Anda di halaman 1dari 11

Berdikari : Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia

2021, Vol. 1, No. 1, 22 – 32


http://dx.doi.org/10.11594/jesi.01.01.03

Research Article

UMKM, Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

Avid Leonardo Sari1*, Irwandi2, Heru Rochmansjah3, Irfan Nurdiansyah4, Diena Fanny
Aslam5
1, 2, 4Universitas
Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia
3InstitutPemerintahan Dalam Negeri, Indonesia
5Pusat Studi Gender GoAcademica Research, Indonesia

Article history: ABSTRAK


Submission Maret 2021
Revised April 2021 Mempromosikan kesetaraan gender telah menjadi kenyataan yang
Accepted April 2021 diakui secara global dan dapat diterima. Masalah gender juga telah
diidentifikasi sebagai hal yang penting untuk pencapaian tujuan pem-
*Corresponding author:
E-mail: bangunan nasional. Bahkan, pencapaian kesetaraan gender tidak
avidleonardo@uinsgd.ac.id hanya dilihat sebagai tujuan itu sendiri, tetapi juga sebagai katalisa-
tor, dan sine-qua-non bagi pencapaian pembangunan berkelanjutan.
Penelitian ini mencoba menilai tingkat pencapaian kesetaraan gender
dan pemberdayaan perempuan dengan menggunakan tiga indikator
penting yaitu: partisipasi dalam pendidikan di tingkat dasar, menen-
gah dan tinggi, pekerjaan dan pengambilan keputusan politik, me-
manfaatkan sumber data sekunder yang berharga. Studi ini
menggunakan metode kualitatif yang dianalisis dengan pendekatan
deksriptif. Narasumber adalah pemilik Cirebon Home Made. Inti ma-
salah ketimpangan gender di Indonesia adalah dilema pemerintah In-
donesia untuk mengambil keputusan untuk mengurangi masalah
perluasan tingkat kapasitas yang diperlukan untuk meningkatkan
kesempatan untuk mengakomodasi kebutuhan yang berbeda-beda
dari keduanya. Para juga berpendapat bahwa pencapaian kesetaraan
gender di Indonesia yang sudah dibatasi waktu, akan menjadi fa-
tamorgana karena faktor penghambat multidimensi. Penelitian ini
bertumpu pada aktualisasi kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan pada keinginan dan keniscayaan pendekatan pragmatis.

Kata kunci: Kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, Indonesia,


pendekatan pragmatis, UKM.

Pendahuluan dianut dalam Tujuan Pembangunan Milenium,


Secara global, semakin pentingnya serangkaian tujuan yang ditargetkan dengan
kesetaraan gender telah diakui dan diterima. batas waktu yang disepakati secara inter-
Kerangka normatif untuk pembangunan manu- nasional untuk memastikan kesetaraan gender
sia. Hal ini tercermin dalam visi luas yang dan memajukan peluang di berbagai sector

How to cite:
Sari, A. L., Irwandi, Rochmansjah, H., Nurdiansyah, I., & Aslam, D. F. (2021). UMKM, Kesetaraan Gender dan
Pemberdayaan Perempuan di Indonesia. Berdikari : Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia. 1(1), 22–32. doi:
10.11594/jesi.01.01.03
Sari et al. 2021 / UMKM, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

ekonomi global. Konvensi tentang pengha- diadopsi pada tahun 2001 adalah beberapa ini-
pusan au bentuk diskriminasi terhadap per- siatif yang terkait dengan Tujuan Pem-
empuan (CEDAW) yang diadopsi pada 1979 bangunan Milenium dan pada saat yang sama,
oleh Majelis Umum PBB dan diterima oleh 180 sebuah kesaksian atas tanggapan yang terpuji
negara menguraikan hak dan kesetaraan per- di benua Asia (Mulyana, 2017).
empuan, kebebasan mereka dari diskriminasi, Aktualisasi tujuan kesetaraan gender dan
dan persamaan di bawah hokum (Hubeis, pemberdayaan perempuan di Indonesia adalah
2011). tugas yang sangat berat. (Faqih, 2020) Aktuali-
Secara historis, perempuan secara sasinya bagaimanapun bergantung atau
komparatif mengalami marginalisasi, penin- didasarkan pada sejumlah kondisi, yang tidak
dasan dan ketidakadilan baik dalam kehidupan dapat dihindari. Kebenaran dari pernyataan di
publik maupun pribadi. Meskipun Deklarasi atas juga terbukti dalam kenyataan bahwa kon-
Milenium menggarisbawahi penting-nya disi tidak hanya preseden untuk pencapaian
penghapusan segala bentuk dan corak dis- tujuan Pembangunan Milenium yang telah
kriminasi, eksploitasi, pelecehan social, dan disebutkan sebelumnya tetapi pendekatan
bias gender serta semua situasi yang men- pragmatis pada dasarnya adalah desideratum.
dorong pelanggaran hak-hak perempuan me- Saat ini, penting untuk dicatat bahwa karena
lalui kebijakan dan keputusan pemerintah realisasi kesenjangan yang diciptakan oleh
(Saugi, 2015). Praktik tradisional dan adat, marjinalisasi dan ketidakadilan sosial terhadap
prasangka budaya, dan ekstremisme agama, perempuan dan hilangnya mata rantai dalam
lebih banyak komitmen dan pendekatan prag- agenda pembangunan oleh terbatasnya akses
matis yang akan diterjemahkan ke dalam tinda- ke peluang yang ada di hampir semua sector
kan nyata diinginkan di seluruh dunia, khu- sosial-politik dan ekonomi. Pengaturan, wanita
susnya di Asia & Afrika (Marwanti, 2012). secara bertahap datang ke depan publik. Pen-
Keseimbangan antara anak laki-laki dan per- jelasan yang masuk akal untuk tren dan
empuan dalam pendaftaran sekolah dasar, perkembangan ini adalah pemikiran bahwa sa-
misalnya, telah dicapai di sebagian besar wila- lah satu indikator kemajuan dan perkem-
yah dunia, kecuali Afrika sub-Sahara dan Asia bangan suatu bangsa adalah posisi perempuan
Selatan. Kesenjangan gender dalam pendidikan dalam masyarakat itu (Butarbutar et al., 2020).
tinggi juga masih berpihak pada laki-laki dan Oleh karena itu, perempuan dipandang sebagai
akses perempuan ke pekerjaan berbayar yang alat untuk perubahan positif, tujuan yang ber-
dijamin dalam hal pendapatan dan kepent- gantung pada tingkat akses ke peluang untuk
ingan sosial masih sangat rendah bila mengaktualisasikan potensi dan bakat mereka.
disandingkan dengan laki-laki di semua sektor Selain itu, mempromosikan kesetaraan
termasuk pertanian. Namun, akses perempuan gender untuk aktualisasi perlindungan hak
ke pengambilan keputusan politik, terutama asasi manusia sangat penting bagi seluruh
dalam hal bagian kursi mereka di parlemen kepedulian terhadap pembangunan manusia
secara bertahap dan mantap meningkat secara yang berpusat pada memungkinkan orang un-
global (Wardanty et al., 2020). tuk menjalani kehidupan yang mereka hargai
Pada dasarnya juga, negara-negara Asia te- dan memungkinkan mereka untuk
lah menunjukkan beberapa ukuran kepedulian mewujudkannya (Sugiarti, 2020). Potensi se-
tentang masalah pembangunan manusia bagai manusia. Menyadari meningkatnya kebu-
dengan memulai tujuan dan strategi pem- tuhan akan kesetaraan gender juga terkait
bangunan tertentu dan menerima peran pent- dengan kelangsungan hidup dan perkem-
ing dari kesetaraan atau paritas gender dalam bangan anak-anak dan pembangunan komuni-
proses pembangunan. Piagam Asia tentang Hak tas, masyarakat dan bangsa yang sehat. Kesen-
Asasi Manusia dan Rakyat (ACHPR) diadopsi jangan antara Tujuan Pembangunan Milenium
pada tahun 1981; Protokol Hak Perempuan untuk mempromosikan kesetaraan Gender dan
2003; Protokol ECOWAS tentang Demokrasi aktualisasinya di Indonesia (Widiastuti, 2017).
dan Pemerintahan yang Baik dan Kemitraan Bagaimanapun, adalah dilema tindakan oleh
Baru untuk Pembangunan Asia (NEPAD) yang pemerintah Indonesia yang dicirikan oleh salah
Berdikari | Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia 23 Volume 1 | Number 1 | April | 2021
Sari et al. 2021 / UMKM, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

