Napza Napza
Napza Napza
SAMBUTAN MENTERI
SOSIAL RI
Assalammualaikum wr.wb
Indonesia saat ini tengah dilanda masalah besar yang berdampak pada
stabilitas nasional generasi muda yaitu permasalahan miras dan
narkoba/NAPZA. Hasil dari PUSLITKES Universitas Indonesia dan
BNN tahun 2011 bahwa angka prevalensi penyalahgunaan narkoba di
Indonesia telah mencapai 2,23% atau 4,2 juta orang dari populasi
penduduk berusia 10-59 tahun dan diproyeksikan tahun 2015, jumlah
pengguna Napza kurang lebih 2,8% atau setara dengan 5,6 juta jiwa
dari populasi penduduk Indonesia. Data tersebut menggerakkan saya
selaku Menteri Sosial untuk cepat berfikir, bertindak, mencegah
i
pertumbuhan yang lebih besar dan berujung kepada ancaman stabilitas
negara.
ii
memberi manfaat besar bagi diri sendiri dan orang lain dan ini
merupakan bagian dari komitmen dan pengabdian kepada masyarakat.
Wassalamualaikum wr.wb.
iii
PRAKATA
Dengan hormat,
v
Akhirulkalam, atas perhatian dan perkenannya kami haturkan
banyak terima kasih. Semoga Allah SWT. memberikan petunjuk,
taufiq dan hidayah serta lindungan-Nya kepada kita sekalian. Amin.
Wabillahitaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum wrwb.
Hormat kami,
vi
KATA PENGANTAR
vii
melaksanakan penyuluhan sosial tentang program-program penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial di seluruh unit teknis Kementerian Sosial RI. Semoga
modul ini dapat dijadikan pedoman penyuluhan sosial oleh seluruh pihak-
pihak yang berkomitmen dalam pencegahan dan penyalahgunaan Miras,
Narkoba/NAPZA.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
Sambutan Menteri Sosial RI ………………………………...……... i
Prakata ………………………………………………………..……. v
Kata Pengantar ……………………………………………..………. vii
Daftar Isi……………………………………………...…..…………. ix
BAB I Pendahuluan…………………………………...…...………... 1
BAB II Alur Kegiatan Penyuluhan Sosial …………….......……….. 7
BAB III Modul 1 : Pemahaman Tentang Miras Dan Narkoba /
Napza ………………………………………………………….……. 13
BAB IV Modul 2 : Deteksi Dini Penyalahgunaan Miras Dan
Narkoba……………………………………………………….…...... 39
BAB V Modul 3 : Strategi Pencegahan Penyalahgunaan Miras
Dan Narkoba…………………………………….......................…… 53
BAB VI Modul 4 : Terapi Dan Rehabilitasi…………………...…… 99
BAB VII Penutup …………………………………………...…..….. 131
Lampiran 1 : Pre dan Post Test ……………………………………. 133
Lampiran 2 : Simulasi Permainan ………………………………….. 139
Lampiran 3 : Data IPWL Kementerian Sosial RI …………….....…. 147
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. LANDASAN HUKUM
1. Maksud
Maksud diterbitkannya modul ini adalah tersedianya metode,
teknik dan materi penyuluhan yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan penyuluhan tentang bahaya
penyalahgunaan miras dan narkoba/NAPZA di lingkungan
masyarakat umum, lembaga, dan instansi yang memiliki
komitmen untuk mencegah peredaran maupun penyalahgunaan
Miras dan narkoba/NAPZA.
2. Tujuan
Modul penyuluhan sosial tentang Pencegahan dan Penanganan
Penyalahgunaan Miras dan narkoba/NAPZA, bertujuan untuk:
a. Sebagai buku acuan kepada semua pihak yang memiliki
komitmen untuk melakukan penyuluhan pencegahan
peredaran maupun penyalahgunaan Miras dan
narkoba/NAPZA.
b. Memberikan pemahaman yang sama kepada semua pihak
yang memiliki komitmen untuk melakukan penyuluhan
pencegahan peredaran maupun penyalahgunaan Miras dan
narkoba/NAPZA.
