Anda di halaman 1dari 37

PETUNJUK PRAKTIKUM

FARMASETIKA II

(1 SKS)

Program Studi
S-1 Farmasi

Disusun Oleh:
Dr. apt. Yulias Ninik Windriyati, M. Si
apt. Sugiyono, M.Sc.
apt. Elya Zulfa, M. Sc.
apt. Danang Novianto Wibowo, M. Farm
M Fatchur Rochman, M. Farm

Kontributor:
Imam Asrofi, S.Farm
Yuni Warniyati, S. T

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
PETUNJUK PRAKTIKUM
Farmasetika II
(1 SKS)

Program Studi S-1 Farmasi


Penulis :
Dr. apt. Yulias Ninik Windriyati, M. Si
apt. Sugiyono, M.Sc.
apt. Elya Zulfa, M. Sc.
apt. Danang Novianto Wibowo, M. Farm
M Fatchur Rochman, M. Farm

Kontributor :
Imam Asrofi, S.Farm
Yuni Warniyati, S. T

Penerbit :
Fakultas Farmasi Universitas Wahid Hasyim

Redaksi :
Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan – Semarang 50236
Telp. (024) 8505680, 8505681, Fax. (024) 8505680
Website: https://farmasi.unwahas.ac.id/

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin
tertulis dari penerbit
PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, penulisan Petunjuk Praktikum Farmasetika II ini dapat diselesaikan. Petunjuk
Praktikum Farmasetika II ini disusun dengan harapan agar mahasiswa mampu mengikuti
praktikum ini dengan baik dan memberikan keterampilan kepada mahasiswa.

Petunjuk ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan Praktikum Farmasetika II pada program
studi S-1 Farmasi Universitas Wahid Hasyim untuk menunjang kemampuan dalam aspek
ketrampilan teknis terhadap teori-teori yang disajikan dalam perkuliahan. Petunjuk Praktikum
ini bukanlah suatu tuntunan baku dan final sehingga masih perlu penyempurnaan dan
penyesuaian dengan perkembangan dan kemajuan di lapangan. Penyusun akan senantiasa
mengevaluasi materi praktikum untuk mendukung pembekalan mahasiswa yang lebih baik.
Semoga buku ini dapat bermanfaat dan mencapai sasaran serta tujuan penyusunannya.

Semarang, Februari 2021

Penyusun
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
VISI :
“Menjadi Program Studi S1 Farmasi yang unggul di tingkat nasional dalam
mentransformasikan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi berdasarkan
nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal jamaah pada tahun 2025”

MISI :
1. Menyelenggarakan dan mengambangkan pendidikan S1 Farmasi dan Profesi
Apoteker yang memiliki keunggulan kompetitif dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang farmasi dengan menerapkan nilai-nilai Islam
Ahlussunnah wal jamaah.

2. Menyelenggarakan dan mengambangkan pendidikan S1 Farmasi dan Profesi


Apoteker yang memiliki keunggulan kompetitif dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang farmasi dengan menerapkan nilai-nilai Islam
Ahlussunnah wal jamaah.

3. Menyelenggarakan dan mengembangkan kajian, penelitian, dan merintis


penemuan serta mempublikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang farmasi
dengan menerapkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal jamaah.

4. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat


berdasarkan hasil penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi bidang farmasi
dengan menerapkan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal jamaah.

5. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak baik di dalam maupun di luar negeri
untuk penguatan, pengembangan, dan keunggulan fakultas.

6. Menyelenggarakan tata pamong yang baik (good corporate governance).

1
TATA TERTIB DAN PERATURAN

A. Laporan resmi
1. Laporan praktikum dikumpulkan minggu berikutnya.
2. Laporan praktikum sebagai syarat mengikuti praktikum dan diskusi pada
Praktikum berikutnya.
3. Laporan resmi bersifat individu.
4. Laporan resmi ditulis tangan (kecuali bagian Cover) dikertas folio bergaris
yang telah diberi garis tepi pada kanan dan kiri kertas dengan jarak 2 cm.
Ditulis hanya pada satu sisi bagian polio (tidak bolak balik). Tulisan yang
tidak terbaca tidak akan dinilai sebagai tulisan atau dianggap tidak ada.
5. Laporan resmi terdiri dari:
a) Cover laporan resmi
Cover laporan resmi berisi: judul, logo, dosen pengampu,
golongan, kelompok, nama anggota kelompok, nim, dan peran
dalam kelompok, laboratorium, fakultas, universitas, tahun. Cover
laporan resmi diketik.
b) Tujuan praktikum,
c) Dasar teori.
Referensi untuk pembuatan dasar teori dapat berasal dari buku
literatur, artikel penelitian, review, buku. Minimal referensi yang
digunakan sebanyak 2 pustaka dengan ketentuan minimal 1 artikel
penelitian atau review internasional.
d) Alat dan bahan.
Tulis alat dan bahan yang digunakan sesuai dengan yang
digunakan.
e) Cara kerja.
Cara kerja dibuat dalam bentuk skema secara singkat dan jelas.

2
f) Data pengamatan.
Data pengamatan ditulis pada Formulir Data Percobaan yang
sesuai buku petunjuk.
g) Perhitungan data.
Perhitungan data adalah perhitungan yang dibutuhkan setelah
mendapatkan data pengamatan.
h) Pembahasan.
Pembahasan praktikum ditulis menganai data yang diperoleh dan
dibandingkan dengan dengan teori yang ada. Jika data yang
diperoleh tidak sesuai teori, maka data yang diperoleh dibahas
dengan bantuan referensi dari pustaka lain. Referensi yang
digunakan dalam pembahasan, minimal menggunkan 5 pustaka.
Boleh menggunkan pustaka yang sama dengan pustaka pada dasar
teori, tetapi harus ada pustaka yang berbeda minimal 3 pustaka
yang belum digunkan pada dasar teori. Sertakan sitasi pada
belakang kalimat.
i) Kesimpulan.
Kesimpulan adalah jawaban dari tujuan.
j) Daftar pustaka. Daftar pustaka ditulis sesuai aturan penulisan
Daftar pustaka sesuai petunjuk penulisan skripsi Universitas
Wahid Hasyim. Total pustaka minimal yang digunakan adalah 7
pustaka.
k) Lampiran.
Lampiran berisi hal-hal yang tidak tercantum dalam poin-poin di
atas.
B. Praktikum

a) Praktikan datang 15 menit sebelum acara praktikum dimulai, jika terlambat


lebih dari 15 menit tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.

3
b) Praktikkan diharap mempelajari buku petunjuk praktikum terlebih dahulu.
c) Praktikan diwajibkan membuat laporan sementara (format terlampir) dan
mengisi absensi daftar hadir.
d) Praktikan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan saat praktikum
(wadah dan peralatan pribadi lainnya, jas praktikum, serbet, kalkulator serta
buku-buku pedoman lainnya).
e) Praktikan wajib mengenakan jas praktikum pada saat praktikum dan dilarang
menerima telepon di dalam laboratorium.
f) Praktikan wajib mengecek peralatan yang digunakan baik sebelum dan
sesudah praktikum dilaksanakan dalam keadaan bersih dalam buku yang
sudah disediakan oleh petugas laboratorium.
g) Dilarang membuat kegaduhan dan keributan di dalam laboratorium, apabila
terdapat kesukaran tanyakan langsung kepada dosen pengampu atau asisten
praktikum yang bertugas.
h) Praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium dan peralatan yang
digunakan.
i) Praktikan wajib memelihara timbangan, gunakan timbangan dengan benar dan
jangan dibuat mainan.
j) Timbang bahan seperlunya sesuai dengan resep dan kembalikan kembali ke
tempat semula setelah menimbang.
k) Praktikan dilarang membuang bahan, sampah serta hasil praktikum di dalam
washtafel maupun toilet kampus.
l) Praktikan dilarang makan dan minum di dalam laboratorium.
m) Praktikan diwajibkan untuk mengganti alat yang sama apabila terjadi
kerusakan.
n) Tidak ada inhal praktikum, bila tidak dapat mengikuti harap lapor kepada
dosen pengampu praktikum.
o) Bekerjalah dengan cepat, tepat dan teliti.

4
p) Praktikan diwajibkan membuat laporan resmi untuk dikumpulkan pada saat
praktikum berikutnya, bagi yang tidak membuat laporan resmi dilarang
mengikuti praktikum.
q) Semua pelanggaran yang dilakukan akan dikenakan sanksi tersendiri.
C. Responsi
Responsi praktikum dilaksanakan secara tertulis dan praktek.
D. Penilaian

Nilai akhir praktikum terdiri dari nilai praktikum 70% dan responsi 30%.

E. Izin Praktikum
Mahasiswa yang tidak dapat menghadiri praktikum dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan pada jadwal praktikum dan mendapatkan izin dari
koordinator praktikum dengan mengirimkan surat izin secara tertulis dan
ditandatangani oleh orang yang berwenang (dokter, orang tua/wali, atasan dll)
melalui WA pribadi kepada Dosen Pengampu, berhak mengikuti praktikum pada
golongan lain. Surat izin boleh diketik atau ditulis tangan. Halangan hadir dapat
bersifat terencana atau mendadak.

Bagi mahasiswa yang berhalangan hadir tanpa keterangan dan tanpa surat izin hingga
praktikum berikutnya, maka tidak diperbolehkan pindah jadwal dan tidak
memperoleh nilai pada praktikum tersebut. Tidak hadirnya praktikan pada jadwal
praktikum yang ditentukan karena keteledoran atau alasan-alasan lain yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan, maka praktikan tidak diperkenankan mengikuti
praktikum di jadwal lain.

5
I AM A PHARMACIST
I am a specialist in medication
I supply medicines and pharmaceuticals to those who need them
I prepare and compound special dosage forms
I control the storage and preservation of all medication in my care
I am a custodian of medial information
May library is a ready source of drug knowledge
My files contain thousands of specific drug name and tens of thousands of
facts about them
My record include the medication and health history of entries families
May journals and meetings report advances in pharmacy from around the
World
I am a companion of the physician
I am a partner in the case of every patient who takes any kind of medication
I am a consultant of the meritss of different therapeutic agent
I am the connecting link between physician and patient and final check on the
safety of medicines
I am a counselor to the patient
I help the patient understand the proper use of prescription medication
I assist in the patient’s choice of nonprescription medication
I advice the patient on matters of prescription storage and potency
I am a guardian of the public health
My pharmacy is a center for health care information
I encourage and promote sound personal health practices
My service are available to all at all times
This is my calling
This is my pride

Author Unknown

6
DAFTAR ISI

PRAKATA .......................................................................... iii


