Anda di halaman 1dari 3

Nama : I Putu Yogi Aryana

Nim : 119112480

Fak/Jur : FEB/Manajemen

Matkul : Etika bisnis

Dosen : I Gst. Ayu Wirati Adriati S.E., M.M

Jawaban Kasus :

1. Kalau pengelola hotel berkata benar, apa saja yang menyebabkan pekerja setempat relatif malas

dan sulit dikembangkan ?

Jawaban :

Adanya rasa ego yang timbul pada masyarakat lokal atau pekerja lokal menyebabkan relatif malas

dan sulit dikembangkan karena mereka selalu merasa bahwa daerah tersebut adalah miliknya.

Kejadian seperti ini kerap terjadi di lokasi kerja dimana pekerja lokal lebih dominan dibandingkan

yang lainnya. Adanya rasa kepemilikan wilayah, rasa kepastian akan pekerjaan karena telah

dijanjikan di awal mengakibatkan para pekerja tersebut menjadi malas untuk meningkatkan skill

dalam pekerjaan. Ini juga menjadi penghambat manajemen dalam melakukan pengembangan

pekerja dan kadang para pekerja merasa diri mereka lebih berkuasa dari pada manajemen

perusahaan.

2. Untuk pekerjaan dan tanggung jawab yang sama, mengapa pekerja asing diperlakukan lebih

istimewa dan diberi gaji jauh lebih tinggi ?

Jawaban :

Saat ini banyak hotel-hotel berbintang yang tersebar hampir di seluruh Kawasan Bali, terutama di

Kawasan pariwisatanya seperti di Nusa dua. Tetapi banyak hotelnya melanggar etika, Yang

mendapatkan dampak paling besar adalah para pekerja lokal karena mereka dianggap tidak
memiliki kemampuan yang setara dengan pekerja asing. Padahal banyak pekerja pekerja lokal dan

kemampuannya tidak kalah dengan kemampuan para pekerja asing, bahkan ada juga

kemampuannya lebih baik dari pekerja asing. Kebanyakan hotel lebih memilih pekerja asing,

meskipun harus memberi apa lebih mahal dari pekerja lokal. Padahal setiap orang di suatu

perusahan memiliki tanggung jawab yang sama, namun hasil kerja setiap orang pasti memiliki

perbedaan. Tidak hanya pekerjaa asing, pekerja lokal pun yang memiliki hasil kinerja yang lebih

baik pasti akan menerima suatu rewards atau penghargaan yang lebih dari pada rekan kerjanya.

Jadi, hasil pekerjaan yang diberikan oleh seseorang terhadap perusahaan yang menjadi nilai lebih

itu bukan dari mana pekerja itu berasal.

3. Apabila perusahaan dipaksa mempertahankan pekerja setempat, apa saja akibatnya ?

Jawaban :

Akibat yang mungkin terjadi ketika mempertahankan pekerja setempat yang dalam kasus diatas

tergolong malas, tidak berkualitas dan sulit dikembangkan maka perusahaan akan terjerumus

mengikuti pola pekerja atau staf tersebut, suasana kerja menjadi tidak semangat, bahkan mugkin hal

terburuk akan terjadinya penurunan kunjungan karena ketidakpuasan konsumen menyebabkan

perusahaan tidak akan berkembang bahkan akan rugi ketika tidak ada tamu yang datang tapi harus

tetap menggaji karyawan setempat yang tidak memiliki gairah untuk bekerja.

4. Apabila perusahaan tetap memutuskan tidak menerima pekerja setempat, apakah ini bentuk

diskriminasi ?

Jawaban :

Permasalahan diatas dikatakan sebagai pelanggaran etika diskriminasi karena membedakan

karyawan lokal dengan karyawan asing. Selain itu, wilayah atau tempat mereka menawarkan jasa

(hotel) merupakan kawasan penduduk lokal untuk mencari nafkah. Ketika pintu mereka ditutup

maka mereka otomatis pasti akan melakukan pemberontakan / aktivitas-aktivitas yang menggangu
kenyamanan wisatawan. Untuk menghindari hal tersebut, perlu adanya pemahaman antara kedua

belah pihak. Penduduk lokal harus belajar untuk meningkatkan skill dan pengetahuan agar dapat

bersaing dan kedua belah pihak juga sama-sama diuntungkan.

5. Benarkah ini suatu contoh perlakuan tidak etis terhadap pekerja lokal ?

Jawaban :

Tentu saja itu merupakan tindakan yang tidak etis, apalagi jika seorang investor telah menjajikan

akan menyerap tenaga setempat. Sebenenarnya banyak keuntungan yang didapatkan manajamen

perusahaan jika mempekerjakan orang lokal, misalnya mudahnya koordinasi dengan masyarakat

setempat, masalah keamanan daerah, bahkan mungkin citra perusahaan yang baik dimata umum

dikarenakan keberhasilan memajukan daerah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai