SKENARIO A BLOK 9
Kelompok 7
Tutor Pembimbing : dr. Ratika Febriani, M.Biomed.
Nama Anggota :
1. M. Valeri Rivaldo (702017080)
2. Barratush Febby Wulan (702014085)
3. Iffat Nabila Ikbar (702017041)
4. Neva Fiyolla Palupi (702014087)
5. Aufaa Rifqi Rizqullah (702017054)
6. Muhammad Akip Aprianto (702017011)
7. Retno Aqilah Fatma Pertiwi (702017072)
8. Savira Chairunnisa (702017081)
9. Romzi Khairrullah (702014091)
10. Wishandra Inestasia Susilo (702017051)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul “ Laporan
Tutorial Skenario A Blok 9“ sebagai tugas kompetensi kelompok. Salawat
beriring salam selalu tercurah kepada junjungan kita, nabi besar Muhammad
SAW beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai akhir
zaman.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan
di masa mendatang. Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, penulis banyak
mendapat bantuan, bimbingan dan saran. Pada kesempatan ini, penulis ingin
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada :
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang
diberikan kepada semua orang yang telah mendukung penulis dan semoga laporan
tutorial ini bermanfaat bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga
kita selalu dalam lindungan Allah SWT. Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Peraturan :
Sejak 1 hari sebelum masuk RS, Tina panas tinggi disertai batuk pilek.
Tiga jam dari mulai timbul panas, Tina mengalami kejang selama kurang dari 5
menit. Tina belum pernah kejang sebelumnya. Ibu Tina pernah kejang demam
saat bayi. Tina lahir spontan ditolong bidan, cukup bulan, tidak langsung
menangis.
Pemeriksaan Fisik :
Tanda vital : Nadi 124x/menit (isi dan tegangan cukup), frekuensi napas
32x/menit, suhu 40°C.
Pemeriksaan Spesifik :
Kepala : mata : pupil isokor, refleks cahaya (+), hidung : rinorea (+/+),
faring : tidak hiperemis, tonsil : T1/T1.
Status neurologikus
Fungsi motorik :
Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan 5 5 5 5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus - - - -
Refleks Normal Normal Normal Normal
Fisiologis
Refleks - - - -
Patologi
Fungsi sensorik : tidak ada kelainan
Fungsi motorik :
Struktur saraf
Fisiologi :
Serebrum
• Persepsi sensorik
• Control gerakan sadar
• Bahasa
• Sifat kepribadian
Serebelum
• Mempertahankan keseimbangan
• Meningkatkan tonus otot
• Mengoordinasikan dan merencanakan aktivitas otot sadar
Batang otak (medulla oblongata, pons, mesenchepalon)
• Pusat control kardiovaskular, respirasi, dan pencernaan
• Regulasi reflex otot yang berperan dalam keseimbangan
• Penerimaan dan integrasi semua masukkan sinaps
Korda Spinalis
• Penghubung untuk transmisi informasi antara otak dan bagian
tubuh
• Mengintegrasikan aktivitas refleks antara masukkan dan keluaran
afferent
(Sherwood, L. 2014)
c) Apa makna kejang yang terjadi 1 jam yang lalu sebanyak 2 kali?
Jawab :
Maknanya Tina mengalami kejang demam yang dikategorikan dalam
kejang demam kompleks. Karena kejang demam kompleks ini terjadi
lebih dari 15 menit dan mengalami kejang berulang yaitu lebih dari 1x
dalam 24 jam.
(Sihaloho. 2015)
h) Apa makna bentuk kejang klojotan, tangan dan kaki, mata mendelik ke
atas?
Jawab :
Maknanya tina mengalami kejang generalisata tonik klonik.
i) Apa makna saat kejang berlangsung Tina tidak sadar tetapi sebelum
dan sesudah kejang Tina sadar?
Jawab :
Maknanya adalah mengalami kejang generalisata dimana kejang
generalisata melibatkan seluruh korteks serebrum & diensefalon
ditandai serta ditandai dengan awitan aktivitas kejang yang bilateral
dan simetrik yang terjadi di kedua hemisfer tanpa tanda-tanda bahwa
kejang berawal sebagai kejang fokal. Pasien tidak sadat dan tidak
mengetahui keadaan sekeliling saat mengalami kejang.
(Price & Wilson, 2010)
2. Sejak 1 hari sebelum masuk RS, Tina panas tinggi disertai batuk pilek.
Tiga jam dari mulai timbul panas, Tina mengalami kejang selama kurang
dari 5 menit. Tina belum pernah kejang sebelumnya.
a) Apa makna 1 hari sebelum masuk RS Tina panas tinggi disertai batuk
pilek?
Jawab :
Panas tinggi atau kenaikan suhu tubuh merupakan bentuk kompensasi
tubuh untuk mempercepat proses fagositosis patogen yang masuk ke
dalam tubuh. Batuk pilek menunjukkan adanya infeksi pada saluran
nafas.
