan dan pengobatan

3. Konsep Triase

a. Immediate (tag warna merah)


Pasien harus segera mendapatkan pertolongan dan tidakan medis segera,
mengancam jwa/fungsi vital, membutuan pertolongan medis dalam hitungan
menit untuk bertahan hidup serta adanya gangguan pada airway, breathing dan
circulation. Contoh kasus sepert pada anak dengan diare disertai muntah yang
sudah beberapa hari dan mengalami dehidrasi. Selain tu pada anak dengan
kejang demam yang lebih dari 15 menit dengan potensi tersumbatnya jalan
napas.
b. Delayed (tag warna kuning)
Proses transportasi pasien menuju layanan kesehatan dapat ditunda, meliputi
cedera serius dan mengancam nyawa, tetap statusnya dapat diperkirakan tidak
akan memperburuk secara signifikan dalam beberapa jam. Contoh kasus pada
anak dengan luka bakar tingkat 2 dan anak dengan luka ringan.
c. Minor (tag warna hijau)
Pasien dengan luka atau keluhan ringan dan tidak akan memburuk dalam
beberapa hari kedepan. Contoh kasus seperti pada anak dengan keluhan

9
demam yang tidak kunjung turun selama 2 hari suhu 380 Canak rewel dan tidak
mau makan.
d. Expectant (tag warna hitam)
Pasien dengan kemungkinan hidup sangat kecil karena tingkat keparahan
cedera dan tingkat perawatan yang tersedia. Contoh kasus seperti pada korban
kecelakan lalu lintas dengan apnea, tidak terabanya nadi disertai cedera
servical.

Alogaritma triage pediatric

Bisa berjalan?
YA MINOR Secondary triage

Tidak

Penapasan spontan
Tida
Pernapasan
Posisikan jalan napas IMMEDIATE
spontan
APNEA

Nadi teraba?
Tidak
EXPECTANT

YA
APNEA
5 rescue breaths EXPECTANT
Pernapasan spontan

IMMEDIATE
RR
<15 atau >45
IMMEDIATE
Nadi teraba?
10

15-45
Tidak
3 .Tanda Kegawatdaruratan Konsep ABCD

a. Airway
Apakah jalan napas bebas
Apakah ada sumbatan jalan napas (stridor)
b. Breathing
Apakah ada kesulitan bernapas?
Sesak napas berat (retraksi dinding dada, merintih, sianosis)?
c. Circulation
Tanda syok (akral dingin, capillary refill > 3 detik, nadi cepat dan lemah).
d. Consciousness
Apakah anak dalam keadaan tidak sadar (Coma)?Apakah kejang (Convulsion)
atau gelisah (Confusion)?
e. Dehydration
Tanda dehidrasi berat pada anak dengan diare (lemah, mata cekung, turgor
menurun):
a). Periksa tanda kegawatdaruratan dalam 2 tahap:
1. Tahap 1 :
Periksa jalan napas dan pernapasan, bila terdapat masalah segera berikan
tindakan untuk memperbaiki jalan napas dan berikan napas bantuan.
2. Tahap 2:

11
Segera tentukan apakah anak dalam keadaan syok, tidak sadar, kejang,
atau diare dengan dehidrasi berat
b). Bila Didapatkan Tanda Kegawatdaruratan:
1. Panggil tenaga kesehatan profesional terlatih bila memungkinkan, tetapi jangan
menunda penanganan. Tetap tenang dan melanjutkan penilaian untuk
menentukan masalah yang mendasarinya dan membuat rencana
penatalaksanaannya.
2. Lakukan pemeriksaan laboratorium kegawatdaruratan (darah lengkap,
gula darah, malaria). Kirimkan sampel darah untuk pemeriksaan
golongan darah dan cross-match bila anak mengalami syok, anemia
berat, atau perdarahan yang cukup banyak.

