1 2 3
Pridson Mandiangan , Amperawan , Sukarman
Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Sriwijaya, Palembang
Email: primaputramando@gmail.com
ABSTRAK
Ide pembuatan musik kolintang diawali dari kondisi lingkungan di seputar kampus dengan adanya
tumpukan kayu-kayu bekas yang berpotensi menjadi sumber kotoran dan penyakit, serta
mendegradasi nilai estetika dan keindahan kampus maka upaya pemanfaatan kayu-kayu bekas
menjadi alat musik tradisional kolintang menjadi solusi kecil dalam mengatasi ancaman
pencemaran lingkungan tersebut. Suatu realitas bahwa musik kolintang kemudian menjadi suatu
sarana pembinaan, bagi mahasiswa dalam menyalurkan hoby dan mengekspresikan diri dalam
bidang seni, maka secara khusus musik kolintang juga telah menjadi alat penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dari sekelompok dosen, sehingga sangat berpontensi untuk
menjadi unit usaha kampus. Memperhatikan bahan baku musik kolintang berupa kayu, terutama
pohon waru, sangat berpotensi menimbulkan persepsi keliru terutama kepada para pengamat dan
pemerhati lingkungan, bahwa pembuatan alat musik kolintang dapat mengancam lingkungan
berupa ekploitasi tanaman dan hutan yang merusak system lingkungan hidup. Suatu ide kreatif
ingin diwujudkan dalam konsep produksi musik kolintang di Politeknik Negeri Sriwijaya, didesain
dalam suatu sistem yang dapat menjaga dan memelihara lingkungan kampus yang hijau dan sehat
sambil melestarikan budaya, diimplementasikan dalam artikel dengan judul “Konsep Melestarikan
Budaya melalui Upaya Penghijauan Lingkungan Kampus Politeknik Negeri Sriwijaya”.
Kata Kunci : Ide Kreatif, Musik Kolintang, Pohon Waru, Penghijauan Lingkungan
2. LANDASAN TEORI
2.1. Alat Musik Kelontang
Kolintang merupakan alat musik khas
dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang
mempunyai bahan dasar berupa kayu yang
jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang
cukup panjang dan dapat mencapai nada-
nada tinggi maupun rendah seperti kayu
waru, kayu telur, bandaran, wenang, kakinik
atau sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan
tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun
sedemikian rupa membentuk garis-garis
sejajar).
Gambar 1. Pohon Waru di Kampus Polsri Kata Kolintang berasal dari bunyi :
Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan
1.2. Rumusan Masalah Tang (nada tengah). Pada mulanya kolintang
Dari berbagai realitas yang terungkap hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang
di atas, memunculkan suatu ide berupa diletakkan berjejer diatas kedua kaki
“Konsep Melesterikan Budaya melalui Upaya pemainnya dengan posisi duduk di tanah,
Penghijauan Lingkungan Kampus Politeknik dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan.
Negeri Sriwijaya” . Makna yang terkandung Dengan berjalannya waktu kedua kaki
didalam konsep ini adalah bagaimana pemain diganti dengan dua batang pisang,
mengkreasi suatu upaya penghijauan yang atau kadang-kadang diganti dengan tali
menjadi isu aktual dan global saat ini, tidak seperti arumba dari Jawa Barat. Sedangkan
sekedar menanam pohon pelindung, tetapi penggunaan peti resonator dimulai sejak
sekaligus dapat diberdayakan serta Pangeran Diponegoro berada di Minahasa
berkontribusi secara langsung dan (th.1830). Pada saat itu, konon peralatan
berkelanjutan baik kepada lembaga internal gamelan dan gambang ikut dibawa oleh
maupun masyarakat pada umumnya. Maka rombongannya. Adapun pemakaian kolintang
permasalahan yang akan dibahas dapat erat hubungannya dengan kepercayaan
dirumuskan sebagai berikut: tradisional rakyat Minahasa, seperti dalam
Tabel 1. Kegiatan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Musik Kolintang
No Tahun Judul Jenis Pelaksana
1 2011 Pemanfaatan Kayu Bekas Menjadi Pengabdian Ahmad Syafawi
Alat Musik Kolintang L. Suhairi Hazisma
Pridson Mandiangan
2 2012 Pemanfaatan Kayu Bekas Menjadi Pengabdian Pridson Mandiangan
Alat Musik Kolintang, L. Suhairi Hazisma
Pembuatan 2 Unit Pengiring Musik Arfan Hasan
Kolintang
3 2013 Penerapan Teknologi pada Alat Pengabdian Pridson Mandiangan
Musik Tradisional Kolintang di Martinus Mujur Rose
Politeknik Negeri Sriwijaya Indra Satriadi
Palembang
4 2013 IbM PondoK Pesantren Al Amalul Pengabdian Pridson Mandiangan
Khair dan SMA BPPK Palembang IbM Bainil Yulina
Upaya Pembinaan Keterampilan Akhmad Mirza
Bermain Musik Kolintang dan
Entrepreneurship
5 2014 - Penerapan Teknologi Abakod pada Penelitian Pridson Mandiangan
2015 Alat Musik Tradisional Kolintang Hibah Amperawan
Bersaing Bainil Yulina
6 2015 Pelatihan Musik Kolintang di SMP Pengabdian Pridson Mandiangan
BPPK Palembang Mandiri Lisnini
Hanifati
Ummasyroh
Paisal
7 2015 Pelatihan Musik Kolintang di SMA Pengabdian Alhushori
Pondok Pesantren Al Amalul Khair Kerjasama Irawan Rusnadi
Palembang Dibyantoro
8 2016 - Inovasi Teknologi Abakod Menjadi Penelitian Pridson Mandiangan
2017 Akorama pada Alat Musik Hibah Amperawan
Tradisional Kolintang di Politeknik Bersaing Sukarman
Negeri Sriwijaya
Sumber: PPPM Polsri, 2015