pemerintahan, kurangnya kemauan politik, bu- kreatif UKM yaitu Cirebon Home Made yang
daya patriarki yang berlaku, investasi publik berlokasi di Jalan Cipto Mangunkusumo Kota
yang salah dan ketiadaan kapasitas produktif Cirebon Jawa Barat sebagai objek penelitian.
yang memadai akan menciptakan peluang bagi Lihat cara kerja sistem dari awal proses hingga
pemberdayaan dan pembangunan perempuan akhir proses. Artinya sampai produk terjual ke
(Ganiem, 2017). Masalah ini menjelaskan pelanggan. Tidak hanya proses bisnis tetapi
keniscayaan dan keharusan dari pendekatan juga manajemen bisnis. Selain itu penelitian ini
pragmatis berbasis tindakan yang akan mener- juga bertujuan untuk mencari informasi data
jemahkan program kesetaraan gender menjadi kualitas, rencana tata letak, pencatatan kepeg-
kenyataan konkret. Hal ini terutama karena tu- awaian dan berbagai laporan lainnya yang di-
gas pencapaian target kesetaraan gender di In- periksa.
donesia pada tahun 2019 tidak hanya memer- Tahapan terakhir adalah pendalaman ek-
lukan kebijakan pasif yang terpisah dan ber- splorasi untuk dijadikan perbandingan dengan
beda dari pelaksanaan, tetapi proses aktif yang faktor-faktor yang telah dikemukakan adalah
mencakup analisis yang tepat, definisi tujuan, melakukan wawancara langsung pada pemilik
program tindakan, dan hasil pemantauan. Cirebon Home Made. Selain pemilik bisnis, wa-
wancara juga dilakukan terhadap karyawan.
Metode Penelitian Kekurangan dari wawancara tersebut yang dil-
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah akukan oleh kurangnya pendidikan karyawan
mencari data dasar teori dari faktor-faktor UKM menyebabkan kurang tersampaikannya
yang menjadi fondasi UKM industri kreatif maksud dan tujuan, sehingga sebagian jawaban
yang dapat meningkatkan pemberdayaan per- dari pertanyaan wawancara dianggap kurang
empuan di Indonesia. Untuk melakukan tin- memuaskan. Namun hasil yang diperoleh
jauan pustaka diidentifikasi beberapa kata cukup mewakili tujuan penelitian ini yang di-
kunci yang terdiri dari pemberdayaan per- harapkan dapat menjadi acuan bagi per-
empuan, faktor bisnis, indikator usaha, pem- empuan pengusaha lainnya untuk dapat
berdayaan perempuan di negara berkembang. melaksanakan atau mengembangkan usa-
Tahap selanjutnya adalah melakukan sur- hanya.
vey lapangan pada salah satu kawasan industri

Literature Re- Field Survey Observasi


view

Eksplorasi Secara Men-


dalam Wawancara
dengan Pemilik dan
Karyawan

Gambar 1. Alur Metodologi Penelitian

Hasil dan Pembahasan terbentuknya usaha ini tepatnya pada tahun


1997, seorang teman dari pasangan yang
Tinjauan Umum
meminta bantuannya membuat silabus untuk
Cirebon Home Made merupakan salah satu
mengajarkan keterampilan membordir pita
UKM di kota Cirebon yang berlokasi di Jalan
untuk diajarkan kepada ibu-ibu rumah tangga
Mangunkusumo. Pemilik usaha ini adalah
di Provinsi Riau. Pemicuan silabus yang diajar-
keluarga Bapak Didi dan Ibu Farida Prayudi
kan kepada mereka tentang kerajinan sulam
yang mempunyai bakat seni sulam pita. Sejarah
pita di daerah Cirebon bagi ibu rumah tangga

Berdikari | Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia 24 Volume 1 | Number 1 | April | 2021
Sari et al. 2021 / UMKM, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