3. Setelah memberikan pertolongan kegawatdaruratan, lanjutkan segera


dengan penilaian, diagnosis dan penatalaksanaan terhadap masalah
yang mendasarinya.

c) Bila tidak didapatkan tanda kegawatdaruratan, periksa tanda prioritas


(konsep 4T3PR MOB):
- Tiny baby (bayi kecil < 2 bulan)
- Temperature (anak sangat panas)
- Trauma (trauma atau kondisi yang perlu tindakan bedah segera)
- Trismus : g3 pembukaan mulut , kekakuan sendi karna kontraksi otot
- Pallor (sangat pucat)
- Poisoning (keracunan)
- Pain (nyeri hebat)
- Respiratory distress (distres pernapasan)
- Restless, irritable, or lethargic (gelisah, mudah marah, lemah)
- Referral (rujukan segera)
- Malnutrition (gizi buruk)
- Oedema (edema kedua punggung kaki)
- Burns (luka bakar luas)
d). Anak dengan tanda prioritas harus didahulukan untuk mendapatkan
pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut dengan segera (tanpa menunggu
giliran). Pindahkan anak ke depan antrean. Bila ada trauma atau masalah
bedah yang lain, segera cari pertolongan bedah

12
4. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Pada Anak

BAGAN 2.Triase Untuk Semua Anak Sakit

TANDA KEGAWATDARURATAN

Bila terdapat tanda kegawatdaruratan berikan tindakan segera, panggil bantuan, ambil
darah untuk pemeriksaan laboratorium kegawatdaruratan (hemoglobin, leukosit,
hematocrit, hitung jenis, gula darah, malaria untuk daerah endemis).

PENILAIAN TINDAKAN
Jangan menggerakkan leher bila ada dugaan
trauma leher dan tulang belakang
Airway & Breathing Bila terjadi aspirasi benda asing:
(Jalan napas & Pernapasan)  Tatalaksana anak yang tersedak
 Obstruksi jalan napas YA Bila tidak ada aspirasi benda asing:
atau  Tatalaksana jalan napas dan
 Sianosis pernapasan
atau  Berikan oksigen
 Sesak napas berat  Jaga anak tetap hangat
Circulation (Sirkulasi)  Hentikan perdarahan
Akral dingin dengan: YA  Berikan oksigen
 Capillary refill>3detik  Jaga anak tetap hangat
 Nadi cepat dan lemah Bila tidak gizi buruk:
 Pasang infus dan berikan cairan
secepatnya
Bila akses IV perifer tidak berhasil,
pasang intraoseus atau jugularis
eksterna
Bila gizi buruk:
Bila lemah atau tidak sadar
 Berikan glukosa IV
 Pasang infus dan berikan cairan
Bila tidak lemah atau tidak sadar (tidak yakin
syok)
 Beriksan glukosa oral atau per NGT
 Lanjutkan segera untuk pemeriksaan
dan terapi selanjutnya
Coma/Convulsion  Tatalaksana jalan napas
(Koma/kejang)  Bila kejang berikan diazepam rektal
YA
 Koma (tidak sadar)  Posisikan anak tidak sadar (bila
atau diduga trauma kepala/leher, terlebih

13
 Kejang (saat ini) dahulu stabilisasi leher
 Berikan glukosa IV

5. Fenomena Pada Masyarakat


- Anak dengan demam kejang
- Gizi buruk
- Anak dengan masalah pernapasan berat
- Anak dengan syok
6.. Peran Perawat Pada Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Anak
a). Independen : fungsi mandiri perawat berkaitan dengan pemberian asuhan
(care)
b). Dependen : fungsi yang didelegasikan sepenunya atau sebagian dari profesi
lain
c). Kolaboratif : melakukan kerjasama saling membantu dalam program
kesehatan (perawat sebagai anggota tim kesehatan).