VISI DAN MISI .......................................................................... iv
TATA TERTIB DAN PERATURAN ………………………………………………. v
DAFTAR ISI ………………………………………………. x
Format Laporan Sementara ………………………………………………. 8
Format Laporan Resmi ……………………………………………… 9
Contoh Resep dan Etiket ……………………………………………… 10
Contoh Copy Resep ……………………………………………… 11
Resep yang Dipraktekkan dan ……………………………………………….. 12
Petunjuk Mengerjakan Resep
Bahasa Latin ……………………………………………….. 27

Daftar Pustaka ……………………………………………….. 33

7
Format Laporan Sementara:
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
FAKULTAS FARMASI
BIDANG FARMASETIKA DAN TEKNOLOGI FARMASI
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR II
Materi:………………………………………………………

Nama : Golongan :
NIM : Tanggal :
Semester : Pengampu :

No resep :

Bentuk sediaan :

A. TUJUAN PRAKTIKUM

Tuliskan tujuan praktikum untuk setiap bentuk sediaan

B. DASAR TEORI

Ditulis secara singkat, jelas dan hanya ditulis sekali untuk setiap bentuk
sediaan.

C. RESEP

1. Tuliskan resep bersangkutan yang akan dipraktekkan dan resep standart


bila diperlukan beserta bagian-bagiannya.
2. Tuliskan semua perhitungan jumlah bahan yang akan ditimbang lengkap
dengan satuan.
3. Tuliskan cara kerja sesuai dalam buku petunjuk praktikum secara
lengkap dan berurutan.
4. Tuliskan etiket dari bentuk sediaan yang dibuat.
5. Tuliskan khasiat obat secara keseluruhan.

8
Format Laporan Resmi:
UNIVERSITAS WAHID HASYIM SEMARANG
FAKULTAS FARMASI
BIDANG FARMASETIKA DAN TEKNOLOGI FARMASI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMASETIKA DASAR II
Materi:…………………………………………………
Nama : Golongan :
NIM : Tanggal :
Semester : Pengampu :

No resep :
Bentuk sediaan :

A. TUJUAN PRAKTIKUM
Tuliskan tujuan praktikum untuk setiap bentuk sediaan

B. DASAR TEORI
Ditulis secara singkat, jelas dan hanya ditulis sekali untuk setiap bentuk
sediaan.

C. RESEP
1. Tuliskan resep bersangkutan yang akan dipraktekkan dan resep standart
bila diperlukan beserta bagian-bagiannya.
2. Tuliskan semua perhitungan jumlah bahan yang akan ditimbang lengkap
dengan satuan.
3. Tuliskan cara kerja sesuai dalam buku petunjuk praktikum secara lengkap
dan berurutan.
4. Tuliskan etiket dari bentuk sediaan yang dibuat.
5. Tuliskan khasiat obat secara keseluruhan.

D. PEMBAHASAN

Pembahasan lengkap tentang resep dan bentuk sediaan yang dibuat. Uraian
tentang sifat bahan yang digunakan, problema yang ada beserta jalan
keluarnya yang berhubungan dengan penyelesaian sediaan tersebut.

E. KESIMPULAN Semarang,
ttd
F. DAFTAR PUSTAKA
Nama mahasiswa dan NIM

9
Contoh :
Resep
dr. M. Kenny R
SIP No. 468/DU/2019
Jl. Pesona Asri H-5, Semarang (024-86453025)

Semarang …………
R/

Pro : paraf dokter


Umur :
Alamat :

Etiket
Apotek Unwahas Farma
SIA 47810/DKK/2019
APA: apt. Geofanny, M. Sc.
SIPA: 449.1/064/BPPT/2019
Jl. Saputan Barat 9, Semarang 50256 tlp 86453025

No … tgl ……….
Nama
Aturan pemakaian obat
paraf

10
Copy Resep

Apotek Unwahas Farma


SIA 47810/DKK/2019
APA: apt. Geofanny, M. Sc.
SIPA: 449.1/064/BPPT/2019
Jl. Saputan Barat 9, Semarang 50256 tlp 86453025

COPY RESEP
Tgl resep : Tgl :
Nama dokter : No :
Nama pasien :

R/

pcc
Semarang,………
cap Apotek & paraf Apoteker

11
PULVERES, PULVIS, CAPSULAE DAN PILULAE

NO RESEP PROBLEMA

1 R/ Acid. Salicyl 2 1. Pengertian pulvis


Bals. Peruv 2 2. Lemak dalam pulvis
Adeps. Lanae 3 3. Penimbangan bahan
Oxyd. Zinc 15 4. Etiket yang digunakan
Oxyd Magn 15 5. Membuat copy resep
Talc. Venet ad 100 6. Tujuan pengobatan dengan
m.f. pulv. Adsp kombinasi yang tertulis dalam resep.
S.U.E d.i.d 7. Pemilihan bentuk sediaan
8. Contoh obat patent dalam
Pro : Tn. Dedy perdagangan.
Jl. Tentara pelajar 6 semarang

2 R/ Aminophyllin 150 mg 1. Pengertian pulveres


CTM 2 mg 2. Ekstrak kental dalm pulveres
Ekstrak belladon 10 mg 3. Perhitungan dosis obat
Lactosum qs 4. Bobot lactosum yang diperlukan
m.f. pulv. dtd. no. X 5. Penimbangan jumlah bahan
S. t. dd. pulv. I 6. Etiket yang digunakan
7. Tujuan pengobatan dengan kombinasi
obat dalam resep.
Pro: An. Yuni (6 th) 8. Pengaruh bentuk sediaan pada efek
Jl. Pedurungan kidul 5 semarang obat.
9. Pemilihan bentuk sediaan.

