Anda di halaman 1dari 62

Oleh :

Lutfi Faizal*,
*) Perekayasa Madya Dit. BTPP, PUPR
Koordinator / Wakil Ketua PuSGeN
PENDAHULUAN

✓ Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik /Ring of Fire)


→ gempa bumi dan letusan gunung berapi .

✓ Bentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang


40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk
gempa Pasifik.
KATALOG GEMPA PuSGeN 2017
Kejadian Gempa Utama tahun 1900 s/d 2016
✓ Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari
gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. (dari total kejadian dengan Mw > 5 sebanyak > 51.855)
LEVEL KINERJA STRUKTUR BANGUNAN
FOTO BANGUNAN
Sadarkah …… RUSAK AKIBAT GEMPA

IstilahTindakan
Seismic retrofit : seismic rehabilitation, seismic upgradation, seismic strengthening
RETROFIT ??????
istilah dalam dunia konstruksi bangunan

Undang-undang Tentang Bangunan Gedung (Nomor 28 Tahun 2002)


Wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas
dan/atau didalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau
tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, kegiatan budaya, maupun kegiatan khusus

Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan
pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran

Pemanfaatan bangunan gedung adalah kegiatan memanfaatkan bangunan gedung yang sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan termasuk kegiatan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala
Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar selalu laik fungsi

Perawatan Pelestarian Pembongkaran Pemeriksaan berkala


kegiatan memperbaiki kegiatan perawatan, pemugaran, serta kegiatan membongkar adalah kegiatan pemeriksaan
dan/atau mengganti bagian pemeliharaan banguna gedung dan atau merobohkan seluruh keandalan seluruh atau sebagian
bangunan gedung, komponen, lingkungannya untuk mengembalikan atau sebagian bangunan bangunan gedung, komponen, bahan
bahan bangunan, dan/atau keandalan bangunan gedung tersebut gedung, komponen, bangunan, dan/atau prasarana dan
prasarana dan sarana agar sesuai dengan aslinya atau sesuai dengan bahan bangunan, dan sarananya dalam tenggang waktu
gedung tetap laik fungsi keadaan menurut periode yang /atau prasarana dan tertentu guna menyatakan kelaikan
dikehendakinya sarananya fungsi bangunan gedung
PENGERTIAN YANG TEPAT/DISEPAKATI
Literasi
Perbaikan/Repair • Rehabilitasi seismik adalah modifikasi struktur yang ada agar lebih tahan terhadap beban
Perkuatan/strengthenning seismik, gerakan tanah, atau kerusakan tanah akibat gempa bumi.
• Teknik retrofit juga dapat diterapkan untuk bencana alam lainnya seperti siklon tropis,
tornado, dan angin kencang dari badai petir.

ASCE41-17 Rehabilitasi Seismik/Retrofit


Konsep SNI) desain tindakan untuk meningkatkan performa seismik komponen struktural
atau nonstruktural sebuah bangunan gedung dengan memperbaiki defisiensi
yang teridentifikasi dalam evaluasi seismik relatif terhadap Tujuan Kinerja yang
dipilih.
Literasi adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian
tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
KAPAN, UNTUK APA,JENIS BANGUNAN ?

KAPAN DAN UNTUK APA ?


(i) bangunan rusak akibat akibat gempa (Paska Gempa)
(ii) bangunan yang rentan terhadap bahaya gempa (Pra Gempa)

. JENIS BANGUNAN YANG BAGAIMANA ?


(a) bangunan telah dirancang menurut kode seismik, tetapi kode tersebut telah ditingkatkan di
tahun-tahun berikutnya;
(b) bangunan yang dirancang untuk memenuhi aturan seismik modern, tetapi terdapat kekurangan
dalam desain dan / atau konstruksinya;
(c) bangunan penting harus diperkuat seperti rumah sakit, monumen bersejarah dan bangunan
arsitektural;
(d) bangunan penting yang layanannya dianggap penting bahkan setelah gempa bumi;
(e) bangunan, yang penggunaannya telah berubah selama bertahun-tahun;
(f) bangunan yang diperluas, direnovasi atau dibangun kembali.
KENAPA?

➢ Bangunan tidak dirancang mengikuti kode terkini


➢ Pemutakhiran standar dan pedoman praktik desain selanjutnya
➢ Peningkatan zona seismik selanjutnya
➢ Penurunan kekuatan dan pelapukan akibat umur tua bangunan
➢ Modifikasi struktur yang ada
➢ Bangunan non engineer (pasangan bata, dll) yang sangat rentan
RIWAYAT PERKEMBANGAN PETA GEMPA INDONESIA 1966 - 2010
BUKU & PETA SUMBER DAN BAHAYA
GEMPA INDONESIA TAHUN 2017
PERATURAN BETON
INDONESIA 1966
➢ Dikutifp dari
Geophysical Note
N0.2 Tahun 1962 SNI 1726:2012 “Tata Cara
➢ Irian Barat belum Perencanaan Ketahanan
masuk Wilayah Gempa untuk Struktur
Indonesia Bangunan Gedung dan Non-
Gedung”
➢ Peta Gempa 2010 disusun
PERATURAN MUATAN Tim-9 yang dibentuk Kemen.
INDONESIA 1970 PU diketuai oleh Prof. Dr.
➢ Sama PBI 1966 Masyhur Irsyam
➢ Irian Barat masuk
Wilayah Indonesia

PERATURAN
PEMBEBANAN
INDONESIA 1981
➢Kerjasama Indonesia –
Selandia baru SNI-03-1726-2002 : TATA
➢Paling rawan : Pulau CARA PERENCANAAN
Halmahera dan Irian KETAHANAN GEMPA
Jaya Bagian Utara UNTUK BANGUNAN
GEDUNG.
Peta percepatan gempa
yang nilainya diambil dari
PERATURAN
rerata 4 peta yang dibuat
PERENCANAAN TAHAN
oleh empat peneliti.
GEMPA INDONESIA
UNTUK GEDUNG 1983
(Hasil Study Beca Carter
Hollings and Ferner, 1978)
RIWAYAT PERKEMBANGAN SNI 1726
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

1. Standar tatacara untuk metode rehabilitasi seismic belum tersedia (NSPK : SNI/Pedoman/----
Fema, ATC, dll -→ Prosen penyusunan

2. Data bangunan eksisting sulit untuk diperoleh/tidak ada (umumnya)

3. Kekurangan pengalaman (best practice) sehingga keefektifan teknik perkuatan kurang


memadai/dipahami kemanfaatannya

4. tidak adanya kesepakatan tentang metode yang tepat untuk berbagai parameter seperti jenis struktur,
kondisi bahan, jenis kerusakan, jumlah kerusakan, lokasi kerusakan, signifikansi kerusakan, kondisi di
mana elemen yang rusak terjadi, dll.
STRATEGI PENANGANAN REHABILITASI SEISMIK
1. sistem penahan beban horizontal dan vertikal dari struktur
❑ Sistem struktur bangunan
❑ Sistem perkuatan per komponen dari struktur bangunan

2. jenis bahan yang digunakan untuk konstruksi induk :.


❑ Epoxy Resins
❑ Ferrosemen
❑ Epoxy mortar
❑ Quick Setting Cement Mortar
❑ Shotcrete
❑ Fiber Reindorcef Polymer
❑ Microconcrete
❑ Fiber Reinforce Concres
❑ dll

3. teknologi yang layak dan ekonomis

4. Pemilihan metode yang tepat sesuai hasil survey (pemahaman tentang mode
kegagalan, perilaku struktur, aspek desain yang lemah dan kuat) :
❑ Metode konvensional/meningkatkan kapasitas struktur
❑ Metode non-konvensional/reduksi seismic demand
Kelemahan Pada Bangunan Beton Bertulang

Pembelajaran dari kejadian gempa bumi :

1. Variasi konfigurasi bangunan yang tidak menjamin kontinuitas struktur yang terintegrasi, al. :
Lintasan beban terputus
2. Kurangnya kesesuaian deformasi dari member struktur
3. Kualitas pengerjaan dan kualitas bahan yang buruk
Kerusakan Struktural karena jalur Beban Terputus

Lintasan beban : Redundansi


Struktur harus memuat setidaknya satu jalur beban Jumlah garis elemen penahan beban lateral vertikal di
rasional dan lengkap untuk gaya gempa dari segala setiap arah utama harus lebih besar dari atau sama
arah horizontal sehingga dapat mentransfer semua dengan 2. Dalam kasus kerangka momen / penahan,
gaya inersia dalam bangunan ke pondasi. jumlah bays di setiap garis harus lebih besar dari atau
sama dengan 2. Demikian pula, jumlah garis dinding geser
di setiap arah harus lebih besar dari atau sama dengan 2
Geometri
Tidak ada perubahan dalam dimensi horizontal
dari sistem penahan gaya lateral lebih dari 50%
di lantai yang relatif terhadap lantai yang
berdekatan, tidak termasuk penthouse dan
lantai mezanin, harus dilakukan

Lonjakan denah horizontal bangunan Lonjakan denah dan elevasi


bangunan tidak beraturan
Kerusakan Struktural karena jalur Beban Terputus
Lantai lunak (Soft Storey) Lantai Lemah (weak Storey)
• Diskontinu kekakuan dan Kekuatan sistem penahan • Kekakuan sistem penahan beban lateral vertikal di
gaya lateral vertikal di setiap lantai tidak boleh kurang setiap lantai tidak boleh kurang dari 60% dari
dari 70% dari kekuatan di lantai yang berdekatan. kekakuan di lantai tingkat yang berdekatan atau
• Lantai lunak terjadi pada gedung dengan bagian depan kurang dari 70% dari kekakuan rata-rata ketiga lantai
terbuka di lantai dasar atau lantai tanah yang tinggi. di atas
Contoh yang paling umum : pusat perbelanjaan, • diskontinuitas vertical berupa ukuran atau tulangan
perkantoran, hotel, dll. telah dikurangi, dimana kapasitas geser kolom atau
• kolom tinggi harus memiliki kekakuan dan kekuatan dinding geser, atau komponen horizontal dari
yang cukup untuk menahan gaya seismik dan kapasitas diagonal bresing tidak memadai.
pertimbangan khusus harus diberikan untuk drift antar
lantai
Massa
Diskontinuitas Vertikal Tidak akan ada perubahan massa efektif lebih dari
Semua elemen vertikal dalam sistem 100% dari satu lantai ke lantai berikutnya. Atap
penahan gaya lateral harus kontinu ringan, penthouse, danlantai mezanin tidak perlu
dari akar ke pondasi diperhatikan.
Torsi
Perkiraan jarak antara pusat massa bertingkat dan pusat
kekakuan bertingkat harus kurang dari 30% dari dimensi
bangunan pada sudut siku-siku ke arah pembebanan yang
dipertimbangkan ..
Kolom Pendek
Ketinggian kolom yang berkurang karenatembok pembatas,
dinding pengisi, dll. tidak boleh kurang dari lima kali dimensi
kolom searah tembok pembatas, dinding pengisi, dll. atau 50%
dari tinggi nominal kolom tipikal di lantai tersebut

(1), (2), (3) dan (4) adalah kolom yang relatif


kaku dan menarik gaya seismik yang besar.
Bangunan Berdekatan (pounding)
Jarak horizontal yang jelas antara bangunan yang sedang
dipertimbangkan dan setiap bangunan yang berdekatan harus lebih
besar dari 4% tinggi bangunan yang lebih pendek, kecuali untuk
bangunan yang memiliki ketinggian yang sama dengan lantai yang
terletak pada tingkat yang sama

Delatasi harus memperhitungkan simpangan maksimum struktur


Figure 2: Possible reason of failure in moment
Kerusakan Struktural Akibat Kurangnya Deformasi resisting frame

Balok tengah
bentang … tidak
rusak akibat

gempa .. Tp oleh
gravity
Gempa pada
kolom joint balk
midspan
Balok
• Pada balok beton bertulang, masalah utama ada
di ujung kanan, dengan mempertimbangkan gaya
gempa dari kiri ke kanan
• Kerusakan geser getas dapat terjadi karena gaya
geser superposisi yang disebabkan oleh
pembebanan vertikal dan pembebanan seismik

Perilaku balok akibat Beban vertical dan gempa


Kerusakan Struktural Akibat Kurangnya Deformasi
• memastikan perilaku kolom kuat-balok lemah,
SAMBUNGAN BALOK KOLOM - sambungan mengalami tegangan tekan yang sangat
besar setelah balok meleleh dan retak diagonal
mungkin terbentuk pada sambungan.
Sengkang terputus
didorng oleh beton inti - Retakan lentur yang lebar dapat terjadi pada ujung
yang disintegrasi

P = Aksial
balok, sebagian disebabkan oleh slip tulangan balok
Kolom lantai
Konstan
di dalam sambungan.
berikutnya
• Retakan geser seperti itu dapat mengurangi kekakuan
Sendi plastis
kolom bawah
bangunan.
P = Lateral
Balok
Bolak-Balik

A Sendi plastis
kolom bawah
Kolom Tulangan utama kolom
bawah
Sengkan
g

Retakan inti beton


mendorong sengkang

Selimut beton
Sambungan Balok Kolom

Tidak ada
sengkang
kolom
Sambungan balok kolom harus
kaku dan bersifat monolit. Gaya
geser yang besar terjadi pada joint
sehingga diperlukan sengkang pada
kolom
Sambungan Balok Kolom

Tidak ada
sengkang
kolom
Sambungan balok kolom harus
kaku dan bersifat monolit. Gaya
geser yang besar terjadi pada joint
sehingga diperlukan sengkang pada
kolom
Kerusakan Struktural Akibat Kurangnya Deformasi

Kolom:
mekanisme interaksi mempengaruhi perilaku beban lateral.
Tindakan utama yang terkait dengan aksial, lentur, geser, dan ikatan
Kualitas pengerjaan dan kualitas bahan yang buruk

✓ praktek konstruksi yang salah :


▪ kurangnya diameter dan jumlah tulangan
▪ detail penulangan yang tidak baik
▪ ujung tulangan sengkang tidak bengkok 135 derajat
✓ kurangnya kontrol kualitas :
▪ mutu material tidak sesuai spesifikasi,
▪ korosi baja tulangan
▪ beton berpori,
▪ usia beton,
▪ Perawatan yang kurang baik
▪ dll
PERENCANAAN BANGUNAN BERBASIS KINERJA
Pasca Gempa : bangunan yang runtuh → dibangun kembali.
bangunan yang rusak → perlu analisis kelayakan (fungsi?)

Perencanaan berbasis kekuatan (force based) :


1. kinerja struktur hanya terjamin pada dua level :
• gempa gempa kecil → keadaan siap pakai (servicebility limit state)
• gempa rencana → keadaan tidak hancur (safety limit state).
2. Tidak diketahuui kinerj dalam keadaan gempa sedang

Perencanaan berbasis kinerja (Perfomance Based Earthquake Engineering) :


➢ 3 syarat taraf kinerja (level of performance) yang diharapkan untuk suatu taraf beban gempa dengan periode ulang tertentu :
▪ kinerja batas layan (serviceablity limit state),
▪ kinerja kontrol kerusakan struktur (damage control limit state) dan
▪ kinerja keselamatan (safety limit state).
➢ Digunakan untuk perencanaan bangunan baru maupun rehabilitasi seismik bangunan eksisting terhadap akibat gempa yang akan datang
➢ Hasil simulasi memberikan informasi :
▪ resiko keselamatan (life),
▪ kesiapan pakai (occupancy) dan
▪ kerugian harta benda (economic loss) yang mungkin terjadi.
➢ sasaran kinerja bangunan terdiri :
▪ kejadian gempa rencana yang ditentukan (earthquake hazard), dan
▪ taraf kerusakan yang diijinkan atau level kinerja (performance level)
NEHRP & FEMA 273

Vi = gaya geser pada lantai ke – I


Pi = jumlah total gravitasi yang bekeja pada lanti ke –I
(DL+LL)
Batas
Elastis
Total Gaya Geser Lateral

Kekakuan efekti
pada perpindahan, d
Tingkat hunian segera Tingkat Keselamatan Tingkat Stabilitas Struktur
(Immediate Occupancy Level) (Live Safety Level) (Structural Stability Level)
(V)

Keselamatan Terbatas Zona Runtuh


Kontrol kerusakan
(Damage Control) (Limited Safety)
Rentangn
Zona Elastis Simpangan dan pada atap (ATC-40)
d Perpindahan Lateral pada atap
Peningkatan demand gempa
TUJUAN REHABILITASI SEISMIK
❑ kekuatan >>>, atau Kinerja yang diharapkan :
❑ Daktilitas >>>, atau - Keselamatan hidup
- Kontrol kerusakan
❑ Kekuatan +Daktilitas >>>>
Kapasitas gempa

Kekuatan
perlu

Bangunan eksisting
Kinerja yang tidak diharapkan
A. respon dari gerakan yang sering
B. respon dari gerakan yang jarang Daktilitas
C. respon dari gerakan yang sangat jarang

Sasaran Kinerja
Evaluasi REHABILITASI Seismik Perencanaan Strengthening dan Konstruksi

Mengembangkan
Penyelidikan Kembali Penyelidikan Studi Kelayakan
Awal Awal Konstruksi

Pilih Metode Persyaratan Pemilik


Konstruksi atau Pemberi Tugas

Analisis Penyelidikan Studi Kelayakan


Eksperimental Konstruksi

Detail Konstruksi

Strengthening
Perhitungan
Perencanaan

Analisis Evaluasi

Cukup Aman Tujuan Tercapai? No


Yes

Gambar, Spesifikasi

Pelaksanaan
Perbaikan
Lokasi pemeriksaan bangunan rangka RC
Lokasi pemeriksaan bangunan dinding geser RC
Metode KONVENSIONAL
Tujuan Jenis Perkuatan Elemen Teknik Perkuatan Alat Sambung Perkuatan

Panel beton cor ditempat Dowel dengan angker


Panel Beton Pracetak berpasak
Dinding Pengisi
Panel baja berusuk Dowel di las pada tulangan
yang ada
Blok Beton
Dowel di las secara mekanis
pada pelat angker
kekuatan Pengaku Tekan - X (baja, beton)
Pengaku Dowel dikaitkan pada
Pengaku Tarik – X (baja) tulangan
Retrofitting kekuatan dan daktilitas Pengaku – K (Baja, Beton) Baji pengunci geser
Pengaku - (baja)
Pengunci geser beradhesive
daktilitas Dinding Penopang Baut
Panel Beton Tanpa alat sambung
Pemasangan Dinding Sayap Cor di tempat
Panel Beton
Pracetak

Pengelasan tulangan arah transversal

Penulangan Kolom Pembungkusan dengan baja(bulat, persegi)


Pengikat baja
Baja anyaman
VARIASI PERKUATAN KURVA TIPIKAL HUBUNGAN BEBAN-DISPLACEMENT

V DINDING MONOLITIK
V
RANGKA DINDING
QW PENGISI BETON
0,6-1,00 QW V
3,5 – 5,5 QF RANGKA BRESING DIAGONAL
GAYA GESER

V RANGKA DINDING PENGISI CONCBLOK


0,77 QW DINDING BAJA
0,64 QW V
0,62 QW RANGKA BRESING- K

V
0,45 QW RANGKA PANEL
PRACETAK

0,29 QW RANGKA DINDING


SAYAP
1,30-2,00 QC
V
QF
(QC) RANGKA TANPA PERKUATAN

5 10 15
PERPINDAHAN (x 10-3 radian)
SEMINAR AND WORKSHOP PROGRAM
“INDONESIAN EARTQUAKE & TSUNAMI DISASTERS IN BUILDING AND
HOUSING :
CURRENT CONDITION OF DAMAGE MITIGATION SYSTEM”

Presented By lutfi
faizal
TEKNIK PERKUATAN Metode KONVENSIONAL
1. SISTEM STRUKTUR

Perkuatan Dengan Dinding Pengisi Perkuatan Dengan Dinding Sayap

Perkuatan dengan Pengaku Perkuatan Dengan Dinding Penopang


Metode KONVENSIONAL
1. SISTEM STRUKTUR

Dinding geser :

✓ Sangat efektif dan sering digunakan pada bangunan yang


daktilitas rendah
✓ Menahan Beban lateral untuk mengurangi ketahanan
pada rangka momen yang berkualitas rendah
✓ Umumnya dipasang di bagian luar
✓ Bobot menjadi berat, perlu pondasi tambahan
✓ Dilakukan secara cor ditempat atau pracetak
Metode KONVENSIONAL
1. SISTEM STRUKTUR

Perkuatan Dengan Dinding Penopang :


• Mempengaruh bentuk arsitektur
• Perlu penambahan pondasi yang cukup besar akibat
bobot dinding yang besar
• Pelaksanaan konstruksi cukup rumit dan perlu alat
koneksi yang menjamin integrasi dengan struktur lama
• Waktu pelaksanaan lama
Metode KONVENSIONAL
1. SISTEM STRUKTUR

BRESING Baja :
✓ Sangat efektif, bukaan luas, ringan, mudah dan cepat
✓ Keuntungan :
• Kekuatan dan kekakuan >>
• Kebutuhan cahaya alami,
• Jumlah pekerjaan lebih sedikit
• Penambahan berat sedikit, khususnya pondasi tidak
terlalu banyak perubahan
➢ Perlu proteksi terhadap korosi dan kebakaran
Metode PERKUATAN KONVENSIONAL
1. SISTEM STRUKTUR

DINDING PENGISI DINDING SAYAP, GESER BRESING BAJA rangka


DAN PENOPANG
KEUNTUNGAN : KEUNTUNGAN : KEUNTUNGAN :
• meningkatkan kekakuan KEUNTUNGAN : • meningkatkan kekuatan • meningkatkan kekuatan
lateral • meningkatkan kekuatan dan kekakuan lateral dan kekakuan lateral
• dapat memikul beban dan kekakuan lateral • Meningkatkan daktilitas • Meningkatkan daktilitas
vertikal jika kolom yang • Meningkatkan daktilitas
berdekatan gagal KERUGIAN : KERUGIAN :
• KERUGIAN : • koneksi bresing ke rangka • Penambahan daya dukung
KERUGIAN : • Meningkatkan gaya geser eksisting cukup sulit pondasi
• mungkin mengalami rencana
kegagalan sebelum • Tegangan terkonsentrasi
waktunya didekat dinding
• tidak meningkatkan • Penambahan daya dukung
daktilitas pondasi
• Menambah bobot
Metode KONVENSIONAL
1. SISTEM STRUKTUR

Efek dari ketidakberaturan dan massa bangunan :


➢ Penambahan dinding pengisi, dinding geser atau bresing baja dapat mengurangi kekurangan pengaruh
lantai lunak (soft storey) atau lantai lemah (weak storey)

➢ Komponen terputus-putus (diskontinu), seperti melayang, dapat diperpanjang sampai pondasi

➢ Meskipun pembongkaran sebagian dapat berdampak pada tampilan bangunan. itu bisa menjadi efektif
untuk mengurangi ketidakteraturan

➢ Massa dapat dikurangi melalui pembongkaran tingkat tambahan yang tidak terhitung, penggantian
selubung yang berat atau pelepasan penimbunan yang berat
TEKNIK PERKUATAN Metode KONVENSIONAL
2. KOMPONEN STRUKTUR

Perkuatan Dengan Mortar grout


Selubung Baja
Selubung
Baja

Perkuatan dengan
pelat ikat baja dan Pelat ikat baja
baja siku Baja Siku

Anyaman
Perkuatan dengan
Kawat
anyaman kawat
fbrikasi
Mortar
TEKNIK PERKUATAN Metode KONVENSIONAL
2. KOMPONEN STRUKTUR

Pengelupasan selimut beton hingga tulangan terlihat

Penambahan tulangan dan pemasangan


cetakan dan dicor dengan material grouting
TEKNIK PERKUATAN Metode KONVENSIONAL
2. KOMPONEN STRUKTUR
TEKNIK PERKUATAN Metode KONVENSIONAL
2. KOMPONEN STRUKTUR
TEKNIK PERKUATAN Metode KONVENSIONAL
2. KOMPONEN STRUKTUR

JAKETING BETON JAKETING BAJA SERAT MUTU TINGGI (FRP)

KEUNTUNGAN : KEUNTUNGAN : KEUNTUNGAN :


• meningkatkan kekuatan • meningkatkan kekuatan • meningkatkan kekuatan
lentur dan geser serta geser dan daktilitas geser dan daktilitas
daktilitas • Dimensi minimal • Dimensi minimal
• Analisis mudah • Pemasangan cepat
• Kesesuaian yang baik KERUGIAN :
• Perlu proteksi korosi dan KERUGIAN :
KERUGIAN : api • Perlu proteksi api
• Dimensi komponen • Pemasangan koneksi
membesar angker pada komponens
• Pemasangan koneksi eksisting perlu pemboran
angker pada komponens
eksisting perlu pemboran
Metode NON-KONVENSIONAL
ISOLASI DASAR (Seismic Isolation)

➢ Alat control getaran struktur pasif


➢ Mengisolasi goncangan permukaan ke struktur atas bangunan Beban gempa lebih sedikit, sehingga kerusakan
struktur lebih kecil.
➢ Perbaikan minimal dari struktur bangunan, karena guncangan yang signifikan berkurang pada bangunan atas
➢ Bangunan dapat tetap berfungsi selama konstruksi.
➢ 2 tipe islosai dasar : 1. Elastomeric Bearings 2.Sliding System
Metode NON-KONVENSIONAL

Sistem isolasi dasar elstomeric


• Umum digunakan
• elastomer dibuat dari bahan Natural Rubber or
Neoprene.
• Struktur atas tersebut dipisahkan dari komponen
horizontal gerakan tanah akibat gempa gempa
• Lapisan dengan kekakuan horizontal rendah
ditempatkan antara struktur dan pondasi
Metode NON-KONVENSIONAL
Sistem isolasi dasar geser :
• alternatif isollasi dasar.
• bangunan ditempatkan diatas bantalan yang memiliki permukaan melengkung dan gesekan yang rendah
• selama gempa, bangunan bebas meluncur di atas bantalan. Karena bantalan memiliki permukaan yang
melengkung maka bangunan akan bergeser baik secara vertikal maupun horizontal

Fig: Metallic Roller Bearing


Metode NON-KONVENSIONAL

Peredam pengendali bobot (Tuned Mass Damper/AMD) peredam massa aktif atau penyerap harmonic
perangkat yang dipasang pada struktur untuk mengurangi amplitudo getaran mekanis
aplikasinya dapat mencegah perubahan perilaku, kerusakan, atau kegagalan struktural secara langsung
ALAT PENDISIPASI SISTEM REDAMAN
• energi mendisipasi secara deformasi inelastis dari rangka baja persegi panjang sesuai arah
tegangandiagonal
• peredam ini stabil, dapat diandalkan dalam jangka panjang, dan memiliki ketahanan yang baik
terhadap kondisi termal
KESIMPULAN

Bangunan baru harus di desain mengikuti kaidah tahan gempa sesuai standar sudah tersedia dan terkini

Permasalahan Bangunan lama akan semakin rentan dan mengalami kegagalan dikarenakan ketidak
tersediaan dari standar dan pengalaman praktik yang tidak memadai rehabilitasi seismic

Standar evaluasi dan rehabilitasi seismic untuk bangunan Gedung eksisting masih dalam proses
penyusunan mengacu pada ASCE 41-16

Kegagalan yang sering terjadi saat terjadi gempa disebabkan oleh tidak diikutinya standar desain
perencanaan dan pelaksaanaan serta pengawasan, khususnya penerapan detail konstruksi yang tidak
memadai

Anda mungkin juga menyukai