Upaya Meningkatkan Kemampuan Binter
Upaya Meningkatkan Kemampuan Binter
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum.
1
Naskah Departemen, Kemanunggalan TNI Rakyat, Seskoad 2003
TERBATAS
TERBATAS
2
2
Kasad, Petunjuk Praktis Binter, Visindo Media Persada, Jakarta 2003
TERBATAS
TERBATAS
3
/4. Metode . . .
4. Metode dan Pendekatan.
5. Pengertian-Pengertian.
TERBATAS
TERBATAS
4
e. Komunikasi Sosial
f. Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan kepada tanah
air, kesadaran berbangsa dan bernegara serta keyakinan akan Pancasila sebagai
idiologi negara dan rela berkorban untuk meniadakan hakekat ancaman dari luar
/idiologi . .
negeri dan dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan wilayah . yurisdiksi
Indonesia serta nilai – nilai Pancasila dan UUD 1945 beserta amandemenya 9.
BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
7
Ibid
8
Ibid
9
Ibid.
10
Naskah Departemen, Sistem Pertahanan Semesta, Seskoad 2003
TERBATAS
TERBATAS
6
6. Umum. Dengan munculnya konsep perang modern 11, maka sendi - sendi dan jati
diri kehidupan bangsa Indonesia menjadi membias yaitu lebih mengutamakan hak dari
pada kewajiban dengan mengorbankan tata nilai bangsa. Strategi perang modern yang
menyerang secara langsung terhadap segenap aspek kehidupan harus dilawan secara
total dan integral. Dalam hal ini Pembinaan Teritorial dengan wujud akhir
kemanunggalan TNI – Rakyat akan dibuktikan ketangguhannya sebagai kekuatan yang
dahsyat untuk mengatasi segenap persoalan bangsa ini, termasuk perang modern.
Pembiasan pembiasan yang ada termasuk persepsi tentang Binter sebagai dampak dari
perang modern harus segera diakhiri guna memperoleh pengakuan dan legitimasi dalam
tatanan hukum yang berlaku.
/7. Landasan . . .
7. Landasan Pemikiran.
11
Perang Modern : ditinjau dari perspektif Hubungan Internasional, Mayjen TNI Syarifudin Tippe 2004.
12
Naskah Departemen, Sejarah Operasi Militer, Seskoad 2003
TERBATAS
TERBATAS
7
maka semua pemberontakan dapat diatasi dengan baik. Namun di era globalisasi
ini gerakan separatis Aceh dan Papua sulit diatasi karena menurunnya wawasan
kebangsaan dan persatuan yang menyebabkan pembiasan dan distorsi dalam
penanganannya.
/c. Landasan . . .
c. Landasan Konstitusional.
13
Naskah Departemen, Pancasila, Seskoad 2003
TERBATAS
TERBATAS
8
TNI dan Polri sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung14.
/ d. Landasan . . .
d. Landasan Konsepsional.
14
UUD 1945 Hasil Amandemen & Proses Amandemen secara lengkap, Tim M2S, Bdg, 2003
15
Naskah Departemen, Wawasan Nusantara, Seskoad 2003
TERBATAS
TERBATAS
9
e. Landasan Operasional.
/b) Guna . . .
16
Ibid
17
Narasi ceramah doktrin KEP, hal 14, Dirdok Kodiklat TNI AD
TERBATAS
TERBATAS
10
2) Bujukin dan Bujukbin Binter TNI AD. Dalam Bujukin Binter yang
diterbitkan oleh Pusat Teritorial Angkatan Darat dijelaskan bahwa tujuan
pembinaan teritorial adalah untuk mendukung tercapainya tugas pokok TNI
AD dengan sasaran meningkatnya kesadaran berbangsa dan bernegara,
meningkatnya pemahaman wawasan kebangsaan, meningkatnya kesadaran
bela Negara dan cinta tanah air dan terwujudnya kemanunggalan TNI-
Rakyat.18.
/8. Hal . . .
