Anda di halaman 1dari 4

Nama : Novita Ilmana Loreta

Kelas : HES 4B

NIM : 12101193068

1. Alasan kenapa perlu adanya campur tangan pemerintah dalam ketenagakerjaan?


Campur tangan pemerintah dalam hal ini untuk memastikan keadilan. Terwujudnya
keaadilan antara pemerintah dan rakyat, pengusaha dan pekerja adalah dengan
memastikan salah satu diantaranya tidak berbuat curang kepada yang lain. Negara
dalam hal ini diwakili oleh pemerintah sebagai alat dari masyarakat yang mempunyai
kekuasaan untuk mengatur hubungan antara manusia di masyarakat. Adapun pasal
yang mengatur peranan pemerintah dilihat dalam pasal:
a. Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI); setelah menerima pencatatan dari
salah satu atau para pihak, instansi yang bertanggungjawab di bidang
ketenagakerjaan setempat wajib menawarkan kepada para pihak menyetujui
memilih penyelesaian melalui konsiliasi, atau melalui arbitrase.
b. Pasal 4 ayat (4) Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang PPHI dalam hal
para pihak tidak menetapkan pilihan penyelesaian melalui konsiliasi ataupun
arbitrase dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja, maka instansi yang
bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan melimpahkan penyelesaian
perselisihan kepada mediator.

Peranan pemerintah untuk penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui


mediasi.Dalam hal pekerja dan pengusaha melakukan hubungan kerja melalui
pembuatan suatu perjanjian kerja.Perselisihan hubungan industrial adalah tentang
penyelesaian perselisihan dalam hubungan industrial yaitu pertentangan antara
majikan atau perkumpulan majikan dengan serikat pekerja atau gabungan serikat
pekerja, berhubung dengan tidak adanya persesuaian paham mengenai hubungan
kerja, syarat-syarat kerja dan atau keadaan pekerja. Dalam hal mencegah perselisihan
hubungan industrial, pemerintah berperan penting karena bertindak sebagai
pengayom, pembina dan pengawas di dalam Hubungan Industrial. Karena itu sikap
pemerintah adalah:
a. Mengupayakan terciptanya hubungan yang harmonis antara serikat
pekerja/pekerja dan pengusaha melalui pendidikan dan penyuluhan,
b. Selalu bersikap sebagai Pembina, pengayom dan pamong dalam
menyelesaikan jika terjadi perbedaan pendapat antara pekerja/serikat pekerja
dengan pengusaha. Pasal 102 UU No. 13 tahun 2003 (UU Ketenagakerjaan)
yang mengatur Fungsi Dan Peran Pemerintah, Pekerja Dan Perusahaan dalam
hubungan industrial
a. Bisa dikategorikan pemagangan adalah bagian dari sistem pelatihan kerja yang
diselenggarakan secara terpadu antara pelatihan di lembaga pelatihan dengan
bekerja secara langsung dibawah bimbingan dan pengawasan instruktur atau
pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses produksi barang
dan/atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau
keahlian tertentu. Sehingga dalam hal ini mengacu pada definis pemagangan,
atau lebih jelasnya karyawan dalam masa pemagangan sebagai bagian dari
pelatihan kerja sudah dikategorikan bekerja. Ia bekerja secara langsung
dibawah bimbingn dan pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih
berpengalaman, dalam proses produksi barang dan/atau jasa di perusahaan,
dalam rangka menguasai keterampilan atau keahlian tertentu. Sebagai pekerja,
ia juga berhak atas imbalan dari pengusaha atau pemberi keja yang diterapkan
dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan.
2. Menurut saya karyawan dalam pemagangan mengacu pada bagian pelatihan kerja hal
ini sudah dikategorikan bekerja. Ia bekerja secara langsung dibawah bimbingan dan
pengawasan instruktur atau pekerja/buruh yang lebih berpengalaman, dalam proses
produksi barang atau jasa di perusahaan, dalam rangka menguasai keterampilan atau
keahlian tertentu. Sebagai pekerja, ia juga berhak atas imbalan dari pengusaha atau
pemberi kerja yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,
kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan.

3. Kekurangannya dalam program kerja pra kerja


a. Pada saat proses pendaftaran tidak tepat sasaran
Padahal dalam pendaftaran ini pemerintah menargetkan mereka yang
dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena dampak pandemi Covid-
19 menjadi peserta program tsb. Tetapi faktanya tidak semua orang bisa
mendaftar baik yang sudah bekerja atau sudah ter-PHK.
b. Kurasi materi pelatihan tidak dilakukan dengan kompetensi yang memadai
c. Hanya 13 persen dari 1895 pelatihan yang layak secara daring
d. Metode pelatihan hanya satu arah dan tidak memiliki kontrol atas penyelesaian
pelatihan yang sesungguhnya oleh peserta,
Dalam hal memberikan contoh pelatihan seperti menjahit dimana pengajar
memberikan contoh secara daring seharusnya pelatihan ini dilakukan dengan
tatap muka supaya bisa mengerti secara langsung tahapan serta pola yang akan
dibuat dasar untuk menjahit.

Kelebihannya

a. Bebas pilih pelatihan


b. Dapat uang saku
c. Mengembangkan dan menambah skill

4. hubungan dokter dan pasien karena persetujuan untuk melakukan sesuatu bagi dokter
untuk bersedia berusaha sesuai kemampuannya (semaksimal mungkin) untuk
memenuhi perjanjian. Yakni merawat dan berusaha dengan standar profesi medik
sedangkan pasien berkewajiban memberi imbalannya.

Bentuk perjanjian kerja untuk dokter dan perawat adalah perjanjian kerja (DHK), ada
yang didasarkan perjanjian (kontrak) melakukan jasa-jasa dan ada juga yang atas
dasar bagi hasil, serta bentu hubungan hukum lainnya. Disamping itu ada juga yang
menggangap sebagai tenaga kesehata yang didasarkan perjanjian kerja, dan sebagai
lainnya dengan sistem bagi hasil, sebagian lagi kontrak pelayanan kesehatan dalam
jangka waktu tertentu (tapi bukan perjanjian kerja waktu tertentu/PKWT). Meskipun
khusus untuk tenaga kesehatan perawat (para medis) pada umumnya dilakukan
dengan hubungan kerja berdasarkan perjanjian kerja.

5. perjanjian kerja adalah kesepakatan yang terjadi antara pekerja dan pengusaha baik
dalam tulisan maupun lisan, yang menurut poin-poin dari hak dan kewajiban dari
kedua belah pihak sesuai peraturan perundang yang berlaku.
Perjanjian kerja bersama adalah hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh
yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan
pengusaha, atau beberapa pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan
kewajiban kedua belah pihak. Dalam sebuah perusahaan, hanya dibuat 1 (satu) PKB
yang berlaku bagi seluruh pekerja/buruh di perusahaan. PKB dibuat secara tertulis
dalam bahasa Indonesia dan dengan huruf latin. Apabila PKB dibuat dalam bahasa
asing, maka PKB tersebut harus diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia pleh
penerjemah tersumpah.

Anda mungkin juga menyukai