720 1505 1 SM
720 1505 1 SM
2/September/2015
Agianto¹, Efrin Riyadi², Aisyah³, Enny Zahratunnisa³, Mega Silvia³, Azizah Zahratun
Nisa³, Mutia Nor’aina³, Muhlisoh³
ABSTRAK
Akalasia esofagus, atau dikenal juga dengan namasimple ectasia, kardiospasme, megaesofagus,
merupakan salah satu penyakit yang jarang terjadi. Di Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin
sendiri kasus akalasia merupakan kasus yang langka, menurut informasi yang didapat dari ruang
Penyakit Dalam Pria, kasus akalasia baru pertama kali ditemukan.Klien mengeluh tidak bisa makan
dan minum sejak tiga bulan yang lalu.Klien mengeluh awalnya ditenggorokan ada rasa seret di
tenggorokan.Saat klien menelan makanan langsung muntah-muntah.Karakteristik muntah yaituapa
yang klien makan dan minum. Klien mengeluh sehabis muntah klien merasa tenggorokan sakit dan
merasa asam.Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien adalah ganggguan menelan berhubungan
dengan (b.d) penyakit akalasia (gangguan/kerusakan pada esophagus);ketidakseimbangan nutrisi:
kurang dari kebutuhan tubuh b.d faktor biologis: ketidakmampuan dalam memenuhi asupan nutrisi
(gangguan/kerusakan pada esophagus); risiko kekurangan volume cairan dengan faktor risiko:
kehilangan cairan berlebihan: muntah cairan/makanan; defisiensi pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya paparan infomaasi (akalasia esofagus), dan nyeri akut b.d agen injuri biologi (penyakit:
aklasia esofagus).
ABSTRACT
Esophageal achalasia, or also known as simple ectasia, cardiospasm, mega esophaageal, is one of
the rare disease. In the General Hospital of Ulin Banjarmasin, this case is a rare.According to
information that obtained from male internist ward, this case is the first time in there. The client
complained that he could not ate and drank since three months ago. Clientinitially complained that he
felt there was different sense in the throat. When heswallowed, he directly got vomiting. The
characteristics of vomiting was what he had eaten and drank. Client also complained that after
vomiting, he felt pain and sour at throat. Nursing diagnosis that appears on the client was associated
with swallowing disorder related to (r/t)achalasia disease (disturbance / damage to the esophagus);
imbalance nutrition: less than body requirements r/t biological factors: inability to have nutritional
intake (interference / damage of esophagus); risk for lack of fluid volume with risk factors: excessive
fluid loss: vomit fluid / food; deficiency of knowledge r/t the lack of information exposure (esophageal
achalasia), and acute pain r/t biological injury agents (disease: esophageal achalasia).
53
Studi Kasus: Gangguan Menelan DK Vol.3/No.2/September/2015
54
Studi Kasus: Gangguan Menelan DK Vol.3/No.2/September/2015
makanan, dia langsung muntah- cc). Klien tidak bisa makan dan minum,
muntah.Karakteristik muntahnya apa yang jika makan atau minum akan dimuntahkan.
klien makan dan minum. Klien mengeluh Berat badan (BB) saat ini 45 kg, BB
sehabis muntah merasa tenggorokan sakit dahulu 70 kg, tinggi badan (TB) 160 cm,
dan juga merasa asam.Klien juga suhu tubuh 36 0C, frekuensi nadi: 85 kali
mengeluh perutnya terasa pedih.Pedihnya per menit, tekanan darah (TD) 100/70
juga dimulai sejak tiga bulan yang mmHg. Kelembaban kulit baik
lalu.Klien melaporkan bahwa dirinya juga (lembab).Warna kulit cokelat tua, turgor
jarang BAB karena tidak ada asupan kulit baik.Infus terpasang pada tangan
nutrisi yang adekuat.BAK lancar.Klien sebelah kanan(vena radialis) dengan cairan
masuk rumah sakit pada bulan April 2014 ringer laktat (RL) sebanyak 20 tpm.
dan menyatakan bahwa sudah diinfus di
rumah selama tiga bulan sejak keluhan
Radiologi
tidak bisa makan dan minum tersebut.
Istri klien mengatakan bahwa klien Dari foto radiologi OMD tanggal 19
mempunyai riwayat sakit liver 27 tahun April 2014 (Gambar 1) didapatkan
yang lalu.Tidak ada riwayat hipertensi, kesimpulan adanya dilatasi esophagus e.c
DM, dan sakit paru atau menular lainnya. stenosis distal esophagi, kronik gastritis.
