20810334097
A. Pengertian Globalisasi
Globalisasi berasal dari kata global (Echols & Shadily, 1992:271) yang berarti
sedunia, sejagat, sedangkan globe berarti barang bulat, bola peta bumi. Global
(Hornby, 2003: 571) berarti covering or affecting the whole world, globe berarti an
object shaped like a ball with a map of the world on its surface, usually on stand so
that it can be turned. Global (Partanto & Al Barry, 1994: 203) berarti seluruhnya,
menyeluruh, garis besar, umumnya, kotornya, secara utuh, sedangkan globalisai
berarti pengelolaan seluruh aspek kehidupan, perwujudan
(perombakan/peningkatan/perubahan) secara menyeluruh di segala aspek kehidupan.
Globe (Lubis, 1997: 46) adalah tempat hunian manusia dan sering diidentikkan
dengan kata internasional yaitu hubungan antar bangsa dan negara.
Globalisasi dapat dipahami dalam artian hubungan bebas melalui arus informasi
teknologi yang berbentuk komunikasi saling mempengaruhi. Islam di satu sisi dan
globalisasi di sisi lain yang keduannya saling berkembang dan mempengaruhi.
Globalisasi yang dimaksud di sini (Solly Lubis, 1997: 31-32) adalah kecenderungan
perilaku hidup dan kehiduapn manusia untuk saling terkait, baik antarindividu atau
antarbangsa, yang dihubungkan dengan sarana dan prasarana yang canggih mutakhir
sehingga dikenal politik global, ekonomi global, komunikasi global dan lain
sebagainya. Bumi manusia ini mempunyai tiga dimensi, yakni: pertama, di mensi
contour (shape) yaitu struktur wilayah yang terdiri lautan dan daratan. Kedua, dimensi
content yakni kandungan isi bumi yang terdiri dai air, udara, tanah dan apapaun yang
terkandung di dalamnya. Ketiga, dimensi context yakni posisi kontekstual wilayah
yang merupakan bagian integral benua, samudera, dengan flora, fauna, dan manusia
yang berbeda.
Kehidupan internasional adalah kehidupan interaksi dan pergaulan antarbangsa.
Global menunjuk pada bagian integral bumi sebagai hunian manusia, sedangkan
internasional adalah hubungan interaksi manusianya. Era globalisasi adalah tahapan
perkembangan globalisasi yang sesuai dengan perkembangan sarana prasarana
pendukung yang bersubstansi pada tahap dan tingkat kebutuhan manusia untuk saling
berhubungan demi kebutuhannya.
D. Peranan Pemuda
1. Mempersiapkan generasi penerus umat
Generasi adalah hal penting dalam keberlanjutan dan perkembangan umat.
Generasi selanjutnya harus mempunyai bekal yang dapat menjadikan kuat didunia
dan akhirat (keseimbangan hubungan vertikal dan horizontal)
2. Pemuda sebagai Sumber Daya
Sumber daya manusia adalah hal terpenting dalam setiap pembangunan dan
perkembangan, tanpa sumber daya manusia yang memadai, sumber daya
selainnya tidak akan bermanfaat atau berfungsi secara baik dan maksimal.
Manusia potensial yang secara motivasi kemampuan dan potensi perkembangan
ke arah kemajuan adalah pemuda. Dalam ilmu psikologi masa pemuda adalah
masa puncak kemampuan manusia (masa emas) sedangkan masa kanak-kanak
adalah masa perkembangan dan masa tua adalah masa bertahan dan kemunduran.
3. Peranan Pemuda
Peranan pemuda dimulai dari permasalahan dalam peran dan posisi apa pemuda
dapat memberikan bantuan dan kontribusi. Peran pemuda khususnya dalam hal
perkembangan keilmuwan setidaknya dapat dilihat dari tiga tema yang kontribusi
aplikasinya dapat terlihat, yakni: pemuda yang mendalami keilmuwan keagamaan,
pemuda yang medalami keilmuwan keagamaan dan sekaligus selainnya, dan
pemuda yang mendalami keilmuwan selain keagamaan secara langsung. Islam dan
ajarannya (Lubis, 1997: 70) yang merupakan kesepakatan cendekiawan muslim
tiada satu cabang keilmuwan yang terlepas dari jangkauan kajian keIslaman, baik
dari sudut motivasi, substansi, ataupun materinya alasannya ialah secara universal
aspek semua ilmu dan sasaran kajian keilmuwan itu telah tercakup dalam garis
besar dalam konsep wawasan pendidikan, pengajaran, kebudayaan dalam al
Quran. Sehingga hal inilah yang menjadikan keterbukaan perkembangan dan
kemajuan keilmuwan Islam yang tidak bersifat stagnan dan ekslusif.