12
3 R/ Caps c. Tetracyclin 250 mg No.XII 1. Tujuan penggunaan bentuk sediaan
S.t.d.d. caps.I 2. Jumlah penimbangan bahan
Dihabiskan 3. Etiket yang digunakan
4. Tujuan penggunaan obat
5. Dosis obat
6. Efek samping obat
7. Aturan pemakaian dan lama
pengobatan
Pro: Tn. Gito 8. Cara lain penulisan resep
Jl. Menoreh tengah 12 Semarang 9. Sediaan patent yang beredar
dipasaran

4 R/ Kalii Iodida 0,1 1. Perbedaan bentuk sediaan antara


M. f. pil. d.t.d No.XXX granul, pil dan boli.
S. t. d.d pil. I d.i.d 2. Pembuatan pil dengan bahan
higroskopis
Pro: Ny. Slamet 3. Membuat copy resep
Jl. Anggrek 5 Semarang 4. Sediaan yang ada diperdagangan.

13
PETUNJUK PENYELESAIAN RESEP

RESEP 1
1. Timbang talcum venetum, letakkan dimeja
2. Timbang adeps lanae, masukkan mortier tambahkan beberapa tetes alkohol
aduk-aduk kemudian tambahkan talcum ¼ -nya, aduk rata sampai kering,
keluarkan
3. Timbang asam salisilat, masukkan mortier tambahkan beberapa tets alkohol
aduk-aduk kemudian tambahkan talcum 1/4–nya, aduk rata sampai kering,
keluarkan
4. Timbang balsam peru, masukkan mortier tambahkan beberapa tetes alkohol
aduk-aduk kemudian tambahkan talcum 1/4 –nya, aduk rata sampai kering,
tambahkan campuran 2 dan 3 ke dalam mortier, aduk rata
5. Timbang magnesii oxyde, masukkan mortier sedikit demi sedikit aduk rata
6. Ayak zinc oxide dengan ayakan B40, kemudian timbang dan masukkan
mortier sedikit demi sedikit aduk rata
7. Tambahkan sisa talcum sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai rata,
masukkan botol kemasan dan beri etiket.

RESEP 2
1. Buat penegenceran CTM dengan perbandingan 1:10, dari hasil pengenceran
ditimbang sebesar 2 X 10 X 10 = 200 mg, sisa pengenceran dibungkus dan
ditulisi “sisa pengenceran CTM dalam lactosum 1:10”
2. Timbang lactosum, letakkan dimeja
3. Timbang ekstrak belladon, masukkan dalam mortier tambahkan beberapa tetes
alkohol aduk-aduk sampai mencair kemudian tambahkan lactosum sedikit
demi sedikit aduk-aduk sampai kering dan tambahkan hasil pengenceran
CTM, aduk rata

14
4. Timbang aminophyllin, masukkan mortier sedikit demi sedikit aduk sampai
rata
5. Keluarkan serbuk, taruh dalam kertas perkamen dan kemudian bagi serbuk
menjadi 10 bungkus dalam jumlah yang sama dengan kertas perkamen.
6. Masukkan kemasan dan beri etiket.

RESEP 3
1. Timbang tetrasiklin sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, masukkan mortier
haluskan kemudian keluarkan taruh dalam kertas perkamen
2. Bagi dalam jumlah yang sama dengan kertas perkamen, kemudian masukkan
cangkang kapsul yang sesui dan tutup
3. Bersihkan kapsul dengan kain flanel, masukkan kemasan dan beri etiket.

RESEP 4
1. Timbang Kalii Iodida, masukkan mortier tetesei dengan aqua aduk hingga
jenuh
2. Pembuatan pil dilakukan dengan bahan penolong pulvis pro pilulis (PPP),
ditambahkan sedikit demi sedikit sampai terbentuk massa pil yang kalis
3. Massa pil kemudian digulung-gulung dan dipaskan dalam pemotong pil
(pillen plank) sesuai dengan jumlah yang diminta
4. Potong massa pil kemudian dibulatkan dengan alat pembulat yang diberi
talcum secukupnya agar tidak lengket dengan cara diputar sampai terbentuk
pil yang bulat
5. Setelah terbentuk pil yang bulat masukkan kemasan dan beri etiket.

15
UNGUENTUM, CREAM, PASTA DAN SUPPOSITORIA

NO RESEP PROBLEMA

5 R/ Zalf 2 – 4 20 1. Resep standart dari FMI/FOI


S.U.E 2. Teknik mencampur bahan padat
dioleskan pada kaki yang pecah dalam salep (peraturan pembuatan
salep no. 2)
3. Penimbangan bahan
4. Tujuan pengobatan
Pro : Tn. Nasir 5. Penulisan resep cara lain
Perum Sampangan G-10 Semarang 6. Sediaan patent dalam perdagangan.