D. PEMERIKSAAN SURVEY PRIMER (A, B, C, D, E)


Penilaian primer menggunakan pendekatan ABCDE (Airway, Breathing,
Circulaton, Disability, Exposure) dan penilaian atastanda-tanda vital pasien
(termasuk saturasi oksigen oleh pulsaoksimetri). Berikut penjelasan dari masing-
masing komponen.
1. Airway
- Evaluasi jalan napas, patensi jalan napas, dan posisi jalan napas
yang menjaga aliran udara yang baik.
- Pertahankan posisi leher netral.

- Jika terdapat sekresi, lakukan pengisapan jalan napas.

14
- Lakukan jaw thrust pada pasien trauma untuk membuka jalan
napas. Atau buka jalan napas dengan teknik head tilt chin lift.
- Jika tidak dapat membuka jalan napas, pertimbangkan obstruksi
dan lakukan finger sweeps untuk menyingkirkan obstruksi.
- Tentukan apakah jalan napas dapat dipertahankan.
2. Breathing
- Look : Lihat pergerakan dinding dada anak.
- Listen : Dengarkan adanya aliran udara pernapasan.
- Feel : Rasakan adanya udara yang keluar dari dalam mulut
atau hidung anak.
3. Circulaton
Lihat adanya tanda sirkulasi meliputi, responsivitas, batuk (coughing),
dan pernapasan normal. Evaluasi detak jantung melalui auskultasi
langsung atau palpasi denyut sentral dan denyut nadi. Pada bayi muda
periksa nadi di arteri brakialis, sedangkan pada anak dan remaja,
evaluasi nadi karotis. Lakukan penilaian nadi tidak lebih dari 10 detik.
Penilaian lain yang perlu dilakukan adalah nilai perfusi, warna kulit,
dan suhu, tekanan darah, irama jantung, dan tingkat kesadaran. (Kyle
& Carman, 2017).
4. Disability
Untuk kesadaran (disability) dapat dievaluasi menggunakan AVPU
skala yaitu:
- Alert (waspada)
- responds to Verbal stimuli (merespons secara verbal rangsangan)
- responds to Painful stimuli (merespons rangsangan yang
menyakitkan)
- Unresponsive (tidak responsif)
Pada disability juga dilakukan penilaian pupil sebagai berikut:
Pupil Ukuran Reaksi: Ukuran
Kanan
Reaksi
++ = Cepat skala pupil:
Kiri Ukuran
Reaksi + = Tersendat- 1 – 8 mm
sendat
- = Tidak ada
T = Mata menutup
15
karena bengkak

Lebih lanjut, tingkat kesadaran dinilai menggunakan Glasgow Coma Scale


(GCS) skor. Berikut bagian dari Skala Koma Glasgow Pediatrik:
Secara spontan 4
Mata Terhadap bicara 3
membuka Terhadap nyeri 2
Tidak ada 1
Mematuhi perintah 6 Respons yang biasa di
Respons Melokalisir nyeri 5
catat adalah respons
motorik Fleksi menarik 4
Fleksi abnormal 3 terbaik lengan atau
yang Ekstensi 2 respons yang sesuai
terbaik Tidak ada 1
dengan usia
< 2 tahun > 2 tahun
Tersenyum, mendengar, 5 5 - Orientasi
Respons
mengikuti
terbaik
Menangis, tenang 4 4 - Konfusi
terhadap Menangis persisten yang 3 3 - Kata-kata tidak tepat
stimulus tidak tepat
Agistasi, gelisah 2 2 - Kata-kata tidak jelas
auditori
Tidak ada respons 1 1 - Tidak ada
dan/visual T - ETT atau
trakeostomi
Total skala koma

5. Exposure
Eksposur termasuk mengekspos dan memeriksa anak untuk tanda-
tanda lain yang mengindikasikan adanya trauma atau penyakit, berikan
perhatian khusus pada anak di bagian tubuh meliputi: wajah, tubuh,
dan kulit, saat pemeriksaan berlangsung tetap jaga anak agar terhindar
dari hipotermia.

