Anda di halaman 1dari 4

Nama : yovi rahmah

BP : 18101155310791
Tugas psikologi

Case : Hotel Unicorn


Hotel Unicorn adalah hotel bintang tiga yang berada di kota Surabaya, Jawa Timur. Hotel
Unicorn memiliki 400 kamar yang terdiri dari kamar standart, deluxe, dan suite. Occupancy
hotel tersebut cukup tinggi, rata-rata sekitar 70% setiap harinya, bahkan untuk waktu-waktu
tertentu occupancy hotel tersebut mencapai 100%, sedangkan keuntungan bersih hotel
tersebut, rata-rata mencapai Rp. 500 juta setiap bulannya.
Namun dibalik semua itu, Hotel tersebut sangat tidak nyaman bagi karyawannya. Di Hotel
tersebut, karyawan benar benar dibuat frustasi oleh gaji yang kecil, makanan yang kurang
layak untuk dimakan, serta perencanaan karir yang tidak jelas lantaran Direksi yang juga
pemilik sering kali menurunkan jabatan seseorang, atau bahkan mengeluarkan seseorang
hanya karena alasan pribadi. Seseorang yang menjabat sebagai seorang Asisten Manager,
bisa jadi langsung diturunkan menjadi seorang staff Housee keeping, lantaran berbuat
kesalahan pada direksi hotel tersebut, namun, di sisi lain, seorang staff biasa pun dapat
langsung melejit menjadi seorang Manager hanya dalam hitungan minggu apabila dekat
dengan Direksi.
Sementara itu, Human Resources Development Manager yang semestinya menjadi orang
yang paling berwenang dalam mengelola Sumber Daya Manusia di Hotel itu justru menjadi
macan ompong yang tidak dapat berbuat apa-apa, karena seluruh kebijakan di Hotel
tersebut diintervensi oleh Direksi yang juga pemilik Hotel tersebut, termasuk kebijakan
HRM. Di Hotel Unicorn, kebijakan HRM sangatlah parah, di sana, mayoritas karyawan masih
berstatus daily worker (dibayar setiap kedatangan), serta sudah menjadi rahasia umum,
kalau di Hotel tersebut, sangat dihindari untuk mengangkat karyawan tetap, paling bagus
setelah 2 kali masa kontrak, karyawan tersebut
dengan cara apapun berusaha untuk dikeluarkan, entah dipindah ke bagian yang dia tidak
suka atau dicari-cari kesalahannya. Akibatnya, banyak orang-orang yang memiliki
kompetensi serta integritas tinggi akhirnya memilih mengundurkan diri dari hotel tersebut.
Selain itu banyak juga karyawan yang berkeluh kesah karena tidak jelasnya nasib mereka di
Hotel tersebut, namun untuk keluar dari Hotel tersebut mereka juga tidak berani lantaran
mayoritas dari mereka sudah tua dan memiliki keluarga, apalagi di jaman sekarang cukup
sulit bagi seseorang untuk mencari pekerjaan. Berbagai hal sudah pernah ditempuh
termasuk menempuh jalur ke instansi yang berwenang, namun semuanya berjalan buntu,
karena direksi menggunakan paradigma “ Take it or leave it”,” apabila tidak puas dengan
konsisi tersebut, anda dapat mengundurkan diri kapan saja, dan tentu saja tanpa pesangon,
karena anda mengundurkan diri, bukan saya pecat.” begitu pernyataan direksi yang sering
dilontarkan setiap ada karyawan yang merasa tidak puas dengan kondisi kerja di Hotel
tersebut. Hal ini membuat karyawan, yang mayoritas berasal dari desa menjadi ciut
nyalinya.
Akhirnya diantara karyawan tersebut, ada golongan yang pasrah dengan keadaan tersebut
dan bekerja ala kadarnya saja, ada golongan yang memilih mencari pekerjaan paruh waktu
ataupun bisnis sambilan seperti membuka warung, ada golongan ekstrim yang seringkali
memilih bersikap keras, sedangkan golongan yang memiliki motivasi dan integritas yang
tinggi tidak pernah bertahan lama karena frustasi dan memilih mengundurkan diri. . Namun
hal itu tidak membuat Direksi berubah, justru menurutnya, ketika system sudah kokoh,
maka tidak masalah siapa yang memegang kendali, karyawan, dari level manapun boleh saja
keluar masuk, namun sistem tetap berjalan, dan profit terus meningkat, begitu falsafah
Direktur.

Pertanyaan :
1. Sebagai seseorang yang mendalami MSDM, bagaimana penilaian anda terhadap
fenomena yang terjadi di Hotel Unicorn?
2. Apa yang anda lakukan apabila anda diberi kesempatan untuk menjadi konsultan di Hotel
Unicorn?
3. Menurut Anda, benarkah falsafah direksi yang menyatakan ,”ketika sistem sudah kokoh,
maka tidak masalah siapa yang memegang kendali, karyawan, dari level manapun boleh saja
keluar masuk, namun sistem tetap berjalan, dan profit terus meningkat”?
JAWABAN

1.) Jika dilihat kasus diatas masuk kedalam kategori kasus msdm yaitu masalah
organisasi, kebijakan yang dilakukan oleh direktur yang menurut saya sangat idealis
dan sangat menekankan pada hubungan pribadi banyak merugikan orang-orang
disekitarnya termasuk para karyawannya, keidealisannya yang terus
mempertahankan pandangannya yaitu “take it or leave it” sangat membuat para
karyawan tertekan oleh karena itu banyak dari mereka yang memilih keluar, mencari
pekerjaan sampingan atau terus bekerja karena terpaksa. Selain itu direktur juga
sangat menekankan pada hubungan pribadinya terhadap karyawannya, terlihat dari
kasus diatas yaitu direktur tak akan segan segan menurunkan jabatan seseorang jika
ia memiliki sedikit saja masalah terhadap orang itu, walaupun dia memiliki
kompetensi yang tinggi, sebaliknya direktur akan menaikan pangkat seseorang jika
orang tersebut sangat akrab padanya, walaupun kompetensinya biasa biasa saja.
analisis saya soal kasus ini adalah, ketiddakberanian para karyawan untuk melakukan
pemberontakan secara halus dan pandangan yang salah dari direktur akan membuat
kondisi dari hotel tersebut menjadi tidak kondusif, hal yang harus dilakukan menurut
analisis saya adalah dengan jalur musywarah dimana mempertemukan karyawan
yang tidak menyukai pandangan direktur dan direktur, untuk mendapatkan jalan
tengah yang sama sama menguntungkan kedua pihak, hal ini harus dilakukan karena
bukan semata mata untuk
kepentingan pribadi tetapi untuk kepentingan hotel unicorn itu sendiri.

2.) a. Posisikan diri pada sudut pandang orang bermasalah. Kenali persepsinya
terhadap pekerjaannya untuk mengetahui akar masalah, mengapa ia menjadi orang
bermasalah. Setelah akarnya didapat, diskusikan dengannya untuk mengatasi
masalahnya.
b. Berikan solusi, bukan sekadar kritik. Orang cenderung defensif terhadap kritik, tapi
lebih terbuka bila diajak duduk bersama membicarakan masalah, dan bagaimana
solusinya. Bawahan merasa dimanfaatkan, jika tidak dilibatkan dalam penyelesaian
masalahnya. Orang cenderung destruktif ketimbang kooperatif, jika sekadar dikritik.
c. Berikan perhatian dan pengertian. Ajak ia berbicara dari hati ke hati, bahwa ia pun
bagian dari tim yang sangat penting bagi keberhasilan secara keseluruhan. Tegaskan
kontribusi setiap orang penting bagi keberhasilan perusahaan.
d. Berikan apresiasi dan dukungan. Orang bermasalah, terlebih yang tergolong low
self esteem, cenderung amat irasional dan sulit diajak berbicara secara rasional.
Untuk itu, atasan atau koleganya, harus rajin memberi apresiasi jika ia melakukan
pekerjaannya dengan baik. Apresiasi tak harus berupa hadiah, bisa pujian atau
sekadar tepukan di pundaknya. Bisa pula melibatkannya dalam proyek yang
sekiranya ia sanggup menggarapnya. Keberhasilan proyek bisa membangkitkan rasa
percaya dirinya.
e. Orang bermasalah tipe high self esteem, mesti pula diajak bicara dari hati ke hati.
Tipe ini cenderung memiliki harga diri tinggi, jangan sekali-kali merendahkan egonya
dengan mengatakan bahwa ia tak bisa bekerja sendiri. Berilah kesan bahwa ia sangat
dibutuhkan rekan-rekannya agar bisa mencapai hasil maksimal.

3.) Salah, karena akan berdampak buruk terhadap perusahaan tersebut.Memang


benar ketika sistem perusaan sudah kokoh dan tetap berjalan profit perusahaan
akan terus meningkat, tetapi ketika seorang karyawan yang tidak mempunyai
Knowledge, Skill, dan Attitude memegang kendali penuh perusahaan akan
berdampak negatif bagi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai