Anda di halaman 1dari 2

Gosip Kantor, Perlukah Diatasi?

Untuk sebagian karyawan, gosip adalah bagian dari everyday routine. Hampir tiap hari kita
berhubungan dengan asumsi dan obrolan mengenai keadaan perusahaan, kebijakan
manajemen yang dirasa merugikan, bahkan kehidupan pribadi bos kita. Sepertinya tidak ada
orang yang tidak menyukai gosip walaupun seringkali tidak terbukti kebenarannya.

Disaat seperti ini, ketika keadaan ekonomi sedang tidak menggembirakan dan banyak
perusahaan harus menyerah pada pilihan mem- PHK sebagian karyawannya, sangat sulit untuk
menahan pergerakan gosip negatif di kantor. Gosip mengenai siapa yang akan dipecat, siapa
yang memegang posisi tertentu, masalah pemotongan gaji, akan jadi pembicaraan santer di
tempat kerja.

Sebuah penelitian membuktikan,63% responden setuju bahwa gosip membawa pengaruh


negatif bagi suasana kerja. Karyawan yang merasa insecure dengan posisi mereka di kantor,
akan merasa semakin tidak nyaman diantara simpang siurnya gosip yang beredar. Akibatnya
kinerja dan semangat mereka akan semakin menurun. Keadaan ini pada akhirnya mau tidak
mau akan mempengaruhi produktifitas perusahaan, moral karyawan lainnya, dan tentu saja
suasana kondusif di lingkungan kantor.

Efek lain dari gosip yang beredar adalah hilangnya kepercayaan dari karyawan terhadap
perusahaan. Mereka merasa perusahaan sedang menghadapi sesuatu yang mungkin saja
krisis, namun manajemen tidak mengkomunikasikan hal tersebut kepada karyawan.

Gosip memang tidak bisa dimusnahkan begitu saja, yang bisa dilakukan manajemen adalah
meredam perkembangannya sehingga tidak membahayakan kinerja kerja karyawan dan
produktifitas perusahaan. Berikut tips yang bisa dilakukan seorang pemimpin untuk
meminimalisir efek negatif gosip.

1. Komunikasikan setiap perkembangan positif yang ada di perusahaan.

Sampaikan bila ada perubahan manajemen, tren di nature of business perusahaan, produk
baru perusahaan, karyawan yang masuk dan keluar. Berikan kesan pada karyawan bahwa
mereka adalah bagian dari keluarga besar perusahaan.

2. Be visible.

Jadilah pemimpin yang bisa ditemui dengan mudah oleh karyawan Anda sehingga mereka
merasa memiliki akses untuk mengkonfirmasikan atau menanyakan sesuatu, baik gosip
maupun bukan. Interaksi setiap hari adalah hal yang wajib. Karyawan seharusnya merasa
bahwa pemimpin mereka mengetahui perkembangan pekerjaan mereka. Pemimpin yang
“sembunyi” di ruangan dan susah ditemui malah akan menambah asumsi negatif dari karyawan
dan meng-encourage pertumbuhan gosip.

3. Adakan pertemuan informal one on one dengan karyawan –karyawan yang Anda percaya.

Seringkali kedekatan pribadi membuat mereka lebih membuka diri mengenai gosip-gosip yang
beredar di kantor. Sehingga sebelum satu gosip berkembang menjadi hal yang merugikan
kinerja karyawan Anda, Anda bisa memberikan counterback untuk meredam efek buruknya.

4. Hentikan kompetisi di internal perusahaan.

Persaingan sebenarnya hanya akan memecah departemen dan karyawan dan merupakan
bahan gosip yang empuk. Alih-alih melaksanakan tugas dan mengejar target yang ditentukan
perusahaan, karyawan akan lebih sering disibukkan dengan politik persaingan mereka.

Remember!

Karakter sebuah perusahaan umumnya ditentukan oleh karakter pemimpinnya. So bangkit &
bangunlah professional character dalam diri Anda.

Anda mungkin juga menyukai