Anda di halaman 1dari 7

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAl PLANOlOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN


D1REKTORATINVENTARISASI DAN PEMANTAUAN SUMBER DAYA HUTAN
Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lantai 7
JI. Jenderal Gatot Subroto Telepon : (021) 5730335 - 5730292 Fax.: (021) 5730335
JAKARTA 10065

Nomor s. 121 IlfSDH/IH (('LA· t/3/201~

Sifat Penting

Lampiran 1 (satu berkas)

Hal Ketentuan Teknis Terkait Kegiatan Inventarisasi Hutan Nasional

Yth. Kepala Dalai Pemantapan Kawasan Hutan


di
Seluruh Indonesia

sehubungan dengan kegiatan Inventarisasi Hutan Nasional tahun 2019 yang umumnya
akan dilakukan pada hutan mangrove sebagai tindak lanjut Surat Nomor
S.42jIPSDHjIHjPLA.ljlj2019 tanggal 23 Januari 2019, dengan ini kami sampaikan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Inventarisasi Hutan Nasional tetap mengacu pada Petunjuk Teknis Enumerasi
Temporary Sample Plot dan Permanent Sample Plot (TSPjPSP) yang dikeluarkan oleh
Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Tahun 2011.
2. Untuk melengkapi Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud butir 1, terdapat beberapa
ketentuan teknis yang dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan enumerasi/reenumerasi.
3. Ketentuan sebagaimana butir 2 antara lain:
a. Enumerasi TSP/PSP dan reenumerasi PSP dilaksanakan juga pada areal dengan ketinggian
> 1.000 m.dpl dengan berbagai tutupan hutan, dengan tujuan agar terpenuhi kebutuhan
data pada areal dimaksud.
b. Laporan pelaksanaan kegiatan enumerasijreenumerasi TSPjPSP agar disampaikan kepada
Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan dalam bentuk softcopy dan
format excel untuk hasil pengolahan data tal'ysheet.
c. Untuk klaster enumerasi di hutan mangrove:
1) Mencakup enumerasi di plot TSP dan PSP.
2) Plot TSP dibuat sebanyak 9 plot (tract) yang berbentuk bujur sangkar berukuran
50 m x 50 m dengan jarak antar plot sejauh 100 m. Pada setiap plot TSP dibuat 8
(delapan) subplot atau titik sampel dengan jarak antara subplot 25 m, sebagaimana
terlampir.
3) Plot PSP pada mangrove dibuat pada plot TSP plot 5. Plot PSP terdiri atas 16 Record
Unit (RU) yang masing-masing berukuran 12,5 m x 12,5 m sebagaimana terlampir.
4) Parameter yang diukur pada plot TSP dan PSP mangrove adalah:
• Pengukuran tingkat semai (seedling) pada radius 1 meter dari pusat subplotjRU
Uenis dan jumlah). Semai adalah jenis tanaman berkayu dengan tinggi dibawah
1,5 m
• Pengukuran tingkat sapihanjpancang (sapling) pada radius 2 meter dari pusat
subplotjRU Uenis dan jumlah). Sapihan adalah jenis tanaman berkayu dengan
tinggi diatas 1,5 m dan diameter dibawah 5 cm
• Pengukuran tingkat tiang (poles) pada radius 2,5 meter dari pusat subplotjRU
(nom or, jenis, diameter, kerusakan dan ketergangguan). liang adalah jenis
tanaman berkayu dengan diameter 5 - < 10 cm
• Pengukuran tingkat pohon :
Pohon yang diukur adalah pohon dengan dbh/dab minimal iOcm.
Pada plot TSP, dilakukan dengan point sampling. Pohon yang diukur adalah
pohon yang masuk pada BAF "4 m2jHa" (nomor, jenis, tinggi bebas cabang,
tinggi total, kelas pohon, kerusakan dan ketergangguan).
- pada ...
-2­

