Lutfi Faizal*,
*) Perekayasa Madya Dit. BTPP, PUPR
Koordinator / Wakil Ketua PuSGeN
PENDAHULUAN
IstilahTindakan
Seismic retrofit : seismic rehabilitation, seismic upgradation, seismic strengthening
RETROFIT ??????
istilah dalam dunia konstruksi bangunan
Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan
pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran
Pemanfaatan bangunan gedung adalah kegiatan memanfaatkan bangunan gedung yang sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan termasuk kegiatan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala
Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar selalu laik fungsi
PERATURAN
PEMBEBANAN
INDONESIA 1981
➢Kerjasama Indonesia –
Selandia baru SNI-03-1726-2002 : TATA
➢Paling rawan : Pulau CARA PERENCANAAN
Halmahera dan Irian KETAHANAN GEMPA
Jaya Bagian Utara UNTUK BANGUNAN
GEDUNG.
Peta percepatan gempa
yang nilainya diambil dari
PERATURAN
rerata 4 peta yang dibuat
PERENCANAAN TAHAN
oleh empat peneliti.
GEMPA INDONESIA
UNTUK GEDUNG 1983
(Hasil Study Beca Carter
Hollings and Ferner, 1978)
RIWAYAT PERKEMBANGAN SNI 1726
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
1. Standar tatacara untuk metode rehabilitasi seismic belum tersedia (NSPK : SNI/Pedoman/----
Fema, ATC, dll -→ Prosen penyusunan
4. tidak adanya kesepakatan tentang metode yang tepat untuk berbagai parameter seperti jenis struktur,
kondisi bahan, jenis kerusakan, jumlah kerusakan, lokasi kerusakan, signifikansi kerusakan, kondisi di
mana elemen yang rusak terjadi, dll.
STRATEGI PENANGANAN REHABILITASI SEISMIK
1. sistem penahan beban horizontal dan vertikal dari struktur
❑ Sistem struktur bangunan
❑ Sistem perkuatan per komponen dari struktur bangunan
4. Pemilihan metode yang tepat sesuai hasil survey (pemahaman tentang mode
kegagalan, perilaku struktur, aspek desain yang lemah dan kuat) :
❑ Metode konvensional/meningkatkan kapasitas struktur
❑ Metode non-konvensional/reduksi seismic demand
Kelemahan Pada Bangunan Beton Bertulang
1. Variasi konfigurasi bangunan yang tidak menjamin kontinuitas struktur yang terintegrasi, al. :
Lintasan beban terputus
2. Kurangnya kesesuaian deformasi dari member struktur
3. Kualitas pengerjaan dan kualitas bahan yang buruk
Kerusakan Struktural karena jalur Beban Terputus
Balok tengah
bentang … tidak
rusak akibat
gempa .. Tp oleh
gravity
Gempa pada
kolom joint balk
midspan
Balok
• Pada balok beton bertulang, masalah utama ada
di ujung kanan, dengan mempertimbangkan gaya
gempa dari kiri ke kanan
• Kerusakan geser getas dapat terjadi karena gaya
geser superposisi yang disebabkan oleh
pembebanan vertikal dan pembebanan seismik
P = Aksial
balok, sebagian disebabkan oleh slip tulangan balok
Kolom lantai
Konstan
di dalam sambungan.
berikutnya
• Retakan geser seperti itu dapat mengurangi kekakuan
Sendi plastis
kolom bawah
bangunan.
P = Lateral
Balok
Bolak-Balik
A Sendi plastis
kolom bawah
Kolom Tulangan utama kolom
bawah
Sengkan
g
Selimut beton
Sambungan Balok Kolom
Tidak ada
sengkang
kolom
Sambungan balok kolom harus
kaku dan bersifat monolit. Gaya
geser yang besar terjadi pada joint
sehingga diperlukan sengkang pada
kolom
Sambungan Balok Kolom
Tidak ada
sengkang
kolom
Sambungan balok kolom harus
kaku dan bersifat monolit. Gaya
geser yang besar terjadi pada joint
sehingga diperlukan sengkang pada
kolom
Kerusakan Struktural Akibat Kurangnya Deformasi
Kolom:
mekanisme interaksi mempengaruhi perilaku beban lateral.
Tindakan utama yang terkait dengan aksial, lentur, geser, dan ikatan
Kualitas pengerjaan dan kualitas bahan yang buruk
Kekakuan efekti
pada perpindahan, d
Tingkat hunian segera Tingkat Keselamatan Tingkat Stabilitas Struktur
(Immediate Occupancy Level) (Live Safety Level) (Structural Stability Level)
(V)
Kekuatan
perlu
Bangunan eksisting
Kinerja yang tidak diharapkan
A. respon dari gerakan yang sering
B. respon dari gerakan yang jarang Daktilitas
C. respon dari gerakan yang sangat jarang
Sasaran Kinerja
Evaluasi REHABILITASI Seismik Perencanaan Strengthening dan Konstruksi
Mengembangkan
Penyelidikan Kembali Penyelidikan Studi Kelayakan
Awal Awal Konstruksi
Detail Konstruksi
Strengthening
Perhitungan
Perencanaan
Analisis Evaluasi
Gambar, Spesifikasi
Pelaksanaan
Perbaikan
Lokasi pemeriksaan bangunan rangka RC
Lokasi pemeriksaan bangunan dinding geser RC
Metode KONVENSIONAL
Tujuan Jenis Perkuatan Elemen Teknik Perkuatan Alat Sambung Perkuatan
V DINDING MONOLITIK
V
RANGKA DINDING
QW PENGISI BETON
0,6-1,00 QW V
3,5 – 5,5 QF RANGKA BRESING DIAGONAL
GAYA GESER
V
0,45 QW RANGKA PANEL
PRACETAK
5 10 15
PERPINDAHAN (x 10-3 radian)
SEMINAR AND WORKSHOP PROGRAM
“INDONESIAN EARTQUAKE & TSUNAMI DISASTERS IN BUILDING AND
HOUSING :
CURRENT CONDITION OF DAMAGE MITIGATION SYSTEM”
Presented By lutfi
faizal
TEKNIK PERKUATAN Metode KONVENSIONAL
1. SISTEM STRUKTUR
Dinding geser :
BRESING Baja :
✓ Sangat efektif, bukaan luas, ringan, mudah dan cepat
✓ Keuntungan :
• Kekuatan dan kekakuan >>
• Kebutuhan cahaya alami,
• Jumlah pekerjaan lebih sedikit
• Penambahan berat sedikit, khususnya pondasi tidak
terlalu banyak perubahan
➢ Perlu proteksi terhadap korosi dan kebakaran
Metode PERKUATAN KONVENSIONAL
1. SISTEM STRUKTUR
➢ Meskipun pembongkaran sebagian dapat berdampak pada tampilan bangunan. itu bisa menjadi efektif
untuk mengurangi ketidakteraturan
➢ Massa dapat dikurangi melalui pembongkaran tingkat tambahan yang tidak terhitung, penggantian
selubung yang berat atau pelepasan penimbunan yang berat
TEKNIK PERKUATAN Metode KONVENSIONAL
2. KOMPONEN STRUKTUR
Perkuatan dengan
pelat ikat baja dan Pelat ikat baja
baja siku Baja Siku
Anyaman
Perkuatan dengan
Kawat
anyaman kawat
fbrikasi
Mortar
TEKNIK PERKUATAN Metode KONVENSIONAL
2. KOMPONEN STRUKTUR
Peredam pengendali bobot (Tuned Mass Damper/AMD) peredam massa aktif atau penyerap harmonic
perangkat yang dipasang pada struktur untuk mengurangi amplitudo getaran mekanis
aplikasinya dapat mencegah perubahan perilaku, kerusakan, atau kegagalan struktural secara langsung
ALAT PENDISIPASI SISTEM REDAMAN
• energi mendisipasi secara deformasi inelastis dari rangka baja persegi panjang sesuai arah
tegangandiagonal
• peredam ini stabil, dapat diandalkan dalam jangka panjang, dan memiliki ketahanan yang baik
terhadap kondisi termal
KESIMPULAN
Bangunan baru harus di desain mengikuti kaidah tahan gempa sesuai standar sudah tersedia dan terkini
Permasalahan Bangunan lama akan semakin rentan dan mengalami kegagalan dikarenakan ketidak
tersediaan dari standar dan pengalaman praktik yang tidak memadai rehabilitasi seismic
Standar evaluasi dan rehabilitasi seismic untuk bangunan Gedung eksisting masih dalam proses
penyusunan mengacu pada ASCE 41-16
Kegagalan yang sering terjadi saat terjadi gempa disebabkan oleh tidak diikutinya standar desain
perencanaan dan pelaksaanaan serta pengawasan, khususnya penerapan detail konstruksi yang tidak
memadai