(Sherwood, 2015)
Batuk
g) Apa makna tiga jam mulai timbul panas dan mengalami kejang ± 5
menit?
Jawab :
Maknanya adalah Tina memiliki kemungkinan mengalami kejang
tonik klonik demam,yang sering disebut sebagai kejang demam dan
sering terjadi pada anak berusia kurang dari 5 tahun.
h) Apa makna tina belum pernah kejang sebelumnya?
Jawab :
Maknanya tina tidak memiliki riwayat kejang sebelumnya dan dapat
menyingkirkan diagnosis epilepsi karena tidak ada riwayat kejang
sebelumnya dan tanpa demam.
3. Ibu Tina pernah kejang demam saat bayi. Tina lahir spontan ditolong
bidan, cukup bulan, tidak langsung menangis.
a) Apa makna ibu tina pernah kejang demam saat bayi?
Jawab :
Maknanya kemungkinan tina kejang demam di karenakan ibu tina
pernah mengalami kejang demam dimana apabila salah satu orang tua
mempunyai riwayat tersebut memiliki resiko 20-22%, dan jika kedua
orang tua memiliki riwayat tersebut mempunyai resiko 60-80%.
(Blunstein MD, 2007)
b) Apa makna tina lahir spontan ditolong bidan, cukup bulan, tidak
langsung menangis?
Jawab :
Maknanya pada saat lahir tina mengalami asfiksia. Asfiksia menurut
IDAI (Ikatatan Dokter Anak Indonesia) adalah kegagalan nafas secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir
yaitu disebabkan oleh kurangnya oksigen yang menyebabkan hipoksia
jaringan terutama jaringan otak. yang ditandai dengan:
1. Asidosis (pH <7,0) pada darah arteri umbilikalis
2. Nilai APGAR setelah menit ke-5 tetep 0-3
3. Menifestasi neurologis (kejang, hipotoni, koma atau hipoksik
iskemia ensefalopati)
4. Gangguan multiorgan sistem.
(Prambudi, R. 2013)
4. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Kesadaran compos mentis.
Tanda vital : Nadi 124x/menit (isi dan tegangan cukup), frekuensi napas
32x/menit, suhu 40°C.
a) Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik?
Jawab :
Keadaan Interpretasi
5. Pemeriksaan Spesifik
Kepala : mata : pupil isokor, refleks cahaya (+), hidung : rinorea (+/+),
faring : tidak hiperemis, tonsil : T1/T1.
Leher : tidak ada kaku kuduk.
Thorak : simetris, retraksi tidak ada, jantung : BJ I dan II normal, bising
jantung (-), paru : vesikuler normal, ronki tidak ada.
Abdomen : bising usus normal, hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas : akral hangat, kaku sendi tidak ada.
a) Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan spesifik ?
Jawab :
Keadaan Interpretasi
6. Status neurologikus
Fungsi motorik :
Tina, anak perempuan 3 tahun mengalami kejang demam kompleks tipe tonik-
klonik yang disebabkan oleh infeksi pada saluran nafas.
Demam
Metabolisme karbohidrat
Menghasilkan
potensial aksi
Peningkatan neuromuskular
junction Ca2+
Kejang
Daftar Pustaka
Ain,dkk. 2015. Tindakan Ibu dalam menangani Balita yang Mengalami Kejang
Demam di Rumah dalam jurnal terapan diakses pada tanggal 23 oktober
2018.
Blunstein MD, Friedman. MJ. Childhood seizurers. Emerg med clin N Am, 2007.
Guyton, AC dan Hall, JE. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Hasan, Rusepno dan Husein Alatas (editor), 1985. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. jilid III. Jakarta: FKUI.
Irdawati. 2010. Kejang Demam dan Penatalaksanaanya . Surabaya.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/2377/KEJANG
%20DEMAM%20DAN%20PENATALAKSANAANNYA.pdf;sequence=1.
Diakses tanggal 22 Oktober 2018.
Konsil Kedokteran Indonesia. 2012. Standar Kompetensi Dokter Indonesia.
Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia.
Moore K.R., Argur K.M. R. 2007. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipocrates.h.
114- 116.
Nelwan, Demam : Tipe dan Pendekatan, 2009. Universitas Sumatera Utara .
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31365/Chapter
%20II.pdf;sequence=4 . Diakses pada tanggal 23 oktober 2018.
Prambudi, R. 2013. Prosedur Tindakan Neonatusi. Dalam; Neonatologi Praktis.
Anugrah Utama Raharja. Cetakan Pertama. Bandar Lampung.
Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit, Edisi 6. Jakarta : EGC.
Pusponegoro HD, Widodo DP, Ismael S. 2006, Konsensus Penatalaksanaan
Kejang Demam. UKKNeurologi PP IDAI : Jakarta.
Q.S. Al-Anbiya : 83
Sherwood,L. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Sihaloho, 2015. Kejang Demam Kompleks. Universitas Lampung.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/view/772.
Diakses pada tanggal 22 Oktober 2018.