6 R/ Ungt. Leniens SF PH NED V 50 1. Resep standard dari PH NED V


S. cold. Cream d.i.d 2. Tehnik membuat cream peraturan
oleskan pada kulit yang kering salep no.IV
3. Jumlah bahan yang ditimbang
4. Membuat copy resep
5. Tujuan pengobatan
6. Krim penyejuk lain yang ada
Pro : Nn. Risha dipasaran
Perum Dosen IAIN Semarang 7. Tingtur dalam sediaan salep

7 R/ Pasta Zinci SF PH NED V 50 1. Perbedaan pasta, unguenta dan krim


S.t. d.d. U.E d.i.d 2. Resep standar dari PH NED V
3. Teknik membuat pasta
4. Jumlah penimbangan
5. Membuat copy resep

16
6. Cara menggunakan pasta
Pro: Paijo 7. Etiket
Jl. Menumbing Barat 3 Semarang 8. Fungsi dari pasta zinci

8 R/ Bals. Peruv 3 1. Pengertiaan suppositoria


Acid boric 8,6 2. Penimbangan bahan
ZnO 8,6 3. Basis suppositoria dengan olum
Bismuth subnitrat 1,8 cacao dan tujuan penambahan cera
Ol. Cacao 38 4. Cara penggunaan supositoria oleh
Cer. Flava 2,4 pasien
M. F. Suppos. Pond 2,6 gram 5. Etiket yang digunakan
S. p. r. n. supp. I da II supp 6. Tujuan pengobatan dengan
kombinasi obat dalam resep
Pro: Tn. Harwoko 7. Pengaruh bentuk sediaan terhadap
Jl. Kawi 2 Semarang efek (lokal/sistemik)
8. Cara pemakaian dan penyimpanan
suppositoria.

9 R/ PCT 125 mg 1. Pengertian suppositoria


PEG 4000 40% 2. Penimbangan bahan
PEG 6000 30% 3. Basis suppositoria dengan PEG
PEG 400 30% 4. Cara penggunaan suppositoria oleh
M. F. Suppos. dtd NO. II pasien
S. p. r. n 5. Etiket yang digunakan
6. Tujuan pengobatan
Pro : An. Andi 7. Pengaruh bentuk sediaan terhadap
Jl. Kelud 12 semarang efek
8. Cara pemakaian dan penyimpanan

17
PETUNJUK PENYELESAIAN RESEP

RESEP 5
1. Timbang sulfur praecipitatum, letakkan dimeja
2. Timbang asam salisilat masukkan mortier tambahkan beberapa tetes alkohol
aduk sampai halus, kemudian tambahkan sulfur sedikit demi sediki aduk
smpai kering dan rata
3. Timbang vaselin album, masukkan mortier sedikit demi sedikit sambil diaduk
samapi rata
4. Masukkan pot dan beri etiket.

RESEP 6
1. Timbang semua bahan, kemudian masukkan ke dalam cawan porselein dan
lelehkan di atas penangas air sampai meleleh, aduk sampai dingin dan
homogeny
2. Tambahkan aqua ke dalam campuran tadi aduk sampai rata
3. Tara botol timbang, timbang didalamnya tincture benzoas, masukkan ke
dalam campuran tadi aduk sampai rata
4. Masukkan pot dan beri etiket.

RESEP 7
1. Timbang vaselin, masukkan cawan porselein dan lelehkan diatas penangas air
2. Ayak zinc oxide dan timbang, kemudian masukkan mortier
3. Masukkan vaselin yang sudah mencair sedikit demi sedikit aduk-aduk sampai
rata
4. Masukkan pot dan beri etiket.

18
RESEP 8
1. Timbang oleum cacao masukkan cawan setengahnya, setengah lagi letakkan
dimeja
2. Timbang cera flava, masukkan cawan kemudain lebur di atas penangas air
3. Ayak zinc oxide, timbang letakkan dimeja
4. Timbang balsam peru, masukkan mortier beri beberap tetes alkohol aduk-
aduk dan tambahkan zinc oxide aduk rata, keluarkan
5. Timbang asam borat masukkan mortier, haluskan tambahkan ultramaryn aduk
rata
6. Tambahkan campuran 3 dan 4 aduk rata, tambahkan sisa oleum cacao aduk
rata
7. Tuangkan massa oleum cacao dan cera flava yang sudah melebur ke dalam
mortier dan masukkan cetakan suppositoria yang telah diolesi paraffin cair
sesui jumlah yang diminta
8. Masukkan ke dalam lemari es, setelah beku keluarkan dari cetakan potong dan
timbang seberat bobot yang diminta
9. Masukkan kemasan dan beri etiket.

RESEP 9
1. Timbang PEG 6000 dan PEG 4000, masukkan cawan porselein dan panaskan
di atas penangas air samapai meleleh
2. Timbang luminal disuspensikan dalam seluruh air yang tersedi kemudian
masukkan ke dalam basis yang telah meleleh aduk sampi rata
3. Tuang ke dalam cetakan suppositoria yang telah bersih dan diolesi paraffin
cair sesui jumlah suupositoria yang diminta, bekukan dalam lemari es
4. Suppositoria yang telah beku dikeluarkan dari cetakan, ditimbang dan
kelebihan bobot dipotong
5. Masukkan dalam kemasan dan beri etiket.

