Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH METODOLOGI TERKAIT BAGAIMANA PERAWAT MELAKUKAN PEILAIAN DALAM PRAKTIK

KEPERAWATAN PADA PASIENYA MULAI DARI ANALISA DATA MENEGAKAN DIANGNOSA DAN
INTERVENSI

Dosen Pengampu :

Menik Kustriyani.Kep., Ns., M.Kep.

Disusun Oleh :

1. Anik ErnaSari (2005006)


2. Eva Ristyowati (2005021)
3. Firda Noor Aisah (2005023)
4. Anggi Rohmawati (2005005)
5. Nadya rizgiyatul M (2005032)
6. Nanda Dewi Cantika (2005034)
7. Cindy nuranita Carolina (2005011)
8. Putri adiningtya (2005040)
9. Nurazila noviana putri (2005037)
10. Annisa (2005007)
11. Asti lia ningsih (2005009)
12. Nur Syifaa Asmanah (2005036)
13. Mita Wulan Sari (2005030)
14. Eni septi ( 2005020)
15. Jemy ( 2005025)
16. Arninda Tri Hastuti ( 2005008)
17. Popy Kalisyah ( 2005038)
18. Dicky Yudha Pranata ( 2005016)
19. Alvina Sulistiyarini ( 2005004)
20. Lutfiah dwi Nofianti ( 2005028)
21. Desi Puji Astuti ( 2005012)
22. Kiki Nur Fitri ( 2005026)
23. Mohammad Sugiono ( 2005031)
24. Mela Huliah ( 2005029)
25. Dian Mareta Sari ( 2005015)
26. Linda Anggita Arfiana ( 2005027)

AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas nikmat dan karunia-Nya sehingga kai dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan dasar untuk membuat makalah penyimpanan dan
pemeliharaan alat

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen pembimbing kami yaitu Ibu Menik KustriyaniS.Kep.,
Ns., M.Kep. yang telah membimbing dalam penyususnan makalah ini sehingga dapat
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan banyak kekurangan . Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi
kesempurnaan Makalah ini.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih dan mohon maaf bila ada salah-salah kata. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Daftar isi

BAB 1……………………………………………………………………………………………..
Latar Belakang…………………………………………………………………………………….
Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………
Tujuan……………………………………………………………………………………………..
BAB 2……………………………………………………………………………………………..
Proses Keperawatan……………………………………………………………………………….
Tujuan Proses Keperawatan……………………………………………………………………….
Komponen Proses Keperawatan…………………………………………………………………..
Pengkajian…………………………………………………………………………………………
BAB 3……………………………………………………………………………………………..
Penutup…………………………………………………………………………………………….
Kesimpulan………………………………………………………………………………………..
Saran……………………………………………………………………………………………….
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah suatu bagian integral yang tidak dapat di bedakan dari upaya-upaya

pelayanan kesehatan secara universal. Keperawatan merupakan bentuk pelayanan yang

profesional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu

dan kiat keperawatan, dan berorientasi kepada kebutuhan klien. Dalam melaksanakan Praktik

keperawatan, harus mengacu pada standar professional keperawatan dan menggunakan etika

keperawatan sebagai pedoman utama.

Perawat ditekankan untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan yang benar atau

rasional dalam menjalankan tugasnya. Asuhan keperawatan adalah suatu proses dalam praktik

keperawatan yang diberikan kepada individu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, dengan

menggunakan sebuah tindakan proses keperawatan yang berpedoman dengan standar

keperawatan yang telah ditentukan. Asuhan keperawatan merupakan faktor yang sangat penting

dalam kelangsungan hidup pasien dan aspek-aspek dalam memelihara kesehatannya.

Proses keperawatan adalah suatu upaya pengorganisasian yang terstruktur, dalam

memberikan asuhan keperawatan pada individu, kelompok maupun masyarakat yang berfokus

pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respons pasien terhadap kondisinya. Dalam

melaksanakan tugasnya, seorang perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan harus


melakukan proses keperawatan berupa pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi, dan
evaluasi.