Pada plot PSP, pengukuran dilakukan pada semua pohon yang ada di dalam
RU (nomor, jenis, tinggi bebas cabang, tinggi total, kelas pohon, kerusakan
dan ketergangguan).
5) Jenis tanaman lain selain mangrove tetap dihitung dengan batasan sesuai kriteria yang
berlaku di hutan mangrove.
6) Pengukuran diameter pada mangrove dilakukan pada ketinggian 1,3 m untuk pohon
dengan ketinggian pangkal akar kurang atau sama dengan 1,1 m. Sedangkan pada
pohon dengan ketinggian pangkal akar lebih dari 1,1 m maka pengukuran diameter
dilakukan pada ketinggian 20 cm di atas pangkal akar. Untuk plot PSP, pada
pengukuran diameter diberi tanda paku.
7) Enumerasi TSP/PSP di hutan mangrove dapat dilakukan jika minimal ada 3 tract yang
ada di daratan (termasuk track 5).
8) Pergeseran titik pusat klaster di lapangan yang tidak sesuai dengan rencana pada peta
kerja dapat dilakukan apabila:
• Lokasi klaster berada di daerah konflik dan daerah kramat.
• Lokasi klaster berada pada areal yang tidak berhutan.
Pergeseran titik pusat klaster dikarenakan hal tersebut di atas ke lokasi yang baru
dapat dilakukan dengan ketentuan pergeseran maksimal radius jarak datar ± 500 m
khusus untuk mangrove, atau apabila dalam radius tersebut tidak dapat dilakukan
inventarisasi, maka dapat dipindahkan ke sebaran klaster lainya di penutupan lahan
yang sama. Pergeseran lokasi klaster juga harus disertai berita acara pergeseran yang
di tanda tangani ketua regu dan anggota serta dilampirkan foto lokasi klaster awal
dan klaster perpindahan.
9) Titik Ikat klaster ditentukan dari tanda-tanda alam yang tidak mudah rusak atau hilang
karena pasang surut air laut.
10) Titik pusat klaster berupa paralon yang dicor semen dengan tinggi 2 meter diameter
2,5 inchi dipasang pada 4 sudut PSP.
11) Pencapaian titik pusat klaster dari titik ikat dilakukan dengan cara merintis atau
tracking dengan GPS.
12) Hal-hal lain yang tidak di cantumkan dalam surat edaran ini dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan enumerasi pada lahan kering atau rawa.
Demikian disampaikan untuk dapat dipedomani.

Tembusan Yth:
1. Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (sebagai laporan);
2. Sekretaris Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan.
Lampiran. Ilustrasi Temporary Sample Plot

100m 100m 25m 25m


~-----+-------~----~----- --~----~

~----~- ------~----~

.-----;­ -- - -­

[~J
1

• Plot TSP dibuat 9 plot yang berbentuk bujur berukuran 50 m x 50 m dengan antar plot sejauh 100 m.
Pada plot TSP dibuat 8 (delapan) subplot atau titik sampeI, jarak antar subplot sejauh 25 m.
• Pengukuran tingkat semai (seedling) pada radius I meter dari pusat subplot Genis danjumlah).
• Pengukuran sapihan/pancang (sapling) pada radius 2 meter dari pusat subplot dan jumlah).
• Pengukuran tingkat tiang (poles) pada radius 2.5 meter dari pusat subplot (nomor, jenis, diameter ketergangguan dan kerusakan).
• Pada dilakukan point sampling. Pohon yang diukur adalah pohon yang masuk BAF "4 m2/Ha" (nomor,
total, diameter, kelas pohon, kerusakan dan
llustrasi Permanen Sample Plot

... .1 .....
I
I ~;;,
.. • , •• "',or.. "'''''t
I •••
.
..
41>. ••
.··
-s... .....'*
-. t .*
..............

12.J.m

41 Plot PSP pada mangrove dibuat pada plot TSP Nomor 5.

41 Plot PSP terdiri atas 16 Record Unit (RU) yang berukuran 1 m x 12,5 m

41 semai (seedling) pada radius 1 meter dad RU Genis danjumlah).

• (sapling) radius 2 meter dad pusat RU danjumlah).


• (poles) pada radius 2.5 meter dari pusat RU (nomor,jenis, rh", ...... p,tpr keter~~anlgguru dan
41 semua pohon dbh/dab ked! 10 em yang ada di dalam RU pengukuran
tinggi totai,tinggi bebas cabang,diameter, kelas pohon, kerusakan, ketergangguan).
/ ~

I~ l/
Z '"tI
o :"l
~:;:: ~
~;il >
m Cl 2
l"S ~
3 :­ -l
...,3
>'"
2m
<"l:;::
»

Cl

RECORD TYPE BAGIAN BESAR


§
NOMORURUT §

KODE SPESIES 5 X 5 M KUAORAT

SEMAI KONTROL

RECORDTVPE

JUMLAII SEMAI

-
Z
-<
I"l
...,
Z
;..
2:
(.()
;..
;!;
::x::
...,c
;..
Z
Z
;..
(.()

(3
Z
;..
t'"

BULANPELAKSANAAN

TAllON PELAKSANAAN I~

Anda mungkin juga menyukai