Anda di halaman 1dari 3

Waduk Kedungombo

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah pengembangan sumber daya air
Dosen pengampu : Ir. Silviati Sumardi MM.

Disusun oleh :

Muhammad Syaukat Samad

(18410020)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS BOROBUDUR

2021
Waduk Kedungombo
Waduk Kedungombo (Hanacaraka:ꦮꦝꦸꦏ꧀ꦏꦼꦝꦸꦁꦲꦩ꧀ꦧ, bahasa Jawa: Wadhuk
Kedhungamba) merupakan salah satu waduk besar yang ada di Indonesia. Waduk Kedungombo
terletak di perbatasan tiga kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yaitu Kabupaten
Grobogan, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Boyolali tepatnya di Kecamatan Geyer, Kabupaten
Grobogan. Bendungan utama Waduk Kedungombo berada di perbatasan Desa Rambat dan Desa
Juworo, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan. Waduk ini menggunakan Kali Serang sebagai
sumber air utamanya sesaat pertemuan dengan Sungai Uter/ Sungai Kombo/ Sungai Banjaran.
Sumber air lainnya dipasok dari beberapa anak sungai besar maupun kecil lainnnya yang
menyuplai air ke Waduk Kedungombo antara lain Sungai Braholo, Sungai Tengah, Sungai
Nglanji, Sungai Tapen, dan Sungai Sambas.

Pembangunan
Pada tahun 1985 pemerintah merencanakan membangun waduk baru di Jawa
Tengah untuk PLTA berkekuatan 22,5 Megawatt (MW) dan dapat menampung air untuk
kebutuhan 70 Hektare sawah disekitarnya. Pembangunan Waduk Kedungombo ini dibiayai USD
156 juta dari Bank Dunia, USD 25,2 juta dari Bank Exim Jepang, dan APBN, dimulai tahun
1985 sampai dengan tahun 1989. Waduk mulai diairi pada 14 Januari 1989. Cangkupan
genangan waduk ini mencapai 6.576 Hektar (Perairan 2.830 Hektar dan Lahan Daratan 3.746
Hektar) dengan menenggelamkan 37 desa, 7 kecamatan di 3 kabupaten, yaitu Sragen, Boyolali,
Grobogan. Sebanyak 5.268 keluarga saat itu kehilangan tanahnya akibat pembangunan waduk
ini. Waduk ini akhirnya diresmikan oleh Presiden Soeharto, tanggal 18 Mei 1991. Peristiwa
penolakan penggusuran dan pemindahan lokasi permukiman oleh warga karena tanahnya akan
dijadikan Waduk Kedungombo karena kecilnya jumlah ganti rugi yang diberikan dikenal
dengan Kasus Kedung Ombo[1]
Pemanfaatan
 Irigasi
Dengan luas genangan ± 4.500 Ha serta volume tampungan air normal sebesar 723 Juta
M3, Waduk Kedungombo mampu mengairi lebih dari 60 ribu hektar lahan pertanian di
wilayah Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten
Pati dan Kabupaten Jepara. Areal seluas itu dilayani dari tiga bendung pengambilan di
sepanjang Kali Serang masing-masing Bendung Sidorejo, Bendung Sedadi dan Bendung
Klambu yang merupakan sungai yang dijadikan saluran untuk mengalirkan air Waduk
Kedungombo sejak pertama tanggal 14 Januari 1989 sampai sekarang. Untuk kebutuhan
air daerah irigasi yang dilayani dengan memperhitungkan pengaruh ketersediaan air pada
sungai – sungai lain di hilir waduk dan diperhitungkan pula aliran lateral Daerah
Tangkapan Air (DTA) di pintu – pintu pengatur dari Bendung tersebut.
 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
 Perikanan
 Pariwisata
 Mencegah Banjir
 Penampung Air

Anda mungkin juga menyukai