19
SOLUTIO, MIXTURA, POTIO

NO RESEP PROBLEMA

10 R/ Sol. Lugoli 25 1. Resep standard dari PH V


S. t. d.d gtt. V 2. Penimbangan bahan
3. Etiket yang digunakan
4. Indikasi pengobatan dengan solution
lugoli
5. Cara mengambil dan menimbang
iodium
6. Cara melarutkan iodium
7. Warna botol untuk menyimpan
Pro: Harmoko sediaan
Jl. Menoreh barat XII/4 Semarang 8. Reaksi kompleks yang terjadi antara
Iodium dan Kalii Iodium

11 R/ SASA 3 1. Bentuk sediaan obat


Ammonii Chlorid 1 2. Jumlah penimbangan bahan
Succ. Liq 5 3. Mencari kelarutan ammonium
Aqua 135 klorida dan succus liquiritiae
M. f. mixt 4. Cara menimbang SASA
S. t d.. C. I 5. Etiket,cara penggunaan obat dan
aturan pemakaian
6. Tujuan pengobatan dengan
Pro: Ny. Tini kombinasi dalam resep
Bendan ngisor RT 1/7 Semarang 7. Cara lain penulisan resep
8. Nama dagang dipasaran

20
12 R/ Inf. Orthosip 100 1. Pengertian infusa
Hexamine 5 2. Penimbangan bahan
S. t. d.d. C. I 3. Peruraian hexamine
4. Tujuan pengobatan dengan
Pro : Nn. Farmalika kombinasi obat yang tertulis dalam
Jl. Menorah raya 21 Semarang resep.

PETUNJUK PENYELESAIAN RESEP

RESEP 10
1. Timbang kalii iodide masukkan mortier larutkan dalam aqua yang tersedia
sampai larut atau jenuh
2. Tara gelas arloji atau botol timbang, timbang didalamnya iodium yang
diambil menggunakan sendok porselein, masukkan ke dalam larutan kalium
iodide aduk-aduk sampai iodium larut sempurna, tambahkan sisa aqua aduk
rata
3. Masukkan ke dalam botol berwarna gelap dan beri etiket. Sertakan pipet tetes.

RESEP 11
1. Timbang succus liquiritiae, masukkan mortier larutkan dengan air hangat,
masukkan botol
2. Timbang ammonium klorida, masukkan mortier larutkan dengan air,
masukkan botol, bilas mortier masukkan botol
3. Tara botol timbang, timbang didalamnya SASA dan masukkan botol
4. Cukupkan, tutup botol dan beri etiket.

21
RESEP 12
1. Timbang folia orthosiphon, masukkan ke dalam panci infusa dan tambahkan
aqua infusa yang dibutuhkan (sisakan aqua untuk melarutkan hexamin)
2. Panaskan panci infusa, setelah mencapai suhu 90ºC biarkan selama 30 menit.
Setalah 30 menit kemudian didinginkan, saring infusa dengan kain kasa
sampai mendapatkan infusa seberat yang diminta, masukkan botol
3. Timbang hexamine, larutkan dalam aqua dan masukkan botol
4. Tutup botol dan beri etiket.

22
EMULSI, SUSPENSI, LINIMENT DAN SATURASI

NO RESEP PROBLEMA

13 R/ Sulf. Praecip 10 1. Pengertian suspensi


Camphora 1 2. Penimbangan bahan
PGA 15 3. Bentuk sediaan obat, bahan
Sol. Calc. Hydroxyd tambahan yang diperlukan
Aqua aa 50 4. Cara penggunaan obat oleh pasien
M. f. lot 5. Etiket yang digunakan dan etiket
S. b. d.d. U.E tambahan
6. Tujuan pengobatan dengan
kombinasi obat yang tertulis dalam
Pro: Mbak. Ana resep
Jl. Kendeng barat 5 Semarang 7. Alasan pemilihan bentuk sediaan
8. Sediaan patent yang beredar

14 R/ Ol. Iecoris Aselli 20 1. Pengertian emulsi


PGA 10 2. Perbedaan emulsi dan suspensi
Glycerol 5 3. Penimbangan bahan
Aqua ad 100 4. Metode pembuatan emulsi
Ol. Cinnamom gtt III 5. Tipe emulsi
M. f. emuls 6. Cara penggunaan obat oleh pasien
S. 1. d.d. Cth. I 7. Etiket dan etiket tambahan
8. Tujuan pengobatan dengan
Pro : An. Buchori (3 th) kombinasi resep
Jl. Menoreh tengah 22 Semarang 9. Alasan pemilihan bentuk sediaan
10. Obat patent yang beredar dipasaran

23
15 R/ Linimet ammoniac SF PH NED 50 1. Resep standar dari PH NED V
SUE 2. Pengertian liniment
Oleskan pada bagian yang sakit 3. Penimbangan bahan
4. Tujuan pengobatan
Pro: Pak Parjan 5. Sediaan patent dipasaran
Jl. Flamboyan 90 Semarang

16 R/ Acid. Citric 5 1. Bentuk sediaan obat


Aqua 30 2. Pengertian saturasi
Spiritus citri 5 3. Penimbangan bahan
Bic. Natric 6 4. Teknik membuat saturasi
Sir. Simplex 20 5. Cara penggunaan obat
Aqua 110 6. Etiket daan etiket tambahan
m.f. pot. Eff 7. Teknik membuat champagne knop
S. duab. Vicib. sumend 8. Tujuan pengobatan.

