Materi Job Training Penjarangan 2012
Materi Job Training Penjarangan 2012
1. PENGERTIAN PENJARANGAN.
Penjarangan adalah merupakan salah satu perlakuan Silvikultur terhadap tegakan hutan tanaman untuk
memperoleh kayu konstruksi dan kayu industri yang memerlukan kayu-kayu berukuran besar, kwalita
tinggi, yang dilaksanakan tepat waktu dengan benar ditujukan pada tegakan tinggal / hasil akhir, bukan pada
hasil dari penjarangan.
e. PCP dilapangan diberi nomor urut sesuai dengan nomor blok dalam petak tersebut.
f. Pemberian tanda pada pohon yang terdekat dengan tanda batas tetap misalnya pal HM, alur yaitu dengan
tanda panah menuju PCP berikutnya dan diberi jarak. contah pada halaman 6 (gambar 3).
g. Pohon-pohon ditepi batas lingkaran PCP diberi tanda cat merah lebar 10 cm tinggi 160 cm dari tanah,
contoh halaman 7 (gambar 4).
h. Pohon yang masuk dihitung dalam PCP setengah dan lebih dari diameter terkena ujung tali jari-jari 17,8
meter, contoh halaman 7 (gambar 5).
i. Pohon-pohon dalam PCP dihitung dan diberi nomor urut, tinggi 150 cm dari tanah penghitungan dimulai
dari pohon tengan arah barat laut, contoh halaman 8 ( gambar no 6 dan gambar no 7 ).
j. Penulisan nomor pohon yang dihitung (nomor sensus pohon) dalam PCP ditulis pada ketinggian 150 cm
dan pohon yang dimatikan keliling > 20 cm diberi nomor klem dibawah nomor sensus tinggi 130 cm
dari permukaan tanah , contoh halaman 8 (gambar 8).
k. Semua pohon yang akan dijarangi dalam PCP maupun di luar PCP diberi nomor urut berdasakan blok
penjarngan, kelilingnya diukur setinggi dada (130 cm diatas permukaan tanah ) dan ditulis pada pohon
yang bersangkutan tersebut dibawah garis 130 cm, (catatan : pohon yang mempunyai keliling lebih atau
sama dengan 20 cm harus di Klem) cat warna merah.
l. Pengukuran peninggi pada setiap PCP diukur 5 pohon yang mewakili yang tersebar merata dalam blok
diukur peningginya agar ditulis identitas peninggi setinggi + 170 cm dari permukaan tanah (contoh :
P2=15m, artinya pohon peninggi kedua tingginya 15m) Yang menghadap kearah pohon tenggah.
gambar pada halaman 9 (gambar 9)
.
Rata-rata peninggi PCP agar dicantumkan pada data pohon tenggah yang letaknya di bawah data (PCP
no:.....) gambar 15B hal.16
m. Penaksiran volume kayu penjarangan berdasarkan hasil klem menggunakan TVL (Tarif Volume Lokal)
penjarangan.
n. Apabila didalam PCP ternyata Np lebih kecil dari Nn, tidak dapat dijarangi namun pada beberapa tempat
masih terdapat tegakan yang rapat dan atau terserang penyakit maka penjaranggan tetap dilaksanakan,
sehingga tidak ada istilah penjaranggan administratif.
o. Apabila pohon tengah hilang harus dibuatkan Huruf A oleh KRPH dan dibuatkan Berita Acara
Pemeriksaan (BAP) kemudian data pohon tengah digantikan dengan pohon yang lainnya dengan ditulis
sesuai data pohon tengah yang hilang dalam lokasi PCP tersebut.
inger dan pohon yang jaraknya terlalu rapat mlebihi jarak normal (pada petak yang penjarangannya
terlambat) serta selain tanaman pokok yang tajuknya mengganggu tanaman pokok. Lihat hal.11 (gambar
11) keadaan tegakan yang belum dirangi dan (gambar 12) hal 12 keadaan tegakan setelah dijarangi.
14 – 15.
b. Tunjuk tolet dalam PCP dilaksanakan pada saat PCP dibuat, demikian juga tunjuk tolet yang diluar
PCP.
d. PCP disamping alat bantu penjaranggan juga merupakan alat bantu penafsiran/kontrol
pelaksanaan/hasil penjarangan.
yang berpenyakit.
2. Cacat.
3. Jelek.
4. Tertekan tingginya kurang ¾ tinggi rata-rata.
5. Pohon rimba yang mengganggu.
11. Bila diketemukan pohon yang cacat, jelek di klem setinggi 130 cm tulisan menghadap pohon tenggah
12. Mencari titik ikat (misal : pal Hm, persimpangan alur, percabangan sungai ).
13 Menggisi data PCP dimasukkan di tolly shet PCP dan lembar catat PCP, Rekapitulsi PCP.