Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yanthi Esteria Panggabean

Nim : 190522079

Matakuliah : Manajemen Risiko

Nama perusahaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) 2017

Penerapan Manajemen Risiko Operasional dilakukan dengan berpedoman pada POJK


No. 18/POJK.03/2016 tanggal 22 Maret 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi
Bank Umum, yang mensyaratkan penerapan manajemen risiko mencakup pilar-pilar
pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan
penetapan limit, kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian
risiko serta sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian internal.

Penerapan Manajemen Risiko Operasional yang dimaksud, ditujukan untuk


mengelola eksposur risiko operasional yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal
yang dapat mengganggu aktivitas bisnis dan operasional, seperti faktor ketidakcukupan
sumber daya manusia, internal proses, kegagalan sistem teknologi informasi, bencana alam
dan kejahatan pihak eksternal terhadap bank yang berpotensi menimbulkan kerugian finansial
maupun non finansial bagi bank. Pengelolaan terhadap eksposur risiko operasional di BRI
mencakup pengelolaan terhadap eksposur risiko hukum, reputasi, kepatuhan dan stratejik
yang terdapat pada setiap proses bisnis dan aktivitas operasional.

Manajemen risiko operasional BRI antara lain:

1. Manajemen Insiden (MI) dan Loss Event Database (LED)


Manajemen Insiden (MI) merupakan Loss Event Database (LED) BRI yang
mencakup proses pencatatan data kejadian kerugian yang dilakukan untuk setiap jenis
kerugian finansial maupun non finansial yang meliputi actual loss, potential loss dan
near misses sejak insiden terjadi sampai dengan penyelesaian, termasuk langkah-
langkah perbaikan dan penanganan insiden yang dilakukan.
Berdasarkan data kejadian kerugian pada modul MI, dapat dilakukan analisa
kejadian kerugian berdasarkan penyebab, aktivitas fungsional, kategori kejadian
(event type) dan lini bisnis BRI.
Sistem informasi tersebut dapat digunakan untuk menentukan langkah-
langkah preventif pengendalian risiko berbasiskan pendokumentasian proses
penanganan/penyelesaian insiden baik dari sisi non finansial, kerugian finansial dan
recovery kerugian maupun proses litigasi.
Data kerugian operasional BRI yang didokumentasikan mulai dari tahun 2007
disusun secara konsisten dan sistematis dalam bentuk matriks database kerugian yang
diklasifikasikan berdasarkan delapan lini bisnis dan tujuh event type/kategori kejadian
dan dilihat dari dimensi frekuensi kejadian dan severity/loss.
Dalam rangka perhitungan beban modal dan ATMR Operasional, BRI
menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) yang mulai diterapkan sejak
2010 sesuai dengan ketentuan regulator. Namun demikian, BRI telah melakukan
persiapan penerapan The Standardised Approach (TSA) dan Advanced Measurement
Approach (AMA). LED BRI juga telah digunakan dalam simulasi perhitungan beban
modal risiko operasional dengan metode Advanced Measurement Approach (AMA),
baik dengan menggunakan Extreme Value Theory (EVT) maupun Loss Distribution
Approach (LDA). Dalam rangka menuju perhitungan beban modal risiko operasional
yang lebih advanced, BRI telah menyusun gap analysis terkait penerapan TSA dan
AMA.
2. Maturitas
Maturitas merupakan proses self assessment terhadap tingkat kemapanan penerapan
manajemen risiko di setiap unit kerja BRI yang dilakukan setiap akhir tahun oleh
masing-masing pimpinan unit kerja BRI terhadap parameter-parameter tertentu.
Dengan melakukan penilaian maturitas diharapkan masing-masing unit kerja dapat
mengevaluasi penerapan manajemen risiko yang telah dilakukan sehingga lebih baik
ke depan.

Dari kedua resiko yang diatas risiko yang dihadapi Bank BRI tersebut yaitu:

1. Risiko yang pertama yang di hadapi Bank BRI tersebut merupakan Risiko Sitem
2. Risiko yang kedua ini merupakan risiko kegagalan mengelola manusia (karyawan)

Teknik manajemen risiko yang diambil Bank BRI adalah:

1. Pengendalian risiko (Risk control)


BRI menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) yang mulai diterapkan
sejak 2010 sesuai dengan ketentuan regulator. Namun demikian, BRI telah melakukan
persiapan penerapan The Standardised Approach (TSA) dan Advanced Measurement
Approach (AMA). LED BRI juga telah digunakan dalam simulasi perhitungan beban
modal risiko operasional dengan metode Advanced Measurement Approach (AMA),
baik dengan menggunakan Extreme Value Theory (EVT) maupun Loss Distribution
Approach (LDA). Dalam rangka menuju perhitungan beban modal risiko operasional
yang lebih advanced, BRI telah menyusun gap analysis terkait penerapan TSA dan
AMA.
2. Pengendalian risiko (Risk control)
Dengan melakukan penilaian maturitas diharapkan masing-masing unit kerja dapat
mengevaluasi penerapan manajemen risiko yang telah dilakukan sehingga lebih baik
ke depan

Dari kedua risiko diatas menurut saya memerlukan asuransi karena :

1. Dari risiko yang pertama, kerugian perusahaan sangat rentan terjadi, tidak jelas kapan
terjadinya. Namun perusahaan pastinya harus sudah mengambil langkah awal untuk
melindungi perusahaan dari hal tersebut dengan mengasuransikan asset-aset yang ada.
Itu akan membantu memberikan proteksi terhadap asset yang kita miliki dan dapat
juga memperkuat pondasi bisnis, Dengan pondasi yang kuat, pebisnis tak perlu terlalu
khawatir untuk menghadapi resiko buruk yang mungkin terjadi.
2. Selain maturitas yang dilatih dalam karyawan perusahaan, asuransi untuk para
karyawan juga perlu. Agar mereka dalam bekerja mendapatkan rasa aman dan
terlindungi jika hal yang tidak diinginkan terjadi seperti kecelakaan kerja.

Jika peusahaan telah memiliki asuransi untuk mengatasi risiko tersebut maka alternative
penyelesaiannya adalah:

1. Perusahaan yang mengalami risiko kerugian atau bahkan bangkrut akan mengklaim
kepada pihak asuransi untuk mengembalikan kondisi perusahaannya kembali.atau
dengan kata lain memiliki modal untuk bangkit kembali
2. Jika pegawai perusahaan (karyawan) mengali kecelakaan, maka asuransi tersebut
dapat menolong mereka dalam proses pengobatan dalam hal financial. Dan begitu
juga dengan halnya jika terjadi kematian asuransi tersebut berguna untuk keluarga
yang telah ditinggalkan.

Anda mungkin juga menyukai