D. SASARAN
E. SISTEMATIKA MODUL
A. DASAR PEMIKIRAN
PEMBUKAAN
PRE TEST
MEMBANGUN KOMITMEN
PENYAMPAIAN MODUL
PENUTUPAN
C. URAIAN ALUR PROSES PENYULUHAN
1. Pembukaan
2. Pre Test
3. Membangun Komitme n
4. Penyampaian Modul
5. Post Test
6. Penutupan
A. DESKRIPSI SINGKAT
B. TUJUAN
C. LANGKAH-LANGKAH
(www.harianjogja.com)
b. Ganja
3) Gejala fisik.
a) Mata merah (kemerahan konjungtiva).
Orang yang baru saja menghisap NAPZA jenis ganja
ditandai dengan warna bola mata yang memerah. Hal ini
disebabkan karena pembuluh darah kapiler pada bola mata
mengalami pelebaran (dilatasi).
b) Nafsu makan bertambah.
Orang yang mengkonsumsi NAPZA jenis ganja nafsu
makannya bertambah karena ganja (zat aktif tetra-hydro-
cannabinol/THC) merangsang pusat nafsu makan di otak.
c) Mulut kering.
Orang yang mengkonsumsi ganja akan mengalami
kekeringan pada mulut (air liur berkurang), hal ini
disebabkan THC mengganggu sistem saraf otonom yaitu
saraf yang mengatur kelenjar air liur.
d) Perilaku maladaptif.
Perilaku maladaptif artinya yang bersangkutan tidak lagi
mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan
keadaan secara wajar. Misalnya yang bersangkutan
memperlihatkan ketakutan, kecurigaan (paranoid),
gangguan menilai realitas, gangguan dalam fungsi sosial
dan pekerjaan. Perilaku maladaptif ini sering menimbulkan
konflik, pertengkaran, tindak kekerasan dan perilaku
antisosial lainnya terhadap orang-orang di sekelilingnya.
(www.dunia.vivanews.com)
c. Opiat (Morphine,Heroin/”Putaw”
(www.ahealthfullifestyle.blogspot.com)
(Repro BNN)
Kematian adalah akhir dari kehidupan
pecandu heroin (“putaw”).
1) Depresi.
Yang bersangkutan mengalami gangguan alam perasaan
(afektif/mood) yang ditandai dengan murung, sedih, tidak
dapat merasa senang, rasa bersalah dan berdosa sampai pada
keinginan bunuh diri.
2) Rasa lelah, lesu, tidak berdaya dan kehilangan semangat.
3) Gangguan tidur (insomnia).
4) Gangguan mimpi bertambah.
Yang bersangkutan selain sukar tidur, kalaupun bisa tidur
seringkali mengalami banyak mimpi-mimpi sehingga tidur
yang sudah berkurang itu dirasakan tidak nyaman.
1) Gejala psiklogik :
a) Agitasi psikomotor. Yang bersangkutan berperilaku
hiperaktif, tidak dapat diam selalu bergerak.
b) Rasa gembira (elation). Yang bersangkutan dalam suasana
gembira yang berlebihan (euforia) seringkali lepas kendali
dan melakukan tindakan-tindakan yang bersifat asusila.
Hal ini terjadi karena NAPZA jenis amphetamine ini
menghilangkan hambatan dorongan atau impulse
agresivitas seksual atau dengan kata lain fungsi
pengendalian diri (self-control) seksual melemah. Mereka
seringkali melakukan seks bebas atau terlibat di dalam
berbagai pesta erotis.
c) Harga diri meningkat (grandiosity).
d) Banyak bicara (melantur).
e) Kewaspadaan meningkat (paranoid).
f) Halusinasi penglihatan (melihat sesuatu/bayangan yang
sebenarnya tidak ada).
2) Gejala fisik :
a) Jantung berdebar-debar (palpitasi).
b) Pupil mata melebar (dilatasi pupil).
c) Tekanan darah naik (hipertensi).
d) Keringat berlebihan atau kedinginan.
e) Mual dan muntah.
(Repro BNN).
1) Gejala psikologik :
a) Emosi labil.
b) Hilangnya hambatan dorongan/impulse seksual dan
agresif.
Yang bersangkutan kehilangan pengendalian diri sehingga
sering terlibat tindak kekerasan dan hubungan seks bebas
sampai pada perkosaan.
c) Mudah tersinggung dan marah.
d) Banyak bicara (melantur).
(www.eel2011.student.umm.ac.id)
E. SUMBER PUSTAKA
A. DESKRIPSI SINGKAT
B. TUJUAN
D. URAIAN MATERI
5) Memotivasi Rehabilitasi.
Penyalahguna/ketergantungan NAPZA setelah
menjalani fase pasca detoksifikasi tersebut di atas, dapat
melanjutkan ke fase berikutnya yaitu rehabilitasi (fisik,
psikologik, sosial dan spiritual/keimanan). Fase rehabilitasi
ini amat bermanfaat bagi mereka yang sedang mengalami
cuti sekolah/kuliah; agar mereka tidak menganggur dengan
resiko kekambuhan, maka sebaiknya menghabiskan
waktunya di pusat rehabilitasi.).
E. SUMBER PUSTAKA
A. DESKRIPSI SINGKAT
B. TUJUAN
D. URAIAN MATERI
a. Kepribadian
b) Hadits:
Hadits Ummu Salamah berbunyi:
“... Rasulullah SAW melarang dan setiap barang yang
memabukan dan yang melemahkan akal dan badan “.
(HR. Ahmad dalam Musnadnya, dan Abu Daud dalam
Sunannya, dengan sanad yang shohih).
Korintus 6: 10
“Pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu
tidak akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah”.
Kejadian 9:21
“Orang yang mabuk tidak mempunyal rasa malu sehingga
mudah berbuat perkara-perkara yang hina dan keji”
2) Sebagai Pengedar
Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 114 Undang-
Undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, dengan
ancaman denda dan atau hukuman paling lama 20 tahun atau
seumur hidup atau hukuman mati.
a) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima,
menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau
menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling
banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
b) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar,
menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk
tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan
tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan
pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana
penjara paling singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3
(sepertiga).
3) Sebagai Produsen
Dikenakan ketentuan pidana berdasarkan pasal 113 Undang-
Undang No. 35 tahun 2009, dengan ancaman denda dan atau
hukuman paling lama 20 tahun atau seumur hidup atau
hukuman mati.
a) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum
memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau
menyalurkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan
paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah).
b) Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor,
mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk
tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan
tanaman beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku
dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur
hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda
maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditambah 1/3 (sepertiga).
CALL CENTER
(021) 3100341
A. DESKRIPSI SINGKAT
B. TUJUAN
C. LANGKAH-LANGKAH
D. URAIAN MATERI
1. Terapi (pengobatan)
Terapi (pengobatan) terhadap penyalahgunaan dan
ketergantungan NAPZA haruslah rasional dan dapat
dipertanggungjawabkan dari segi medik, psikiatrik, sosial dan
agama. Terapi yang dimaksud tersebut di atas terdiri dari 2
tahapan yaitu detoksifikasi dan pasca detoksifikasi
(pemantapan) yang mencakup komponen-komponen sebagai
berikut :
a. Terapi medik-psikiatrik (detoksifikasi, psikofarmaka dan
psikoterapi).
b. Terapi medik-somatik (komplikasi medik).
c. Terapi psikososial.
d. Terapi psikoreligius.
d. Terapi Medik-Somatik
e. Terapi Psikososial
f. Terapi Psikoreligius
2. Rehabilitasi
Sesudah pasien penyalahguna/ketergantungan NAPZA
menjalani program terapi (detoksifikasi) dan komplikasi medik
selama 1 minggu dan dilanjutkan dengan program pemantapan
(pasca detoksifikasi) selama 2 minggu, maka yang
bersangkutan dapat melanjutkan ke program berikutnya yaitu
rehabilitasi. Bila oleh sesuatu sebab mereka tidak mengikuti
program rehabilitasi (misalnya ingin kembali
sekolah/kuliah/kerja), mereka harus tetap melakukan kontrol
berobat jalan dan menjalani tes urin secara berkala, dengan
maksud agar kemungkinan kambuh dapat ditekan seminimal
mungkin sesuai dengan petunjuk buku panduan yaitu “Terapi
(Detoksifikasi) dan Rehabilitasi (Pesantren) Mutakhir (Sistem
Terapadu) Pasien “NAPZA” (Narkotika,
Alkohol,Psikotropika & Zat Adiktif) Metode Prof. Dadang
Hawari”, Edisi III, UI Press, 2000.
a. Rehabilitasi Medik
b. Rehabilitasi Psikiatrik
c. Rehabilitasi Psikososial
d. Rehabilitasi Psikoreligius
3. Forum Silaturahmi
5. Keluarga Sakinah
Tati Nugrahati, S
LAMPIRAN 1
PRE DAN POST TEST
Petunjuk:
a. Perlihatkan gambar games simulasi di bawah ini kepada
peserta.
