Anda di halaman 1dari 3

 PERTANYAAN

Menurut Anda tantangan apa yang dihadapi Perusahaan dalam


menerapkan manajemen kinerja pada era new normal? Silakan berdiskusi!

 JAWABAN

ERA NEW NORMAL BAGI MANAJEMEN KINERJA


Era new normal saat pandemic COVID-19 menjadi tantangan baru dalam dunia kerja.
Departemen Human and Resources (HR) dalam perusahaan dan karyawan harus
beradaptasi dengan tatanan sistem kerja yang baru, yakni dengan penerapan protokol
kesehatan. Pakar Psikologi dan Dosen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas
Psikologi Universitas Airlangga Dimas Aryo Wicaksono berpendapat, terdapat
perubahan yang harus dilakukan oleh perusahaan dan karyawan. Yakni saling
berkomitmen dalam hal perekonomian dan kesehatan. "Masa new normal menjadi
tantangan baru bagi perusahaan dan karyawan untuk saling peduli terutama dalam
masalah kesehatan," kata Aryo sapaan akrabnya, Selasa (23/06). Aryo mengatakan
perusahaan dituntut bisa menyeimbangkan antara perekonomian perusahaan dengan
kesehatan karyawan. Adanya keseimbangan itu dalam jangka panjang mampu
bertahan dalam krisis saat pandemi COVID-19. Selain perusahaan, karyawan juga
dituntut lebih adaptasi dengan perubahan seperti pengembangan skill teknologi dan
disiplin kesehatan. Menurutnya, kesehatan karyawan tidak hanya berkutat pada
masalah fisik, tetapi kesehatan mental. Sementara Koordinator Program Studi Magister
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Gancar Candra
Premananto menilai new normal merupakan masa mengubah kesadaran. Menurutnya,
perubahan dalam dunia kerja akan memunculkan penyesuaian baru. Seperti cuti.
Perusahaan pun harus memikirkan jangka panjang di masa new normal ini. Sebab,
perusahaan yang tidak dapat berubah dan berinovasi akan hancur secara perlahan.

TANTANGAN YANG DIHADAPI PERUSAHAAN DALAM


MENERAPKAN MANAJEMEN KINERJA PADA ERA NEW NORMAL

1. Target yang Terlalu Rendah


Menetapkan target adalah sebuah hal yang gampang-gampang susah. Ketika target
terlalu mudah untuk dicapai, performa tidak akan berkembang. Ketika terlalu sulit,
karyawan tidak akan berusaha keras untuk mencapai. Target terbaik adalah target yang
mudah diraih, tapi memiliki cukup ruang agar tim dapat berkembang dan membuat
mereka bekerja ekstra. Pada era new normal, menentukan target yang tidak terlalu
rendah namun sanggup untuk dicapai merupakan tantangan tersendiri dikarenakan
imbas dari banyak perubahan yang terjadi di pasar.

2. Tingkat Produktivitas yang Menurun


Perusahaan membutuhkan karyawan yang tingkat produktivitasnya tinggi. Ketika
produktivitas menurun, karyawan underperform, tentu hal itu akan berdampak pada
kinerja perusahaan secara keseluruhan. Untuk itu, perusahaan perlu memantau kinerja
karyawan untuk memastikan kinerja perusahaan tetap terjaga. Caranya bisa melalui
evaluasi kinerja atau sesederhana 1 on 1 antara karyawan dengan manajer. Pada era
new normal, dimana banyak kebijakan perusahaan yang harus menyesuaikan dengan
aturan pemerintah akan sangat berdampak pada tingkat produktivitas Perusahaan.

3. Kurangnya Dukungan dari Pemimpin


Peran pemimpin akan mempengaruhi bawahannya. Pemimpin yang tidak termotivasi
dalam meningkatkan kinerja timnya akan berdampak pada kinerja anggota tim secara
keseluruhan. Misalnya, kurangnya arahan membuat anggota tim tidak mengerti apa
yang harus mereka lakukan untuk mencapai target. Akibatnya, target tidak dapat
tercapai. Untuk mengatasi hal ini, pelatihan leadership juga jadi salah satu cara agar
para manajer dapat meningkatkan skill leadership mereka dan dapat menjadi contoh
yang baik untuk bawahannya. Sedangkan pada era new normal, menyelenggarakan
atau mengikuti pelatihan leadership merupakan hal yang agak sulit untuk dilakukan
karena adanya peraturan untuk menjaga jarak dan larangan untuk berkumpul dalam 1
ruangan tertutup demi menghentikan penyebaran virus COVID-19.

4. Komunikasi yang Kurang Baik


Tantangan lainnya dalam manajemen kinerja adalah komunikasi yang kurang terjalin.
Padahal, komunikasi adalah hal penting untuk memastikan masing-masing karyawan
memiliki tujuan yang sama. Rutin mengadakan meeting, memastikan pemahaman akan
suatu hal sama, hingga melakukan outing kantor adalah salah satu cara untuk menjalin
komunikasi yang baik. Pada era new normal, peraturan menjaga jarak dan larangan
untuk berkumpul akan menjadi salah satu penghambat komunikasi yang baik.

5. Kurangnya Motivasi untuk Bekerja Sama


Meskipun seorang karyawan bekerja secara individual, ia tetap harus bisa bekerja di
dalam sebuah tim. Tapi di dalam kerja sama tersebut terkadang ada beberapa
hambatan yang kerap dialami oleh tim. Misalnya pembagian tugas yang kurang
proporsional, karyawan yang dominan, hingga karyawan yang kurang berkontribusi.
Boleh jadi hal ini terjadi karena kurangnya kerja sama. Dengan rutin melakukan team
building dan rutin mengadakan diskusi antar divisi, sedikit demi sedikit hal ini dapat
diperbaiki. Pada era new normal, diperlukan kebijakan dan cara khusus agar team
building dan diskusi antar divisi tetap dapat dilaksanakan dengan lancar.

6. Manajemen yang Kurang Memberikan Transparansi


Karyawan membutuhkan transparansi agar mereka mendapatkan konteks penuh apa
dan mengapa mereka mengerjakan suatu tugas. Transparansi juga berpengaruh pada
kinerja mereka. Tanpa adanya transparansi, karyawan akan mempertanyakan atas
banyak keputusan yang diambil perusahaan. Hal ini akan memunculkan sikap skeptis di
kalangan karyawan dan justru malah mengurangi kepercayaan terhadap perusahaan.
Pada era new normal, dimana performa Perusahaan yang menurun akibat imbas dari
keadaan pasar, maka transparansi sangatlah dibutuhkan oleh karyawan, agar
Perusahaan maupun karyawan dapat sama-sama berjuang untuk mempertahankan
dan membuat Perusahaan tetap jaya dan tidak merugi.
7. Penilaian Kinerja yang Kurang Efektif
Penilaian kinerja karyawan adalah salah satu cara untuk mengukur perkembangan
serta performa karyawan. Mengadakan penilaian kinerja adalah satu hal, namun
bagaimana perusahaan memikirkan langkah selanjutnya dari hasil penilaian tersebut
adalah hal yang terkadang luput dilakukan. Salah satu tantangan terbesar
dari manajemen kinerja adalah adanya aksi follow up setelah penilaian selesai
dilakukan. Misalnya dengan membuat program atau pelatihan khusus yang
terpersonalisasi untuk memperbaiki apa yang selama ini menjadi kekurangan mereka.
Pada era new normal, dimana kondisi psikologi setiap orang termasuk karyawan
terpengaruh seperti lebih banyaknya kekhawatiran, maka penilaian kinerja yang efektif
sangatlah dibutuhkan agar mereka tetap loyal terhadap Perusahaan.

Sumber : Buku MAteri Pokok EKMA 4263 _ Manajemen Kinerja _ Modul 1


https://www.dw.com/
Materi Inisiasi
Tautan permanenTampilkan induk

Anda mungkin juga menyukai