E. PENGKAJIAN PEDIATRIK DENGAN SEGITIGA PAT


Triase merupakan proses penilaian klinis awal yang mengklasifikasikan
pasien, tergantung pada seberapa mendesak mereka perlu dirawat dan risiko
kondisi pasien memburuk (Fernandez et al., 2016).
Salah satu alat pengkajian yang dapat digunakan pada tahap pertama triase di
unit gawat darurat anak adalah Pediatric Assessment Triangle (PAT). Hasil

16
penelitian menunjukkan bahwa PAT dapat menjadi alat yang valid untuk
mengidentifikasi pasien yang paling parah sebagai langkah pertama dalam proses
triase. Selanjutnya, PAT digunakan untuk memulai penilaian darurat bayi dan
anak-anak yang terdiri dari 3 komponen meliputi penampilan, kerja pernapasan,
dan sirkulasi ke kulit (Dieckmann, Brownstein, & Gausche-hill, 2010).
PAT adalah langkah pertama dalam menjawab 3 pertanyaan kritis yaitu:
Seberapa parah penyakit atau cedera anak? Apa kelainan fisiologis yang paling
mungkin? Apa urgensi untuk perawatan?
Segitiga PAT (The Pediatric Assesment Triangle) adalah alat yang digunakan
dalam pengobatan darurat untuk membentuk kesan umum dari pasien anak. Dalam
pengobatan darurat, kesan umum terbentuk saat pertama kali ahli medis(perawat)
melihat pasien, biasanya dalam hitungan detik.
The Pediatric Assesment Triangle digunakan sebagai metode cepat menentukan
ketajaman anak, dan dapat menentukan apakah anak tersebut di gangguan pernapasan,
gagal napas dan syok.Teknik penilaian ini dilakukan tanpa memegang anak. Dengan
melihat dan mendengar, pemeriksa dapat mendapatkan kesan akan kegawatan anak.
Tiga komponen PAT sebagai berikut yaitu:
1. Penampilan anak
Penampilan anak seringkali merupakan cerminan kecukupan ventilasi dan
oksigenasi otak. Namun demikian beberapa keadaan lain dapat pula
mempengaruhi penampilan anak seperti hipoglikemi, keracunan, infeksi otak,
perdarahan atau edema otak atau juga penyakit kronik pada susunan saraf pusat.
Penampilan anak dapat dinilai dengan berbagai skala. Metoda ‘TICLES’ meliputi
penilaian tonus (T= tone), interaktisi (I= interactiveness), konsolabilitas (C=
consolability), cara melihat (L= look/gaze) dan berbicara atau menangis (S=
speech/cry).
Karakteristik Hal yang
dinilai
Tone Apakah anak bergerak aktif atau menolak pemeriksaan
dengan
kuat? Apakah tonus ototnya baik atau lumpuh?
Interactivenes Bagaimana kesadarannya? Apakah suara mempengaruhinya?
Apakah ia mau bermain dengan mainan atau alat
pemeriksaan? Apakah anak tidak bersemangat saat

17
berinteraksi dengan orang
tua/ pengasuh?
Consolabillity Apakah ia dapat ditenangkan orang tua atau pengasuh atau
pemeriksa? Apakah anak menangis terus atau tampak agitasi
sekalipun dilakukan pendekatan yang lembut?
Look/Gaze Apakah ia dapat memfokuskan penglihatan?
Apakah
pandangannya kosong?
Speech/Cry Apakah anak berbicara atau menangis dengan kuat? Apakah
suaranya lemah?