Pro : Kiki
Jl. Peterongan 10 Semarang

24
PETUNJUK PENYELESAIAN RESEP

RESEP 13
1. Timbang sulfur praecipitatum, letakkan dimeja
2. Timbang camphora, masukkan mortier tetesi dengan beberapa tetes alkohol,
gerus, tambahkan sulfur praecipitatum sedikit demi sedikit aduk sampai rata
3. Timbang PGA, masukkan mortier sedikit demi sedikit aduk sampai rata
4. Ukur solutio Ca(OH)2, masukkan mortier sedikit demi sedikit sambil diaduk
rata, tambahkan aqua sedikit demi sedikit dan diaduk sampai rata, masukkan
botol
5. Beri etiket dan sertakan label kocok dahulu.

RESEP 14
1. Timbang PGA, letakkan dimeja
2. Tara cawan porselein, timbang di dalamnya oleum iecoris aselli masukkan
mortier dan tambahkan aqua 1,5 kali PGA, aduk kuat dengan gerakan dari
luar kedalam dan sebaliknya sampai terbentuk corpus emulsi.
3. Tara cawan porselein, timbang di dalamnya gliserol dan masukkan ke dalam
emulsi yang sudah terbentuk aduk sampai rata
4. Encerkan emulsi dengan sedikit aqua aduk perlahan sampai rata, lalu
masukkan botol. Bilas mortier dengan sisa aqua, masukkan botol
5. Terakhir teteskan oleum cinnamomi sebanyak 3 tetes, lalu tutup botol dan beri
etiket, sertakan label kocok dahulu.

RESEP 15
1. Tara cawan porselein timbang di dalamnya oleum sesami masukkan botol
2. Tara cawan porselein, timbang di dalamnya acidum oleinicum, masukkan
botol, tutup botol lalu kocok sampai rata

25
3. Tara botol timbang, timbang di dalamnya ammonia cair, masukkan botol,
tutup, dan kocok sampapi rata
4. Tutup botol dan beri etiket, sertakan label kocok dahulu.

RESEP 16
1. Timbang natrium subcarbonas, masukkan mortier, digerus dan tambahkan
aqua sedikit demi sedikit. Masukkan natrium subcarbonas yang sudah larut ke
dalam botol sampai habis (gerus tuang)
2. Timbang asam sitrat, masukkan mortier larutkan dengan aqua
3. Tara cawan porselein, timbang di dalamnya sirup simplex, masukkan mortier
aduk rata
4. Tara cawan porselein, timbang di dalamnya spiritus citri, masukkan mortier
aduk rata
5. Masukkan campuran tersebut ke dalam botol yang sudah berisi larutan
natruim subcarbonas secara perlahan lewat dinding dengan botol dimiringkan.
6. Tutup segera botol untuk menahan gas yang terbentuk dengan champagne
knop.
7. Beri etiket dan sertakan label jangan dikocok.

26
SINGKATAN – SINGKATAN YANG SERING DITULIS DALAM RESEP

SINGKATAN KEPANJANGAN ARTI


R/ Recipe Ambilah
aa Ana masing – masing sama
banyaknya
abs. febr Absente febre Pada waktu tidak demam
aggred. Febr Aggrediente febre Pada waktu demam
add. Adde Tambahkanlah
ad. 2 vic Ad duas vices Untuk dipakai 2 kali
ad. 3 vic Ad tres vices Untuk dipakai 3 kali
a. u. e Ad usum externum Untuk obat luar
a. u. i Ad usum internum Untuk obat dalam
ad. us prop Ad usum proprium Untuk dipakai sendiri
ad. vitr alb Ad vitrum album Dalam botol putih
ad. vitr ampl Ad vitrum amplum Dalam botol mulut lebar
ad. vitr fusc Ad vitrum fuscum Dalam botol coklat
alt. hor Alternis horis Tiap 2 jam
alt. dieb Alternis diebus Tiap 2 hari
aq. bidest Aqua bidestillata Air yang disuling 2 kali
aq. bull Aqua bulliens Air mendidih
aq. coct Aqua cocta Air masak
aq. cois Aqua communis Air biasa
aq. dest Aqua destilata Air suling
aq. ferv Aqua fervida Air panas
aq. frig Aqua frigida Air dingin
aq. glyc Aqua glycerinate Air gliserin
aq. tep Aqua tepida Air hangat

27
a. n ante nocte Sebelum tengah malam
a. c ante coenam Sebelum makan
d. c durante coenam Pada saat makan
p. c post coenam Setelah makan
a. m ante meridiem Sebelum tengah hari
p. m post meridiem Sesudah tengah hari
cc/c cochclear cibarium/cochclear Sendok makan (vol 15 ml)

c. p cochclear pultis Sendok bubur (vol 8 ml)


cochclear parvum
cth cochclear theae Sendok the (vol 5 ml)
o. h. c omni hora Cochclear Tiap jam 1 sendok makan
o. b. h. c omni bihorio Cochclear Tiap 2 jam 1 sendok makan
o. t. h. c omni trihorio Cochclear Tiap 3 jam 1 sendok makan
o 4 hc / omni quattuor horis Tiap 4 jam 1 sendok makan
o quath hc Cochclear
o 5 hc / omni quinque horis Cochclear Tiap 5 jam 1 sendok makan
o quin h.c
s. d. d. c semel de die Cochclear 1 X sehari 1 sendok makan
b. d. d. c bis de die Cochclear 2 X sehari 1 sendok makan
t. d. d. c ter de die Cochclear 3 X sehari 1 sendok makan
qt. d. d. c quarter de die Cochlear 4 X sehari 1 sendok makan
q. d. d. c quinques de die Cochclear 5 X sehari 1 sendok makan
o. m. et. v omni mane et vespere Tiap pagi dan malam hari
o. noct omni nocte Tiap tengah malam
d. i. d da in dimidio Berilah setengahnya
d. i. 2 plo da in duplo Berilah 2 X banyaknya