Petunjuk:
a. Bersama penyuluh, ajak seluruh peserta untuk mengangkat
tinggi-tinggi salah satu tangannya.
b. Beri arahan bahwa peserta harus mengikuti kata-kata
penyuluh.
c. Sambil mengarahkan para peserta untuk menggerakkan tangan
ke kiri, ke kanan, ke atas, kebawah.
d. Setelah beberapa saat dan peserta hanyut dalam menggerakkan
tangannya hingga mengikuti gerakan tangan penyuluh. lalu
diakhiri instruksi penyuluh untuk “Pegang Dagu” tetapi
penyuluh mengarahkan tangannya ke arah kuping, jidat, atau
yang lainnya. Maka para peserta akan spontan mengikuti
tangan penyuluh.
e. Beri pemahaman bahwa simulas ini menunjukkan bagaimana
seseorang bisa terkena narkoba. Gaames simulasi ini
menunjukkan yaitu tentang kuatnya pengaruh lingkungan
Petunjuk :
a. Minta semua peserta untuk berdiri dan membentuk lingkaran.
b. Minta seorang peserta untuk memperkenalkan nama dan satu
hal lain mengenai dirinya dalam bentuk satu kalimat pendek
(tidak boleh lebih dari 6 kata), misal: Nama saya Retno,
fasilitator P2KP. Nama saya Rachman, Kader Komunitas.
c. Mintalah peserta kedua untuk mengulang kalimat peserta
pertama, baru kemudian memperkenalkan dirinya sendiri,
misal : teman saya Retno, fasilitator, saya Mika, guru sekolah.
d. Peserta ketiga harus mengulang kalimat 2 peserta sebelumnya
sebelum memperkenalkan diri, demikian seterusnya sampai
seluruh peserta memperoleh gilirannya.
e. Apabila peserta tidak dapat mengingat nama dan apa yang
dikatakan 2 peserta lainnya, maka ia harus menanyakan
langsung pada yang bersangkutan : 'siapa nama anda?' atau
'siapa nama anda dan apa yang anda katakan tadi ?’
Petunjuk:
a. Perlihatkan gambar simulasi penyeimbang fungsi otak
dibawah ini secara bergantian:
Petunjuk:
Strategi ini merupakan icebreaker yang dibuat cepat yang
membuat para peserrta latihan bergerak tertawa. Strategi tersebut
merupakan cara membangun team yang baik dan menjadikan para
peserta lebih mengenal satu sama lain.
Petunjuk :
a. Aturlah kursi – kursi ke dalam sebuah lingkaran. Mintalah
peserta untuk duduk di kursi yang telah disediakan.
b. Jelaskan kepada peserta aturan permainan, untuk putaran
pertama pemandu akan bertindak sebagai angin.
c. Pemandu sebagai angin akan mengatakan ' angin berhembus
kepada yang memakai – misal : kacamata' (apabila ada
beberapa peserta memakai kacamata).
d. Peserta yang memakai kacamata harus berpindah tempat
duduk, pemandu sebagai angin ikut berebut kursi.
e. Akan ada satu orang peserta yang tadi berebut kursi, tidak
kebagian tempat duduk. Orang inilah yang menggantikan
pemandu sebagai angin.
f. Lakukan putaran kedua, dan seterusnya. Setiap putaran yang
bertindak sebagai angin harus mengatakan “angin berhembus
kepada yang …(sesuai dengan karakteristik peserta, misal :
baju biru, sepatu hitam, dsb).
