Anda di halaman 1dari 2

Nama :Hendri Napitupulu

NPM :0706292353
Bidang Studi :Filsafat
Mata Kuliah : Hermeneutika

Tugas Review Hermeneutika

Perbedaan antara filsafat klasik dengan filsafat modern sangat besar, dimana pada filsafat klasik
realitas dipandang sebagai suatu subjektifitas yang intinya adalah ketidakpastian. Sementara
pada filsafat modern realitas dipandang sebagai suatu yang objektif yang intinya bahwa suatu
realita memiliki hukum-hukum yang pasti dimana kebenarannya dapat diverifikasi. Pada tataran
epistemologi yang disebut sebagai epistemologi fondasionalistik sains diletakkan pada tataran
ilmu yang objektif atau pasti. Di dalam dunia filsafat pandangan epistemologi fondasionalistik di
dukung oleh filsuf-filsuf besar seperti Descartes, Berkeley, Kant dan Hegel.

Apabila kita telusuri serta refleksikan, epistemologi fondasionalistik ini adalah suatu metode
yang berusaha secara ketat dan pasti dalam menggambarkan keadaan atau keteraturan alam ini
dengan prinsip-prinsip yang universal dan objektif. Contoh yang dapat kita ambil yaitu seperti
Newton menemukan hukum gravitasinya dimana hukum gravitasi tersebut dapat menjelaskan
keteraturan dunia, namun pada kenyataannya dikemudian hari hukum tersebut dipatahkan oleh
hukum relativitas yang dikemukakan oleh Einstein. Konsep epistemologi modern yang disebut
juga sebagai epistemologi fondasionalistik merupakan suatu pengetahuan yang ahistoris, dimana
pengetahuan fondasionalistik merupakan pengetahuan yang datang secara transenden dan tidak
terikat pada spasio-temporal.

Hermeneutika merupakan bagian dari ilmu filsafat yang bertugas untuk menginterpretasi,
sebagai contoh interpretasi terhadap text. Hermeneutika berangkat dari tesis bahwa setiap
kegiatan pengetahuan selalu merupakan kegiatan historis oleh karena kegiatan historis tersebut
dibutuhkanlah suatu interpretasi untuk memahami historis tersebut. Karena hermeneutika
merupakan kegiatan interpretasi terhadap sesuatu yang historis yang biasanya ada di wilayah
kebudayaan maka fondasionalistik tidak dapat di interpretasikan karena fondasionalistik yang
merupakan sains tersebut adalah ahistoris.
Sains merupakan bagian dari sistem fondasionalistik berangkat dari penjelasan awal, sains
secara mendasar sudah memiliki distingsi yang besar terhadap hermeneutika. Sejak awal sains
sudah membuat posisinya bahwa sains merupakan ilmu yang berusaha menemukan hukum-
hukum alam secara universal, oleh karena itu karena sains sudah mengklaim sebagai suatu ilmu
yang menemukan hukum universal maka tidak dibutuhkan yang namanya interpretasi.

Interpretasi secara tepat ditempatkan pada ilmu budaya karena pada ilmu budaya itu sendiri
tersimpan beragam jenis misteri mengenai manusia maupun suatu yang paradoks oleh karena itu
untuk mengetahui misteri dan dapat memecahkan paradoks tersebut yang dibutuhka adalah
interpretasi.Hermeneutika secara tidak langsung merupakan sesuatu yang anti fondasionalistik
oleh karena itu sangat dibutuhkanlah pemisahan antara ilmu budaya dengan ilmu sosial supaya
metode hermeneutik itu bisa digunakan.

Anda mungkin juga menyukai