28
d. i. 3 plo da in triplo Berilah 3 X banyaknya
d. i. 4 plo da in quarduplo Berilah 4 X banyaknya
d. i. 5 plo da in quintuplo Berilah 5 X banyaknya
d. t. d da tales doses Berilah sedemikian banyaknya
s.q Sufficiente quantitate Secukupnya
bid Biduum Waktu selama 2 hari
b. i. d Bis in die 2 X sehari
t. i. d Ter in die 3X sehari
cc Centimentrum Cubicum Sentimeter kubik
ciaoi Cinnamomi Kayu manis
cito Cito Segera
clysm Clysma Obat semprot
cochleat Cochleatin Sendok demi sendok
collyr Collyrium Obat cuci mata
conc Concentratus Pekat
consp Consperge Balutlah / taburilah
nde non detur est Belum di beri
ne det ne detur Belum diberikan
iter Iteratur Untuk diulang
n. i ne iteratur Tidak boleh diulang
det Detur Sudah diberikan

div. in part. aeq divide in partes aequales Bagilah dalam bagian-bagian


yang sama
q.s quantum satis Secukupnya
quantum suffict
d. c. f da cum formula Berikan dengan nama resepnya
d. ss. ven dil da sub signa veneni dilutus Berikan dengan tanda racun

29
encer
disp. dos. Tal dispensa dosis tales Berilah dengan takaran
sedemikian
elaeosacch Elaeosacchara Campuran 2 gram gula dengan
1 tetes minyak menguap
empl Emplastrum Plester
emuls Emulsum Emulsi
enem Enema Obat semprot
epith Epithema Obat semprot
ext. ut externe utendum Untuk obat luar
fac Fac Buatlah
f. l. a fac lege artis Buatlah menurut petunjuk
keahlian
garg Gargarisma Obat kumur
gtt Gutta Tetes
h.m hora matutina Pagi hari
h. X mat hora decima matutina Jam 10 pagi
o. h. s omni hora somni Tiap akan tidur
h. v hora vespertina Sore hari
h. VIII vesp hora octava vespertina Jam 8 malam
haust Haustus Diminum sekaligus
in 2 vic in duabus vicibus Untuk dipakai 2 kali
in 3 vic in tribus vicibus Untuk dipakai 3 kali
Iniect Iniectio Obat suntik
intr. d. sum intra diem sumendum Untuk dimakan / diminum habis
dalam 1 hari
lav. opth lavementum opthamicum Obat cuci mata
loc. oeg locus oeger Tempat yang sakit

30
loc. dol locus dolens Tempat yang merasa sakit
m.f misce fac Campur, bualtah
m. i mihi ipsi Untuk saya sendiri
n. i ne iteratur Janganlah diulangi
o. ¼ h omni quarta hora Tiap ¼ jam
o. ½ h omni dimidia hora Tiap ½ jam
g, grm Gramma Gram
o. m omni mane Tiap pagi
o. v omni vespere Tiap sore
o.n omni nocte Tiap tengah malam
o. d. s occulo dexter et sinister Mata kanan dan kiri
a. d. s auris dexter et sinister Teling kanan dan kiri
mg milli gramma Miligram
P.I.M. Periculum In Mora Berbahaya jika ditunda
Pulv. Adsp pulvis adspersorius Serbuk tabur
P.P.P pulvis propilulis Serbuk untuk pil
p.r.n pro renata Bila perlu
s.o.s si opus sit Bila perlu
s. i. m. m signa in manus medici Tandai serahkan ke tangan
dokter
s. n. s si necesse sit Bila perlu

r.p recenter paratus Dibuat segar (pada waktu itu


juga)
statim Statim Saat itu juga
s. u. c signa usus cognitus Pemakaian telah diketahui
s. u. n signa usus noctus Pemakaian telah diketahui
s. u. v signa usus veterinarius Pemakaian untuk

31
pengobatan hewan
d.c durante coenam Pada waktu makan
h. d hora decubitus Pada waktu akan tidur
s. f Secundum formula Menurut resep yang telah ada
det Detur Sudah diberi
det orig detur originale Sudah diberi aslinya
p.c.c Pro copie conform Sesuai dengan resep aslinya
Dihabiskan dalam 2 kali minum
duab.vicib.sumend Duabus vicibus simendum

32
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M, 1984, Ilmu Farmasi, Ghalia Indonesia, Jakarta


Anief, M, 2003, Ilmu Meracik Obat: Teori dan Praktek, Gadjah Mada University
Press, Jogjakarta
Ansel, H, C., 1982, Introduction to Pharmaceutical dosage forms, Lea and Febiger,
philadelphia.
Van Duin, C, V., 1954, Handleiding tot de Practische en Theoreticshe Receptuur,
D.B. Centen’s uitgevers Maatschappy N.V., Amsterdam.
Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Jakarta.
Dient van Volksgezondheid, Formularium Medicamentorum Indicum, Jakarta
De Minister van Sociale Zaken en Volksgezondheid, 1958. Nederlandse
Pharmacopee, zesde uitgave, s’Gravenhage

33

Anda mungkin juga menyukai