2. Upaya nafas
Upaya napas merefleksikan usaha anak mengatasi gangguan oksigenasi dan
ventilasi. Karakteristik hal yang dinilai adalah :
a. Suara napas yang tidak normal
b. Posisi tubuh yang khas
c. Retraksi
d. Cuping hidung
Karakteristik Hal yang dinilai
Suara napas yang tidak normal Mengorok, parau, stridor, merintih, menangis
Posisi tubuh yang tidak normal Sniffing, tripoding, menolak berbaring, head
bobbing
Retraksi Supraklavikula, interkosta, subternal
Cuping hidung Napas cuping hidung

3. Sirkulasi kulit
Sirkulasi kulit mencerminkan kecukupan curah jantung dan perfusi ke organ vital.
Hal yang dinilai :
a. Pucat
b. Mottling
c. Sianosis
Karakteristik Hal yang
dinilai
Pucat Kulit atau mukosa tampak kurang merah karena kurangnya

18
aliran darah ke darah tersebut
Mottling Kulit berbecak kebiruan akibat vasokontriksi
Sianosis Kulit dan mukosa tampak biru
Penilaian ketiga hal ini, tanpa menyentuh anak, telah dapat
memberikan gambaran kasar tentang kegawatan anak dengan cepat. Secara
ringkas penggunaan PAT dapat dilihat pada gambardibawah.

Gambaran Penggunaan Segitiga PAT


Seorang anak yang menunjukkan peningkatan pernapasan, tetapi memiliki
penampilan dan sirkulasi normal ke kulit,
1. Gawat Napas
awalnya dapat diasumsikan mengalami gangguan pernapasan. Saat anak
mengalami kesulitan napas, ia mendapatkan cukup oksigen untuk mengisi tubuh
dengan baik (karena itu sirkulasi normal) dan untuk memberi oksigen ke otak
( mencegah perubahan status mental).
 
Penampilan(N) Upaya napas

 
Sirkulasi kulit (N)
2. Gagal Napas
kegagalan pernapasan dapat dianggap ketika seorang anak menunjukkan
peningkatan pernapasan, bersamaan dengan penampilan abnormal atau
sirkulasi yang tidak normal. Penampilan abnormal (status mental) atau

19
sirkulasi menunjukkan bahwa anak tidak bernapas dengan cukup baik untuk
mengisi tubuh atau untuk mengoksidasi otak
Penampilan Upaya napas /

 
Sirkulasi kulit (N)
3. Syok
seorang anak dengan penampilan dan sirkulasi yang tidak normal ke kulit
kemungkinan besar mengalami syok. Masalah di kedua area ini menunjukkan
bahwa tubuh anak tidak mengisi otak atau jaringan lain (pekerjaan bernapas
tidak mungkin ditingkatkan, meskipunanak cenderung bernapas dengn cepat
 
Penampilan Upaya napas(N)

Sirkulasi kulit

(Penampilan: The "Tickles" (TICLS) Mnemonic)


(Ciri) fitur normal
T one Bergerak secara spontan, menolak pemeriksaan, duduk atau berdiri sesuai usia
Nada/ suara
I nteractiveness Tampil aleart / terlibat dengan dokter atau pengasuh, berinteraksi dengan baik
Interaktivitas dengan orang / lingkungan, meraih objek
C onsolability Berhenti menangis dengan dipegang / dihibur oleh caragiver, memiliki respon
Penghiburan yang berbeda untuk ceregiver vs pemeriksa
L ook/gaze Melakukan kontak mata dengan dokter, melacak secara visual
Lihat / tatap
S peech/cry Menggunakan bahasa yang sesuai dengan usia
bahasa / menangis

Cara Kerja Napas


ciri Fitur abnormal

20
Suara saluran Mendengkur, bicara teredam / serak, stridor, mendengus, mengi
napas yang tidak
normal
Posisi tidak normal Posisi sniffing, tripoding, lebih mengutamakan postur duduk
Batasan Supraclavicular, intercostal, atau substernal, head bobbing (bayi)
Flaring Flaring of the nares on inspiration

Sirkulasi Ke Kulit
Ciri Fitur Abnormal
Muka pucat Kulit putih / pucat atau selaput lendir
Bintik-bintik Perubahan warna kulit yang tidak merata karena vasokonstriksi yang
bervariasi
Sianosis Perubahan warna kebiruan pada kulit / selaput lendir