Proses asuhan keperawatan merupakan suatu tugas dan kewajiban seorang perawat

untuk memberikannya dimulai dari pasien datang sampai pasien kembali pulang, melalui tahap

pengkajian secara menyeluruh, kemudian menegakkan diagnosa keperawatan yang bersumber

dari data pengkajian yang didapat, serta melaksanakan intervensi, implementasi dan evaluasi

umtuk keefektifan diagnosa awal yang sudah ditegakkan. Dalam melakukan proses keperawatan

terhadap pasien, perawat harus mampu berpikir secara kritis dan menguasai ilmu-ilmu

keperawatan. Proses keperawatan terus berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Dahulu

proses keperawatan hanya ada tiga kemudian berkembang menjadi 4 dan terus berkembang

menjadi 5 tahapan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi. Tujuan

dalam melaksanakan proses keperawatan secara umum adalah untuk mengidentifikasi ataupun

memeriksa status perawatan kesehatan klien (individu,kelompok, ataupun masyarakat). Dalam

menentukan proses keperawatan yang akan dilakukan perawat harus berfikir dan bertindak

secara sistematis.

RUMUSAN MASALAH

1. PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN ?

2. TUJUAN PROSES KEPERAWATAN ?

3. KOMPONEN PROSES KEPERAWATAN?

4. MANFAAT KEGUNAAN PROSES KEPERAWATAN?

5. PENGERTIAN KOPENTENSI KEPERAWATAN?

TUJUAN

a. Dapat mengindentifikasi berbabagai kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan klien

b. Dapat menentukan diagnosis keperawatan yang ada pada manusia setelah dilakukan

identifikasi di tahap awal

c. Dapat menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan setelah diagnosis


keperawatan ditentukan

d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan

e. Dapat mengetahui perkembangan pasien dari berbagai individu tindakan yang telah dilakukan,
untuk menentukan tingkat keberhasilan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Keperawatan
1. Pengertian Proses Keperawatan Proses keperawatan adalah aktivitas yang mempunyai maksud
yaitu praktik keperawatan yang dilakukan dengan cara yang sistematik. Selama melaksanakan
proses keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk
mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa,
mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi
tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut (Dermawan, 2012). Proses
keperawatan adalah salah satu metoda efektif pemecahan masalah yang dilakukan perawat
terhadap klien dengan pendekatan metodologi ilmiah. Asuhan keperawatan dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan substansi ilmiah yaitu logis, sistimatis, dinamis dan
terstruktur (Muhlisin, 2011). Proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang sistematis
dan terorganisir dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang berfokus pada
respon individu terhadap gangguan kesehatan yang dialami (Manurung, 2011).

2. Tujuan Proses Keperawatan

Tujuan proses keperawatan menurut Manurung (2011) adalah sebagai berikut:


a. Mempraktikkan metode pemecahan masalah dalam praktik keperawatan.
b. Menggunakan standar untuk praktik keperawatan.
c. Memperoleh metoda yang baku dan sesuai, rational dan sistematis dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien.
d. Memperoleh metoda yang dapat digunakan dalam segala situasi.
e. Memperoleh hasil asuhan keperawatan dengan kualitas tinggi.
3. Komponen Proses Keperawatan Proses keperawatan mempunyai 5 komponen menurut Ali
(2009) sebagai berikut:

a. Pengkajian
1) Pengertian pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan pasien menurut Lyer et al (1996, dalam Setiadi, 2012). Pengkajian adalah
pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya (Manurung, 2011).
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan menurut Effendy (1995, dalam Dermawan, 2012).

2) Tujuan pengkajian
Tujuan pengkajian menurut Dermawan (2012) adalah sebagai berikut:
a) Untuk memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien.
b) Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.
c) Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.
d) Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah berikutnya.

3) Tipe data Tipe data menurut Setiadi (2012) adalah sebagai berikut:

a) Data subjektif
Data subjektif adalah deskripsi verbal pasien mengenai masalah kesehatannya. Data subjektif
diperoleh dari riwayat keperawatan termasuk persepsi pasien, perasaan dan ide tentang status
kesehatannya. Sumber data lain dapat diperoleh dari keluarga, konsultan dan tenaga kesehatan
lainnya.

b) Data objektif Data objektif adalah hasil observasi atau pengukuran dari status kesehatan
pasien.

4) Hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengkajian Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pengkajian menurut Dermawan (2012) adalah sebagai berikut:
a.) Data yang dikumpulkan harus menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual.
b.) Menggunakan berbagai sumber yang ada relevansinya dengan masalah pasien dan
menggunakan cara-cara pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
c.) Dilakukan secara sistematis dan terus menerus.
d.) Dicatat dalam catatan keperawatan secara sistematis dan terus menerus.
e) Dikelompokkan menurut kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual.
f) Dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan.

b. Diagnosa keperawatan 1) Pengertian diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan adalah


suatu kesimpulan yang dihasilkan dari analisa data (Carpenito, 2009). Diagnosa keperawatan
adalah penilaian klinik tentang respon individu keluarga, atau komunitas terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensia
Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilhan intervensi keperawatan untuk
mencapai hasil yang merupakan tanggung jawab perawat menurut North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA) (1990, dalam Allen, 1998).

Diagnosa keperawatan adalah langkah kedua dari proses keperawatan yang menggambarkan
penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat terhadap
permasalahan kesehatan baik aktual maupun potensial. Dimana perawat mempunyai lisensi dan
kompetensi untuk mengtasinya ( Sumijatun, 2010 ). Diagnosa keperawatan adalah pernyataan
yang jelas, singkat dan pasti tentang masalah pasien yang nyata serta penyebabnya dapat
dipecahkan atau diubah melalui tindakan keperawatan menurut Gordon (1982, dalam
Dermawan, 2012).

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat, tegas, dan jelas tentang respon
klien terhadap masalah kesehatan/penyakit tertentu yang aktual dan potensial karena
ketidaktahuan, ketidakmauan, atau ketidakmampuan pasien/klien mengatasinya sendiri yang
membutuhkan tindakan keperawatan untuk mengatasinya ( Ali, 2009 ).

2) Kriteria diagnosa keperawatan Kriteria antara lain sebagai berikut ( Nursalam, 2015 ) :
a) Status kesehatan dibandingkan dengan standar untuk menentukan kesenjangan.
b) Diagnosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan
pasien.
c) Diagnosa keperawatan dibuat sesuai dengan wewenang.
d) Komponen diagnosa terdiri atas PE/PES.
e) Pengkajian ulang dan revisi terhadap diagnosis berdasarkan data terbaru.

3) Tujuan diagnosa keperawatan Tujuan diagnosa keperawatan untuk mengidentifikasi menurut


Wahid & Suprapto (2012) sebagai berikut:
a) Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau penyakit.
b) Faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah.
c) Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.
d) Mengkomunikasikan masalah klien pada tim kesehatan.
e) Mendemonstrasikan tanggung jawab dalam indentifikasi masalah klien.
f) Mengidentifikasi masalah utama untuk perkembangan intervensi keperawatan.

4) Komponen diagnosa keperawatan Komponen diagnosa keperawatan menurut Dermawan


(2012) sebagai berikut:
a) Problem
Problem adalah gambaran keadaan pasien dimana tindakan keperawatan dapat diberikan.
Masalah atau problem adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya tidak terjadi.
Tujuan : menjelaskan status kesehatan pasien secara jelas dan sesingkat mungkin. Diagnosis
keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang telah disepakati, supaya :
(1) Perawat dapat berkomunikasi dengan istilah yang dimengerti secara umum.
(2) (2) Memfasilitasi dan mengakses diagnosa keperawatan.
(3) (3) Sebagai metode untuk mengidentifikasi perbedaan masalah keperawatan dengan
masalah medis.
(4) (4) Meningkatkan kerjasama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari data
pengkajian dan intervensi keperawatan.

b) Etiologi Etiologi atau faktor penyebab adalah faktor klinik dan personal yang dapat merubah
status kesehatan atau mempengaruhi perkembangan masalah. Merupakan pedoman untuk
merumuskan intervensi. Unsur – unsur dalam identifikasi etiologi meliputi unsur PSMM :

(1) Patofisiologi penyakit : semua proses penyakit, akut atau kronis yang dapat menyebabkan
atau mendukung masalah.
(2) Situasional : personal dan lingkungan (kurang pengetahuan, isolasi sosial).
(3) Medikasi (berhubungan dengan program perawatan atau pengobatan) : keterbatasan institusi
atau rumah sakit, sehingga tidak mampu memberikan perawatan.
(4) Maturasional : adolensent (ketergantungan dalam kelompok), young adult (menikah, hamil,
menjadi orang tua), dewasa (tekanan karier).

c) Sign and symptom Data subyektif dan obyektif yang ditemukan sebagai komponen pendukung
terhadap diagnosa keperawatan. Sign and symptom (tanda dan gejala) adalah ciri, tanda atau
gejala yang merupakan informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosa keperawatan.
Komponen diagnosa keperawatan menurut PPNI (2010) terdiri dari masalah (P), etiologi atau
penyebab (E) dan tanda atau gejala (S) atau terdiri dari masalah dengan penyebab (PE).

5) Langkah – langkah menentukan diagnosa keperawatan Langkah – langkah menentukan


diagnosa keperawatan menurut Setiadi (2012) sebagai berikut:
a) Klasifikasi dan analisis data Klasifikasi atau memfokuskan data adalah mengelompokan data-
data pasien atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau
keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Analisis data adalah kemampuan
mengkaitkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dan prinsip yang
relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
pasien.
Cara analisis data adalah:
(1) Validasi data, meneliti kembali data yang terkumpul.

(2) Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan biopsiko-sosial dan spiritual.

(3) Membandingkan dengan standar.

(4) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan

b) Interpretasi data
(1) Menentukan kelebihan pasien. Jika pasien memenuhi standar kriteria kesehatan, perawat akan
menyimpulkan bahwa pasien memiliki kelebihan dalam hal tertentu dan kelebihan ini dapat
digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan pasien.

(2) Menentukan masalah pasien/ menyimpulkan.


Jika pasien tidak memenuhi standar kriteria kesehatan maka pasien tersebut mengalami
keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan.
(3) Menentukan masalah pasien yang pernah dialami, tahap ini perawat menentukan masalah
potensial pasien.

(4) Penentuan keputusan.


(a) Tidak ada masalah tetapi perlu peningkatan status dan fungsi (kesejahteraan) : tidak ada
indikasi respon perawat, meningkatnya status kesehatan, adanya inisiatif promosi kesehatan.
(b) Masalah kemungkinan. Pola mengumpulkan data untuk memastikan ada atau tidaknya
masalah yang diduga.
(c) Masalah aktual atau risiko. Pasien tidak mampu merawat karena pasien menolak masalah dan
pengobatan.

(d) Masalah kolaboratif. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan profesional yang kompeten dan
bekerja secara kolaboratif pada masalah tersebut.

c) Validasi data Pada tahap ini perawat memvalidasi data yang ada secara akurat yang dilakukan
bersama pasien dan keluarga atau masyarakat. Validasi ini dilaksanakan dengan mengajukan
pertanyaan yang reflekif kepada pasien atau keluarga tentang kejelasan interpretasi data.

d) Merumuskan diagnosa keperawatan Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada


identifikasi masalah dan http://repository.unimus.ac.id 14 kemungkinan penyebab. Selain itu
perumusan diagnosa juga sesuai dengan kebutuhan pasien.

6) Tipe diagnosa keperawatan Tipe diagnosa keperawatan menurut Carpenito (2009) sebagai
berikut:
a) Diagnosa keperawatan aktual. Diagnosa keperawatan aktual adalah diagnosa menjelaskan
masalah yang nyata terjadi saat ini. Pada diagnosa keperawatan aktual batasan karakteristiknya
adalah tanda dan gejala yang bila terlihat dalam waktu yang sama mewakili diagnosa
keperawatan. Batasan karakteristik dibedakan menjadi karakteristik mayor dan minor. Mayor
setidaknya satu tanda harus ada untuk validasi diagnosa, minor mendukung bukti tetapi boleh
tidak ada.
b) Diagnosa keperawatan risiko. Diagnosa keperawatan risiko adalah keputusan klinis yang
divalidasi oleh faktor risiko. Tidak terdapat tanda dan gejala mayor.
c) Diagnosa keperawatan potensial. Diagnosa keperawatan potensial adalah diagnosa yang
didasarkan atas kondisi sehat klien untuk mencapai tingkat kesehatan yang lebih tinggi.
d) Diagnosa keperawatan kemungkinan. Diagnosa keperawatan kemungkinan adalah pernyataan
tentang masalah yang diduga akan terjadi, masih memerlukan data tambahan.
e) Diagnosa keperawatan sindroma Diagnosa keperawatan sindroma adalah sekelompok atau
kumpulan dari beberapa diagnosa keperawatan yang terjadi secara bersamaan yang memiliki
penyebab tunggal.