yang ingin belajar tentang kerajinan tangan karyawan dan kemudian 5% dari penjualan
dan akhirnya menjadi guru di sebuah perus- menjadi upah karyawan. Sedangkan sisanya
ahaan kerajinan tangan. Pada tahun 2004, Cire- menjadi pendapatan Cirebon Home Made, seba-
bon Home Made fokus memproduksi barang gian besar untuk biaya bahan baku produk.
jadi dari kerajinan sulam pita, dan memiliki Pemasaran produk Cirebon Home Made pernah
showroom untuk memajang barangnya ke mencapai Amerika Serikat pada tahun 2010
pasaran. silam, namun adanya permasalahan dalam
Cirebon Home Made fokus pada peker- bisnis ini yaitu para karyawan menduplikasi
jaannya, diajarkan bukan lagi hal utama dalam karya yang dijual ke luar negeri. Selama ini
mengembangkan usahanya, mereka melaku- Cirebon Home Made melakukan pemasaran di
kan produksi besar-besaran untuk mengem- Indonesia hanya menggunakan pemasaran dari
bangkan usaha. Salah satu pemilik Cirebon mulut ke mulut, sesekali karya seni hasil
Home Made telah meninggal dunia dan kini produksi Cirebon Home Made juga mengikuti
hanya dipimpin oleh Ibu Farida Prayudi. Pada bazar yang diselenggarakan oleh INACRAFT
awalnya karyawan Cirebon Home Made ber- (salah satu komunitas pengrajin). Produk yang
jumlah 30-40 orang, namun saat ini hanya dijual sampai saat ini hanyalah produk yang
memiliki karyawan setia secara keseluruhan sesuai dengan pesanan saja.
sebanyak 10 orang yang berasal dari kalangan Setelah dilakukan kajian pustaka,
ibu rumah tangga yang tidak mempunyai ditemukan teori-teori yang dapat menunjuk-
pekerjaan lain dan menjadikan pekerjaan ini kan faktor-faktor yang mempengaruhi pem-
sebagai pekerjaan utama mereka. berdayaan perempuan. Setelah survei lapan-
Pendapatan produk yang ditawarkan ada- gan, observasi dan eksplorasi mendalam Cire-
lah produk tas koleksi sulam pita, cover kotak, bon Home Made, peneliti mendapat gambaran
dan pelindung kap lampu atau vas bunga. Sis- tentang implementasi pemberdayaan per-
tem kerja dalam usaha ini adalah mengajarkan empuan di daerah tersebut. Tinjauan ini
dasar-dasar pembuatan sulaman pita pada kar- kemudian dibandingkan dengan studi teoritis
yawan terlebih dahulu kemudian pemilik mem- yang diperoleh dari tinjauan pustaka. Ada
buat beberapa pola pada kain atau kotak terse- beberapa faktor yang akan dibahas yaitu gaya
but. Pola tersebut kemudian dibagikan pada kepemimpinan, pelatihan dan pembelajaran,
karyawan untuk dijadikan barang jadi di ru- latar belakang pendidikan, sumber daya, pres-
mah sendiri milik karyawan dengan batas tasi, pengalaman, kebutuhan otonomi, panutan
waktu yang ditentukan sesuai tingkat kesulitan dan komitmen manajemen (Supriatna & Sari,
polanya. Sebagai satu-satunya pengurus dalam 2020).
bisnis, Ibu Farida Prayudi menjadi orang yang
membuat sistem pembayaran untuk mengelola Gaya kepemimpinan
karyawannya dan juga sistem pelatihannya, Berdasarkan penjelasan kriteria-kriteria
namun tidak secara terbuka merekrut untuk yang terdapat pada factor gaya kepemimpinan,
menjadi. Ibu Farida akan mengajarkan sulaman Cirebon Home Made memiliki implementasi
pita rajut dasar yang sesuai dengan kemam- yang sangat tinggi dengan memperhatikan be-
puan untuk menyamai., namun tetap memper- berapa kriteria, yaitu berbagi kekuasaan dan
tahankan orisinalitas karyanya dengan mem- informasi, memotivasi orang lain, mendorong
buat pola yang berbeda setiap kali produk baru minat pada tujuan kelompok, dan partisipatif
yang muncul itu berasal dari idenya sendiri. Dia (Ganiem, 2017). Berbagi kekuatan dan infor-
juga tidak khawatir dengan karyawannya yang masi dijadikan nilai dari pemimpin dalam
berhenti dan mendirikan bisnis serupa bisnis tersebut karena bisnis lebih ditekankan
dengannya. untuk menyebarkan ilmu agar lebih banyak
Sedangkan sistem penggajian karyawan di- wanita yang bisa berkarya di Indonesia untuk
hitung berdasarkan jumlah produk yang seni sulam pita. Ibu Farida adalah orang yang
dihasilkan dari masing-masing karyawan, paling berjasa dalam memotivasi para peker-
dilihat juga dari tingkat kesulitan produk yang janya agar lebih baik dalam menghasilkan
mereka buat. Setiap produk harus dibuat oleh karya, dan juga melakukan dorongan minat
Berdikari | Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia 25 Volume 1 | Number 1 | April | 2021
Sari et al. 2021 / UMKM, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

dari kelompok pengusaha wanita yang tamat SLTP atau SLTA. Kemiskinan memang
memiliki tujuan awal ingin berjualan di kota menjadi masalah utama dalam hidup mereka,
Cirebon dengan permintaan yang tinggi untuk namun dengan mempelajari kerajinan yang
mencoba merambah dunia internasional yang dibuat setidaknya mereka memiliki bekal
bisa berjualan ke Amerika Serikat. Melakukan untuk mengembangkan keterampilannya un-
berbagai partisipasi dalam pameran-pameran tuk dapat menambah income.
nasional dan internasional untuk mengem-
bangkan bisnis. Pada kepemimpinannya, Sumber daya
dirasakan kurangnya kerjasama yang dil- Untuk usaha kecil menengah seperti Cire-
akukan pihak lain di luar perusahaan pemasok bon Home Made, 10 orang karyawan dirasa ku-
bahan baku kerajinan. Selain itu juga memiliki rang sesuai dengan kapasitas pekerjaan yang
kecepatan belajar yang lamban tentang masa- ada di bisnis ini. Ada saat dimana bisnis ini
lah organisasi sehingga perkembangan bisnis memiliki permintaan yang tinggi dari pelang-
menjadi sangat lambat. Berdasarkan faktor gan sehingga mereka membutuhkan lebih ban-
lainnya, gaya kepemimpinan merupakan faktor yak karyawan untuk menyelesaikan semua pe-
yang mempengaruhi jalannya usaha ini. sanan. Sedangkan pada saat permintaan ren-
dah, terjadi kesulitan pembiayaan pembelian
Latihan dan Pembelajaran bahan baku karena minimnya pendapatan.
Pembelajaran dan pelatihan berkelanjutan Eksekusi produk terus dilakukan tanpa henti
adalah poin sentral untuk pemberdayaan. Cire- meski permintaan produk dari pelanggan kecil.
bon Home Made melaksanakan pelatihan Teknik alokasi pekerjaan telah diterapkan pada
berkelanjutan dalam melakukan produksi su- bisnis manajemen kinerja. Bagi pekerja yang
lam pita secara terus menerus dengan pola baru dan kurang ahli, akan diberikan sulaman
yang semakin kompleks. Dalam hal ini, para pita dengan pola yang mudah dibuat, se-
pekerja terus mengasah kemampuannya untuk dangkan jika karyawan memiliki skill tinggi dan
menghasilkan produk tersebut dengan kualitas kecepatan pengerjaan produk yang tinggi maka
yang baik dan waktu pengerjaan yang lebih ce- akan diberikan tugas yang lebih dari pada kar-
pat. Sehingga semakin lama kemampuan kar- yawan lainnya.
yawan meningkat. Sedangkan pembelajaran
yang dilakukan oleh Ibu Farida banyak sekali Prestasi
cara untuk menyebarkan ilmunya kepada Cirebon Home Made telah meraih prestasi
komunitas wanita lain di kota Cirebon. Dik- terbaiknya yaitu mampu memperluas pasar
erjakan tanpa upah yang begitu tinggi, namun dan produknya hingga ke tingkat Internasional
member memberikan kesempatan kepada ma- yaitu negara bagian Amerika Serikat.
hasiswa untuk dapat bekerja di perus- Pencapaian tersebut dapat meningkatkan
ahaannya. Faktor ini juga menjadi faktor yang nama bisnis dan banyaknya permintaan dari
sangat berpengaruh dalam perkembangan pelanggan yang nantinya dapat mengem-
bisnis Cirebon Home Made selain dari faktor bangkan skala bisnis. Dengan pencapaian ter-
gaya kepemimpinan. sebut maka akan meningkatkan kinerja karya-
wannya menjadi lebih ketat dari segi kuantitas,
Latar Belakang Pendidikan waktu, dan kualitas produk. Untuk mencapai
Pendidikan merupakan aspek kunci dalam pencapaian yang diinginkan, faktor-faktor lain
pengentasan kemiskinan. Dilihat dari penye- yang memiliki pengaruh besar terhadap pen-
lenggaraan Cirebon Home Made, pemilik usaha capaiannya. Sehingga perlu adanya pening-
ini yaitu Ibu Farida memiliki jenjang katan kualitas dari berbagai faktor untuk
pendidikan yang lebih tinggi sampai dengan mendukung pencapaian yang dilakukan. Atas
jenjang S1. Dengan hal ini kemampuan menata prestasi Cirebon Home Made yang mereka
dan berfikir untuk manajemen bisnis dapat ter- peroleh beberapa tahun kemudian justru mem-
laksana dengan baik. Berbeda sekali dengan bawa hal buruk bagi mereka, akibat pencurian
karyawan bisnis Cirebon Home Made yang karya yang dipasarkan di luar negeri oleh kar-
umumnya tidak berpendidikan tinggi, rata-rata yawan, proyek tersebut dihentikan. Dari hal ini
Berdikari | Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia 26 Volume 1 | Number 1 | April | 2021
Sari et al. 2021 / UMKM, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

dapat disimpulkan bahwa kemauan maksimal Role Model


yang ingin dicapai oleh perempuan pengusaha Role Model sangat diperlukan dalam
jika tidak didukung oleh lingkungan belum meningkatkan motivasi wirausaha. Faktor ini
tentu berhasil. Memicu semangat karyawan untuk terus
berkarya menjalankan bisnis. Ibu Farida selaku
Pengalaman pemilik Cirebon Home Made mendapatkan mo-
Jika pengalaman merupakan faktor penting tivasi yang besar dari panutannya yaitu sua-
lain dalam mengembangkan bisnis, bisnis su- minya sendiri Pak Didi. Dia memberikan kepa-
lam pita Cirebon Home Made diikuti oleh istri danya motivasi terbaik untuk bekerja dan terus
dari pemilik asli usaha ini yang sebenarnya dia menjalankan bisnis keluarga untuk kehidupan
yang memiliki pengalaman dalam kerajinan su- finansial keluarga mereka. Sejak suaminya
lam pita. Istrinya Ibu Farida tidak memiliki meninggal, IbuFarida semakin terpacu
pengalaman sama sekali dalam membuat mengembangkan usahanya pasca suaminya
produk, mendesain pola sulam pita dan men- meninggal. Kini, Ibu Farida menjadi role model
jalankan usaha. Dia belajar sejak suaminya bagi para pekerja wanita di bidang kerajinan
meninggal. Dengan niat yang sangat kuat untuk sulam pita. Dia mendorong para wanita untuk
membiayai keluarga, Ibu Farida mulai percaya tetap semangat, dia menjadi guru bagi para
diri dalam menjalankan bisnisnya. Dia belajar pekerja dan mempengaruhi mereka untuk
mengelola karyawan, mencari bahan mentah, membuat perbedaan dan menjadi sosok yang
menemukan pasar dari pengalaman nol. Na- menginspirasi bagi para pekerja.
mun, hingga saat ini usahanya berjalan cukup
lancar dan ia sudah berani mendidik anaknya Komitmen Manajemen
dalam menjalankan usahanya tersebut. Komitmen dijaga dengan baik dalam bisnis
ini sementara pemimpinnya selalu menjaga
Kebutuhan Otonomi nilai dari bisnis ini, yaitu pemberdayaan per-
Otonomi merupakan salah satu faktor UKM empuan perempuan di sekitar daerah agar
yang dipimpin oleh perempuan. Otonomi mampu dan memiliki keahlian membuat ke-
diberikan oleh pimpinan bisnis kepada karya- rajinan sulam pita. Sifat saling percaya antar
wan di bidang pembuatan sulam pita. Tidak karyawan terjaga dengan baik dan setiap kar-
ada otonomi yang diberikan oleh Ibu Farida un- yawan memegang teguh tanggung jawab atas
tuk pola yang akan dibentuk dan juga batas pekerjaannya masing-masing. Dari penjelasan
waktu penyelesaian produk, sedangkan tempat tersebut, sikap telah menyebabkan jalannya
kerja dan sistem kerja juga diserahkan sepe- suatu bisnis dapat bertahan dan berkembang
nuhnya kepada pekerja. Mereka mudah untuk hingga saat ini.
memimpin diri sendiri, tidak memandang
kinerja karyawan lain dan peraturan serta Kesataraan gender dan pemberdayaan
kebebasan yang mereka peroleh untuk perempuan di Indonesia
mengambil keputusan untuk pekerjaannya Kesetaraan gender (dan pemberdayaan
masing-masing. Dari segi manajemen, Ibu Fa- perempuan) telah menjadi salah satu tema sen-
rida memberikan otonomi pada kinerjanya tral dalam perjanjian, kovenan dan deklarasi
dengan tidak melihat trend yang ada di global terutama karena pemahaman bahwa ini
masyarakat. Dia melakukan otonomi untuk adalah katalisator untuk strategi pem-
merancang pembuatan pola sendiri dan bangunan yang jelas yang ditargetkan pada
kebebasan untuk memproduksi barang baru pengurangan kemiskinan, peningkatan standar
tanpa permintaan pelanggannya. Pelanggan hidup, tata kelola yang baik dan investasi
memiliki sedikit otoritas dalam menentukan produktif yang menguntungkan yang sangat
jenis produk yang ingin mereka pesan. Dari penting untuk penciptaan kapasitas yang lebih
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa se- besar yang memberikan kesempatan yang
tiap pegawai pada usaha ini memiliki ke- sama bagi laki-laki dan perempuan dan akses
mandirian masing-masing. tak terbatas ke lembaga dan proses pengambi-
lan keputusan dan implementasi kebijakan
Berdikari | Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia 27 Volume 1 | Number 1 | April | 2021
Sari et al. 2021 / UMKM, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

(Tjiptaningsih, 2018). pemberdayaan perempuan mencakup


Di Indonesia, beberapa upaya terpuji telah partisipasi dalam pendidikan di tingkat dasar,
dilakukan untuk menerapkan mekanisme yang menengah dan tinggi, pekerjaan serta pengam-
diperlukan untuk penghapusan diskriminasi bilan keputusan politik.
gender untuk memastikan kesetaraan gender
dan martabat manusia. Kebijakan Gender Na- Pekerjaan
sional, yang menggantikan dan memperkuat Indikator kedua untuk menentukan pen-
Kebijakan Nasional Perempuan sebelumnya, capaian Tujuan Pembangunan Milenium dalam
secara khusus ditujukan pada masalah ketid- hal kesetaraan gender dan pemberdayaan per-
aksetaraan gender di Indonesia. Menghadapi empuan adalah lapangan kerja. Data yang ada
hal-hal di atas, sejarah kebijakan pembangunan menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan
di Indonesia agaknya adalah sikap lesu ter- yang lebar antara penghasilan dan kesempatan
hadap variabel gender (Tini, 2019). Dua dek- kerja perempuan dan laki-laki di hampir semua
ade pertama perencanaan pembangunan di In- sektor masyarakat Indonesia (Bakar, 2017).
donesia dari tahun 1963 ketika menjadi Repub- Keterlibatan perempuan di sektor industri di-
lik, misalnya, sebagian besar dicirikan oleh ke- perkirakan 11% dibandingkan dengan 30%
bijakan pembangunan yang buta gender dan untuk laki-laki, sementara partisipasi per-
tidak sensitif gender. Dalam nada yang sama, empuan dalam kegiatan yang menghasilkan
Indonesia, terutama sejak kebangkitan tahun pendapatan yang sebagian besar ditandai
1980-an, menganut kebijakan ekonomi bias dengan kerja manual yang intens seperti per-
gender di mana kepentingan perempuan di- tambangan dan penggalian hampir tidak ada
masukkan dalam kepentingan nasional dan terutama karena jenis kelamin. Persepsi terkait
sensitivitas gender hampir tidak penting, san- tentang konstruksi sosial tenaga kerja dan
gat kecil dan tidak menjadi masalah (Imaniar, kegiatan yang berhubungan dengan produksi.
2017). Sebanyak 76% pegawai negeri adalah laki-laki
Dengan diadopsinya Tujuan Pembangunan dan 24% adalah perempuan. Sedangkan per-
Milenium oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa empuan menempati posisi kurang dari 14%
pada bulan September 2000, lebih banyak dari total jabatan tingkat manajemen, se-
minat telah dihasilkan dan perhatian yang dangkan 17,5% yang bergerak di bidang
lebih baik diberikan pada pengejaran kebijakan kesehatan adalah perempuan dibandingkan
sensitif gender di tingkat global dan nasional. dengan 82,5% laki-laki (Tamba et al., 2020).
Secara khusus, tujuan ketiga, yang ditujukan Selain itu, indikasi lain dari disparitas gen-
untuk mencapai kesetaraan gender dan pem- der menunjukkan bahwa laki-laki yang terlibat
berdayaan perempuan, keduanya memiliki di sektor formal adalah sekitar 87% dibanding-
nilai intrinsik dan sekaligus inti dari pen- kan dengan 11% perempuan, sementara indus-
capaian semua tujuan lainnya (Syarif, 2018). tri ekstraktif dengan volume bisnis tahunan
Ini pada dasarnya karena Deklarasi Milenium lebih dari US $ 42 juta hampir tidak memiliki
Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan tingkat keterlibatan perempuan (Sugiarti,
bahwa jika wanita diberikan kebanggaan atas 2020). Norma dan nilai yang diinduksi oleh
tempat mereka dalam sejarah, gerakan dan gender sama-sama menugaskan perempuan
perkembangan membantu proses secara efek- untuk tugas rumah atau manajemen rumah
tif memerangi kemiskinan, kelaparan, penyakit tangga dan ini berpotensi menghalangi per-
dan merangsang pembangunan berkelanjutan. empuan untuk mengejar karir mereka ke posisi
Setidaknya, sampai jumlah anak perempuan manajemen puncak dan kader pengambilan
dan laki-laki yang sama bersekolah di semua keputusan pada tingkat, frekuensi, dan gaya
tingkat pendidikan, tidak mungkin mem- yang sama seperti rekan laki-laki mereka pada
bangun pengetahuan yang diperlukan untuk dasarnya di semua sektor masyarakat Indone-
memberantas kemiskinan dan kelaparan, sia (Widianto, 2018). Tidak heran, di antara
memerangi penyakit, dan memastikan keles- 70% populasi yang diperkirakan hidup di
tarian lingkungan. Tolok ukur untuk menilai bawah garis kemiskinan di Indonesia, lebih
tingkat pencapaian kesetaraan gender dan
Berdikari | Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia 28 Volume 1 | Number 1 | April | 2021
Sari et al. 2021 / UMKM, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

dari 65% diperkirakan adalah wanita, teru- angan, manusia, kelembagaan dan infra-
tama karena pendapatan dan daya beli wanita struktur (Haramain, 2019). Terlepas dari sum-
diperkirakan sebesar US $ 1.495 dibandingkan ber daya keuangan yang besar di Indonesia,
dengan US $ 614 (Rochmansjah, 2021). kualitas sumber daya manusia, kelembagaan
Untuk laki-laki yang juga memiliki akses ke dan infrastruktur dinilai sangat tidak memadai.
pekerjaan bergaji tinggi, aman dan stabil. Fak- Kapasitas yang tidak memadai telah sangat
tanya, meskipun perempuan telah diangkat mempengaruhi sumber daya publik; program,
menjadi kader sekretaris tetap mulai tahun proyek dan kegiatan dikelola dan dikoordinasi-
2017 seiring dengan inisiatif aksi afirmatif, kan di Indonesia. Akibatnya kemampuan meru-
tingkat disparitas antara laki-laki dan per- muskan, menganalisis dan melaksanakan ke-
empuan dalam hal pekerjaan di Indonesia bijakan dan program untuk pencapaian tujuan
berdampak signifikan pada kapasitas per- dan aspirasi pembangunan nasional sangat
empuan untuk bekerja. Berkontribusi pada terkendala. Oleh karena itu, kapasitas yang bu-
pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Ada ruk untuk menangani program-program sosio-
beberapa faktor yang berpotensi menghambat ekonomi di Indonesia disebabkan oleh inves-
efektivitas kebijakan dan program kesetaraan tasi publik yang salah dalam lembaga dan
gender dan sensitif gender, dan sebagai proses untuk pembangunan kapasitas dan
konsekuensinya adalah aktualisasi Kesetaraan pembongkaran lingkungan pendukung secara
Gender dan Pemberdayaan Perempuan di In- bertahap untuk memelihara dan meningkatkan
donesia. Faktor-faktor tersebut meliputi: kapasitas yang ada. Inti dari masalah pen-
capaian Tujuan Pembangunan Milenium ten-
Budaya patriarkal tang kesetaraan gender dan pemberdayaan
Budaya sentral yang meresap ke dalam perempuan di Indonesia bisa dibilang adalah
masyarakat Indonesia bersifat patriarkal. Bu- kapasitas yang tidak memadai (Fakih, 2020).
daya yang didominasi laki-laki ini menempat-
kan perempuan pada posisi inferior dan Keinginan politik dan komitmen
sekunder dalam masyarakat. Budaya patriarki Menciptakan masyarakat yang ramah gen-
dari supremasi laki-laki masih tetap tertanam, der, responsif, adil, dan egaliter menuntut
dikaburkan, dan dilindungi dalam institusi dan dukungan penuh dari semua tingkatan atau
struktur tradisional yang dijaga ketat dan tingkatan pemerintahan, terutama Pemerintah
relatif paling sakral. Tantangan utama untuk Federal yang merumuskan kebijakan umum
tugas melaksanakan kebijakan sensitif gender atau makro yang diharapkan dapat mem-
dan paritas gender di Indonesia, oleh karena berikan arahan bagi kebijakan dan kegiatan
itu, adalah norma, sikap, dan praktik budaya mikro di tingkat pemerintahan yang lebih ren-
patriarki, yang telah diterima sebagai tatanan dah (Indriani, 2019). Untuk tujuan ini,
alam. Budaya ini masih melekat pada laki-laki eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus
dan itu ditunjukkan baik secara sadar maupun menerima, merangkul dan menunjukkan
tidak sadar, terlepas dari dorongan umum un- komitmen melalui prinsip dan praktik paritas
tuk perubahan yang berarti dalam hubungan gender yang jelas. Komitmen tersebut tercer-
gender melalui inisiatif dan tindakan kebijakan min pada tingkat partisipasi, iklim yang men-
serta berbagai konvensi dan kesepakatan inter- dukung dan investasi produktif dalam hal sum-
nasional yang ditandatangani Indonesia ber daya keuangan dan waktu. Setelah semua
(Kurniawanto, 2019). hal di atas ada, komitmen tidak hanya dilihat
Kapasitas tidak memadai oleh pemangku kepentingan lain seperti organ-
Pengembangan kapasitas dan pemanfaatan isasi swasta dan masyarakat sipil dan individu,
telah dengan tegas diperdebatkan sebagai mata tetapi juga memberikan dukungan dan kerja
rantai yang hilang dalam pembangunan Indo- sama yang erat untuk mewujudkan tujuan
nesia. Tingkat pembangunan kapasitas dalam kesetaraan gender dan pemberdayaan per-
masyarakat mana pun dapat diukur atau dinilai empuan di Indonesia (Diwanti et al., 2019).
menggunakan kriteria atau indikator keu-

Berdikari | Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia 29 Volume 1 | Number 1 | April | 2021
Sari et al. 2021 / UMKM, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

Untuk tujuan ini, kebijakan, kemitraan, dan kebijakan gender yang sejalan dan berdampak
reformasi program melalui komitmen ter- positif pada tujuan pembangunan secara kese-
hadap kepedulian gender di semua tingkatan luruhan. Hal ini akan melampaui konseptuali-
merupakan suatu desideratum. Meskipun sasi hukum tentang kesetaraan gender ke da-
pemerintah Indonesia telah banyak menya- lam konteks pembangunan yang lebih luas
takan komitmennya terhadap kesetaraan gen- yang akan membutuhkan peralatan ulang
der dan pemberdayaan perempuan, ling- kerangka kerja pembangunan yang akan dis-
kungan kebijakan yang ada lintas sektor, ker- esuaikan dengan kesetaraan gender dan peng-
jasama antar sektor, dan prioritas program gabungan perspektif gender ke dalam semua
mempercayai komitmen ini yang lebih teoretis aspek perumusan kebijakan, arahan dan aktu-
daripada pragmatis (Ibrahim et al., 2019). Pada alisasi. Selain itu, kegiatan berbagai kemen-
kenyataannya, lingkungan kebijakan yang terian, lembaga, dan lembaga non-pemerintah
relatif toleran saat ini didahului oleh rezim per- harus diperkuat, disintesis, terintegrasi, dan
lawanan terhadap kesetaraan gender. Penjela- terfokus dengan baik sehingga dapat memfasil-
san yang mungkin untuk suasana sikap lesu itasi proses partisipasi dan kemitraan semua
sebelumnya terhadap kesetaraan gender di In- pemangku kepentingan (Rachmawati et al.,
donesia adalah konsepsi lemah paten tentang 2018).
implikasi penyeimbangan gender untuk pem- Efek yang menyertainya adalah terpeli-
bangunan nasional yang berkelanjutan. Hal haranya masalah gender di seluruh sektor dan
yang benar dari penalaran di atas terbukti da- di semua tingkatan. Singkatnya, kebutuhan un-
lam kenyataan bahwa dalam dua puluh sembi- tuk membangun kemitraan yang efektif antara
lan tahun terakhir, telah terjadi pergeseran sektor pemerintah dan non-pemerintah dan
dari melihat ketidaksetaraan gender sebagai kelompok masyarakat sipil untuk tujuan mem-
sebuah isu yang hanya mempengaruhi per- promosikan prinsip dan praktik kesetaraan
empuan (Indrawati, 2017). gender untuk pencapaian tujuan tidak dapat
terlalu ditekankan.
Partisipasi dan kemitraan oleh pemerintah dan
pemangku kepentingan non-pemerintah Reorientasi sosial-budaya
Mencapai kesetaraan gender dan pem- Tren sosio-budaya yang mendukung dan
berdayaan perempuan di Indonesia menuntut mendorong ketidaksetaraan atau disparitas
partisipasi dan kemitraan oleh pemerintah In- gender di Indonesia telah menciptakan iklim
donesia di semua tingkatan dan organisasi non- konservatisme dan perlawanan terhadap sen-
pemerintah serta kelompok masyarakat sipil tralitas peran kesetaraan gender dalam men-
(Sujarwo, 2017). Meskipun mitra pemerintah capai pembangunan nasional secara berke-
terutama bertanggung jawab, terutama karena lanjutan. Oleh karena itu, diperlukan re-orien-
mereka diharapkan menyediakan lingkungan tasi oleh individu, kelompok, lembaga dan lem-
kebijakan serta tindakan yang diperlukan baga (baik pemerintah maupun non-
untuk mendorong dan mengoordinasikan pemerintah) pada isu-isu kesetaraan gender
upaya berbagai pemangku kepentingan, semua yang diterjemahkan ke dalam perubahan sikap
mitra harus memainkan peran penting mereka dan respon, yang erat untuk kemanjuran
dalam aktualisasi kemitraan yang terdefinisi kesetaraan gender dan perempuan.
dengan baik. Pemberdayaan di Indonesia. Oleh karena itu,
Pengaturan, program dan mekanisme pen- budaya penghormatan terhadap hak asasi
yampaian layanan. Pemerintah juga harus me- manusia dan gender di Indonesia perlu dilem-
menuhi tantangan dalam mendefinisikan bagakan.
kapasitas manusia, kelembagaan dan infra-
Kapasitas manusia, kelembagaan dan infra- struktur yang berkelanjutan (Supriyanti,
struktur yang memadai 2017). Kapasitas yang memadai seperti itu
Untuk mencapai tujuan Deklarasi Milenium perlu melibatkan pembangunan struktur dan
tentang kesetaraan gender membutuhkan pen- penyediaan keterampilan teknis, lembaga, dan
ciptaan, peningkatan dan penguatan proses yang diperlukan untuk memfasilitasi
Berdikari | Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia 30 Volume 1 | Number 1 | April | 2021
Sari et al. 2021 / UMKM, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

dan mengoordinasikan rencana dan tindakan demikian, pemerintah di semua tingkatan da-
strategis untuk melahirkan dan mempertahan- lam kemitraan kerja sama dengan pemangku
kan perubahan yang diinginkan yang merupa- kepentingan lainnya di Indonesia harus
kan inti dari penghapusan disparitas dan ketid- meningkatkan upaya agar kemajuan yang be-
aksetaraan gender di Indonesia. Setidaknya, rarti dapat dicapai dengan cara yang berkem-
keharusan untuk menutup kesenjangan gender bang. Dalam arah ini, berbagai organ, lembaga,
dan meningkatkan keadilan sosial, khususnya dan lembaga pemerintah harus diperkuat un-
di tingkat kebijakan di Indonesia tidak lagi tuk efisiensi kebijakan dan kinerja sektoral
menjadi kontroversi. Namun sayangnya, keahl- yang dipercepat.
ian teknis gender yang tidak memadai, kapasi-
tas manusia dan kelembagaan telah sangat Daftar Pustaka
mengganggu dan menghambat aktualisasi Bakar, H. A. (2017). Pemetaan Pusat Pelayanan Terpadu
tujuan gender multi-sektoral dengan implikasi Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A)
Provinsi Sumatera Barat. Kafaah: Journal of Gender
negatif bagi pembangunan nasional secara Studies, 7(1), 107-122.
keseluruhan di Indonesia. Butarbutar, D. N., Sintani, L., & Harinie, L. T. (2020). Pen-
ingkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat
Kesimpulan Pesisir Melalui Pemberdayaan Perempuan. Journal
of Environment and Management, 1(1), 31-39.
Cirebon Home Made telah memberikan Diwanti, D. P., Andriyani, E., & Herawati, R. S. (2019). Pem-
contoh pembangunan atmosfer ramah Gender berdayaan Perempuan Melalui Bina Usaha Ekonomi
karena perusahaan telah sukses dan dipimpin Keluarga ‘Aisyiyah (BUEKA). NUSANTARA: Jurnal
oleh seorang wanita. Namun budaya ini belum Ilmu Pengetahuan Sosial, 6(2), 194-207.
Faqih, A. (2020). Pemberdayaan Perempuan Melalui Pem-
didukung oleh pemerintah dengan menjalin anfaatan Dan Penataan Pekarangan. Abdimas Ga-
kemitraan serta pengembangan pada level luh, 2(1), 1-11.
UKM, karena masih banyaknya faktor yang Ganiem, L. M. (2017). Pemberdayaan Perempuan Miskin
menghambat aktualisasi kesetaraan Gender Kota Melalui Pendidikan. Jurnal Aspikom, 3(2), 239-
255.
dan pemberdayaan perempuan di Indonesia. Haramain, M. (2019). Dakwah Pemberdayaan Perempuan:
Membangun masyarakat yang ramah gender Telaah Pemikiran Qasim Amin Tentang Kesetaraan
yang bebas dari semua sisa diskriminasi dan Gender. Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 5(2),
ketidaksetaraan sehingga dapat memanfaatkan 218-235.
Hubeis, A. V. S. (2011). Pemberdayaan perempuan dari
potensi penuh dari semua kelompok sosial dan
masa ke masa. Bogor: IPB Press.
mempromosikan prinsip-prinsip hak asasi Ibrahim, L. F., Seran, G. G., & Pratidina, G. G. (2019). Imple-
manusia yang fundamental adalah tujuan dari mentasi Program pemberdayaan perempuan korban
Tujuan Pembangunan Milenium tentang kekerasan dalam rumah tangga di Kota Bo-
Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Per- gor. Jurnal Governansi, 5(1), 89-97.
Imaniar, D. (2017). Pemberdayaan masyarakat pesisir
empuan. (Perempuan nelayan) melalui pemanfaatan pen-
Mencapai tujuan di atas tidak hanya diper- golahan limbah laut dan cangkang kerang. Jurnal
lukan untuk upaya pembangunan berkelanju- Humaniora, 14(2), 62-66.
tan di Indonesia; hal ini juga menuntut pen- Indarwati, R. (2017). Strategi pelaksanaan tim pem-
berdayaan kesejahteraan keluarga (PKK) dalam
dekatan pragmatis untuk perumusan kebijakan meningkatkan pemberdayaan perempuan di keca-
yang tepat, desain program, implementasi yang matan Samarinda Utara. Jurnal Ilmu Pemerinta-
terfokus dan pemantauan dan evaluasi yang han, 5(2), 861-872.
efektif dalam iklim kemauan politik yang Indriani, M. N. (2019). Pemberdayaan perempuan Bali da-
lam membuat upakara di Banjar Gemeh. Jurnal
ramah, komitmen yang tulus dan pemulihan Sewaka Bhakti, 3(2), 10-24.
nasional orientasi. Namun pada kenyataannya, Kurniawanto, H., & Anggraini, Y. (2019). Pemberdayaan
meskipun terdapat tantangan statistik yang perempuan dalam pengembangan badan usaha
akurat, andal dan kredibel tentang kemajuan milik desa (Bumdes) melalui pemanfaatan potensi
sektor pertanian (Studi kasus di Desa Kadu Ela Keca-
yang dicapai dalam tujuan kesetaraan gender
matan Cadasari Kabupaten Pandeglang). Jurnal Ke-
dan pemberdayaan perempuan, statistik dan bijakan Pembangunan Daerah, 3(2), 127-137.
bukti yang tersedia menunjukkan bahwa target Marwanti, S., & Astuti, I. D. (2012). Model pemberdayaan
tahun 2020 sudah sangat buruk. Namun perempuan miskin melalui pengembangan
kewirausahaan keluarga menuju ekonomi kreatif di

Berdikari | Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia 31 Volume 1 | Number 1 | April | 2021
Sari et al. 2021 / UMKM, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan di Indonesia

Kabupaten Karanganyar. Sepa, 9(1), 134-144. Supriyatna, E., Dulkiah, M., Irwandi, I., Sari, A. L., & Ismail,
Mulyana, N., & Asiah, D. H. S. (2017). Pemberdayaan per- I. (2020). Pattern of EthnicCoalition in Regional
empuan melalui program Keluarga Berencana. Pro- Head Election: Evidence from Indonesia. Interna-
siding Penelitian dan Pengabdian kepada Masyara- tional Journal of Psychosocial Rehabilitation, 24(3),
kat, 4(1), 93-103. 1769-1782.
Rachmawati, E., Mujanah, S., & Retnaningsih, W. (2018). Syarif, A. (2018). Pemberdayaan perempuan menghadapi
Pengaruh Self Leadership, Kecerdasan Sosial, Em- modernisasi pertanian melalui kelompok wanita
ployee Ability Terhadap Komitmen Organisasional tani (KWT) pada usahatani sayuran di Kecamatan
dan Kinerja Karyawan Dinas Pengendalian Bissapu Kabupaten Bantaeng. Ziraa'ah Majalah
Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlin- Ilmiah Pertanian, 43(1), 77-84.
dungan Anak Kota Surabaya. JMM17: Jurnal Ilmu Tamba, W., Rizka, M. A., & Andriani, I. (2020). Implemen-
Ekonomi dan Manajemen, 5(2), 113-135. tasi Pendidikan Masyarakat Melalui Pemberdayaan
Rochmansjah, H. (2021). The Impact of Government Revo- Perempuan Berbasis Life Skill Education. Jurnal
lution 4.0 on OneStop Integrated Services (PTSP): Paedagogy, 7(3), 237-243.
Study in DKI Jakarta Province, Indonesia. de- Tini, D. L. R. (2019). Pengembangan Program Usaha
gres, 1(1), 28-44. Ekonomis Produktif dalam Pemberdayaan Per-
Saugi, W., & Sumarno, S. (2015). Pemberdayaan per- empuan di Kabupaten Sumenep. Jurnal Inovasi Ilmu
empuan melalui pelatihan pengolahan bahan pan- Sosial Dan Politik (JISoP), 1(2), 148-156.
gan lokal. JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pem- Tjiptaningsih, W. (2018). Pemberdayaan Perempuan Da-
berdayaan Masyarakat), 2(2), 226-238. lam Upaya Peningkatan Ekonomi Keluarga (Studi
Sugiarti, Y., & Sutrisni, S. (2020). Pemberdayaan Per- Kasus Pada Kelompok Usaha Perempuan di Desa Sin-
empuan Melalui Wirausaha Pengolahan Buah Siwa- dangkempeng Kecamatan Greged Kabupaten Cire-
lan Di Desa Banuaju Timur Kecamatan Batang-Ba- bon). REFORMASI:Jurnal Ilmiah Administrasi, 2(1),
tang. Jurnal ABDIRAJA, 3(2), 15-17. 45-67.
Sugiarti, Y., & Sutrisni, S. (2020). Pemberdayaan Per- Wardany, K., Sari, R. P., & Mariana, E. (2020). Sosialisasi
empuan Melalui Wirausaha Pengolahan Buah Siwa- Pendirian “Bank Sampah” Bagi Peningkatan Penda-
lan Di Desa Banuaju Timur Kecamatan Batang-Ba- patan Dan Pemberdayaan Perempuan Di Mar-
tang. Jurnal ABDIRAJA, 3(2), 15-17. gasari. Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada
Sujarwo, S., Tristanti, T., & Santi, F. U. (2017). Pengem- Masyarakat, 4(2), 364-372.
bangan model pemberdayaan perempuan desa Widianto, A. A. (2018). Aktivisme, Filantropi Sosial Dan
wisata melalui pendidikan berbasis komuni- Pemberdayaan Perempuan Di Yogyakarta: Studi ter-
tas. Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 10(1), 75- hadap Dinamika Aktivisme Yayasan Sahabat Ibu da-
85. lam Pemberdayaan Perempuan di Yogya-
Supriatna, E., & Sari, A. L. (2020). The Vulnerability and So- karta. Jurnal Sosiologi Reflektif, 12(2), 193-212.
cial Resilience of Indonesian Society in Facing the Widiastuti, N., & Kartika, P. (2017). Penerapan Model Ke-
COVID-19 Pandemic. AYER JOURNAL, 27(2), 19-29. lompok Usaha Kreatif Islami (Kukis) Dalam Pem-
Supriyanti, M. (2017). Pemberdayaan Perempuan berdayaan Perempuan Berbasis Pondok Pe-
Pedesaan dalam Meningkatkan Pendapatan santren. Empowerment: Jurnal Ilmiah Program
Keluarga Perspektif Ekonomi Islam (Doctoral dis- Studi Pendidikan Luar Sekolah, 6(2), 20-29.
sertation, IAIN Purwokerto).

Berdikari | Jurnal Ekonomi dan Statistik Indonesia 32 Volume 1 | Number 1 | April | 2021

Anda mungkin juga menyukai