Ketentuan pengukuran diameter atau keliling setinggi 1,30 m didasarkan untuk pohon
berdiri tegak pada permukaan tanah yang relatif datar.
Jika pohon berdiri miring, maka letak pengukurannya (Lpd) dilakukan pada bagian
miring batang di sebelah atasnya (Gambar b), sejauh 1,30 m dari permukaan tanah.
Sedangkan untuk pohon berdiri tegak pada permukaan tanah yang cukup miring (lereng)
dapat dilakukan dua cara seperti disajikan pada Gambar c.
Jika batas ujung banir (Bub) kurang dari 110 cm, maka pengukurannya dilakukan
setinggi 1,30 m dari permukaan tanah.
Jika BuB tepat setinggi dari 110 cm, maka pengukurannya (Lpd) ditambah 20 cm
di atas banir (Gb. b). Jadi Lpd-nya setinggi 1,30 m dari permukaan tanah.
Jika BuB-nya lebih tinggi dari 110 cm, maka pengukurannya (Lpd) ditambah 20 cm
di atas banir (Gb. c). Jadi letak pengukurannya setinggi (Bub + 20 cm).
Jika setinggi 110 cm melebihi Bbc, maka letak pengukurannya (Lpd) setinggi (Bac
+ 20) cm (Gambar a).
Jika Bbc lebih tinggi dari 110 cm, maka letak pengukurannya setinggi (Bbc 20)
cm (Gambar b).
Jika bagian tengah cacad lebihkurang setinggi 1,30 m dari permukaan tanah
(Gambar c), maka pengukurannya dilakukan setinggi Bbc (Lpd2) dan Bac (Lpd1).
Sehingga hasil ukurannya (diameter atau keliling) adalah ukuran (Lpd1 + Lpd2)/2.
Untuk jenis Bruguiera spp yang dijadikan awal pengukuran bukan dari permukaan
tanah, tapi pada bagian akarnya (Gambar a). Letak pengukurannya setinggi 1,30 m.
Untuk jenis Ceriops spp yang dijadikan awal pengukuran pada bagian akar yang
berbatasan dengan air (Gambar b). Disamping adanya bagian-bagian akar yang
berupa banir, maka ditinjau dulu berapa tinggi banir tersebut. Jika tinggi banir
tersebut kurang dari 1,30 m, maka letak pengukuran dilakukan setinggi 1,30 m dari
batas bagian akar yang kena air.
Untuk jenis Rhizophora spp dilakukan pengukuran setinggi 20 cm dari ujung bagian
akar teratas (Gambar c).
Spiegel Relaskop /
Criterion Dendrometer
Merupakan alat ukur dua
fungsi yaitu untuk mengukur
diameter batang dan tinggi
pohon.
Melihat ke dalam alat melalui
celah-pandang akan tampak
skala diameter (pita-pita bar)
dan skala sudut (di sebelah
kanan).
Contoh
Pembacaan bar-penuh
Hasil pembacaan diperoleh 1F dan
3Q ( bar-penuh) dengan jarak
bidik (relatif datar) sejauh 12 m.
Rumusan tinggi
didasarkan pada rumusan
ilmu ukur sudut yaitu
rumus tangen.
Pengukuran tinggi
diilustrasikan berupa
segitiga samakaki dengan
sudut di kedua kaki
sebesar 45.
Terkait dengan
keidentikan rentangan
sudut-derajat ( = )
terhadap sudut-persen (
= p), sehingga besaran 45
diidentikan dengan 100%.
Spiegel Relaskop
Criterion Dendrometer
Tekan tombol MODE
sampai tampil HEIGHT
Tekan tombol EDIT
(pilih "F" atau "M")
Tembak alat ke base,
dengan menekan
tombol dan lepaskan,
tembak ke posisi
pengukuran tinggi
bebas cabang/total
Berdasarkan BAF 4 :
Pohon batas, jika ukuran diameter batang tepat dalam 2 bar.
Pohon contoh, jika ukuran diameter batang melebihi 2 bar.
Bukan pohon contoh, jika ukuran diameter batang kurang dari 2
bar.