Anda di halaman 1dari 13

LECTURE NOTES

PHYSICS 2

Week 1

Muatan Listrik

SCIE6044 – Physics II
LEARNING OUTCOMES

LO1: Identify and explain the basic concept of electric charges, force interaction between
charges, electric field electric potential and its application

1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis muatan dan besar muatan suatu benda serta
jenis gaya interksi yang terjadi antara dua muatan benda
2. Mahasiswa mampu menghitung besar dan arah gaya total yang dialami oleh suatu
muatan listrik dari muatan listrik lain disekitarnya

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):

1. Muatan listrik elementer

2. Kuantisasi muatan listrik

3. Gaya interkasi antara dua muatan listrik

SCIE6044 – Physics II
ISI MATERI

1. Muatan Listrik Elementer


Di zaman moderen sekarang ini banyak peralatan elektromagnetik yang
mengelilingi kita seperti televisi, radio, komputer, hand phone, lampu, alat-alat listik
untuk memasak. Alat-alat tersebut bekerja berdasarkan fenomena elektromagnetik
yang merupakan kombinasi fenomena listrik dan magnet.
Fenomena elektromagnetik sudah dipelajari sejak zaman Junani kuno dimana
para filsuf zaman itu menemukan bahwa bila sepotong amber (batuan) digosok
dengan kain dan kemudian didekatkan pada sebuah sedotan maka sedotan akan
tertarik pada amber, demikian juga bila batu magnet didekatkan pada sepotong besi
maka besi akan tertarik pada batu magnet. Fenomena sedotan tertarik pada amber
yang digosok merupakan fenomena gaya listrik dan fenomena besi tertarik pada batu
magnet merupakan fenomena gaya magnet. Sejak itu dan berdasarkan penemuan para
filsuf dan ilmuwan berkembanglah pengetahuan akan fenomena kelistrikan dan
kemagnetan secara terpisah. Baru pada abad 18 fenomena kelistrikan dan kemagnetan
dipersatukan yang disebut fenomena elektomagnetisme setelah Hans Cristian Oersted
dan Michael Faraday menemukan hubungan antara arus listrik dan magnet.
Kata listrik berasal dari bahasa Junani yaitu elektron yang berarti amber.
Muatan listrik merupakan sifat intrinksik dari suatu partikel. Setiap benda mempunyai
muatan listrik. Benyamin Franklin menyebutkan bahwa muatan listrik ada dua macam
yaitu muatan positif dan negatif, dan bila jumlah muatan negatif dan positif yang
dimiliki suatu benda sama banyaknya maka muatan listrik benda tersebut tidak
terdeteksi atau seolah tersembunyi atau kita sebut bahwa benda tersebut bermuatan
listrik netral.
Gambar berikut menunjukkan fenomena kelistrikan benda. Sisir rambut yang
digunakan untuk menyisir rambut (kering) kemudian didekatkan pada potongan-
potongan kertas maka potongn potongan kertas tersebut akan menempel pada sisir
dan kertas dibawahnya juga akan menempel pada kertas diatasnya.

Gambar 1. Sisir yang baru dipakai menyisir rambut dapat menarik potongan kertas

SCIE6044 – Physics II
Pada saat menyisir rambut terjadi perpindahan muatan dari rambut ke ksisir
sehingga sisir bermuatan listrik. Ketika sisir bermuatan didekatkan pada kertas maka
muatan kertas menjadi terpolarisasi yaitu bagian kertas yang dekat dengan sisir akan
bermuatan listrik yang berlawanan dengan muatan sisir dan bagian kertas dibawahnya
(kertas yang sama) akan bermuatan sama dengan muatan sisir. Demikian seterusnya
untuk kertas dibawahnya. Dari fenomena kertas menempel pada sisir tersebutlah
Benjamin Franklin menyebutkan bahwa ada dua macam muatan listirk yaitu muatan
positif dan negatif, benda mana yang bermuatan positif dan negatif tidak ditentukan,
hanya secara acak ditentukan ada dua macam muatan. Hal yang sama akan diperoleh
apabila penggaris plastik digosok dengan kain. Percobaan berikutnya yang dilakukan
adalah dua plastik yang sama-sama digosok dengan kain apabila didekatkan akan
saling menolak demikian juga apabila dua kaca yang digosok dengan kain saling
didekatkan akan saling menolak, tetapi bila plastik dan kaca yang sudah digosok tadi
didekatkan akan saling menarik satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa muatan
listrik yang sama akan saling menolak tetapi muatan listrik yang berlainan akan
saling menarik. Franklin menyatakan bahwa plastik yang digosok dengan kain
bermuatan negatif sedangkn kaca yang diosok dengan kain bermuatan positif. Hal ini
masih digunakan sampai sekarang. Pada saat terjadi penggosokan plastik dengan kain
maka terjadi perpindahan muatan sehingga muatan plastik dan muatan kain akan
berlawanan tetap jumlahnya sama atau total muatan plastik dan kain adalah nol atau
netral, demikian juga anatar kaca dengan kain. Perkembangan selanjutnya mengenai
muatan listrik diperoleh melalui percobaan J.J. Thomson dan Millikan dimana muatan
elementer (tekecil) suatu partikel adalah 1,6 10-19 Coulomb.
Pemahaaman akan muatan listrik menjadi jelas setelah teori atom memperoleh
kemapanan. Berdasarkan teori atom yang menyatakan bahwa atom terdiri dari inti dan
elektron. Inti atom berada dipusat atom yang terdiri dari proton dan netron sedangkan
elektron bergerak mengelilingi inti pada tingkat energi/lintasan tertentu. Elektron
bermuatan listrik negatif dan inti (proton) bermuatan listrik positif. Untuk sebuah
atom netral maka jumlah proton sama dengan jumlah elektron. Elektron inilah yang
kita kenal sekarang ini sebagai muatan elementer dengan simbol e dengan muatan 1,6
10-19 Coulomb. Struktur suatu atom dapat dilukiskan seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Struktur
atom

SCIE6044 – Physics II
2. Kuantisasi muatan listrik
Muatan suatu benda ditentukan oleh jumlah kelebihan atau kekurangan elektron dalam
suatu atom melalui proses ionisasi. Benda bermuatan positif berarti kekurangan elektron
(dibandingkan dengan jumlah proton) karena atom-atom benda tersebut melepaskan
elektron. Benda bermuatan negatif berarti kelebihan elektron (dibandingkan dengan
jumlah proton) karena benda tersebut menangkap elektron. Pada penggosokan plastik
dengan kain maka elektron dari kain lepas sehingga kain kekurangan elekton dan kain
bermutan listrik positif, sedangkan plastik menangkap elektron yang dilepaskan kain
sehingga plastik kelebihan elektron dan plastik bermuatan negatif. Total muatan plastik
dan kain adalah nol. Sebaliknya pada penggosokan kaca dengan kain, elektron dari kaca
yang lepas dan ditangkap oleh kain maka kaca bemuatan positif dan kain bermuatan
negatif. Kecenderungan suatu atom melepaskan atau menerima elektron dibahas pada
teori atom. Logam pada umumnya mempunyai kecenderungan melepaskan elektron.

Contoh:
Satu ion Natrium (Na+) bermuatan listrik = + 1,6 10-19 C (Coulomb)
Satu ion Kalsium (Ca++) bermuatan listrik = + 2 * 1,6 10-19 C = + 3,2 10-19 C
Satu mole ion Ca bermuatan listrik = + 6,602 1023 * 3,2 10-19 C = +21,164 104 C
Satu mole ion Klorida(Cl-) bermuatan listrik = -6,602 1023 x 1,6 10-19 C = -10,5632 104 C
Satu mole ion SO4 (SO4=) bermuatan listrik = - 6,602 1023 x 3,2 10-19 C = - 21,164 104 C
Secara umum muatan listrik suatu benda (yang disimbol dengan q atau Q) dapat
dituliskan:

Q = N e ..........................................................................................(1)

Dengan Q adalah muatan dalam satuan Coulomb (C), N adalah bilangan bulat = 0,  1,
2, 3, ... dan e adalah muatan elektron = - 1,6 10-19 C

Persamaan (1) merupakan rumus umum muatan listrik suatu benda. Dari rumus tersebut
jelas menyatakan bahwa muatan listrik terkuantisasi (kelipatan bulat dari muatan
elektron). Untuk benda bermuatan positif maka N berharga negatif dan untuk benda
bermuatan negatif maka N berharga positif. Sifat kuantisasi ini berarti kita tidak akan
menjumpai muatan suatu benda 1,5 atau -3,3 kali muatan elektron.

Selaian bersifat terkuantisasi, muatan listrik adalah kekal yang berarti muatan listrik
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Jumlah muatan positif dan negatif selalu sama
hanya terjadi perpindahan elekton dari suatu benda ke benda lainnya.

Bila dalam suatu kawat penghantar mengalir arus listrik 1 Amper hal ini berarti dalam
kawat tersebut mengalir elektrron sebanyak 6,25 1018 buah tiap detiknya.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:

SCIE6044 – Physics II
1 Amper = 1 C/detik. Dari rumus Q = N e, maka 1 C = N 1,6 10-19 C dan N = 0,625 1019.

Berdasarkan sifat kelistrikannya, benda/bahan dapat dikelompokkan menjadi 3


yaitu bahan konduktor (penghantar), isolator (penhambat) dan semi konduktor.
Illustrasi gambar berikut dapat membedakan antara konduktor dan isolator.

+
+ +
+ +
+
(a)

Logam Kayu kering

+ + +
+ +
+ + + + + +
+

(b) (c)

Gambar 3. Konduktor dan isolator

Pada gambar 3 (a) dua buah bola bahan logam yang satu bermuatan listrik sedangkan
yang lain netral. Pada gambar 3(b) kedua bola dihubungkan dengan plat logam sehingga
muatan dari bola bermuatan berpindah ke bola netral sampai muatan keda bola setimbang.
Pada gambar 3 (c) kedua bola dihungkan dengan kayu kering ternyata bola netral tetap netral
atau tidak ada perpindahan mutan dari bola bermuatan ke bola netral. Logam berfungsi
sebagia penghantar sedangkan kayu berfungsi sebagai isolator. Pada umumnya logam bersifat
penghantar sedangkan kayu kering, karet, keramik dll bersifat isolator. Pemahaman yang
lebih konfrehensip untuk membedakan penghanntar dan isolator berdasarkan fisika kuantum
dengan meninjau pita energi materialnya. Pemahaman sederhana dari pandangan atom ialah
konduktor memiliki elektron terluar yang ikatannya dengan inti lemah sehingga mudah untuk
berpindah dengan energi yang kecil. Pada isolator semua elektronnya terikat secara kuat pada
inti seperti pada elektron gas mulia sehingga tidak mudah berpindah dengan energi yang
kecil. Besaran fisis yang dapat diukur secara makro untuk membedakan konduktor dan
isolator adalah hambatannya (harga R). Untuk konduktor harga R kecil sedangkan untuk
isolator harga R besar.

SCIE6044 – Physics II
Bahan semikonduktor mempunyai sifat diantara konduktor dan isolator dimana sifat
kekonduktoran/keisolatorannya berubah terhadap suhunya. Bahan semikonduktor ini
merupakan bahan primadona dewasa ini seiring perkembangan teknologi mikroelektonika.
Sifat yang sangat diandalkan dari bahan semikonduktor adalah konduktivitasnya dapat diatur
melalui doping impuritas yang sesuai dengan menggunakan teknologi yang khusus.

Suatu benda dapat dimuati dengan dua cara yaitu dengan menggosok suatu bahan
dengan bahan yang sesuai dan dengan cara induksi. Memuati suatu benda dengan cara
menggosok tidak lain adalah proses ionisasi dimana terjadi perpindahan elektron antara dua
bahan. Proses memuati benda dengan cara induksi maka kedua benda tidak bersetuhan. Suatu
bahan konduktor yang netral bila didekatkan dengan benda lain yang bermuatan maka
muatan positif dan negatif dari bahan konduktor akan terpisah seperti dilukiskan gambar
berikut.

(a)

+ - +

+ + + - A +

+ - +

(b)

+ A +

Ground

(c)

Gambar 4. Memuati benda dengan induksi

Pada gambar 4 di atas. (a) sebuah bola konduktor (A) netral , (b) bola lain bermuatan
listrik positif didekatkan pada bola konduktor netral sehingga muatan positif dan negatif pada

SCIE6044 – Physics II
bola konduktor terpisah. (c) Bola konduktor (A) dihubungkan dengan tanah maka elektron
berpindah ke tanah dan bola A menjadi bermuatan listrik positif sekarang

3. Gaya Interaksi antara dua muatan listrik


Di atas telah disinggung bahwa antara dua muatan listrik terdapat interaksi gaya yang
dapat berupa gaya tarik atau gaya tolak. Muatan listrik sejenis akan tolak-menolak
sedangkan muatan listrik belawanan jenis akan tarik menarik. Coulomb adalah yang
pertama merumuskan bentuk gaya interaksi antara dua muatan listrik secara kuantitatif
melalui eksperimen yang dikenal dengan “neraca Cavendish” dan dikenal sebagai hukum
Coulomb’s sebagai berikut:
𝑞𝑚 𝑞𝑛
𝑭𝒎 = 𝑘 2 𝒓̂
𝒎𝒏 ...........................................(2)
𝑟𝑚𝑛
Dimana Fm adalah gaya interaksi yang dialami muata qm dari muatan qn, dalam satuan
Newton, qm dan qn adalah muatan yang berinteraksi dalam satuan Coulomb, rmn adalah
jarak antara muatan qm dan qn dalam satuan meter. 𝑟̂
𝑚𝑛 adalah vektor satuan dalam arah
garis penghubung dari muatan qm ke muatan qn. k adalah suatu konstanta yang harganya
tergantung pada medium dimana muatan berada. Untuk medium hampa (udara) harga k
= 9 109 (Nm2/C2)

qm

rm
O
y
rmn
rn

x • qn

Gambar 5. Representasi ruang interaksi dua buah muatan listrik

Dalam rumus (2) di atas sudah mencakup apakah gaya tarik menarik atau tolak menolak.
Bila muatan qm dan qn sejenis maka gaya interaksinya saling menolak dan bila
berlawanan jenis akan saling menarik sepanjang garis rmn

SCIE6044 – Physics II
Untuk menghitung secara numerik rumus (2) yang perlu diperhatikan adalah menghitung
vektor rmn = rm – rn = (xm – xn) i + (ym – yn) j + (zm – zn) k dengan besar rmn = rmn
Catatan: Dalam tulisan ini besaran vektor dituliskan dengan huruf bold sedangkan
besaran skalar dengan huruf biasa.

rmn = √(𝑥𝑚 – 𝑥𝑛 ) 2 + (𝑦𝑚 − 𝑦𝑛 )2 + (𝑧𝑚 − 𝑧𝑛 )2 dan

𝒓𝒎𝒏 (𝑥𝑚 – 𝑥𝑛 ) 𝐢 + (𝑦𝑚 – 𝑦𝑛 ) 𝐣 + (𝑧𝑚 – 𝑧𝑛 ) 𝐤


𝒓̂
𝒎𝒏 = =
𝑟𝑚𝑛 √(𝑥𝑚 – 𝑥𝑛 ) 2 +(𝑦𝑚 −𝑦𝑛 )2 +(𝑧𝑚 −𝑧𝑛 )2

Contoh perhitugan.
Dua buah muatan listrik yaitu q1 = -5 C dan q2 = 10 C berturut-turut ditempatkan pada
titik A(0,3, 0) dan B(-3, 3, 4) dalam satuan cm. Hitung gaya yang dialami oleh masing-
masing muatan, yaitu arah dan besarnya.
Jawabannya:
Karena kedua muatan berlawanan jenis maka gaya yang bekerja pada masing-masing
muatan saling tarik. Dihitung gaya yang dialami oleh q1, jadi mengacu pada rumus (2)
maka m = 1atau A dan n = 2 atau B. Terlebih dahulu dihitung vektor 𝒓𝒎𝒏 = 𝒓𝑨𝑩 =
(𝑥𝐴 – 𝑥𝐵) 𝒊 + (𝑦𝐴 – 𝑦𝐵) 𝒋 + (𝑧𝐴 – 𝑧𝐵) 𝒌 = (0 – (−3)) 𝒊 + (3 – 3) 𝒋 +
(0 – 4) 𝒌 = 3 𝒊 + 0 𝒋 – 4 𝒌

𝑟𝐴𝐵 = √32 + 02 + (−4)2 = √25 = 5 𝑐𝑚 = 5 10−2 𝑚

𝒓 𝑨𝑩 3𝐢+0𝐣–4𝐤
𝒓̂
𝒂𝒃 = 𝑟 = = 0,6 𝒊 − 0,8 𝒋
𝐴𝐵 5
Maka

−6 −6
𝑞1 𝑞2 9 (−5 10 )(10 10 ) (
𝑭𝟏 = 𝑘 2 𝒓̂
𝑨𝑩 = 9 10 0,6 𝒊 − 0,8 𝒋)
𝑟𝐴𝐵 (5 10−2 )2

= −108 𝒊 + 144 𝒋 (𝑁)


Dan besarnya adalah:

𝐹1 = √(− 108)2 + (144)2 = 180 (N)

SCIE6044 – Physics II
Untuk mencari gaya yang dialami muatan q2 yaitu F2 berlawanan arah dengan F1, jadi F2
= - F1 = 108 i – 144 j, besarnya sama tetapi arahnya berlawanan
Untuk distribusi muatan titik maka gaya interaksi yang dialami oleh satu muatan
merupakan penjumlahan vektor seluruh gaya interaksi terhadap muatan lainnya. Secara
matematik dapat dituliskan:

𝑭𝒎 = ∑𝑵
𝒏,𝒏≠𝒎 𝑭𝒎𝒏 ..............................................(3)

Misalkan ada 5 muatan titik yaitu q1, q2, q3, q4, q5 berturut-turut ditempatkan pada titik
A, B, C, D dan E, maka gaya interaksi yang dialami muatan q3 adalah:

𝑭𝟑 = ∑𝟓𝒏,𝒏≠𝟑 𝑭𝟑𝒏 = 𝑭𝟑𝟏 + 𝑭𝟑𝟐 + 𝑭𝟑𝟒 + 𝑭𝟑𝟓 dengan 𝑭𝟑𝟏 ,


𝑭𝟑𝟐 , 𝑭𝟑𝟒 dan 𝑭𝟑𝟓 dihitung menggunakan rumus (2)
Contoh
Tiga buah muatan titik masing-masing bermuatan 1 C, 2 C dan -5 C berturut-turut
ditempatkan pada titik A(0,1), B(0,4) dan C(4,1) dalam satuan cm. Tentukan gaya (besar
dan arah) yang dialami muatan pada titik C.

Jawaban:
Muatan pada titik A adalah qA = 1 C = 10-6 C, muatan pada titik B adalah qB = 2 C = 2
10-6 C dan muatan pada titik C adalah qC = - 5 C. Yang ditanyakan berarti FC. Muatan
qC mengalami dua gaya interaksi yaitu dari muatan qA dan qB

𝑞𝐶 𝑞𝐴
𝐹𝐶 = 𝐹𝐶𝐴 + 𝐹𝐶𝐵 dengan 𝐹𝐶𝐴 = 𝑘 2 𝑟̂
𝐶𝐴 dan 𝐹𝐶𝐵 =
𝑟𝐶𝐴
𝑞𝐶 𝑞𝐵
𝑘 2 𝑟̂
𝐶𝐵
𝑟𝐶𝐵

𝒓𝑪𝑨 = (4 − 0)𝒊 + (1 − 1)𝒋 = 4 𝒊 dan rCA = 4 cm = 4 10-2 m


𝒓𝑪𝑩 = (4 − 0)𝒊 + (1 − 4)𝒋 = 4 𝒊 − 3 𝒋 dan 𝑟𝐶𝐵 = √42 + (−3)2 = 5 𝑐𝑚 = 5 10−2 𝑚

𝒓𝑪𝑨 4𝒊 𝒓𝑪𝑩 4 𝒊−𝟑 𝒋


𝒓̂
𝑪𝑨 = = = 𝒊 dan 𝒓̂
𝑪𝑩 = = = 0,8𝒊 − 0,6 𝒋
𝑟𝐶𝐴 4 𝑟𝐶𝐵 5
Maka,
𝑞𝐶 𝑞𝐴 9
(−5 10−6 )(10−6 )
𝐹𝐶𝐴 = 𝑘 2 𝑟̂ = 910 (𝑖) = −28,125 𝒊
𝑟𝐶𝐴 𝐶𝐴 (4 10−2 )2

SCIE6044 – Physics II
𝑞𝐶 𝑞𝐵 9 (−5 10−6 )(2 10−6 )
𝐹𝐶𝐵 = 𝑘 2 𝑟̂
𝐶𝐵 = 910 (0,8 𝒊 − 0,6 𝒋) = −28,8 𝒊 + 21,6 𝒋
𝑟𝐶𝐵 (5 10−2 )2

𝐹𝐶 = 𝐹𝐶𝐴 + 𝐹𝐶𝐵 = −28,125 𝒊 − 28,8 𝒊 + 21,6 𝒋 = −56,925 𝒊 + 21,6 𝒋 (N)

Besarnya gaya yang dialami oleh muatan qC adalah:

21,6
𝐹𝐶 = √(−56,925)2 + (21,6)2 = 60,9 (𝑁) dengan arah 𝑡𝑎𝑛𝜃 = atau  = 1100
−56,925
y
4 • qB
FC FCB

1•FCA • qC
qA
O x
4

SCIE6044 – Physics II
SIMPULAN

1. Muatan listrik ada dua jenis yaitu mauatan positif (+) dan muatan negatif (1)
2. Muatan elementer yaitu muatan elektron (e) = - 1,6 10-19 C
3. Muatan suatu benda ditentukan oleh banyaknya kelebihan aatau kekurangan elektron
4. Muatan suatu benda terkuantisasi dengan persamaan Q = N e, dengan N bil bulat dan
e muatan elektron
5. Muatan bersifat kekal
6. Muatan sejenis tolak-menolak dan muatan berlawanan jenis tarik-menarik dengan
rumus:

𝑞𝑚 𝑞𝑛
𝑭𝒎 = 𝑘 2 𝒓̂
𝒎𝒏
𝑟𝑚𝑛
7. Untuk distribusi sebanyak N muatan titik, gaya yang dialami oleh suatu muatan
merupakan jumlah vektor seluruh gaya yang dialami dari muatan lainnya

𝑭𝒎 = ∑ 𝑭𝒎𝒏
𝒏,𝒏≠𝒎

SCIE6044 – Physics II
DAFTAR PUSTAKA

1. Haliday, D., Resnick, R. And Walker, J (2010): Fundamental of physics extended,


9thed, Wiley. New Jersey. ISBN: 978-0470469088. Chaper 21, page: 561-579

2. Michael Mansfield, Colm O’Sullivan (2011): Understanding Physics, 2nd ed, Wiley,
ISBN: 9780470746387. Chapter 15, page: 371-375

3. https://www.khanacademy.org/science/physics/electric-charge-electric-force-and-
voltage

SCIE6044 – Physics II

Anda mungkin juga menyukai