Anda di halaman 1dari 10

MATERI JOB TRAINING PENJARANGAN

1. PENGERTIAN PENJARANGAN.
Penjarangan adalah merupakan salah satu perlakuan Silvikultur terhadap tegakan hutan tanaman untuk
memperoleh kayu konstruksi dan kayu industri yang memerlukan kayu-kayu berukuran besar, kwalita
tinggi, yang dilaksanakan tepat waktu dengan benar ditujukan pada tegakan tinggal / hasil akhir, bukan pada
hasil dari penjarangan.

2. KEGIATAN PENJARANGAN DILAKSANAKAN TERDIRI DARI 2 ELEMEN :


a. - Kegiatan persiapan penjarangan pelaksanaanya T – 2, (2 tahun sebelum pelaksanaan). kegiatan
terdiri dari : babat tumbuhan bawah, stratifikasi, pembuatan blok-blok penjarangan, pembuatan PCP,
tunjuk tolet didalam maupun diluar PCP dan klem pohon mati.
Persiapan penjarangan merupakan data riil untuk penyusunan RTT pemeliharaan penjarangan yang
memuat data jumlah klem pohon yang dimatikan dan taksiran produksinnya.
- Kegiatan pelaksanaan penjarangan T – 0 elemen kegiatannya terdiri dari babat trowong, pangkas
tanaman sela, tebang pohon yang dimatikan dan pruning (kegiatan pruning hanya dilakukan pada
penjarangan ke II dan III umur 6 dan 9 tahun).
3. PELAKSANAAN PENJARANGAN DILAKSANAKAN BERDASARKAN UMUR DAURNYA.
Jadi penjarangan dilaksanakan 10 tahun sebelum daur yang ditentukan, misalnya daur tanaman 40 tahun
penjarangan dimulai umur 3, 6, 9, 12, 15, 20, 25 sampai umur 30 tahun.

4. URUT-URUTAN PELAKSANAAN PENJARANGAN .


a. Pembuatan blok dalam petak luas blok 4 Ha.
b. Penentuan letak blok di peta skala 1 : 10.000 pembuatan blok diletakkan pada tempat atau lokasi yang
mewakili sehingga hasil PCP dapat menggambarkan petak tersebut atau mendekati kenyataan riil
lapangan.
c. Cara pembuatan blok di peta yaitu : kertas milimeter digeser-geser kekanan kekiri keatas kebawah pada
peta lokasi penjarangan sehingga terbagi habis dalam blok-blok dengan keluasan 4 Ha.
d. Pembuatan blok dilapangan mengacu pada blok yang telah ditentukan dalam peta yang telah ditulis
nomor blok dan diberi tanda pada perbatasan setiap blok, contoh gambar pada buku juklak halaman 5.
(Gambar 1a dan Gambar 1).
5. PEMBUATAN PCP DILAPANGAN.
a. Pada setiap blok dibuat PCP berbentuk lingkaran dengan jari-jari 17,8 meter atau keluasan PCP 0,10 Ha.
b. PCP diletakkan ditempat yang memberi gambaran rata-rata tegakan dalam blok.
c. Pada penjarangan pertama umur 3 tahun dan 6 tahun, dapat tidak dibuatkan PCP untuk mematikan
pohon namun perlu memilih tegakan yang jelek dengan secara untu walang.
d. Pemilihan pohon tengah sebagai titik tengah PCP yang berkwalitas bagus diberi tanda cat merah lebar
20 cm, tinggi 160 cm dari tanah contoh pada buku halaman 6 (gambar 2).

e. PCP dilapangan diberi nomor urut sesuai dengan nomor blok dalam petak tersebut.

f. Pemberian tanda pada pohon yang terdekat dengan tanda batas tetap misalnya pal HM, alur yaitu dengan
tanda panah menuju PCP berikutnya dan diberi jarak. contah pada halaman 6 (gambar 3).

g. Pohon-pohon ditepi batas lingkaran PCP diberi tanda cat merah lebar 10 cm tinggi 160 cm dari tanah,
contoh halaman 7 (gambar 4).
h. Pohon yang masuk dihitung dalam PCP setengah dan lebih dari diameter terkena ujung tali jari-jari 17,8
meter, contoh halaman 7 (gambar 5).

i. Pohon-pohon dalam PCP dihitung dan diberi nomor urut, tinggi 150 cm dari tanah penghitungan dimulai
dari pohon tengan arah barat laut, contoh halaman 8 ( gambar no 6 dan gambar no 7 ).

j. Penulisan nomor pohon yang dihitung (nomor sensus pohon) dalam PCP ditulis pada ketinggian 150 cm
dan pohon yang dimatikan keliling > 20 cm diberi nomor klem dibawah nomor sensus tinggi 130 cm
dari permukaan tanah , contoh halaman 8 (gambar 8).

k. Semua pohon yang akan dijarangi dalam PCP maupun di luar PCP diberi nomor urut berdasakan blok
penjarngan, kelilingnya diukur setinggi dada (130 cm diatas permukaan tanah ) dan ditulis pada pohon
yang bersangkutan tersebut dibawah garis 130 cm, (catatan : pohon yang mempunyai keliling lebih atau
sama dengan 20 cm harus di Klem) cat warna merah.
l. Pengukuran peninggi pada setiap PCP diukur 5 pohon yang mewakili yang tersebar merata dalam blok
diukur peningginya agar ditulis identitas peninggi setinggi + 170 cm dari permukaan tanah (contoh :
P2=15m, artinya pohon peninggi kedua tingginya 15m) Yang menghadap kearah pohon tenggah.
gambar pada halaman 9 (gambar 9)

.
Rata-rata peninggi PCP agar dicantumkan pada data pohon tenggah yang letaknya di bawah data (PCP
no:.....) gambar 15B hal.16

m. Penaksiran volume kayu penjarangan berdasarkan hasil klem menggunakan TVL (Tarif Volume Lokal)
penjarangan.
n. Apabila didalam PCP ternyata Np lebih kecil dari Nn, tidak dapat dijarangi namun pada beberapa tempat
masih terdapat tegakan yang rapat dan atau terserang penyakit maka penjaranggan tetap dilaksanakan,
sehingga tidak ada istilah penjaranggan administratif.

o. Apabila pohon tengah hilang harus dibuatkan Huruf A oleh KRPH dan dibuatkan Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) kemudian data pohon tengah digantikan dengan pohon yang lainnya dengan ditulis
sesuai data pohon tengah yang hilang dalam lokasi PCP tersebut.

5. PENENTUAN POHON MATI.


a. Dilaksanakan pada saat pembuatan PCP (T – 2)
b. Pelaksanaan tunjuk tolet diluar PCP dimulai dari yang paling mudah.
c. PCP merupakan alat kontrol dalam pelaksanaan tunjuk tolet.
d. Pohon - pohon yang dimatikan diberi nomor pohon dan diklem (bukan diberi tanda silang) denggan cet
warna merah pada kulit pohon setinggi 130cm diatas permukaan tanah. contoh gambar halaman 10
(gambar 10).

6. SYARAT-SYARAT POHON YANG DIMATIKAN.


Untuk menentukan pohon yang dimatikan berpedoman pada N normal dalam tabel, jarak rata-rata dan
memperhatikan kerapatan tajuk, dengan urutan prioritas antara lain (PECEL TERI) yaitu pohon yang
berpenyakit, pohon yang jelek / cacat, pohon yang tertekan tingginya ¾ peninggi, pohon yang terkena inger-

inger dan pohon yang jaraknya terlalu rapat mlebihi jarak normal (pada petak yang penjarangannya
terlambat) serta selain tanaman pokok yang tajuknya mengganggu tanaman pokok. Lihat hal.11 (gambar
11) keadaan tegakan yang belum dirangi dan (gambar 12) hal 12 keadaan tegakan setelah dijarangi.

7. KLEM POHON YANG DIMATIKAN.


a. Pohon yang kelilingnya lebih kecil dari 20 cm diberi tanda silang (X) tunjuk tolet setinggi 150 cm dan
penomeran pohon tinggi 130 cm, contoh gambar halaman 12 (gambar 13).
8. Penomeran pohon yang diklem pada masing- masing pohon dalam blok bukan merupakan kelanjutan dari
nomor klem sebelumnya, penomeran dimulai dari arah barat laut. Nomor pohon pada blok berikutnya
merupakan nomor awal (satu) sehingga dalam melaksanakan penomoran dapat dilaksanakan dari blok yang
paling mudah. Contoh pengukuran keliling dan penomoran pohon lihat halaman 13 gambar nomor
14a,14b,14c,14d dan 14e.
9. DERAJAT KEKERASAN PENJARANGAN.
Pelaksanaan penjarangan agar diusahan secara normal untuk kegiatan ini selengkapnya lihat pada halaman

14 – 15.