Istri klien juga mengatakan bahwa
dari keluarga tidak ada riwayat sakit
seperti penyakit klien saat ini, dan tidak
ada riwayat hipertensi, DM, kanker, dan
sakit paru atau menular lainnya.
Pemeriksaan Fisik
55
Studi Kasus: Gangguan Menelan DK Vol.3/No.2/September/2015
56
Studi Kasus: Gangguan Menelan DK Vol.3/No.2/September/2015
57
Studi Kasus: Gangguan Menelan DK Vol.3/No.2/September/2015
dengan kategori kekurangan berat badan cair berupa susu 6x100 cc/24 jam (12,
tingkat ringan:17,0 – 18,5. (Normal 18,5 – 13).
25,0). 2. Untuk mengatasi masalah
Untuk penatalaksanaan akalasia ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
yaitu (7): kebutuhan tubuh perawat melakukan
1. Pasien harus diintruksikan untuk makan manejemen nutrisi pada klien (12,
dengan perlahan dan minum cairan 14,15,16,17).
pada saat makan. 3. Untuk mengatasi masalah risiko
2. Kalsum dan nitrit, digunakan untuk kekurangan volume cairan perawat
menurunkan tekanan esofagus dan memonitor intake dan output cairan (12,
memperbaiki menelan, jika tidak 18, 19).
berhasil dilakukan pembedahan dengan 4. Untuk mengatasi masalah defisiensi
dilatasi pneumetik atau pemisahan serat pengetahuan perawat melakukan
otot. pendidikan kesehatan kepada klien dan
keluarga tentang akalasia esophagus
Akalasia dapat diobati secara dan memberikan discharge planning
konservatif dengan meregangkan area (12).
esofagus yang menyempit disertai dilatasi 5. Untuk mengatasi masalah nyeri akut
pneumatik.Sifat terapi pada akalasia perawat melakukan manajemen nyeri
hanyalah paliatif, karena fungsi peristaltik distraksi dan relaksasi (12,20,21,22,23,
esofagus tidak dapat dipulihkan kembali. 24).
Terapi dapat dilakukan dengan memberi
diet tinggi kalori, medikamentosa,
PENUTUP
tindakan dilatasi, psikoterapi, dan operasi
esofagokardiotomi (operasi Heller) (8,9). Kesimpulan yang dapat diambil dari
Klien diobati dengan terapi medikasi studi kasus klien dengan gangguan
yaitu obat-obat oral seperti metoclopramid menelan pada kasus akalasia esophagus
(antiemetik)dan ranitidine (tukak adalah setelah dilakukan pengkajian
lambung). Obat-obat oral yang membantu didapatkan diagnosa keperawatan yang
mengendurkan sphincter esophagus bagian muncul pada klien yaitu ganggguan
bawah termasuk kelompok-kelompok obat menelan b.d penyakit: akalasia
yang disebut nitrates, contohnya (gangguan/kerusakan pada esophagus),
isosorbide dinitrate (Isordil) dan calcium- ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
channel blockers contohnya nifedipine kebutuhan tubuh b.d faktor biologi,
(Procardia) dan verapamil (Calan). ketidakmampuan dalam memenuhi asupan
Meskipun beberapa pasien-pasien dengan nutrisi(gangguan/kerusakan pada
akalasia, terutama pada awal penyakit, esophagus), risiko kekurangan volume
mempunyai perbaikan dari gejala-gejala cairan dengan faktor risiko: kehilangan
dengan obat-obat, kebanyakan cairan berlebihan, muntah cairan/makanan,
tidak.Dengan mereka sendiri, obat-obat defisiensi pengetahuan berhubungan
oral mungkin menyediakan hanya dengan kurangnya paparan informasi
pembebasan jangka pendek dan bukan (akalasia esofagus), dan nyeri akut b.d
jangka panjang dari gejala-gejala akalasia, agen injuri biologi (penyakit aklasia
dan banyak pasien-pasien mengalami efek esofagus).
samping dari obat (8). Saran untuk penelitian ini
Intervensi yang telah dilakukan pada diharapkan perawat dapat mengerti,
klien adalah: mengetahui tentang kasus klien dengan
1. Untuk mengatasi masalah gangguan gangguan menelan pada kasus akalasia
menelan perawat melakukan kolaborasi esophagus (tata laksana keperawatan)
dengan ahli gizi dalam pemberian diet termasuk di dalamnya adalah pengkajian,
58
Studi Kasus: Gangguan Menelan DK Vol.3/No.2/September/2015
59
Studi Kasus: Gangguan Menelan DK Vol.3/No.2/September/2015
60