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 40 tahun 2017 menyatakan
bahwa salah satu kompetensi perawat adalah merumuskan diagnosa keperawatan.

1. Perencanaan keperawatan

1) Pengertian perencanaan keperawatan Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam


pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,
bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan
keperawatan (Dermawan, 2012). Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan
keperawatan tertulis yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan
diharapkan, tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung,
2011). Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam usaha
membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan pasien
(Setiadi, 2012).

2) Tujuan perencanaan keperawatan Tujuan rencana tindakan dibagi menjadi dua menurut
Dermawan (2012) yaitu:

a) Tujuan administrative
(1) Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada pasien atau kelompok.
(2) Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya. (3) Untuk
menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan. (4) Untuk
menyediakan kriteria klasifikasi pasien.
b) Tujuan klinik
(1) Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
(2) Mengkomunikasikan dengan staf perawat; apa yang diajarkan, diobservasi dan dilaksanakan.
(3) Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga, dan tenaga
kesehatan lainnya untuk melaksanakan.

3) Langkah - langkah perencanaan keperawatan Langkah – langkah perencanaan keperawatan


menurut Manurung (2011) adalah sebagai berikut:
a) Menentukan prioritas masalah.

Prioritas keperawatan adalah penyusunan diagnosa keperawatan atau masalah pasien dengan
menggunakan tingkat kedaruratan atau kepentingan untuk memperoleh tahapan intervensi
keperawatan yang dibutuhkan. Saat menentukan prioritas diagnosa keperawatan digunakan
standar prioritas kebutuhan dari Maslow, sebagai berikut :
Prioritas 1 : masalah yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis seperti respirasi, sirkulasi,
nutrisi, hidrasi, eliminasi, suhu dan kesenjangan fisik. Prioritas 2 : masalah yang berpengaruh
pada keselamatan dan keamanan.
Prioritas 3 : masalah yang berpengaruh terhadap cinta dan rasa memiliki.
Prioritas 4 : masalah yang berpengaruh pada rasa harga diri.
Prioritas 5 : masalah yang berpengaruh pada kemampuan mencapai sasaran pribadi atau
aktualisasi diri.

Pengurutan prioritas akan dipengaruhi oleh faktorfaktor persepsi pasien terhadap prioritas, untuk
itu menanyakan kepada pasien tentang apa yang dirasakannya merupakan hal yang penting

b) Menuliskan tujuan dan kriteria hasil. Tujuan perawatan adalah hasil yang diinginkan dari
asuhan keperawatan yang diharapkan dapat dicapai bersama pasien serta direncanakan untuk
mengurangi masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan (Manurung, 2011).
Saat merumuskan tujuan, ada beberapa petunjuk umum yang perlu diperhatikan menurut
Manurung (2011), yaitu :
(1) Tujuan dinyatakan dengan istilah hasil yang ingin dicapai, bukan tindakan keperawatannya.
(2) Tujuan keperawatan harus menggambarkan perilaku pasien yang dapat diamati dan diukur.
(3) Tujuan harus realistis, mencerminkan kemampuan dan keterlibatan pasien.
(4) Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan.

Kriteria hasil mempunyai ciri-ciri menurut Dermawan (2012) yaitu setiap kriteria hasil
berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan, hasil yang ditetapkan dalam kriteria hasil,
memungkinkan untuk dicapai, setiap kriteria hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik,
kriteria harus sekonkrit mungkin untuk memudahkan pengukuran, kriteria cukup besar atau
dapat diukur, kriteria menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan kata negatif.

Pedoman penulisan kriteria hasil menurut Setiadi (2012) adalah berfokus pada pasien, singkat
dan jelas, dapat diobservasi dan dapat diukur, ada batas waktu, ditentukan oleh perawat dan
pasien.

c) Memilih rencana tindakan atau intervensi keperawatan.

(1) Tindakan keperawatan harus aman bagi pasien.


(2) Tindakan keperawatan harus sejalan dengan tindakan pengobatan.
(3) Tindakan keperawatan harus didasari prinsip dan pengetahuan yang digabungkan dari
pendidikan dan pengalaman sebelumnya.
(4) Tulis sekumpulan tindakan keperawatan untuk mencapai setiap tujuan.
(5) Pilih satu kumpulan tindakan keperawatan yang kiranya cocok dengan sikap yang disebutkan
dalam pernyataan tujuan.
(6) Tindakan keperawatan harus realistis.
(7) Tindakan keperawatan harus penting bagi peningkatan kesehatan pasien dan sejalan dengan
tujuan serta nilai perseorangan pasien.

(8) Gunakan pasien sebagai sumber-sumber dalam memilih tindakan keperawatan. (9) Tulis
tindakan keperawatn secara berurutan.

d. Implementasi keperawatan
1) Pengertian implementasi keperawatan Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana
keperawatan oleh perawat dan pasien (Riyadi, 2010). Implementasi keperawatan adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan (Setiadi, 2012).
2) Pedoman implementasi keperawatan Pedoman implementasi keperawatan menurut Dermawan
(2012) sebagai berikut:

a) Tindakan yang dilakukan konsisten dengan rencana dan dilakukan setelah memvalidasi
rencana.

Validasi menentukan apakah rencana masih relevan, masalah mendesak, berdasar pada rasional
yang baik dan diindividualisasikan. Perawat memastikan bahwa tindakan yang sedang
diimplementasikan, baik oleh pasien, perawat atau yang lain, berorientasi pada tujuan dan hasil.
Tindakan selama implementasi diarahkan untuk mencapai tujuan.

b) Keterampilan interpersonal, intelektual dan teknis dilakukan dengan kompeten dan efisien di
lingkungan yang sesuai. Perawat harus kompeten dan mampu melaksanakan keterampilan ini
secara efisien guna menjalankan rencana. Kesadaran diri dan kekuatan serta keterbatasan
perawat menunjang pemberian asuhan yang kompeten dan efisien sekaligus memerankan peran
keperawatan profesional.

c) Keamanan fisik dan psikologis pasien dilindungi. Selama melaksanakan implementasi,


keamanan fisik dan psikologis dipastikan dengan mempersiapkan pasien secara adekuat,
melakukan asuhan keperawatan dengan terampil dan efisien, menerapkan prinsip yang baik,
mengindividualisasikan tindakan dan mendukung pasien selama tindakan tersebut.

d) Dokumentasi tindakan dan respon pasien dicantumkan dalam catatan perawatan kesehatan dan
rencana asuhan. Dokumentasi dalam catatan perawatan kesehatan terdiri atas deskripsi tindakan
yang diimplementasikan dan respon pasien terhadap tindakan tersebut. Tindakan yang tidak
diimplementasikan juga dicatat disertai alasan. Dokumentasi rencana asuhan untuk
meningkatkan kesinambungan asuhan dan untuk mencatat perkembangan pasien guna
mencapai kriteria hasil.

e. Evaluasi keperawatan
1) Pengertian evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah
dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan
(Deswani, 2009). Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk
menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan
dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Manurung, 2011).
2) Penilaian keberhasilan Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai.
Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai,
maka perlu dicari penyebabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor :
a) Tujuan tidak realistis.
b) Tindakan keperawatan yang tidak tepat. c) Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat
diatasi. Alasan pentingnya penilaian sebagai berikut :
a) Menghentikan tindakan atau kegiatan yang tidak berguna. b) Untuk menambah ketepatgunaan
tindakan keperawatan.
c) Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan.
d) Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan.

3) Tipe pernyataan evaluasi


Tipe pernyataan evaluasi menurut Setiadi (2012) sebagai berikut: Tipe pernyataan tahapan
evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif adalah evaluasi h evaluasi http://repository.unimus.ac.id 21 yang dilakukan
selama proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.

a) Pernyataan evaluasi formatif. Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien
segera pada saat atau setelah dilakukan tindakan keperawatan dan ditulis pada catatan
perawatan.

Pernyataan evaluasi sumatif. Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan dan ditulis pada catatan perkembangan. dan akan terlihat
pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil.

4. Manfaat kegunaan proses keperawatan Manfaat kegunaan proses keperawatan menurut


Dermawan (2013) adalah sebagai berikut:

a. Manfaat untuk pasien


1) Mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu, efektif dan efisien.
2) Pasien bebas mengemukakan pendapat tentang kebutuhannya untuk mempercepat
penyembuhan.

