Anda di halaman 1dari 3

Nama : Saiful Dani Setiawan

Nim : 1910201032

Resume Perawatan Kolostomi

A. Pengertian Kolostomi
Kolostomi adalah tindakan pembuatan lubang di bagian perut sebagai saluran
pembuangan kotoran atau feses. Prosedur kolostomi biasanya dilakukan pada pasien yang
tidak dapat buang air besar dengan normal akibat adanya masalah di usus besar, anus, atau
rektum.
Prosedur kolostomi dilakukan dengan cara membuat bukaan atau lubang (stoma) pada
dinding perut untuk disambungkan ke bagian usus besar yang masih berfungsi. Kolostomi ada
yang bersifat sementara, namun ada juga yang permanen.
Bagian usus besar tersebut akan dijahit agar menempel pada lubang di dinding perut,
sehingga kotoran atau tinja nantinya tidak akan keluar melalui anus, melainkan melalui
lubang atau stoma di perut yang sudah dibuat.
Pada bagian luar lubang perut tersebut, dokter akan memasang sebuah kantong yang
berfungsi untuk menampung tinja pasien. Kantong ini disebut kantong kolostomi dan harus
diganti secara rutin setelah kotoran penuh.

B. Jenis-Jenis Kolostomi dan Risikonya


Prosedur pengerjaan kolostomi bisa dilakukan dengan cara pembedahan konvensional
(laparotomi) atau melalui bedah laparoskopi. Secara umum, kolostomi ada dua macam, yaitu:
a. Kolostomi permanen
Kolostomi permanen sering kali dilakukan pada pasien yang sudah tidak bisa
buang air besar dengan normal karena kerusakan usus yang parah, bersifat permanen,
atau sudah tidak bisa diperbaiki.
Kolostomi permanen biasanya dilakukan pada pasien yang menderita kanker usus
besar, penyakit Crohn, diverkulitis, polip usus besar, dan orang yang mengalami
cedera atau penyumbatan total pada usus besarnya.
b. Kolostomi sementara
Kolostomi sementara dilakukan untuk membantu pemulihan usus besar yang
bermasalah, namun masih dapat diperbaiki. Prosedur ini dilakukan agar bagian usus
yang sedang dalam pemulihan tidak dilalui kotoran sampai kembali pulih dan
berfungsi secara normal.
Kolostomi sementara biasanya dilakukan pada anak-anak dengan cacat lahir di
anus dan usus besar, seperti pada penyakit Hirschsprung.

C. Perawatan Setelah Operasi Kolostomi


Setelah menjalani operasi kolostomi, Anda masih perlu mendapat perawatan di rumah
sakit selama 3–7 hari. Perawatan di rumah sakit mungkin bisa lebih lama pada kasus ketika
kolostomi dilakukan sebagai tindakan darurat.
Berikut ini adalah beberapa panduan merawat luka kolostomi bagi yang sedang menjalani
masa pemulihan di rumah:
1. Memperbanyak istirahat
Yang sudah menjalani kolostomi dan diperbolehkan pulang dianjurkan untuk tetap
beristirahat selama 6–8 minggu di rumah. Selama masa ini, Anda sebaiknya tidak
melakukan aktivitas berat seperti berkendara, olahraga berat, atau mengangkat beban
berat.
2. Memasang dan mengganti kantong kolostomi
Sebelum pulang ke rumah, perawat atau dokter akan menjelaskan dan mengajari Anda
mengenai prosedur pemasangan dan penggunaan kantong kolostomi. Perhatikan
dengan benar semua instruksi dari dokter maupun perawat rumah sakit. Pastikan Anda
memahami semua instruksi mengenai cara memasang dan menggunakan kantong
kolostomi.
3. Mengganti kantong kolostomi secara rutin
Beberapa jenis kantong dapat digunakan selama 3–7 hari. Namun, ada juga jenis
kantong yang perlu diganti setiap hari. Segera mengganti kantong ini ketika kotoran
mulai merembes atau mengenai kulit di sekitarnya. Disarankan untuk mengganti
kantong kolostomi ketika kotoran pada kantong sudah mencapai sepertiga dari
kapasitas kantong.
4. Merawat lubang kolostomi dengan benar
Selalu menjaga kebersihan lubang kolostomi di perut dan kulit di sekitarnya. Cara
membersihkannya adalah dengan lap yang sudah dibasahi dengan air hangat dan sabun
berbahan kimia lembut. Selanjutnya, bilas hingga bersih dan keringkan dengan
handuk.
5. Mencuci tangan sebelum dan sesudah perawatan
Jangan lupa untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan prosedur
perawatan luka kolostomi agar terhindar dari risiko infeksi. Anda juga perlu selalu
mencuci tangan ketika tangan bersentuhan dengan feses.
6. Menjalani diet khusus
Setelah menjalani kolostomi, Anda biasanya akan disarankan untuk menjalani diet
khusus, misalnya diet rendah serat. Anda juga dianjurkan untuk tidak mengonsumsi
makanan yang dapat meningkatkan produksi gas di saluran cerna, seperti bawang,
kembang kol, asparagus, brokoli, dan kubis.
7. Mengenali gejala infeksi atau komplikasi
Periksa kondisi lubang setiap kali Anda membersihkan kulit atau mengganti kantong
kolostomi. Periksa juga kemungkinan munculnya reaksi alergi yang bisa disebabkan
oleh bahan dari kantong kolostomi. Jika hal ini terjadi, coba gunakan kantong
kolostomi dengan bahan yang lain. Normalnya, lubang kolostomi akan berwarna
merah muda dan tampak sedikit basah atau lembap selama beberapa minggu setelah
tindakan kolostomi dilakukan. Kolostomi yang terinfeksi atau mengalami komplikasi
dapat ditandai dengan perubahan pada bentuk, warna, bau, dan ukuran lubang.

Anda mungkin juga menyukai