Anggota kelompok 3 :
1. Karmilah ( 180103046 )
2. Kholifah Nur Azzakiyah ( 180103050 )
3. Lailatul Nisa ( 180103052 )
4. Maya Ade Kusniarti Pasaribu ( 180103056 )
5. Melania Diah Rusdiana ( 180103058 )
6. Muhamad Rahul Maulana ( 180103064 )
7. Naufal Ulil Albab ( 180103064 )
8. Nisfi Laeli Ajliana ( 180103069 )
S1 KEPERAWATAN 2B
Puji Syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga
makalah ini telah terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun tetap penulis harapkan untuk kesempurnaan
makalah ini di masa yang akan datang. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Amin
Penyusun
PENDAHULUAN
Obat merupakan suatu senyawa kimia yang dapat berinteraksi dengan sistem
biologi tertentu secara spesifik hingga menghasilkan suatu efek (baik efek terapetik
maupun efek toksik). Untuk dapat menghasilkan efek tersebut, obat harus
mengalami serangkaian proses Absorbsi, Distribusi dan / atau Metabolisme yang
intinya obat harus mencapai tempat aksinya dalam keadaan aktif. Untuk
memudahkan dalam mempelajari segala sesuatu tentang obat, obat dapat
dikelompokkan berdasarkan suatu kategorisasi tertentu, misalnya.
Kategorisasi Obat berdasarkan Efek Farmakologi. Kategorisasi ini sangat
sesuai digunakan untuk kepentingan terapi. Misalnya, ada obat golongan
antihipertensi, antidislipidemia, antiepiliepsi, antibiotik, dll.
Kategorisasi Obat berdasarkan Struktur Kimia. Berdasarkan struktur
kimianya, dapat kita jumpai misalnya obat golongan steroid, dll. Kategorisasi ini
sangat penting untuk mempelajari kemungkinan terjadinya reaksi alergi, idiosinkrasi,
dan berbagai adverse effect lainnya. Hal ini karena senyawa – senyawa yang
memiliki kemiripan secara struktur kimia dapat memberikan efek yang sama.
Dengan alasan ini pula, maka seringkali muncul penggolongan obat berdasarkan
efek farmakologi sekaligus struktur kimianya. Misalnya antibiotik golongan sulfa,
antidepresan trisiklik, dll.
Kategorisasi Obat berdasarkan Tempat Aksinya. Kategorisasi ini baru muncul
setelah pengetahuan tentang aspek molekular dalam farmakologi berkembang
pesat. Kepentingannya adalah untuk usaha pengembangan obat baru. Berdasarkan
tempat aksinya, akan kita jumpai obat yang beraksi pada kanal ion, enzim, protein
pembawa, serta reseptor. Sebagian besar tempat aksi obat ini berada di membrane
sel (kecuali enzim dan reseptor intraseluler) yang melintasi membrane (trans
membrane).
Berdasarkan model aksi farmakologi, obat dibagi menjadi dua kelas: obat dengan
struktur
berhubungan langsung dengan struktur kimia, kecuali bahwa struktur kimia tersebut
mempengaruhi sifat fisikokimianya. Sifat fisikokimia tersebut meliputi adsorpsi,
aktivitas mulai dari antagonis hingga serupa dengan aktivitas senyawa induk.
1. KANAL ION
Kanal ion merupakan protein penyusun pori yang mengontrol gradien voltage
oleh ahli biofisika (Alan Hodgkin dan Andrew Huxley, 1951), yang menyatakan
bahwa ion
bergerak melalui “lubang” di membran sebagai hasil daya elektrokimia (aliran arus
listrik).
Lubang bersifat selektif, hanya ion tertentu yang bisa lewat (misalnya Na+, K+ , Ca2+
dan
lain-lain).
Lubang atau kanal membuka dan menutup secara random, tapi pembukaan
secara
kinetik dipengaruhi oleh voltase dan waktu. Hodgkin and Huxley membuktikan
bahwa
berikut :
a. Aktivasi, yaitu proses pembukaan kanal saat terjadi depolarisasi
pengaturan potensial listrik melintasi membran sel, serta sinyaling sel. Kanal ion
berperan
penting dalam proses normal tubuh. Beberapa penyakit terkait dengan disfungsi
kanal ion misal aritmia jantung, diabetes, epilepsi, hipertensi, cystic fibrosis, dan
lain-lain.
a. Kanal Na+
Fungsi dan Struktur Kanal Na
Kanal Na tergantung voltage merupakan golongan protein membran
yang memediasi masuknya dengan cepat ion Na+, sebagai respon
depolarisasi membran untuk membangkitkan potensial aksi dalam sel
yang dapat teraktivasi. Kanal Na berperan penting dalam inisiasi
potensial aksi. Aktivasi kanal menyebabkan masuknya Na + ekstraseluler
ke dalam sel.
b. Kanal K+
Efek Farmakologi
2. Mencegah efflux K+
3. Depolarisasi membran
5. Influx Ca subsequent
c. Kanal Ca2+
Farmakologi
Ciri khas enzim adalah aksinya yang spesifik yaitu bahwa dia bekerja pada
hanya substrat tertentu saja.Enzim merupakan salah satu target aksi obat
yang cukup luas aplikasinya.Aksi obat pada enzim diperantarai oleh
sedikitnya 2 mekanisme,yaitu :
a. Molekul obat bertindak menjadi substrat analog yang beraksi sebagai
inhibitor kompetitif bagi enzim.
b. Molekul obat bertindak sebagai substrat yang salah / palsu,sehingga
molekul obat mengalami transformasi kimia oleh kerja enzim,tetapi
membentuk produk yang abnormal .hal ini membuat jalur metabolic
terganggu/ berubah.
Molekul obat yang bekerja menghambat kerja enzim (inhibitor
kompetitif terhadap enzim) cukup banyak dijumpai misalnya pada obat-
obat system saraf.sintesis dan degradasi neurotransmitter sangat
menentukan keberadaan neurotransmitter di tempat aksinya dan lebih
lanjut menentukan kerja neurotransmitter untuk fungsi tertentu.
Contoh yang menggambarkan selektivitas obat terhadap subtype
enzim yaitu:
Obat-obat anti inflamasi golongan inhibitor selektif Cox2 (enzim
siklooksigenase) seperti ketahui ,generasi pertama obat-obat golongan anti
inflamasi non steroid (AINS) bekerja menghambat rasa nyeri dengan cara
menghambat pembentukan mediator nyeri yaitu prostaglandin
Contoh enzim
Substrat Enzim produk Inhibitor/oba penggunaan
t
Angiotensin I AT converting Angiotensin I kaptropil Anti hipertensi
enzyme(ACE)
Hipoksantin Ksantin oksidase Asam urat allopurinol Anti encok/gout
HMG-CoA HMG-CoA Asam simvastatin Anti kolesterol
mevalonat
Folat Dihidrofolat tetrahidrofolat trimetroprim Anti bakteri
reduktase
Timidin Viral reverse Tidak Zidovudin Anti HIV
transcriptase terbentuk
Deoksiribonukleotida DNA polimerase DNA sitarabin Anti kanker
Mekanisme kedua enzim sebagai target aksi obat adalah obat dapat
berperan sebagai substrat palsu sehingga menghasilkan produk yang salah dan
tadak berfungsi atau disebut juga antimetabolit contohnya 5-fluorourasil,5-
bromourasil,floxuridin dan sitarabin.
3. RESEPTOR
Reseptor merupakan komponen makromolekul sel (umumnya berupa
protein) yang
mediator kimia dalam sistem imun, dan lain-lain) untuk menghasilkan respon
seluler. Obat
bekerja dengan melibatkan diri dalam interaksi antara senyawa kimia endogen
dengan
Tipe reseptor:
Salbutamol
Muskarinik M2 Penurunan kekuatan Asetilkolin Atropin
kontraksi jantung
Pelambatan Jantung
B. Reseptor terhubung kanal ion
Semua sel diselimuti oleh membrane sel yang tersusun dari dua lapis
senyawa lipid(lipid bilayer) yang sangat impermeable terhadap molekul- molekul
yang larut dalam air.padahal,banyak peristiwa biologis yang terjadi di dalam sel yang
perlu melibatkan transport berbagai molekul hidrofilik melalui membrane seperti
pada pengambilan (uptake) gula dan asam amino oleh sel,pergerakan berbagai ion
nutrient,maupun senyawa metabolit difasilitasi oleh adanya protein transporter
atau molekul pembawa spesifik
- nucleoside transporter
b.clathrin-coated vesicles
and secretory granules.
c.vacuolar ATPase
1. Transporter pasif
Yaitu yang bekerja menggunakan energy dari gradient konsentrasi atau
gradient elektrokimia,digolongkan menjadi 3 yaitu :uniport,simport dan
antiport.
2. Transporter Aktif
Yaitu yang bekerja dangan energy dari ATP atau ATP – powered ion pumps.