1
Banyak pemilik perusahaan yang “tidak rela” membayar gaji karyawan
yang bekerja dari rumah karena yakin bahwa karyawan pasti “mencuri”
waktu untuk urusan pribadi. Padahal, dalam era Covid ini, selayaknya kita
semua berpikir bahwa bekerja dari rumah akan menjadi gaya kerja baru
pada masa mendatang.
Stigma lama di mana orang yang bekerja harus diawasi di depan mata,
termotivasi karena kedekatan fisik, sudah harus mulai ditinggalkan. Kita
harus bisa memantau kinerja tim tanpa berada bersama mereka secara fisik.
Kita harus mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin yang tidak takut
menghadapi masa depan yang serba tidak jelas, berubah dengan sangat
cepat dan menghadapi berbagai tantangan yang mungkin tidak pernah
dihadapi pendahulu-pendahulu kita.
2
baru yang bermunculan dengan berbagai kreativitasnya, dan bentuk
bisnis pun berubah. Prediksi semakin sulit untuk dilakukan dengan
akselerasi yang semakin lama semakin cepat. Asumsi pribadi dan
pengalaman masa lalu tidak lagi bisa dijadikan acuan.
3
Kita sering lupa bahwa aset organisasi terbesar tetap manusia. Dalam
berorganisasi digital dan memimpin organisasi virtual, bukan sekedar kinerja
individual yang harus dipikirkan oleh pemimpin. Engagement karyawan
akan memiliki dampak yang besar sekali terhadap kinerja jangka
panjang dan membawa organisasi kepada inovasi di masa depan.
4
tetapi juga harus membudayakan corrective communication dalam
organisasi. Coaching culture merupakan solusi untuk memimpin
organisasi bila mau berprestasi.
Jadi, seorang pemimpin yang future proof haruslah lebih cerdas dalam
berstrategi, memahami marketing, keuangan dan teknologi serta memiliki
sikap yang lebih positif untuk meminimalisir politik kantor, menciptakan
moral yang tinggi, produktif dan menjaga hati karyawannya.