Tugas Psikologi
Tugas Psikologi
BP : 18101155310791
Tugas psikologi
Pertanyaan :
1. Sebagai seseorang yang mendalami MSDM, bagaimana penilaian anda terhadap
fenomena yang terjadi di Hotel Unicorn?
2. Apa yang anda lakukan apabila anda diberi kesempatan untuk menjadi konsultan di Hotel
Unicorn?
3. Menurut Anda, benarkah falsafah direksi yang menyatakan ,”ketika sistem sudah kokoh,
maka tidak masalah siapa yang memegang kendali, karyawan, dari level manapun boleh saja
keluar masuk, namun sistem tetap berjalan, dan profit terus meningkat”?
JAWABAN
1.) Jika dilihat kasus diatas masuk kedalam kategori kasus msdm yaitu masalah
organisasi, kebijakan yang dilakukan oleh direktur yang menurut saya sangat idealis
dan sangat menekankan pada hubungan pribadi banyak merugikan orang-orang
disekitarnya termasuk para karyawannya, keidealisannya yang terus
mempertahankan pandangannya yaitu “take it or leave it” sangat membuat para
karyawan tertekan oleh karena itu banyak dari mereka yang memilih keluar, mencari
pekerjaan sampingan atau terus bekerja karena terpaksa. Selain itu direktur juga
sangat menekankan pada hubungan pribadinya terhadap karyawannya, terlihat dari
kasus diatas yaitu direktur tak akan segan segan menurunkan jabatan seseorang jika
ia memiliki sedikit saja masalah terhadap orang itu, walaupun dia memiliki
kompetensi yang tinggi, sebaliknya direktur akan menaikan pangkat seseorang jika
orang tersebut sangat akrab padanya, walaupun kompetensinya biasa biasa saja.
analisis saya soal kasus ini adalah, ketiddakberanian para karyawan untuk melakukan
pemberontakan secara halus dan pandangan yang salah dari direktur akan membuat
kondisi dari hotel tersebut menjadi tidak kondusif, hal yang harus dilakukan menurut
analisis saya adalah dengan jalur musywarah dimana mempertemukan karyawan
yang tidak menyukai pandangan direktur dan direktur, untuk mendapatkan jalan
tengah yang sama sama menguntungkan kedua pihak, hal ini harus dilakukan karena
bukan semata mata untuk
kepentingan pribadi tetapi untuk kepentingan hotel unicorn itu sendiri.
2.) a. Posisikan diri pada sudut pandang orang bermasalah. Kenali persepsinya
terhadap pekerjaannya untuk mengetahui akar masalah, mengapa ia menjadi orang
bermasalah. Setelah akarnya didapat, diskusikan dengannya untuk mengatasi
masalahnya.
b. Berikan solusi, bukan sekadar kritik. Orang cenderung defensif terhadap kritik, tapi
lebih terbuka bila diajak duduk bersama membicarakan masalah, dan bagaimana
solusinya. Bawahan merasa dimanfaatkan, jika tidak dilibatkan dalam penyelesaian
masalahnya. Orang cenderung destruktif ketimbang kooperatif, jika sekadar dikritik.
c. Berikan perhatian dan pengertian. Ajak ia berbicara dari hati ke hati, bahwa ia pun
bagian dari tim yang sangat penting bagi keberhasilan secara keseluruhan. Tegaskan
kontribusi setiap orang penting bagi keberhasilan perusahaan.
d. Berikan apresiasi dan dukungan. Orang bermasalah, terlebih yang tergolong low
self esteem, cenderung amat irasional dan sulit diajak berbicara secara rasional.
Untuk itu, atasan atau koleganya, harus rajin memberi apresiasi jika ia melakukan
pekerjaannya dengan baik. Apresiasi tak harus berupa hadiah, bisa pujian atau
sekadar tepukan di pundaknya. Bisa pula melibatkannya dalam proyek yang
sekiranya ia sanggup menggarapnya. Keberhasilan proyek bisa membangkitkan rasa
percaya dirinya.
e. Orang bermasalah tipe high self esteem, mesti pula diajak bicara dari hati ke hati.
Tipe ini cenderung memiliki harga diri tinggi, jangan sekali-kali merendahkan egonya
dengan mengatakan bahwa ia tak bisa bekerja sendiri. Berilah kesan bahwa ia sangat
dibutuhkan rekan-rekannya agar bisa mencapai hasil maksimal.