8. Hal – hal lain. Munculnya perang modern karena adanya kesadaran
masyarakat internasional khususnya PBB yang melarang penggunaan kekuatan militer
untuk menyerang dan menguasai negara lain untuk mengeksploitasi sumber daya
nasionalnya. Namun karena naluri imperialisme negara agresor dan kepentingan
nasionalnya akan kebutuhan sumber daya alam, maka negara agresor mencari metode
untuk menguasai negara-negara yang memiliki potensi kekayaan alam yang melimpah,
sehingga perang modern merupakan bentuk lain dari neo kolonialisme dan neo
imperialisme. Perang Modern dapat didefinisikan sebagai bentuk perang yang
menggunakan kecanggihan teknologi untuk mempengaruhi dan menguasai semua aspek
kehidupan bangsa guna di eksploitir untuk kepentingan negara agresor. Perang modern
menggunakan cara – cara bertempur yang abstrak, tanpa kekerasan atau paksaan yang
menyerang langsung terhadap segenap aspek kehidupan dengan mengubah paradigma
berfikir, budaya dan cara hidup yang pada akhirnya negara tersebut mempunyai
ketergantungan terhadap negara agresor. Seperti perang konvensional juga memiliki
tahapan – tahapan dalam pelaksanaanya sebagai metode untuk menjamin tercapainya
18
Nasem Bujukops Binter, PO:TER – 01, Skep/22/XII/2003
TERBATAS
TERBATAS
11
tujuan akhir yaitu penguasaan dan eksploitasi kekayaan alam terhadap suatu negara
sasaran19. Meliputi tahap ifiltrasi, tahap operasi atau eksploitasi, tahap politik adu
domba, tahap cuci otak dan tahap pencapaian sasaran dengan atau tanpa invasi militer.
/BAB – III…..
BAB III
KONDISI BINTER APARAT KOWIL SAAT INI
9. Umum. Kowil dari Kodam sampai dengan tingkat Koramil merupakan gelar
kekuatan TNI AD dalam Sishanneg di darat, dengan harapan sebagai kompartemen
strategis yang diperkuat dengan Satpur, Satbanpur dan Satbanmin mampu memberi
perlawanan secara mandiri terhadap ancaman yang terjadi di wilayahnya sebelum ada
bantuan perkuatan dari pusat. Oleh karenanya Kowil perlu melaksanakan Binter sebagai
fungsi utama TNI AD karena suatu tugas yang harus dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat guna mendukung tercapainya tugas pokok TNI
AD. Sasaran yang akan dicapai dalam Pembinaan Teritorial adalah bersifat non fisik
atau kejiwaan yaitu pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara, pembinaan
wawasan kebangsaan, pembinaan kesadaran bela negara dan cinta tanah air serta
pembinaan Kemanunggalan TNI-Rakyat. Hal tersebut dapat dilihat dari pelaksanaan
19
Ancaman Neo Kolonialisme Terhadap NKRI, Jendral TNI Ryamizard Ryacudu, Jakarta, 2004
TERBATAS
TERBATAS
12
kegiatan melalui metode Binter, yaitu penyelenggaraan Bhakti TNI, Bintahwil dan
Komsos.
/ mementingkan . . .
mementingkan diri dan kelompoknya serta adanya kondisi alam yang belum
menguntungkan (bencana alam). Dengan demikian penataan ruang wilayah baik untuk
kesejahteraan maupun keamanan tidak dapat dikendalikan sesuai yang diharapkan,
diantaranya adalah bidang sarana prasarana kehidupan sosial masyarakat, produktifitas
lahan pertanian, ancaman bencana alam dan bidang kesadaran berbangsa dan bernegara
serta wawasan kebangsaan.
TERBATAS
TERBATAS
13
/bangsaserta
bangsa Indonesia sebagai Negara agraris, Satuan Kowil ikut berperan ...
3) Kenyataan yang ada saat ini setelah adanya Reformasi justru sektor
pertanian banyak mengalami kemunduran. Masyarakat dan pihak
pemerintah sangat mengabaikan masalah ini, dimana banyak lahan yang
terbengkalai dan program TMP tidak diberdayakan secara maksimal.
Dengan demikian bangsa Indonesia yang makanan pokoknya beras akan
terjadi kekurangan pangan apabila kondisi tersebut dibiarkan berlarut.
TERBATAS
TERBATAS
14
/tertuang . . .
TERBATAS
TERBATAS
15
/keharusan . . .
keharusan maupun larangan serta rambu-rambu yang jelas. Namun demikian
perkembangan yang terjadi dalam pelaksanaan berkomunikasi banyak terjadi
hambatan karena dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan kelompok-kelompok
yang telah memanfaatkan situasi transisi intern TNI dewasa ini dan kelompok-
kelompok yang tidak menghendaki TNI dimasa mendatang kuat, karena dengan
kuatnya TNI akan menghambat kepentingan kelompok tertentu tersebut. Disisi
lain masih ada keragu-raguan anggota Kowil itu sendiri dikarenakan kurangnya
kemampuan serta adanya pengaruh-pengaruh extern yang berkembang.
/2) Tingkat . . .
2) Tingkat kesadaran beragama semakin jauh dikarenakan alasan
profesi maupun globalisasi yang tidak terbatas.
BAB – IV
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
13. Umum. Dalam Konsepsi Pembinaan Teritorial aparat Kowil menghadapi Perang
Modern tidak akan terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhi, baik eksternal
maupun internal. Selanjutnya kendala dan kelemahan yang ditemukan untuk dieliminir
dengan memanfaatkan peluang dan kemampuan yang ada, sehingga konsep pembinaan
teritorial dapat terwujud sesuai yang diharapkan.
TERBATAS
TERBATAS
17
/2) Kualitas . . .
2) Kualitas/Kuantitas Penduduk. Jumlah penduduk yang ada saat ini
pada hakekatnya telah mempunyai berbagai kemampuan sesuai di
bidangnya. Kemampuan tersebut apabila didayagunakan dapat memberi
kekuatan awal untuk sewaktu-waktu dibutuhkan dalam rangka tugas-tugas
pertahanan negara.
b. Kendala.
1) Adanya kelompok Separatis. Adanya berbagai tindak kekerasan
kelompok separatisme melalui front bersenjata, politik dan klandestin,
dimana dalam aksinya yang paling menonjol adanya front bersenjata.
Dengan bersenjata, kelompok separatis dapat dengan bebas melakukan
penembakan dan melakukan berbagai tindak kekerasan terhadap siapa
saja yang dikehendaki. Kejadian-kejadian kekerasan tersebut membuat
situasi di daerah tertentu menjadi mencekam, menakutkan, bagi setiap
masyarakat dan pada akhirnya malas untuk beraktifitas dengan bebas.
Kondisi demikian akhirnya berpengaruh terhadap pelaksanaan Binter karena
TERBATAS
TERBATAS
18
/15. Faktor . . .
15. Faktor Internal.
a. Kekuatan.
1) Adanya doktrin prajurit. Kodam sampai dengan Koramil selaku
Komando Kewilayahan di daerah dalam melaksanakan tugasnya membawa
misi TNI AD yang merupakan penjabaran dari tugas TNI. Sehingga apa
yang dikerjakan telah sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-
undang RI Nomor : 3 Tahun 2002 tentang pertahanan negara dan UU TNI
No. 34 tahun 2004 sebagai landasan hukum. Hal tersebut merupakan
sumber motivasi prajurit dengan jiwa Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8
Wajib TNI yang telah mengakar menjadi darah dagingnya. Kondisi
demikian akan dapat memudahkan pelaksanaan Pembinaan Teritorial.
TERBATAS
TERBATAS
19
b. Kelemahan.
1) Kualitas dan Kuantitas SDM Prajurit. Penguasaan kemampuan
dalam tugas di lapangan secara profesional dan proporsional merupakan
aspek pemberdayaan sumber daya manusia yang mutlak diperlukan. Hal
ini dirasakan masih sangat kurang dihadapkan dengan kriteria yang
diharapkan. Tetapi kemampuan sumber daya manusia prajurit di jajaran
Satuan Kowil baru dapat digunakan saja, dan belum dapat diberdayakan
secara optimal.
/ yang . . .
yang rendah dapat menjadi faktor pemicu munculnya tindakan-tindakan
diluar kewenangan dari koridor tugas yang telah ditentukan. Tuntutan
kebutuhan hidup prajurit yang sangat mendasar dan tidak sebanding
dengan penghasilan yang diterima dapat mengakibatkan untuk mengambil
jalan pintas dengan mengorbankan tugas. Telah banyak kejadian-kejadian
negatif oleh berbagai oknum prajurit yang disebabkan hanya masalah
tuntutan kebutuhan hidup (kesejahteraan). Kondisi ini akhirnya dapat
mempengaruhi kelancaran tugas pokok satuan khususnya dalam
melaksanakan tugasnya.
BAB V
KONDISI BINTER APARAT KOWIL YANG DIHARAPKAN
TERBATAS
TERBATAS
20
16. Umum. Kondisi Pembinaan Teritorial Aparat Kowil mulai dari Kodam sampai
dengan tingkat Koramil yang merupakan gelar kekuatan TNI AD dalam Sishanneg di
darat, diharapkan mampu memberi perlawanan secara mandiri terhadap ancaman yang
terjadi di wilayahnya sebelum ada bantuan perkuatan dari pusat. Dengan demikian
Kemanunggalan TNI-Rakyat guna mendukung tercapainya tugas pokok TNI AD dapat
terwujud secara maksimal yang pada akhirnya sasaran yang bersifat non fisik atau
kejiwaan yaitu pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara, pembinaan wawasan
kebangsaan, pembinaan kesadaran bela negara dan cinta tanah air serta pembinaan
Kemanunggalan TNI-Rakyat dapat diwujudkan. Hal tersebut dapat dilihat dari
pelaksanaan kegiatan melalui metode Binter, yaitu penyelenggaraan Bhakti TNI,
Bintahwil dan Komsos.
/17. Penyelenggaraan . . .
17. Penyelenggaraan Bhakti TNI.
Penyelenggaraan Bhakti TNI yang dilakukan oleh satuan Kowil pada dasarnya
bertujuan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, guna
memantapkan Kemanunggalan TNI – Rakyat untuk didayagunakan bagi kepentingan
pertahanan Negara di darat. Kegiatan tersebut bercorak lintas sektoral dan bersifat fisik
atau non fisik serta melibatkan seluruh komponen bangsa tanpa mengabaikan kesiapan
satuan. Implementasi kegiatan dipadukan dengan program pemerintah daerah,
masyarakat dan pihak swasta melalui kewenangannya sebagai daerah otonom,
diharapkan secara umum banyak bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. Dengan
demikian kepentingan kelompok dan golongan dikesampingkan dan mengedepankan
kepentingan masyarakat banyak, sehingga kondisi alam yang belum menguntungkan
(bencana alam), bidang sarana prasarana kehidupan sosial masyarakat, produktifitas
lahan pertanian, ancaman bencana alam dan bidang kesadaran berbangsa dan bernegara
serta wawasan kebangsaan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pertahanan negara
secara maksimal.
TERBATAS
TERBATAS
21
/pertanian . . .
pertanian dan sikap masyarakat dalam kesadaran berbangsa dan
bernegara/wawasan kebangsaan dapat mendukung kepentingan/kebutuhan
masyarakat dalam beraktifitas. Dengan demikian kegiatan Bhakti TNI
melalui TMMD telah disambut hangat oleh pihak pemerintah daerah
maupun oleh masyarakat atau swasta.
TERBATAS
TERBATAS
22
/ Diharapkan . . .
Diharapkan kondisi tersebut ke depan dapat merubah sikap masyarakat menjadi
lebih mementingkan bangsa dan negara dari pada kepentingan pribadi/golongan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
TERBATAS
TERBATAS
23
TERBATAS
TERBATAS
24
TERBATAS
TERBATAS
25
/BAB VI . . .
BAB VI
KONSEPSI BINTER DALAM MENGHADAPI PERANG MODERN
20. Umum. Penerapan konsep Binter yang tepat secara fungsional dan struktural
melalui spesifikasi dan penjabaran tugas yang jelas akan menjamin pelaksanaan Binter
yang berdaya guna dan berhasil guna. Keberhasilan dalam pelaksanaan Binter akan
meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab bersama bangsa dalam menghadapi
“perang modern” yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. TNI sebagai
komponen utama bersama-sama dengan segenap komponen bangsa lainya akan mampu
membendung pengaruh-pengaruh negatif dan menangkal perang modern dengan segala
bentuknya yang dilakukan oleh koalisi global.
TERBATAS
TERBATAS
26
21. Kebijakan. Guna terwujudnya upaya Binter yang meliputi tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan koordinasi serta pengendalian yang terpadu secara
terus menerus, ditentukan kebijakan Binter sebagai berikut :
/c. Pembinaan . . .
c. Pembinaan Teritorial pada eskalasi yang meningkat dilakukan dengan
meningkatkan kegiatan Binter, dilaksanakan dalam bentuk Operasi Binter yaitu
untuk mewujudkan sasaran Binter tertentu disuatu daerah yang dibatasi oleh
waktu, sasaran, dukungan dan adanya perintah.
22. Strategi.
a. Tujuan. Meningkatnya kesadaran dan partisipasi masyarakat dan
komponen bangsa lainya tentang pentingnya Binter dalam menghadapi “ Perang
Modern” guna meniadakan setiap ancaman yang membahayakan kedaulatan,
keutuhan, keselamatan dan kehormatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Sasaran.
TERBATAS
TERBATAS
27
3) Terwujudnya kesadaran bela negara dan cinta tanah air, yang berarti
kemampuan untuk menegakkan kedaulatan negara, menjaga keutuhan
wilayah, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
/ c. Metode . . .
TERBATAS
TERBATAS
28
/b) Satuan . . .
23. Sarana dan Prasarana. Menggunakan segala fasilitas yang ada di satuan
jajaran TNI AD bekerja sama dengan instansi lain/masyarakat guna mendukung sarana
yang dibutuhkan dalam rangka pencapaian tugas pokoknya. Misalnya lembaga
TERBATAS
TERBATAS
29
pendidikan yang ada di jajaran Kodiklat dan Rindam yang ada di jajaran Kodam atau
Diklat milik departemen terkait/LSM yang ada.
1) Upaya ke dalam.
TERBATAS
TERBATAS
30
/ g) Pengetahuan . . .
(g) Pengetahuan Psikologi, yang terdiri dari :
Psikologi massa, dan psikologi remaja, serta teknik dan
taktik mengatasi demonstrasi massa dan gangguan
keteriban umum.
(h) Komunikasi yang terdiri dari : Komunikasi
massa, komunikasi antar pribadi, komunikasi antar
budaya, Public Relation, dan Jurnalistik.
(i) Mendalami doktrin-doktrin dan Perundang-
undangan, baik doktrin Hankamneg maupun doktrin
dan perundangan yang berhubungan dengan ke-
teritorialan. Misalnya UU Hankamneg, UU no 24/1994
tentang Rencana Tata Ruang.
TERBATAS
TERBATAS
31
TERBATAS
TERBATAS
32
/2) Upaya . . .
2) Upaya Ke Luar.
TERBATAS
TERBATAS
33
/d) Mengidentifikasi . . .
d) Mengidentifikasi dan menyiapkan ruas-ruas, fasilitas tertentu
yang terdapat pada sarana perhubungan darat, laut dan udara agar
pada saat dibutuhkan dalam upaya pertahanan negara dapat
berfungsi sebagai cadangan terminal, pelabuhan kapal perang,
landasan pacu pesawat terbang militer, jalur pendekat dan jalur
komunikasi atau jalur logistik.
TERBATAS
TERBATAS
34
/menumbuhkan . . .
menumbuhkan persatuan dan kesatuan melalui pemahaman tentang
kesadaran berbangsa dan bernegara, pemahaman terhadap
wawasan kebangsaan, kesadaran bela negara dan cinta tanah air
serta kemanunggalan TNI-Rakyat. Faktor penting yang perlu
disiapkan untuk menghadapi ancaman tersebut adalah penyiapan
segenap lapisan masyarakat akan pentingnya:
TERBATAS
TERBATAS
35
(a) Sasaran.