3) Proses penyembuhan dapat dipercaya dan pasien mendapat kepuasan.

b. Manfaat untuk tenaga keperawatan

1) Kemampuan intelektual dan teknis tenaga keperawatan dapat berkembang meliputi


kemampuan berfikir kritis analitis maupun kemampuan keterampilan teknis.
2) Meningkatkan kemandirian perawat.
3) Kepuasan yang dirasakan pasien akan meningkatkan citra perawat dimata masyarakat.
c. Manfaat untuk institusi kesehatan

1) Banyak pasien sehingga pembiayaan meningkat, yang akan berdampak pada peningkatan
mutu pelayanan dan kesejahteraan tenaga kesehatan.
2) 2) Citra rumah sakit bertambah dimata masyarakat.

d. Manfaat untuk masyarakat Masyarakat akan memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
dan berkualitas. Perawat dalam mengelola asuhan keperawatan dan diagnosa keperawatan harus
memiliki kompetensi.

B. Kompetensi Perawat

1. Pengertian kompetensi perawat Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat


terobservasi mencakup pengetahuan, keterampilan’ dan sikap dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau tugas dengan standar kinerja yang ditetapkan (PPNI, 2013). Kompetensi perawat
adalah refleksi http://repository.unimus.ac.id 23
kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat untuk memberikan asuhan keperawatan
professional (PPNI, 2013).

2. Penjabaran area kompetensi perawat indonesia Kerangka kerja kompetensi perawat


dikelompokkan dalam ranah kompetensi menurut PPNI (2013) sebagai berikut:
a. Praktik professional, etis, legal dan peka budaya. 1) Bertanggung gugat terhadap praktik
professional.

2) Melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya. 3) Melaksanakan
praktik secara legal.

b. Pemberi asuhan dan manajemen asuhan keperawatan.


1) Menerapkan prinsip dasar dalam pemberian asuhan keperawatan dan pengelolaannya.
2) Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan maupun asuhan keperawatan.
3) Melakukan pengkajian keperawatan.
4) Melakukan analisis data dan merumuskan diagnosa keperawatan.
5) Menyusun rencana keperawatan.
6) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.
7) Mengevaluasi asuhan tindakan keperawatan.
8) Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam pemberi pelayanan
dan asuhan keperawatan.
9) Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman.
10) Membina hubungan interprofesional dalam pelayanan maupun asuhan keperawatan.
11) Menjalankan fungsi delegasi dan supervise baik dalam pelayanan maupun asuhan
keperawatan.

c. Pengembangan kualitas personal dan profesional.


1) Melaksanakan peningkatan profesional dalam praktik keperawatan.
2) Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan maupun asuhan keperawatan.
3) Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab profesi.

3. Kompetensi inti dalam menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan kategori perawat.


a. Perawat ahli madya. Mengidentifikasi penyimpangan data yang berpotensi terjadinya masalah
kesehatan.

4) Bentuk evaluasi Bentuk evaluasi menurut Deswani (2009) sebagai berikut:

a) Evaluasi struktur. Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan
sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi dalam pemberian pelayanan.

. b) Evaluasi proses.
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang.

b) Evaluasi hasil berfokus pada respon dan fungsi pasien. Respon perilaku pasien
merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan dan
kriteria hasil.

4. Manfaat kegunaan proses keperawatan Manfaat kegunaan proses keperawatan menurut


Dermawan (2013) adalah sebagai berikut:

a. Manfaat untuk pasien

1) Mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu, efektif dan efisien. 2) Pasien
bebas mengemukakan pendapat tentang kebutuhannya untuk mempercepat penyembuhan.
3) Proses penyembuhan dapat dipercaya dan pasien mendapat kepuasan.

b. Manfaat untuk tenaga keperawatan

1) Kemampuan intelektual dan teknis tenaga keperawatan dapat berkembang meliputi


kemampuan berfikir kritis analitis maupun kemampuan keterampilan teknis.
2) Meningkatkan kemandirian perawat.
3) Kepuasan yang dirasakan pasien akan meningkatkan citra perawat dimata masyarakat.

c. Manfaat untuk institusi kesehatan

1) Banyak pasien sehingga pembiayaan meningkat, yang akan berdampak pada peningkatan
mutu pelayanan dan kesejahteraan tenaga kesehatan.
2) Citra rumah sakit bertambah dimata masyarakat.
d. Manfaat untuk masyarakat Masyarakat akan memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu
dan berkualitas. Perawat dalam mengelola asuhan keperawatan dan diagnosa keperawatan harus
memiliki kompetensi.