Hubungan komponen PAT dengan kategori fisiologis dan prioritas pengelolaan

Presentasi Penampilan Kerja Sirkulasi ke Prioritas manajemen


pernapasan kulit
Normal Normal Normal Terapi khusus berdasarkan
Stabil kemungkinan penyebab
Gangguan Normal Abnormal Normal Posisi nyaman, O2 / suction,
pernapasan terapi khusus (misal albuterol,
diphenhydramine, epinefrin),
laboratorium / rontgen
Kegagalan Abnormal Abnormal Normal atau Posisi kepala / jalan nafas
pernafasan Abnormal terbuka, BVM, penghilangan
FB, jalan nafas lanjutan,
laboratorium / sinar-x
Shock Normal Normal Abnormal O2, IV perifer, resusitasi cairan,
(dikompensasi) terapi spesifik berdasarkan
antibiotik etiologi, pembedahan,
antidisritmia), laboratorium /
rontgen
Syok Abnormal Normal atau Abnormal O2, akses vaskular, resusitasi
(dekompensasi / Abnormal cairan, terapi spesifik
hipotensi) berdasarkan etiologi (antibiotik,
vasopresor, produk darah,
pembedahan, antidisritmia,
kardioversi), laboratorium /

21
rontgen
Disfungsi SSP / Abnormal Normal Normal O_2, glukosa POC,
Metabolik pertimbangkan etiologi lain,
laboratorium / sinar-x
Kegagalan / Abnormal Abnormal Abnormal Posisi kepala / jalan nafas
henti jantung terbuka, BMV dengan 100%
paru O_2, CPR, terapi spesifik
berdasarkan stiologi (defibrilasi,
epinefrin, amiodaron),
laboratorium / rontgen

Dalam artikel Fuchs et al. (2016) menjelaskan komponen penilaian pasien langkah demi
langkah berikut dalam penilaian darurat pediatrik :
1. Keamanan Tempat Kejadian (Scene Safety)
Penilaian keamanan tempat pengkajian meliputi :
a. Penilaian keselamatan penyedia perawatan, pasien, pengasuh, dan /
atau penonton yang melihat kejadian.
b. Perlindungan dari kekerasan atau terhadap penyakit menular dan
termasuk pencegahan pajanan terhadap bahaya lingkungan lainnya.
2. Penilaian PAT
a. Appearance (Penampilan) dapat dibantu dengan kata "Tickles"
(TICLS) meliputi:
Karakteristik Tampilan Normal
Tone (Nada) Bergerak spontan, menolak dikaji, duduk atau berdiri
(sesuai usia).
Interactiveness Tampak waspada/terlibat dengan petugas kesehatan
(Interaktivitas) atau pengasuh, berinteraksi secara baik dengan
orang/lingkungan, meraih objek.
Consolability Berhenti menangis dengan pelukan/ pemberian rasa
(Konsolabilas) nyaman dari pemberi perawatan, memiliki respons
yang berbeda terhadap pengasuh dengan pemeriksa.
Look/gaze (Lihat/tatap) Membuat kontak dengan tenaga kesehatan, melacak
secara visual (tracks visually).
Speech/cry (Berbicara/ Berbicara sesuai usia
menangis)

22
b. Work of Breathing (Kerja Napas) meliputi:
Karakteristik Tampilan Abnormal
Bunyi saluran Mendengkur, suara teredam/serak, stridor, mendengus,
napas abnormal mengi.
Posisi abnormal Posisi mengendus, tripoding, lebih suka postur duduk.

Gambar 2. Posisi Tripoding

Retraksi Supraklavikula, intercostal, atau substernal, head bobbing


(bayi).