TERBATAS
TERBATAS
36
/i. Memasyarakatkan . . .
i. Memasyarakatkan dan menyelenggarakan
pendidikan pendahuluan bela negara
dilingkungan pendidikan, pekerjaan dan
pemukiman. Membina dan melatih semua
warga negara untuk memiliki kesadaran,
memahami hak dan kewajiban bela negara,
sehingga mengetahui dan siap melaksanakan
tugasnya dalam upaya bela negara.
TERBATAS
TERBATAS
37
/v. Menyelenggarakan . . .
TERBATAS
TERBATAS
38
/bencana . . .
TERBATAS
TERBATAS
39
(b) Sasaran.
/iii. Terciptanya . . .
TERBATAS
TERBATAS
40
TERBATAS
TERBATAS
41
/(b) Merumuskan . . .
TERBATAS
TERBATAS
43
/(3) Kemudian . . .
TERBATAS
TERBATAS
44
/(e) Memupuk . . .
(e) Memupuk semangat persatuan, cinta tanah air
dan gotong royong serta bangga sebagai bangsa
Indonesia yang mempunyai ciri khas budaya yang
sederajat dengan bangsa lain.
TERBATAS
TERBATAS
45
/(e) Penetapan . . .
/BAB VII . . .
BAB VII
PENUTUP
24. Kesimpulan. Dari beberapa uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut :
TERBATAS
TERBATAS
47
/25. Saran . . .
25. Saran. Dari pembahasan diatas guna melaksanakan pembinaan teritorial dalam
rangka menghadapi dan menetralisir perang modern dan dampaknya, maka dapat
disarankan hal-hal sebagai berikut :
26. Penutup. Demikian penulisan karangan militer ini dengan segala keterbatasan
dan kelemahan semoga bermanfaat bagi para pembaca, selanjutnya penulis
mengharapkan saran dan kritik membangun guna penyempurnaan lebih lanjut.
Penulis
SUWANTO
LETKOL INF NRP 32710
BAB I
PENDAHULUAN
TERBATAS
TERBATAS
49
1. Umum.
a. Maksud.
b. Tujuan.
a. Metode.
b. Pendekatan.
5. Pengertian-Pengertian.
BAB II
LATAR BELAKANG PEMIKIRAN
6. Umum.
7. Landasan Pemikiran.
b. Landasan Historis.
b. Landasan Filosofis.
c. Landasan Konstitusional.
d. Landasan Konsepsional.
1) Wawasan Nusantara.
2) Ketahanan Nasional.
e. Landasan Operasional.
TERBATAS
TERBATAS
51
BAB III
KONDISI BINTER APARAT KOWIL SAAT INI
9. Umum.
BAB – IV
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
13. Umum.
14. Faktor Eksternal.
a. Peluang.
1) Adanya instansi terkait sebagai mitra kerja.
2) Kualitas/Kuantitas Penduduk.
b. Kendala.
1) Adanya kelompok Separatis.
2) Rendahnya sikap Bela Negara Masyarakat.
15. Faktor Internal.
a. Kekuatan.
1) Adanya doktrin prajurit.
TERBATAS
TERBATAS
52
2) Profesionalisme Prajurit.
b. Kelemahan.
1) Kualitas dan Kuantitas SDM Prajurit.
2) Kesejahteraan.
BAB III
KONDISI BINTER APARAT KOWIL YANG DIHARAPKAN
16. Umum.
17. Penyelenggaraan Bhakti TNI.
a. Bidang Sarana dan Prasarana.
b. Bidang Lahan Pertanian Masyarakat.
c. Bidang Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
BAB VI
KONSEPSI BINTER DALAM MENGHADAPI PERANG MODERN
20. Umum.
22. Strategi.
TERBATAS
TERBATAS
53
a. Tujuan.
b. Sasaran.
c. Metode.
1) Bhakti TNI.
2) Bintahwil.
3) Komsos.
1) Subyek Binter.
2) Obyek Binter adalah rakyat Indonesia guna terwujudnya
kemanunggalan TNI-Rakyat.
a. Dansat Kowil.
b. Upaya yang Dilakukan.
1) Upaya ke dalam.
2) Upaya Ke Luar.
a) Pembinaan Geografi.
b) Pembinaan Demografi.
25. Saran.
26. Penutup.
Penulis
SUWANTO
LETKOL INF NRP 32710
TERBATAS