Karsinoma Sel Basal Referat Anggelina
Karsinoma Sel Basal Referat Anggelina
Karsinoma sel basal (BCC) adalah kanker yang paling umum di Indonesia manusia.
Diperkirakan lebih dari 3 juta kasus baru terjadi setiap tahun di Amerika Serikat. Keganasan
menyumbang sekitar 75% dari semua kanker kulit nonmelanoma (NMSCs) dan hampir 25% dari
semua kanker yang didiagnosis di Amerika Serikat. Data epidemiologis menunjukkan bahwa
kejadian keseluruhan adalah meningkat di seluruh dunia secara signifikan sebesar 3% hingga
10% per tahun.1
BCC lebih umum pada orang yang lebih tua tetapi menjadi semakin sering pada orang yang lebih
muda dari 50 tahun. Christenson dan rekan kerjanya mencatat peningkatan BCC yang tidak
proporsional pada wanita yang lebih muda dari usia 40 tahun. Pria sedikit lebih sering terkena
daripada wanita. Tumor lebih sering terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 60 tahun, dan
57% pada pria. Sebagian besar BCC terletak di kepala dan leher.1
Sebanyak 76,6% kasus KSB subtipe superfisial sebagai suatu lesi datar dan hanya 23,4%
sebagai suatu lesi menimbul.4 Gambaran subtipe superfisial terlihat pada gambar 2.
Gambaran klinis yang menyerupai KSB tipe superfisial antara lain dermatofitosis,
keratosis likenoid, dan psoriasis. Predileksi pada batang tubuh dan bahu.
Lalas dkk, menemukan gambaran superfisial fine telangiectasis dan multiple small
erosions sebanyak 51,9% dan 15,6% kasus KSB subtipe superfisial. Superfisial fine
telangiectasis merupakan gambaran khas pada KSB subtipe superfisial seperti pada
gambar berikut :4
A. Gambaran klinis subtipe superfisial, B. Gambaran dermoskopi superfisial fine
telangiectasis (tanda bulat) dan multiple small erosions (tanda panah). Dikutip dari:
Lalas.5
KSB tipe pigmentasi merupakan subtipe paling jarang ditemukan dibandingkan dengan subtipe
KSB lainnya. Predileksi tersering pada wajah dan leher.
A. Gambaran klinis subtipe superfisial; B. Gambaran dermoskopi blue gray avoid nest
(tanda panah) dan superfisial fine telangiectasis (tanda bulat). Dikutip dari ; Braun.6
Gambar 5. KSB subtipe pigmentasi yang menyerupai subtipe superfisial
A. Gambaran klinis KSB subtipe pigmentasi; B. Gambaran dermoskopi spoke wheel
areas (tanda panah). Dikutip dari : Braun.6
Fibroepitelioma of pinkus merupakan subtipe KSB yang menyerupai tumor jinak. Subtipe KSB
ini jarang ditemukan. Herman Pinkus merupakan orang yang pertama kali menemukan KSB
subtipe ini pada tahun 1953. Gambaran klinis subtipe ini berupa lesi soliter tetapi kadang-kadang
dapat berupa lesi multiple berbentuk papula atau plak berbatas tegas. Lesi ini berwarna merah
muda atau coklat muda menyerupai warna daging seperti terlihat pada gambar 8a.
Pada KSB subtipe FOP kadang-kadang lesi dapat bertangkai (pedunculated), polypoid dengan
atau tanpa disertai ulserasi, sehingga lesi ini dapat didiagnosis banding dengan tumor jinak
seperti skin tag dan keratosis seboroik. Predileksi lesi ini di daerah lumba sacral tetapi dapat juga
pada daerah ekstremitas dan genitalia.8
Pada penelitian Zalau dkk hasil pemeriksaan dermoskop sesuai dengan gambaran histopatologis
yaitu KSB subtipe FOP white streak area merupakan gambaran khas berwarna putih yang
merupakan area fibrosis.
Daftar Pustaka
1. Carucci JA, Leffell DJ, Pettersen JS. Basal cell carcinoma. Dalam:
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DA, Wolff K,
penyunting. Fitzpatrick’s dermatology ini general medicine. Edisi
ke-9. New York: McGraw-Hill; 2012. hlm. 1884-6.
2. Wang SQ, Menzies SW. Basal cell carsinoma. Dalam: Marghoob AA, Malvehy
J, Braun RP. Penyunting. Atlas of dermoscopy. Edisi ke-2. London: Informa
Healthcare; 2012. Hlm.43.
3. Trigoni A, Lazaridou E, Apalla Z, Vakirlis E, Chrysomallis, Varytimiadis D,
dkk. Dermoscopic feature in the diagnosis of different types of basal cell
carcinoma a prospective analysis. Hippokratia. 2012;16;Hlm.32.
4. Lallas A, Tzellos T, Kyrgidis A, Apalla Z, Zalaudek I, Karatolias A.
Accuracy of dermoscopic criteria for discriminating superficial from other
subtypes of basal cell carcinoma. J Am Acad Dermatol. 2014;p.306-7.
5. Lallas A, dkk. Dermoscopy in the diagnosis and management of basal cell
carcinoma. Future Oncol. 2015;Hlm.2-3.
6. Braun RP, Scope A, Marghoob AA, Kerl K, Rabinovitz HS, Mahlevy J.
Histopathologic tissue correlation of dermoscopic structures. Dalam: Marghoob
AA, Malvehy J, Braun RP. Penyunting. Atlas of dermoscopy. Edisi ke-2. London:
Informa Healthcare; 2012. Hlm.41-42.
7. Soyer HP, Rigel DS. Wurm EM. Actinic keratosis, Basal cell carcinoma. Squamous
cell carcinoma. Dalam: Bolognia JL, Jorizzo JL, Rapini RP, penyunting.
Dermatology. Edisi ke-2. Philadelphia: Mosby; 2008. Hlm. 773-94.
8. Zalaudek I, Ferarra G, Broganelli P, Moscarella E, Mordente I, Giancomel J,
dkk. Dermoscopy patterns of fibroepithelioma of pinkus. Arch Dermatol.
2006: 142:1318-20.
Daftar Lampiran
1. Fritz Patrick
2. wang
2. trigoni
4. Lallas
5. lallas
6. Braun
7. Soyer
8. Zalaudek