Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH VEKTOR

Di susun oleh :

Nama : Martin Siregar / 181011400697


Kelas : 03TPLM004

Jl. Surya Kencana No.1, Pamulang Barat, Kec. Pamulang, Kota Tangerang
Selatan, Banten 15417 .Telpon : (021) 741-2566

1
Martin Siregar 181011400697
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan

sebuah karya tulis dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Vektor",

yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk

mempelajari ilmu teknik sipil, khususnya ilmu tentang Matematika Teknik.

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan

memohon permakluman bilamana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan

yang penulis buat kurang tepat. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini

dengan penuh rasa terima kasih dan semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat.

2
Martin Siregar 181011400697
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada tahun 1827 Mobius mempublikasikan Der Barycentrische Calcul,

sebuah buku geometri yang mengkaji transformasi garis dan irisan kerucut. Fitur

baru dalam hasil karya ini adalah pengenalan koordinat barycentric. Diberikan

sembarang segitiga ABC maka jika garis berat a, b, dan c berturut-turut dilukis pada

A, B, dan C maka dapat ditentukan sebuah titik P, yaitu titik berat segitiga. Mobius

memperlihatkan bahwa setiap titik P pada bidang datar ditentukan oleh koordinat

homogen [a,b,c]. Garis – garis berat yang diperlukan diletakkan pada A,B, dan C

untuk menentukan titik berat P. Yang terpenting disini adalah pandangan Mobius

tentang besaran berarah, sebuah pemunculan awal mengenai konsep vektor.

Pada tahun 1837 Mobius mempublikasikan buku tentang statika di mana ia

secara gamblang menyatakan idenya tentang penyelesaian masalah besaran vektor

bersama dengan dua sumbu koordinat.

Di antara dua hasil karya Monius ini, sebuah karya tentang geometri oleh

Bellavitis dipublikasikan tahun 1832 yang juga membahas besaran yang merupakan

vektor. Odjek dasarnya adalah segmen garis AB dan ia memandang AB dan BA

sebagai dua objek yang berbeda. Ia mendefinisikan dua segmen garis sebagai

‘equipollent’ jika keduanya sama panjang dan paralel. Dalam notasi modern, dua

segmen garis adalah equipollent jika keduanya mewakili dua vektor yang sama.

Dengan demikian, Vektor merupakan pengetahuan yang sangat penting. Hal itulah

3
Martin Siregar 181011400697
yang melatar belakangi kami untuk menyusun makalah ini, agar nantinya dapat

memahami dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

4
Martin Siregar 181011400697
BAB II

PEMBAHASAN

 Ruang Vektor
Ruang vektor adalah struktur matematika yang dibentuk oleh sekumpulan
vektor yang dinamakan skalar. Skalar sering adalah bilangan riil, tapi kita
juga dapat merumuskan ruang vektor dengan perkalian skalar dengan
bilangan kompleks, bilangan rasional, atau bahkan medan. Operasi
penjumlahan dan perkalian vektor mesti memenuhi persyaratan tertentu
yang dinamakan aksioma.

Penjumlahan vektor dan perkalian skalar: Sebuah vektor v (biru)


ditambahkan ke vektor lain w (merah, ilustrasi atas). Di
bawah, w diregangkan dengan faktor 2, menghasilkan jumlah v + 2•w

Sebuah ruang vektor adalah kumpulan vektor V, bersama-sama dengan


dua operasi, yaitu penjumlahan vektor dan perkalian skalar, dan memenuhi
aksioma-aksioma berikut:

Aksioma Pernyataan

Sifat asosiatif penjumlahan u + (v + w) = (u + v) + w.

Sifat komutatif
v + w = w + v.
penjumlahan

Elemen identitas Terdapat elemen 0 ∈ V, dinamakan sebagai vektor nol,


penjumlahan sedemikian sehingga v + 0 = v untuk semua v ∈ V.

Untuk semua v ∈ V, terdapat elemen w ∈ V, dinamakan


sebagai invers penjumlahan v, sedemikan
Elemen invers penjumlahan
sehingga v + w = 0. Invers penjumlahan ini
dilambangkan sebagai −v.

5
Martin Siregar 181011400697
Sifat distributif perkalian
skalar terhadap a(v + w) = av + aw.
penjumlahan vektor

Sifat distributif perkalian


skalar terhadap (a + b)v = av + bv.
penjumlahan medan

Kesesuaian perkalian skalar


a(bv) = (ab)v
dengan perkalian medan

Elemen identitas pada 1v = v, dengan 1 melambangkan entitas perkalian


perkalian skalar dalam F.

 Komponen-Komponen vektor dalam suku-suku vektor-vektor satuan

Y
Vektor OP didefinisikan oleh
magnitudonya (r) dan
arahnya (θ). Vector ini dapat
b r juga didefinisikan oleh
kedua komponennya dalam
θ X arah OX dan OY.

Dengan kata lain, OP ekuivalen dengan vektor a dalam arah OX

dan vektor b dalam arah OY. Jika kita sekarang mendefinisikan i sebagai

vektor satuan dalam arah OX dan j sebagai vektor satuan dalam arah OY,

maka a = ai dan b = bj. Jadi vektor OP dapat ditulis sebagai: r = ai

+ bj

6
Martin Siregar 181011400697
 Vektor dalam Ruang

P Vektor OP
didefinisikan oleh
c komponen-
komponennya:
a o b Y a di sepanjang OX
b di sepanjang OY
L c di sepanjang OZ

X Misalkan i = vektor satuan dalam arah OX

j = vektor satuan dalam arah OY

k = vektor satuan dalam arah OZ

Maka: OP = ai + bj + ck

OL2 = a2 + b2 dan OP2 = OL2 + C2

OP2 = a2 + b2 + c2

Jadi, jika r = ai + bj + ck, maka r = a2 + b2 + c2

Ini memberikan kita suatu cara yang mudah dalam mencari magnitude

suatu vektor yang dinyatakan dalam suku-suku vektor satuannya.

 Kosinus Arah

Arah suatu vektor dalam tiga dimensi ditentukan oleh sudut-sudut

yang dibuat oleh vektor dengan ketiga sumbu acuannya.

7
Martin Siregar 181011400697
Z
Misalkan;
OP = r = ai + bj + ck
Maka;
𝑎𝑎
P 𝑟𝑟
= cos 𝛼𝛼 𝑎𝑎 = 𝑟𝑟 cos ∝

c 𝑏𝑏
= cos 𝛽𝛽 𝑏𝑏 = r cos 𝛽𝛽
𝑟𝑟
a o b Y
𝑐𝑐
= cos 𝛾𝛾 𝑐𝑐 = r cos 𝛾𝛾
L 𝑟𝑟

Juga a2 + b2 + c2 = r2

𝑟𝑟 2 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 2 𝛼𝛼 + 𝑟𝑟 2 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 2 𝛽𝛽 + 𝑟𝑟 2 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 2 𝛾𝛾 = 𝑟𝑟 2

𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 2 𝛼𝛼 + 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 2 𝛽𝛽 + 𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐𝑐 2 𝛾𝛾 = 1

Jika 𝑙𝑙 = cos 𝛼𝛼

𝑚𝑚 = cos 𝛽𝛽

𝑛𝑛 = cos 𝛾𝛾 Maka l2 + m2 + n2 =1

 Operasi Perkalian

1. Hasil kali Skalar dari Dua Vektor

Jika a dan b merupakan 2 vektor. Hasilkali scalar a dan b

didefinisikan sebagai scalar (bilangan) ab cos θ. Hasilkali scalar ini

dinotasikan sebagai a.b (hasil kali titik/perkalian dot).

8
Martin Siregar 181011400697
2. Hasil kali Vektor dari Dua Vektor

Perkalian 2 buah vektor lazim disebut dengan perkalian silang

(cross product) dan didefinisikan sebagai vector yang memiliki

magnitude ab sin θ dengan θ merupakan sudut antara kedua vector yang

diketahui tersebut.

ΙA x BΙ = AB sin θ atau

dalam notasi

vektor diperoleh :

9
Martin Siregar 181011400697
A x B = (Y1Z2 – Z1Y2) i + (Z1X2 – Z2X1) j + (Y1X2 – X1Y2) k

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perkalian vektor

yakni:

1. Perkalian silang bersifat antikomutatif, dimana :

A x B ≠ B x A ; A x B = -B x A.

Dalam vektor satuan, misal i x j = k, maka j x i = -k.

2. Jika 2 vektor saling tegak lurus , sudut apit 90o maka:

ΙA x BΙ = A B Sin α

= A B Sin 90o ; sin 90o = 1

= A B, dalam vektor satuan dapat ditulis dengan :

i x j = k, j x k = i, dan k x i = j.

1. Jika 2 vektor segaris kerja, searah yang membentuk sudut 0o,

ataupun berlawanan yang membentuk sudut 180o, hasil perkalian

silangnya sama dengan nol.

10
Martin Siregar 181011400697
Contoh Soal :

1) Diketahui vektor a = 8 i + 6 j dan vektor b = 3 i - 9 j , Tentukan :


a. 1/2 a + b
b. 1/2 a – b
Jawab =
a. 1/2 a + b = 1/2 ( 8 i + 6 j ) + ( 3 i - 9 j )
= (4i+3j)+(3i-9j)
= (4i+3i)+(3j-9j)
= 7i-6j
b. 1/2 a - b = 1/2 ( 8 i + 6 j ) - ( 3 i - 9 j )
= (4i+3j)-(3i-9j)
= (4i-3i)+(3j+9j)
= i + 12 j
2) Diketahui vektor a = 2 i - 3 j dan vektor b = -4 i - j , dan vektor c = - i +
2 j Tentukan vektor- vektor berikut nyatakan hasilnya dalam vektor -
vektor basis i dan j :
a. a - b + c
b. a + 2 b – c
Jawab :
a. a - b + c = ( 2 i - 3 j ) - ( -4 i - j ) + ( - i + 2 j )
=(2i+4i-i-3j+j+2 j)
=-i
b. a + 2 b - c = ( 2 i - 3 j ) + 2 ( -4 i - j ) - ( - i + 2 j )
=(2i-3j)+(-8i-2j)-(-i+2j)
=(2i-8i+i-3j-2j-2j)
=9i-3j

11
Martin Siregar 181011400697

Anda mungkin juga menyukai