Gambar 3. Head Bobbing Gambar 4. Retraksi


substernal (a), intercostal
(b), subcostal (c), dan
sternal (d)
Flaring Nares (lubang eksternal rongga hidung) yang terbakar
terlihat saat inspirasi.

c. Circulation to Skin (Sirkulasi ke Kulit) meliputi:

Karakteristik Tampilan Abnormal


Pallor (pucat) Kulit putih/pucat atau selaput lendir.
Mottling Perubahan warna kulit tidak merata karena
vasokonstriksi.
Sianosis Perubahan warna kebiruan pada kulit/selaput lendir.

23
Seorang anak dengan temuan PAT yang abnormal dapat mengindikasikan
bahwa anak membutuhkan evaluasi dan manajemen yang cepat seperti pasien
apnea dan tidak terak teraba nadi membutuhkan resusitasi kardiopulmoner
untuk intervensi segera.

F. CONTOH KASUS KEGAWATAN PADA ANAK


1. Kejang Demam
Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu tubuh rectal di atas 38’C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Contoh kasus Kejang demam An. K usia 19 Bulan datang ke
rumah sakit dengan keluhan demam dan kejang. Kliendemam sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit.Klien kejang dirumah 2 kali selama + 5menit
setiap kejang.Saat pengkajian, klien mengalami kejang 1 kali. Suhu tubuh:
39°C
Penatalaksaan kegawatdaruratan dengan kejang demam sebagai berikut :
a) Monitor suhu tubuh anak dan beri kompres hangat pada anak agar suhu
tubuh anak kembali setabil
b) Pantau kejang demam anak saat di baringkan dan kejang berulang
c) Monitor asupan nutrisi adekuat
d) Observasi ketat tanda-tanda vital
e) Memberikan obat penurun panas jika perlu bila suhu tubuh >37 derajat C
2. DHF

24
Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah suatu penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh
melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, ditandai oleh permeabilitas kapiler,
kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein.
Contoh kasus:anak P di bawa ibunya ke IGD RSUD Bangli dengan keluhan
panas naik turun selama 6 hari disertai dengan mual dan muntah serta
keringat dingin,dan kejang hasil LAB menunjukkan anaknya positif DHF
pengkajian dan pemeriksaan didapatkan Suhu tubuh 39,2 derajat C HB=
10,5g/dl HT=42,1% Leukosit=2.100/mm3 Trombosit=52.000/mm dan
disarankan oleh dokter untuk rawat inap diruang anak RSUD Bangli
Untuk penatalaksanaannya :
a. Minum banyak 1,5-2 liter/24 jam dengan air teh, gula atau susu.
b. Antipiretik jika terdapat demam.
c. Antikonvulsan jika terdapat kejang.
d. Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan
minum dan nilai hematokrit jika cenderung meningkat.
3. Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk
cair /setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.Contoh: An.Y di
bawa ke berobat karena bab lebih dari 5 x sehari bab cair ,berlendir terkadang
bab di sertai darah , An Y mengalami demam kurang lebih sudah 3 hari ,an Y
sering rewel hanya sedikit mau makan dan minum asi ibu
Penatalaksanannya ialah :
a). berikan terapi berupa obat oral bila bab cair saja,parasetamol 3x 1 saat
demam,beri zinc saaat bab anak berlendir 1x 20 mg saat pemberian dan
lacto B 3X 1
b). beri edukasi kepada kedua orangtua untuk menjalani hidup bersih dan sehat
edukasi kepada anggota keluarga untuk melakukan tindakan pencegahan diare
dengan cuci tangan sebelum dan sesudah makan ,setelah selesai dari kmr
mandi ,saat menyiapkan makanan

4. Pneumonia

25
Pneumonia adalah suatu peradangan alveoli atau pada parenchyma paru yang
terjadi pada anakPada pneumonia yang menjadi pemicu kematian tertinggi
adalah akibat infeksi paru oleh bakteri dimana anak memiliki sistem imun
yang belum kuat rentan terhadap suatu penyakitselain disebabkan oleh distress
pernapasan akibat penumpukan sekret.Contoh kasus: An. W datang dengan
ibunya mengalami sesak nafas , nafas cepat, keluhan batuk, suara napas
ngrok-ngrok selama 2 minggu mengeluarkan dahak darah saat meludah suhu
tubuh anak 39 derajat C
Penatalaksanaannya yaitu :
a) Monitor vital sign (suhu, RR, Nadi) dengan rasional untuk mengetahui
keadaan umum klien.
b) Berikan parasetamol saat suhu tubuh naik dan kompres
c) Monitor respirasi dan oksigenasi
d) Auskultasi bunyi napas dengan rasional untuk mencatat adanya suara
napas tambahan
e) Sajikan minum hangat atau air susu hangat dengan rasional dapat
melunakan secret
f) Kolaborasi dalam pemberian terapi nebulizer 2,5 mg dengan rasional
melancarkan jalan napas.
5. Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan adalah penyakit dengan kelainan pada struktur
jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir.Penyakit jantung
yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Contoh kasus: Anak
B di gendong orang tuanya Datang ke RS Kasih ibu mengalami sesak
nafas,batuk-batuk ,tampak lemah,pucat cepat di bawa ke RS setelah lelah saat
bermain bersama teman”nya ,tidak sadarkan diri,nadi menurun
Penatalaksanaannya :
me- monitor tanda-tanda vital, melakukan pemeriksaan EKG, mengkaji
capilary refill, mengobservasi kualitas dan kekuatan denyut jantung,
amemberikan oksigen dengan via kanul nasal 5 liter, memberikan posisi semi
fowler, menganjurkan pasien untuk istirahat bila terjadi kelelahan

26
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya mendadak mengakibatkan
seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan/pertolongan segera dalam arti
pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila tidak mendapatkan pertolongan
semacam itu maka korban akan mati atau cacat/ kehilangan anggota tubuhnya seumur
hidup. (Saanin, 2012).Emergency pediatric adalah kondisi serius yang mengancam
kehidupan bayi dan anak, sehingga memerlukan pertolongan medis segera.
Kegawatdaruratan pada anak dapat disebabkan oleh penyakit tertentu, cedera atau
karena menelan benda asing / keracunan.
Tanda tanda vital atau TTV adalah metode pengukuran atau pemeriksaan fungsi tubuh
yang palingmendasar. Ada empat tanda vital yang paling utama, yaitu suhu tubuh,
denyutnadi, laju pernapasan, dan tekanan darah.Skor APGAR diukur pada 1-5 menit
setelah bayi lahir, dengan skor maksimum 10 (sehat) dan minimal 0. Skor ini akan
memastikan apakah kondisi bayi baik-baik saja atau membutuhkan pertolongan medis
lanjutan.
B. SARAN
Pada proses pengkajian gawat darurat pada anak, yang perlu diperhatikan ialah
pada tahap pertama triase di unit gawat darurat anak adalah menggunakanPediatric
Assessment Triangle (PAT). Karena dari hasil penelitian menunjukkan bahwa PAT
dapat menjadi alat yang valid untuk mengidentifikasi pasien yang paling parah
sebagai langkah pertama dalam proses triase.

27
DAFTAR PUSTAKA

Krisanty P,. Dkk (2008), Asuhan Keperawatan Gawat darurat, Trans info Media, Jakarta
Pujiono A.(2010) Konsep Triase Keperawatan Gawat Daruratan .Internasional Child Health
Arif Mansjoer, dkk (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 2, Media Aesculapius, Jakarta
Ngastiyah (1997), Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta
Sheehy (2013) keperawatan gawat darurat. Jakarta: TIM
Fulde, Gordian. (2009). Emergency medicine 5thedition.Australia : Elsevier.
Holder, AR. (2002).Emergency room liability.JAMA.

28

Anda mungkin juga menyukai