10. PERALATAN PCP.


Untuk membuat Petak Coba Panjarangan (PCP) dan pelaksanaan klem/penomoran dibutuhkan alat-
alat sebagai berikut :
a. Tali sepanjang 17,8m dan 50m.
b. Alat pengukur tinggi pohon. (Haga)
c. Tabel Penjarangan Tegakan Tinggi.
d. Tarif Volume Penjarangan Lokal.
e. Kompas.
f. Cat Merah.
g. Tongkat dengan tanda panjang 100cm,110cm,130cm,150cm dan 160cm (Tongkat Mal).
h. Kertas Milimeter transparan.
i. Busur Derajat.
j. Meteran.
11. PEMANFAATAN PETAK COBA PENJARANGAN.
a. PCP dibuat pada saat penyusunan RTT (T – 2) dan digunakan sebagai alat kontrol dalam
pelaksanaan penjarangan.

b. Tunjuk tolet dalam PCP dilaksanakan pada saat PCP dibuat, demikian juga tunjuk tolet yang diluar
PCP.

c. PCP dibuat setelah pembagian blok.

d. PCP disamping alat bantu penjaranggan juga merupakan alat bantu penafsiran/kontrol
pelaksanaan/hasil penjarangan.

12. DATA POHON TENGAH.


Pohon tenggah (T) ditulis pada ketinggian 150cm diatas permukaan tanah dan menghadap kearah jalan
pemeriksaan/alur Selengkapnya lihat pada halaman 16 (gambar 15a dan 15b).
13. SETELAH PEMBUATAN PCP SELESAI LANGSUNG DIISIKAN PADA BLANKO
ADMINISTRASI PCP BESERTA DIDUKUNG DENGAN TABEL PENJARANGAN TEGAKAN
TINGGAL DAN TVL PENJARANGAN.
14. PEMBAGIAN REGU DILANJUTKAN PRAKTEK LAPANGAN.
URUT –URUTAN CARA MEMBUAT PCP
1. Orientasi lapangan : di lakukukan dengan menyisir dalam blok, untuk mengetahui keadaan tegakan
meliputi, kerapatan, tinggi, kondisi pohon dan sebaran pohon, dan disket setiap hektarnya.
2. Menentukan letak PCP yang mewakili gambaran blok, letak bisa ditentukan.
3. Menentukan pohon tengah.
-Memiliki pohon yang masa kualitasnya bagus tumbuh normal (yang paling tinggi), di ambil lima pohon
paling tinggi dalam PCP.
4. - Menarik jari-jari dengan tambang ukuran 17,8 M dari pohon tengah ke arah barat laut diberi batas tepi
linggkaran setinggi 160 CM dan gelang merah lebar 10 CM
- Melingkar hingga membentuk lingkaran , dibuat batas tepi PCP sebanyak 5 s/d 8 batas tepi.
5. Penomeran sensus pohon yang masuk lingkaran, terkena ujung jari-jari setengah atau lebih batang pohon
memberi nomor urut dari barat laut dengan tinggi 150 CM ditulis warna merah.
6. Mengukur 5 pohon peninggi yang mewakili dengan alat Haga caranya :
- Menentukan skala pada Haga, di sesuaikan dengan perkiraan tinggi pohon yang diukur misalnya skala
15 m, 20m, 30m.
- Membidik pada pohon tengah sebagai peninggi 1.
- Ambil jarak dari pohon yang akan di bidik 20 m (skala 20m) dengan tambang ukuran 20m.
- Memegang haga dan menekan pembebas.
- Menembak pada ujung yang tertinggi hasilnya berapa?
- Menembak pada panggkal pohon hasilnya berapa?
-Tembakkan ke ujung bila kekiri dan tembakkan kepangkal bila kekanan di jumlahkan hasilnya
berapa?Contoh diambil 5 peninggi saja.
- Peninggi rata-rata ketemu sebagai peninggi PCP.
7. Mencari bonita PCP. Peninggi dan umur pada saat pembuatan PCP (T-2) di cari ditabel bonita .
8. Mencari Mn. (jumlah pohon normal)
Bonita yang sudah ketemu dengan umur pada saat penjaranggan (T-0) maka ketemu Mn. Dicari ditabel
bonita.

9. Pengisian data pada pohon


10.
Menentukan
pohon yang
dimatikan
dalam PCP.
1. Poh
on

yang berpenyakit.
2. Cacat.
3. Jelek.
4. Tertekan tingginya kurang ¾ tinggi rata-rata.
5. Pohon rimba yang mengganggu.

11. Bila diketemukan pohon yang cacat, jelek di klem setinggi 130 cm tulisan menghadap pohon tenggah

12. Mencari titik ikat (misal : pal Hm, persimpangan alur, percabangan sungai ).

13 Menggisi data PCP dimasukkan di tolly shet PCP dan lembar catat PCP, Rekapitulsi PCP.

Anda mungkin juga menyukai