Petunjuk:
Buatlah lingkaran-lingkaran kecil yang terdiri dari 5 – 6 orang. Dalam
satu lingkaran ada satu orang berdiri di tengah lingkaran. Satu orang
yang berdiri di tengah lingkaran tersebut menutup mata dan
menyilangkan tangan di depan dada. Kemudian, orang berdiri di
tengah lingkaran menjatuhkan diri dengan mata tertutup dan tangan
dilipat di depan dada ke arah manapun. Menjatuhkan diri dengan
bebas dan tidak kaku. Cara menjatuhkan badan adalah kaki tetap tidak
berpindah, namun badan yang jatuh. Orang-orang yang berdiri
mengelilinginya harus siap sedia menyangga tubuh orang yang jatuh
ke arahnya. Lakukan bergantian. Setiap orang mendapatkan
kesempatan untuk berdiri di tengah lingkaran dan menjatuhkan diri
secara bebas.
Cara Bermain :
a. Peserta disuruh membuat lingkaran yang besar (sesuai dengan
kondisi tempat).
b. Peserta disuruh berhitung mulai dari angka 1 sampai dengan
seterusnya, namun dengan aturan:
Jika peserta harus mengucapkan angka kelipatan 2, maka dia
tidak boleh mengucapkan angka tersebut, namun diganti
dengan meneriakkan “BOOM” dengan suara lantang.
Jika peserta harus mengucapkan angka kelipatan 3, maka dia
tidak boleh mengucapkan angka tersebut, namun diganti
dengan meneriakkan “BUZZ” dengan suara lantang.
Jika peserta harus mengucapkan angka kelipatan 5, maka dia
tidak boleh mengucapkan angka tersebut, namun diganti
dengan meneriakkan “DOOR” dengan suara lantang.
Jika peserta harus mengucapkan angka kelipatan 7, maka dia
tidak boleh mengucapkan angka tersebut, namun diganti
dengan meneriakkan “DUEER” dengan suara lantang.
Contoh :
Jika peserta mengucapkan angka 6 dan karena angka itu merupakan
angka kelipatan 2 dan 3, maka peserta tersebut harus mengucapkan
“BOOM” dan “BUZZ” dengan suara lantang. Begitu juga dengan
angka 14 yang merupakan angka kelipatan 2 dan 7, maka peserta
harus mengucapkan “BOOM dan “DUEER”. Begitu juga seterusnya.
Peserta yang salah mengucapkan dianggap gugur dan hitungan
dimulai kembali dari angka 1 lagi.
Prosedur :
a. Sampaikan instruksi permainan ini: “tebak apa yang saya
katakan”
b. Sambil menunjukkan jempol, trainer mengucapkan ini ayam
c. Ketika menunjukkan telunjuk trainer mengucapkan yang ini
sapi
d. Kemudian ketika menunjukkan jari tengah trainer
mengucapkan kalo yg ini kerbau.
e. Tanyakan kepada peserta sudah paham atau belum, praktekan
sekali untuk mengetest kepahaman mereka, setelah dirasa
paham, barulah trainer menjalankan aksinya.
f. Peserta diminta menebak apa yang trainer katakan, katakan
seperti contoh diatas, setelah selesai, katakan” Kalo yang ini”
tetapi kita menunjuk pada jari kelingking. Biasanya peserta
akan bingung dan protes. Ulangi lagi dengan variasi lain.
Sampai terjawab dengan benar.
g. Ketika peserta telah memahami instruksi diatas, maka ia akan
mengikuti kata kunci tanpa memperhatikan jari mana yang kita
tunjukkan. Jawaban yang benar adalah bila trainer
menyebutkan “ini”, maka jawabannya adalah “ayam” dst,
seperti dibawah ini:
Pertanyaan Jawaban
Ini…………ayam
yang ini…………..sapi
kalo yang ini……….. kerbau
Nama hewan dan urutan bisa terserah trainer, jadi letak seru atau
tidaknya permainan ini adalah bagaimana peserta bingung menjawab
pertanyaan trainer karena tidak memperhatikan instruksi.
Langkah - langkah :
a. Minta setiap peserta untuk berpasangan, 1 orang menjadi
bayangan di cermin dan 1 orang menjadi seseorang yang
sedang berdandan di depan cermin.
b. Bayangan harus mengikuti gerak – gerik orang yang
berdandan.
c. Keduanya harus bekerja sama agar bisa bergerak secara
kompak dengan kecepatan yang sama.
d. Minta peserta untuk mendiskusikan apa pesan dalam
permainan ini.
LAMPIRAN III
DAFTAR INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL)
KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA