Anda di halaman 1dari 8

BAB 12 MODEL BELAJAR-MENGAJAR METODOLOGI AUDIT

Hubungan Antara Strategi Audit Awal dan Siklus Transaksi

Dalam startegi ini, auditor merencanakan prosedur yang kurang ekstensif untuk memperoleh
pemahaman atas pengendalian intern atau auditor merencanakan akan mengadakan pengujian
substansif secara luas. Namun, jika berdasakan pertimbangan auditor, taksiran risiko
pengendalian berada pada tingkat moderat atau pada tingkat rendah terhadap pengendalian,
maka auditor akan memilih strategi risiko pengendalian rendah (lower assessed level of
control risk strategy).

Strategi audit awal tersebut tidak diterapkan pada audit secara keseluruhan, namun
merupakan pendekatan yang umumnya digunakan oleh auditor untuk sekelompok asersi yang
dipengaruhi oleh suatu golongan transaksi dan berbagai golongan transaksi yang terdapat
didalamnya.

Siklus Transaksi Golongan Transaksi


Pendapatan Penjualan, penerimaan kas, dan adjustment penjualan
Pengeluaran Pembelian dan pengeluaran kas
Produksi Biaya produksi
Jasa personel Gaji dan upah
investasi Investasi sementara dan investasi jangka panjang
pembelanjaan Utang jangka panjang dan ekutas pemegang saham
Gambar 12.1 Siklus Transaksi dan Golongan Transakasi yang Terdapat Di dalamnya

Penyusunan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian


Gambar 12.2 Model Penyususnan Program Audit untuk pengujian pendendalian terhadap
transaksi

Pemahaman terhadap Sistem Informasi Akuntansi untuk Pelaksanaan Transaksi

Sistem informasi akuntansi memberikan gambaran :

1. Bagaimana entitas melaksanakan transaksi bisnis.


2. Bagaimana entitas mengelola informasi yang dihasilkan dari transaksi bisnis yang
dilaksanakan.

1. Pemahaman Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Untuk Pelaksanaan


Akuntansi

Entitas memerlukan sistem informasi akuntansi yang efektif untuk:

1. Mengidentifikasi dan mencatat hanya transaksi sah yang dilaksanakan oleh entitas,
yang terjadi dalam periode kini (asersi keberadaan atau keterjadian).
2. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi sah yang dilaksanakan oleh entitas,
yang terjadi dalam periode kini (asersi kelengkapan).
3. Memberikan keyakinan bahwa aktiva dan kewajiban yang dicatat merupakan hak atau
kewajiban entitas yang dihasilkan dari transaksi yang dilaksanakan oleh entitas
( asersi hak dan kewajiban).
4. Mengukur nilai transaksi dengan suatu cara yang memungkinkan dicatatnya nilai
moneter semestinya untuk penyajian laporan keuangan (asersi penilaian dan alokasi).
5. Menangkap cukup rinci semua transaksi untuk memungkinkan penyajian semestinya
dalam laporan keuangan, baik dalam klasifikasinya maupun pengungkapan yang
diharuskan (asersi penyajian dan pengungkapan).

2. Penentuan Kemungkinan Salah Saji Potensial Dalam Setiap Tahap Pelakasaan


Transaksi

Setiap tahap yang didesain dalam pelaksanaan transaksi bisnis, selalu didalamnya
terdapat risiko bawaan terjadinya salah saji materil. Auditor perlu memahami
kemungkinan terjadinya salah saji potensial yang terdapat dalam setiap tahap pelaksanaan
transaksi bisnis entitas.

3. Penentuan Aktivitas Pengendalian Yang Diperlukan Unutk Mendeteksi Dan


Mencegah Salah Saji Potensial Dalamsetiap Tahap Pelaksanaan Transaksi

Aktivitas pengendalian tersebut terdiri dari :

1. Pengendalian pengolahan informasi, yang mencakup : otorisasi semestinya terhadap


transaski, dokumen dan catatan, dan pengecekan independen.
2. Pemisahan tugas
3. Pengendalian fisik
4. Review terhadap kinerja

4. Penentuan Prosedur Audit Untuk Mendeteksi Efektivitas Aktivitas


Pengendalian

5. Penyusunan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Transaksi


Contoh Penyusunan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian

1. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan


2. Salah Saji Potensial, Aktivitas Pengendalian Yang Diperlukan Dan Prosedur Audit
Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Sistem Penjualan Tunai
3. Penjelasan Aktivitas Pengendalian Dalam Sistem Penjualan Tunai

Penjelasan Aktivitas Pengendalian Dalam Sistem Penjualan Tunai

Penerimaan order dari costumer

1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan kas


2. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan
menggunakan formulir faktur penjualan
3. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan

Penjelasan Aktivitas Pengendalian Dalam Sistem Penjualan Tunai

Penerimaan kas

1. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi


2. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara
membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita
register kas pada faktur tersebut.
3. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya dengan segera
ke bank
4. Penghitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi penerimaan kas secara periodik
dan secara mendadak oleh fungsi audit intern
5. Setiap hari diadakan pembacaan pita register kas oleh fungsi audit intern dan
diadakan pencocokan antara pita register kas tersebut dengan jumlah kas yang
diterima dari penjualan tunai
6. Secara periodik diadakan rekonsiliasi bank oleh fungsi yang tidak
menyelenggarakan catatan akuntansi dan yang tidak menerima kas
Penjelasan Aktivitas Pengendalian Dalam Sistem Penjualan Tunai

 Penyerahan barang
Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang dengan cara
membubuhkan cap “ sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.
 Pencatatan transaksi
1. Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber
yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
2. Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi
wewenang untuk itu.

Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian

Pengujian pengendalian dirancang untuk membuktikan efektivitas


pengendalian intern. Agar dapat merancang program audit untuk pengujian
pengandalian, bagan alir sistem informasi akuntansi yang sedang diperiksa harus
dipakai sebagai dasar.

Penjelasan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Sistem


Penjualan Tunai

Keberadaan atau Keterjadian

Lakukan pengamatan pemisahan fungsi. Auditor melakukan pengamatan


terhadap aktivitas pengendalian sejak dari order diterima dari pembeli sampai dengan
kas dari penjualan tunai disetor oleh fungsi penerimaan kas ke bank. Auditor
melakukan pengamatan terhadap :

1. Pemisahan fungsi penjualan dari fungsi penerimaan kas


2. Pemisahan fungsi penerimaan kas dari fungsi penyerahan barang
3. Pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi penerimaan kas, fungsi penjualan dan
penyerahan barang.

Kelengkapan

 Periksa bukti penggunaan formulir faktur penjualan tunai bernomor urut


tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan
 Pilih sampel faktur penjualan tunai yang diotorisasioleh yang berwenang dan
lakukan pengusutan kedalam jurnal penjualan (tracing)

Penilaian Atau Alokasi

Pilih sampel transaksi penjualan yang dicatat dalam jurnal penjualan dan
lakukan pemeriksaan terhadap :

1. Adanya otorisasi dari pihak berwenang dalm setiap transaksi penjualan tunai yang
dilaksanakan
2. Pengecekan independen terhadap pencatuman harga barang dalam faktur
penjualan tunai
3. Pengecekan independen atas keakuratan matematik dalam faktur penjualan tunai

Penilaian Atau Alokasi

 Pilih sampel bukti setor


Auditor melakukan pemeriksaaan atas bukti setor tersebut mengenai :
1. Kesesuain jumlah rupiah yang tercantum dalam bukti setor bank tersebut dengan
pita hasil pembacaan register kas yang di simpanoleh fungsi pemeriksa intern
2. Kesesuain jumlah kas yang tercantum dalam bukti setor bank dengan jumlah
penerimaan kas dari penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal kas
 Pilih sampel rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien

Kuisioner Pengendalaian Intern

Kuisioner pendengdalian intern merupakan alat yang digunakan oleh auditor


untuk mengumpulkan informasi tentang pengendalian intern klien dan sekaligus
untuk mendokumentasikan pemahaman auditor atas pengendalian intern klien.
Kuisioner pengendalian intern merupakan produk sampingan dalam proses
penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian.

Model Belajar Mengajar Perancangan Program Pengujian Subtantif

1. Penyusunan Program Audit Untuk Pengujian Subtantif

Penyusunan program audit untuk pengujian subtantif terdiri dari 3 tahap berikut ini :
1. Menentukan tujuan audit khusus untuk setiap asersi yang berkaitan dengan saldo akun
2. Menentukan prosedur audit dalam pengujian subtantif untuk mencapai tujuan audit
khusus yang telah ditetapkan
3. Menyusun program audit dengan mengelompokkan prosedur audit dalam pengujian
subtantif menurut proses audit berikut ini :
a. Prosedur audit awal
b. Prosedur analitik
c. Pengujian terhadap transaksi rinci
d. Pengujian terhadap saldo akun rinci

2. Perancangan Prosedur Audit Dan Penyusunan Program Audit Untuk Pengujian


Subtantif
Program audit di susun menurut tahap audit berikut ini :
1. Prosedur audit awal
2. Presedur analitik
3. Pengujian terhadap transaksi rinci
4. Pengujian terhadap saldo akun rinci
5. Verifikasi penyajian dan pengungkapan

3. Prosedur Audit Awal

Enam prosedur audit dalam melakukan rekonsiliasi informasi akun di neraca dengan
catatan akuntansi yang bersangkutan :

1. Usut saldo akun yang tercantum di neraca ke saldo akun yang bersangkutan
didalam buku besar.
2. Hitung kembali saldo akun di dalam buku besar
3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam akun tersebut
4. Usut saldo awal akun tersebut ke kertas kerja tahun lalu
5. Usut posting pendebitan akun tersebut ke dalam jurnal yang bersangkutan
6. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol akun tersebut dalam buku besar ke buku
pembantu akun yang bersangkutan
4. Prosedur Analitik

Prosedur analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami


bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif.
Auditor melakukan perhitungan berbagai macam ratio keuangan yang berkaitan
dengan akun yang diperiksa. Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian
dibandingkan dengan harapan auditor.

Pembandingan ini membantu auditor yang mengungkapkan :

1. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa


2. Perubahan akuntansi
3. Perubahan usaha
4. Fluktuasi acak
5. Salah saji

5. Pengujian Terhadap Transaksi Rinci


6. Pengujian Terhadap Saldo Akun Rinci
7. Verifikasi Penyajian Dan Pengungkapan
8. Program Audit Untuk Pengujian Subtantif

Anda mungkin juga menyukai