B. Kompetensi Perawat

1. Pengertian kompetensi perawat Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat


terobservasi mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau tugas dengan standar kinerja yang ditetapkan (PPNI, 2013). Kompetensi perawat
adalah refleksi http://repository.unimus.ac.id 23

kompetensi yang harus dimiliki oleh perawat untuk memberikan asuhan keperawatan
professional (PPNI, 2013).

2. Penjabaran area kompetensi perawat indonesia Kerangka kerja kompetensi perawat


dikelompokkan dalam ranah kompetensi menurut PPNI (2013) sebagai berikut:

b. Praktik professional, etis, legal dan peka budaya. 1) Bertanggung gugat terhadap
praktik professional.

2) Melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya.

3) Melaksanakan praktik secara legal.

b. Pemberi asuhan dan manajemen asuhan keperawatan.

1) Menerapkan prinsip dasar dalam pemberian asuhan keperawatan dan pengelolaannya.

2) Melaksanakan upaya promosi kesehatan dalam pelayanan maupun asuhan keperawatan.

3) Melakukan pengkajian keperawatan.

4) Melakukan analisis data dan merumuskan diagnosa keperawatan.


5) Menyusun rencana keperawatan.

6) Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana.

7) Mengevaluasi asuhan tindakan keperawatan.


8) Menggunakan komunikasi terapeutik dan hubungan interpersonal dalam pemberi pelayanan
dan asuhan keperawatan.
9) Menciptakan dan mempertahankan lingkungan yang aman.
10) Membina hubungan interprofesional dalam pelayanan maupun asuhan keperawatan.
11) Menjalankan fungsi delegasi dan supervise baik dalam pelayanan maupun asuhan
keperawatan.

c. Pengembangan kualitas personal dan profesional.


1) Melaksanakan peningkatan profesional dalam praktik keperawatan.
2) Melaksanakan peningkatan mutu pelayanan maupun asuhan keperawatan.
3) Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab profesi.

3. Kompetensi inti dalam menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan kategori perawat.

a. Perawat ahli madya. Mengidentifikasi penyimpangan data yang berpotensi terjadinya masalah
kesehatan.

b. Ners. Mengorganisasi, mensintesis, menganalisa, menerjemahkan data hasil pengkajian dari


berbagai sumber, untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan menetapkan rencana asuhan
keperawatan.

c. Ners spesialis. Mengorganisasikan, mensintesis, menganalisis, menerjemahkan data dari


berbagai sumber untuk menegakkan diagnosis keperawatan dan menetapkan rencana asuhan
keperawatan.

BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan
1. Proses keperawatan adalah metode yang sistematis,dimana perawat dan klien
berkerjasama.
2. Dimana proses keperawatan merupakan kerangka kerja dalam proses keperawatan.
3. Dengan proses keperawatan kita mendapatkan asuhan keperawatan yang efektif dan
efesien dengan partisipasi aktif klien.
4. Kompentensi keperawatan adalah sesuatu yang terlihat secara menyeluruh oleh seorang
perawat dalam memberikan pelayanan profesional kepada klien, mencakup
pengetahuan,ketrampilan dan pertimbangan yang dipersyaratkan dalam situasi praktik.
B Saran
untuk memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara
memperhatikan kondisi fisik,psikologi,emosi,sosial kultural dan spritual yang bisa
mempengaruhi status kesehatan agar dalam melaksanakan proses keperawatan pasien lebih
merasa nyaman dan tidak merasa terganggu dengan kehadiran perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, L., dkk. (2015). Gambaran tingkat pengetahuan perawat dalam penerapan standar

asuhan keperawatan diruangan rawat inap interna RSUD Datoe Bhinangkang. E-Journal

Keperawatan (e-Kp) Vol (3) No (3)

Apriyani, H. (2015). Identifikasi Diagnosis Keperawatan Pada Pasien Di Ruang Paru Sebuah

Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan, Volume Xi, No. 1, 107-111.

Astar, F., & dkk. (2018). Pengaruh Pelayanan Asuhan Keperawatan Terhadap. Journal Of
Management Vol. 1 No. 2, 33-57.

Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika.

Kusnadi, E. (2017). Analisis Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan Di Ruang Rawat Inap.

Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan Vol. 9, No. 1, 553-561.

Anda mungkin juga menyukai